Kategori: PERISTIWA

  • Profesionalisme Kepolisian Dipertanyakan Warga Jayasari

    Profesionalisme Kepolisian Dipertanyakan Warga Jayasari

    LEBAK, BANPOS – Kasus dugaan penyerobotan tanah warga Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak masih belum mendapatkan titik terang dari pihak kepolisian setelah sebelumnya masyarakat diberi informasi oleh Bareskrim Polri bahwa kasus tersebut telah naik ke tahap penyidikan dan dijanjikan dalam waktu dekat akan segera ditetapkan tersangka.

    Aktivis Pemuda Pejuang Keadilan, Harda Belly, mempertanyakan profesionalisme Polda Banten dalam mengusut penyerobotan lahan warga Desa Jayasari tersebut. Menurutnya, proses hukum atas laporan masyarakat masih jauh dari rasa keadilan.

    “Polda Banten jangan tebang pilih dalam mengusut dugaan penyerobotan lahan di Desa Jayasari Lebak. Segera umumkan siapa-siapa yang menjadi tersangka karena proses hukum sudah lama berjalan dari penyelidikan naik ke penyidikan,” kata Harda kepada BANPOS, Rabu (20/9).

    Harda menilai, penegakan hukum masih cenderung merugikan masyarakat. Hal tersebut terjadi lantaran menurutnya masih adanya kesenjangan dalam penegakan hukum terhadap masyarakat menengah kebawah.

    “Kalau seperti itu maka jangan disalahkan kalau masyarakat tidak percaya dengan aparat kepolisian karena dalam prakteknya hukum masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah,” ujarnya.

    Harda minta Polda Banten agar dapat segera menetapkan tersangka dan mengusut kasus ini sampai ke akarnya lantaran sejak awal laporan dibuat, masyarakat masih menanti dan berharap besar bagi penegakan hukum untuk haknya.

    “Penetapan tersangka dari kepolisian dinantikan oleh masyarakat Lebak maupun seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya.

    Harda yang selama ini mengawal kasus tersebut menyadari kalau masyarakat sedang berlawanan dengan kekuatan besar. Karena itu, lanjut Harda,
    masyarakat percaya Aparat Kepolisian untuk menegakkan supremasi hukum yang berkeadilan.

    “Memang diduga ada kekuatan besar dibalik ini semua, Namun hukum harus tetap ditegakkan dan Aparat Kepolisian lah yang bisa melakukan itu,” terang Harda.

    Harda berharap, kasus tersebut cepat diselesaikan oleh Aparat Kepolisian dengan menetapkan semua yang terlibat dan tanah yang dirampas diganti dan dikembalikan ke pemiliknya.

    “Segera tangkap semua mafia tanah di Lebak dan kembalikan tanah yang sudah dirampas ke warga,” tandasnya.(MYU/DZH)

  • Berhasil Tingkatkan Produksi Co Firing, Pemkot Cilegon Terima Bantuan Bank Dunia Rp120 Milliar

    Berhasil Tingkatkan Produksi Co Firing, Pemkot Cilegon Terima Bantuan Bank Dunia Rp120 Milliar

    CILEGON, BANPOS – Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon dalam mengolah sampah menjadi energi pendamping batu bara terus menuai pujian dan perhatian banyak pihak. Atas keberhasilannya itu, Walikota Cilegon, Helldy Agustian pun menargetkan wilayahnya sebagai kota defisi sampah di 2025 mendatang.
    Helldy yang juga Ketua Partai Gerindra Kota Cilegon mengatakan, Pemkot Cilegon akan mendapatkan bantuan dari Bank Dunia untuk meningkatkan kapasitas produksi co firing menjadi 120 ton dari semula hanya 1,5 ton dan kini sudah meningkat menjadi 30 ton atas bantuan dari PLN.

    “Insha Allah bulan depan kita akan mendapatkan bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp120 miliar sehingga kapasitas produksi akan meningkat menjadi 400 ton perhari. Kami yakin di tahun 2025 Kota Cilegon akan defisit sampah,” ujar Helldy sebagaimana rilis Dinas Kominfo, Rabu (20 September 2023).

    Helldy memaparkan bahwa, metode penanganan sampah di Kota Cilegon sebelumnya dengan cara dibakar. Namun beberapa waktu lalu, cara tersebut menjadi bencana karena terjadi kebakaran hebat selama berhari-hari.

    “Sejak tahun 2021 cara pembakaran itu berhasil kami ubah dengan mengkonversi sampah menjadi sumber energi melalui kerjasama dengan PLTU Suralaya,” terang Helldy.

    Meskipun Kota Cilegon termasuk daerah yang dijadikan percontohan sebagaimana dinyatakan dalam Perpes No 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSa), ia dan jajarannya berinisiatif bisa mengembangkan sampah menjadi energi.

    “Alhamdulillah kami telah berhasil mengubah sampah menjadi energi. Sudah banyak kota/kabupaten lain belajar terkait pengelolaan sampah ini,” kata Helldy.

    Atas keberhasilannya itu, Kota Cilegon kembali menjadi pusat kajian dari berbagai Lembaga dan universitas terkait pengelolaan persampahan.

    Salah satunya kegiatan untuk meningkatkan kapasitas lokal dalam mengimplementasi Waste-to-Energy di Indonesia yang digelar oleh Resilience Development Initiative (RDI) dan University Of Queensland menggelar Capacity Building 2 yang bertajuk “Identifikasi Resiko Teknis RDF dan Study Tour ke RDF TPSA Bagendung Cilegon”, di sebuh hotel di Cilegon, kemarin.

    Kegiatan yang didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu dihadiri langsung oleh Walikota Cilegon Helldy Agustian, Koordinator Investasi dan Kerjasama Bioenergi Kementerian ESDM Trois Dilisusendi dan Deputy Programe Manager Resilience Development Initiative (RDI) Danang Azhari.

    Sementara, Danang Azhari selaku Deputy Programe Manager Resilience Development Initiative (RDI) menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Pemerintah Kota Cilegon dalam mengatasi permasalahan sampah.

    “Saya sangat mengapresiasi Kota Cilegon karena meskipun tidak di tunjuk dalam perpres namun telah berhasil mengatasi permasalahan sampah di wilayahnya,” ucap Danang.

    Danang mengungkapkan bahwa kegiatan Capacity Buliding merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahunnya.

    “Tahun ini menjadi yang kedua dimana sebelumnya kita sudah laksanakan kegiatan serupa, dan alhamdulilllah di tahun ini untuk jumlah peserta meningkat menjadi 70 orang yang sebelumnya hanya 50 orang,” tutur Danang.

    Untuk diketahui, RDI mengusung inovasi berupa Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengatasi permasalahan sampah, dimana dalam teknik pengelolaannya melibatkan konversi sampah domestik organik dan anorganik yang dapat dijadikan sebagai sumber energi untuk digunakan dalam pembakaran di PLTU, industri semen, industri tekstil, serta industri lainnya melalui proses Homogenizers dan Biodrying.

    Inovasi tersebut merupakan salah satu bentuk terobosan Waste-to-Energy yang mana selain dapat mengurangi timbulan akhir sampah, RDF dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan sumber energi berbasis fosil.
    Dalam konteks ini, Cilegon menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang telah berhasil mengubah sampah menjadi Energi yakni mengubah sampah menjadi co firing. (adv)

  • Informasi Revitalisasi Pasar Anyar Disebar

    Informasi Revitalisasi Pasar Anyar Disebar

    TANGERANG, BANPOS – PEMERINTAH Kota (Pemkot) Tangerang Banten membantu informasi ke masyarakat terkait relokasi pedagang Pasar Anyar yang direvitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

    Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan pada Setda Kota Tangerang, Yeti Rohaeti, mengatakan bahwa semua informasi akan dipasang di seluruh lokasi relokasi dan Pasar Anyar Tangerang.

    Kemudian, pemasaran produk dan lokasi relokasi, kata dia, juga akan masif diinformasikan kepada pelanggan agar tetap mudah menemukan produk langganannya.

    Baik masyarakat dan pedagang tak perlu khawatir kehilangan pelanggan, karena nanti Pemkot Tangerang akan membantu media informasi seputar data pedagang dan juga data dimana relokasinya," kata Yeti dalam keterangannya, Rabu (20/9).

    Selain itu, Pemkot Tangerang akan memasifkan segala informasi dalam tahapan hingga zonasi pedagang pada proses relokasi, sehingga seluruh pedagang dan masyarakat atau konsumen Pasar Anyar, tak perlu kebingungan atau ketakutan kehilangan pelanggan.

    Kami pastikan sosialisasi kepada pelanggan akan dilakukan agar proses jual beli juga tidak mengalami penurunan, ungkapnya.

    Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin, mengatakan bahwa pedagang Pasar Anyar akan dipindahkan ke lima lokasi berbeda sebagai penampungan sementara, di antaranya di Plaza Shinta, Mal Metropolis, Pasar Jatake, Pasar Modern Banjar Wijaya, dan Pasar Laris Cibodas.

    Direktur Prasarana Strategis Kementerian PUPR Esi Esiah mengungkapkan proyek revitalisasi Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, mulai dilaksanakan pada September 2023 dan ditargetkan rampung pada semester pertama 2024. (DZH/ANT)

  • Badut Keliling Nyambi Jual Tramadol Di Wilayah Tangerang

    Badut Keliling Nyambi Jual Tramadol Di Wilayah Tangerang

    TANGERANG, BANPOS – Seorang pria berprofesi sebagai badut keliling, ditangkap oleh Polresta Tangerang. Bagaimana tidak, selain menjadi badut, pelaku juga berkeliling sembari jualan obat – obatan daftar G seperti eximer dan tramadol di Kabupaten Tangerang.

    Kapolsek Panongan, Iptu Hotma Patuan Anggari Manurung, saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa badut keliling itu ditangkap tim unit reserse kriminal di Kawasan Citra Raya, Kecamatan Panongan, pada Senin (18/9).

    Saat pembekukan berlangsung, petugas menemukan barang bukti sebanyak 130 butir obat keras jenis eximer dan tramadol, serta uang tunai sebesar Rp212.000 yang dimiliki pelaku. Namun pihaknya membantah terkait adanya barang bukti sabu.

    Ya, benar kami telah mengamankan seorang pria sebagai badut yang menjadi pengedar obat- obatan. Jadi, tidak ada sabu-sabunya," ucapnya, Rabu (20/9).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Hotma Patuan menuturkan bahwa pelaku mengaku kepada petugas jika obat-obatan golongan G tersebut akan dikirim olehnya, sesuai permintaan pemesan.

    Jadi pelaku ini mengirimkan barang bukti itu sesuai pesanan, dengan modus badut undang di acara pesta, tuturnya.

    Dalam hal ini, pihak kepolisian masih melakukan pengembangan dan penyelidikan terkait asal usul barang bukti yang didapatkan pelaku.

    Sekarang masih kita kembangkan atas asal barang bukti yang didapatkan pelaku ini, ujarnya. Ia menambahkan, pelaku yang diketahui berprofesi sebagai badut keliling itu telah ditahan di Mapolsek Panongan. Untuk perkembangan selanjutnya nanti kita akan rilis secara resmi terkait kasus ini, tandasnya. (DZH/ANT)

  • Cilegon Jadi Percontohan Lab-MR dan APIP

    Cilegon Jadi Percontohan Lab-MR dan APIP

    CILEGON, BANPOS – Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Republik Indonesia (RI) menunjuk Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon menjadi percontohan Nasional atas implementasi Laboratorium Manajemen Resiko (Lab-MR) dan Kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP).

    Hal itu dibuktikan dengan penandatanganan nota perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang penyelenggaraan Laboratorium Manajemen Resiko dan Peningkatan Kapabilitas APIP yang dilakukan oleh Walikota Cilegon Helldy Agustian dan Deputi Kepala BPKP RI Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (PPKD) Raden Suhartono di Aula Sekretariat Daerah (Setda) II Pemkot Cilegon, Rabu (20/9).

    Walikota Cilegon Helldy Agustian mengatakan bahwa Laboratorium Manajemen Risiko sangat penting dalam memberikan kebiasaan yang lebih baik lagi kedepannya.

    “Kami tentunya mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih atas kepercayaannya bahwa Kota Cilegon menjadi pilot project dari 98 kota secara nasional. Jadi, hanya ada empat, di provinsi, di kabupaten, kota dan kementerian. Untuk Kota Cilegon kita yang dipercayai untuk pertama kali,” Helldy usai kegiatan, Rabu (20/9).

    Menurut Helldy, keberadaan Laboratorium Manajemen Resiko juga dapat menganalisis dan mengurangi resiko, sehingga bisa mengurangi hal-hal negatif dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Cilegon. Untuk itu, pihaknya akan terus meminta pendampingan kepada BPKP.

    “Setelah MoU ini kami minta pendampingan. Makanya, saya bilang dalam penyusunan RPJMD juga minta pendampingan dari BPKP agar resiko-resiko dalam RPJMD juga bisa berkurang,” tuturnya.

    Di tempat yang sama, Deputi Kepala BPKP RI Bidang PPKD Raden Suhartono menjelaskan, alasan Kota Cilegon terpilih menjadi percontohan dari 98 kota di Indonesia terkait Lab-MR dan Peningkatan Kapabilitas APIP, karena Pemkot Cilegon memiliki komitmen yang tinggi atas penerapan manajemen risiko dan Kapabilitas APIP di lingkungannya.

    “Ini baru pertama kali (Terpilihnya Kota Cilegon-red), salah satunya memiliki komitmen yang tinggi, Pimpinan Daerah dan Pimpinan OPD-nya. Kedua menunjukkan penerapan tata kelola pengendalian intern dan manajemen risiko yang menuju ke arah yang lebih baik,” jelasnya.

    Dalam hal ini, Suhartono mengaku, pihaknya akan terus melakukan pengawasan atas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional termasuk di daerah. Tujuannya, untuk memastikan agar pembangunan terjadi sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan pelayanan terbaik melalui penyelenggaraan pemerintahan.

    “Evaluasi atas penyelenggaraan SPP dan Manajemen Risiko serta Kapabilitas APIP dilakukan setiap tahun, sama dengan penilaian atau audit yang dilakukan oleh BPK atas laporan keuangan kepada Pemerintah Daerah kan setiap tahun,” tandasnya. (LUK/PBN)

  • Warga Cilegon Serbu Gerakan Pangan Murah DKPP

    Warga Cilegon Serbu Gerakan Pangan Murah DKPP

    CILEGON, BANPOS – Warga menyerbu gerakan pangan murah (GPM) yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon, Rabu (20/9).

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon Maman Mauludin mengatakan terselenggaranya kegiatan ini merupakan upaya Pemkot Cilegon dalam pengendalian harga bahan pokok.

    “Tentunya ini merupakan upaya Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk menstabilkan harga pangan di Kota Cilegon,” kata Maman, Rabu (20/9).

    Maman juga turut senang atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Terlebih dia melihat ada produk dari Kelompok Wanita Tani (KWT) di bawah binaan DKPP yang menghasilkan bahan bahan lokal dengan kualitas premium.

    “Ini juga kita pacu untuk alternatif pangan lokal terutama di fase elnino ini yang diperkirakan mulai September sampai Januari nanti,” jelasnya.

    Maman mengapresiasi DKPP Kota Cilegon yang turut membantu mengendalikan harga pangan bagi masyarakat. “Kontribusi semacam ini penting di tengah harga pangan yang fluktuatif akibat cuaca dan lain sebagainya,” kata dia.

    Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Kota Cilegon Cahyaning Sukarti menyampaikan bahwa Gerakan Pangan Murah digelar dalam rangka persiapan menghadapi acara keagamaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

    “Biasanya harga pangan di pasar melonjak naik, pada momentum Maulid Nabi ini karena permintaan masyarakat begitu tinggi. Nah, dengan digelarnya Gerakan Pangan Murah ini kami harap dapat mengantisipasi lonjakan harga tersebut,” ungkapnya.

    Cahyaning juga menyampaikan jumlah paket yang disediakan pada Gerakan Pangan Murah ini, yakni paket sembako dengan harga Rp91 ribu yang berisi beras, gula, dan minyak.

    “Kami siapkan sebanyak 250 paket. Namun jika sampai nanti sore kami rasa kurang akan kami tambah jumlahnya. Tentunya paket sembako ini hanya diperuntukan untuk masyarakat yang memiliki KTP Kota Cilegon,” lanjutnya.

    Selain paket sembako, ada juga kebutuhan pangan lainnya seperti gula, daging ayam, telur, bawang Putih dan bawang merah, cabai dan lain-lain dengan harga di bawah pasaran.

    Salah seorang warga Taman Raya, Maesofah (46), mengaku sangat terbantu dengan adanya Gerakan Pasar Murah tersebut. Terlebih, harga beras yang kini mengalami kenaikan signifikan.

    “Apalagi harga beras dan telur semakin tinggi, ya dengan ini kita sangat membantu untuk kami, apalagi kebutuhan sehari-hari walaupun beda sedikit, tapi cukup membantu,” ucapnya. (LUK/PBN)

  • Pengedar Sabu-Sabu 184,26 Gram Dibekuk

    Pengedar Sabu-Sabu 184,26 Gram Dibekuk

    CILEGON, BANPOS – Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Cilegon berhasil mengamankan dua pelaku pengedar dan kurir narkoba jenis sabu. Pelaku berinisial MF (42) dan SF (37). MF yang merupakan warga Kampung Nyamuk, Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang ditangkap polisi di pinggir jalan, tepatnya di Perumahan Pesona, Kecamatan Bojonegara pada Senin, 7 Agustus 2023 sekira pukul 15.30 WIB.

    Sementara SF ditangkap di kediamannya di Perumahan Bukit Cilegon Asri, Kelurahan Bagendung, Kota Cilegon pada Sabtu, 1 September 2023 sekira pukul 23.00 WIB.

    Wakapolres Cilegon, Kompol Rifki Seftirian Yusuf menerangkan saat penangkapan pelaku MF, polisi mendapati dari tangan pelaku 8 bungkus plastik bening berisikan kristal warna putih diduga narkotika jenis sabu-sabu seberat 3,36 gram, 3 bungkus plastik bening berisikan kristal warna putih diduga narkotika jenis sabu-sabu seberat 1,80 gram, dan 1 bungkus plastik bening berisikan berisikan kristal warna putih diduga narkotika jenis sabu-sabu seberat 4,32 gram.

    Selanjutnya, polisi melakukan pengembangan dengan menggeledah di rumah pelaku di Kampung Nyamuk, Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang dan mendapati 3 barang bukti yang sama seberat 27,86 gram, 5,62 gram, dan 20,14 gram. Tidak sampai di situ, polisi pun melanjutkan pengembangan ke rumah kedua dari tersangka MF dan mendapati 3 barang bukti yang sama juga seberat 100,84 gram, 10,16 gram, dan 10,16 gram.

    “Jadi dari proses penangkapan dan pengembangan tersebut, polisi berhasil mengamankan barang bukti narkotika diduga sabu-sabu dengan total berat 184,26 gram,” kata Rifki saat konferensi pers di Mapolres Cilegon, Rabu (20/9).

    Kompol Rifki mengatakan, penangkapan dua pelaku pengedar dan kurir tersebut berawal dari informasi yang didapat bahwa ada seseorang yang diduga mengedarkan narkotika jenis sabu-sabu di daerah Bojonegara.

    “Kemudian dilakukan penyelidikan yang dilakukan oleh Satresnarkoba dan pemantauan oleh Tim Resnarkoba Polres Cilegon,” katanya.

    Di tempat yang sama, Kasat Narkoba Polres Cilegon AKP Syamsul Bahri mengungkapkan bahwa motif pelaku mengedarkan barang haram tersebut dilatarbelakangi mencari keuntungan.

    “Motifnya adalah mencari keuntungan (uang). Jadi memang diedarkan untuk mencari keuntungan dari hasil penjualan,” ucapnya.

    Menurut Syamsul, kedua pelaku mendapat narkotika jenis sabu-sabu itu berasal dari seseorang dengan inisial A dan TM. Satu orang dengan inisial A saat ini tengah diproses di Polresta Bandar Lampung, sedangkan TM masih dalam proses pencarian dan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). (LUK/PBN)

  • P3K untuk Guru dan Nakes Kabupaten Pandeglang

    P3K untuk Guru dan Nakes Kabupaten Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Pandeglang, kembali membuka pendaftaran seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), Rabu (20/9). Ada sebanyak 624 formasi, terdiri dari tenaga guru sebanyak 400 formasi dan tenaga kesehatan sebanyak 224 formasi. Pendaftaran calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu berakhir pada 9 Oktober 2023 mendatang.

    Kepala BKPSDM Kabupaten Pandeglang Mochamad Amri mengatakan, pembukaan pendaftaran seleksi calon P3K itu sebagaimana diatur dalam Surat Pengumuman Nomor: 800.1.2.2/ 746 – BKPSDM/2023 tentang Penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang tahun anggaran 2023.

    “Berdasarkan hasil rapat, pendaftaran seleksi P3K dilakukan bulan ini (20 September 2023) dan berakhir sampai 9 Oktober 2023. Sekarang hari pertama pembukaan pendaftaran P3K untuk formasi guru dan kesehatan,” kata Amri, Rabu (20/9).

    Amri mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui ada berapa jumlah peserta yang melakukan pendaftaran, karena dilakukan secara online dan terkoneksi langsung ke Badan Kepegawaian Negara (BKN).

    “Belum ketahuan, karena kan menggunakan sistem online, jadi langsung ke BKN terkoneksinya,,” tambahnya.
    Kepala Bidang (Kabid) Promosi dan Mutasi BKPSDM Kabupaten Pandeglang Furkon mengatakan, pelaksanaan seleksi dilakukan langsung oleh pihak BKN dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).

    Tempat pelaksanaan, dilakukan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) BKN di Kota Serang.

    “Sekarang dilakukan langsung oleh BKN dengan menggunakan sistem CAT, baik untuk tes seleksi P3K guru maupun seleksi P3K kesehatan, semuanya dilakukan dengan menggunakan sistem CAT,” ujarnya.

    Bagi peserta Formasi guru, persyaratan paling utama yakni terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan sudah mengabdi minimal tiga tahun. Jadi, apabila baru satu tahun atau dua tahun, tidak bisa mengikuti seleksi meskipun sudah terdaftar di Dapodik.

    “Kalau tidak sesuai tidak bisa ikut seleksi. Karena syarat untuk formasi guru itu minimal sudah mengajar selama tiga tahun. Untuk jumlah peserta yang mendaftar, baru bisa kita ketahui di tanggal 9 Oktober atau hari terakhir pendaftaran,” katanya.(pbn/bnn)

  • Pemprov Banten Tidak Prioritaskan Masyarakat

    Pemprov Banten Tidak Prioritaskan Masyarakat

    SERANG, BANPOS – Kritikan terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam melakukan pemangkasan terhadap alokasi anggaran belanja modal pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2023 semakin meluas.

    Sebelumnya, salah seorang anggota Komisi IV DPRD Provinsi Banten dari Fraksi Gerindra, Muhammad Nizar melontarkan kritikan terkait kebijakan pemangkasan anggaran itu dengan mengatakan bahwa perencanaan anggaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten buruk.

    Kini hal senada juga disampaikan oleh Deputi Direktur PATTIRO Banten, Amin Rohani.
    Amin berpandangan dengan adanya kebijakan pemangkasan alokasi anggaran belanja modal membuktikan bahwa, Pemprov Banten belum sepenuhnya memprioritaskan kepentingan masyarakat.

    “Dapat dimaknai bahwa pemerintah masih belum memprioritaskan kepentingan masyarakat atau publik di atas kepentingan pemerintah itu sendiri,” ungkapnya kepada BANPOS.

    Menurutnya, Pemprov Banten seharusnya mengambil kebijakan penambahan jumlah porsi anggaran belanja modal, bukan malah sebaliknya

    Alasannya karena belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah yang dapat dirasakan langsung kebermanfaatannya oleh masyarakat.

    Lain halnya dengan belanja operasional yang dinilainya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat dampak dari kebermanfaatannya.

    “Idealnya belanja modal mesti lebih besar dibandingkan belanja operasional, karena belanja modal lah yang akan disalurkan untuk urusan-urusan yang langsung berkaitan dengan kepentingan pembangunan masyarakat,” ujarnya.
    Terlebih lagi saat ini, masih banyak permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat yang harus segera ditangani oleh Pemprov Banten.

    Seperti misalnya, pemerataan kualitas pendidikan yang dianggap belum sepenuhnya mampu dirasakan oleh masyarakat di Provinsi Banten.

    “Ketimpangan pendidikan masih terjadi, sebaran Sekolah Menengah Atas (SMA) masih belum merata,” terangnya.
    Tidak hanya di sektor pendidikan, permasalahan di sektor kesehatan seperti stunting dan kematian ibu dan anak juga tidak boleh luput dari perhatian Pemprov Banten.

    “Angka stunting masih di Kisaran 20 persen, begitu juga dengan angka kematian ibu dan bayi yang juga masih cukup tinggi,” imbuhnya.

    Oleh karena itu Amin menilai, berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka tidak tepat jika Pemprov Banten memutuskan untuk memangkas alokasi anggaran belanja modal yang yang sejatinya diperuntukan untuk kepentingan masyarakat.

    “Jelas itu kebijakan yang tidak tepat,” tegasnya.

    Ia pun menambahkan, seharusnya dipangkas itu bukanlah belanja modal melainkan tunjangan pegawai pemerintahan yang dialokasikan dalam belanja operasional.

    “Belanja operasional Pemprov Banten dapat ditekan melalui pemangkasan tunjangan kinerja yang menurut sebagian besar masyarakat masih terlalu tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya,” tandasnya.

    Sebelumnya, Partai Gerindra, Muhammad Nizar menyalahkan perencanaan Pemprov Banten yang dinilai tidak matang.
    Menurutnya, Pemprov Banten dalam menyusun perencanaan anggaran, terlalu tinggi memasang target SiLPA di APBD Murni 2023.

    Karena hal itulah kemudian menurutnya turut berdampak terhadap rencana pembiayaan belanja daerah di RAPBD Perubahan tahun ini.

    “Menurut saya itu adalah salah perencanaan terkait dengan penganggaran 2023. Karena ternyata SiLPA nya yang dipasang terlalu besar. Padahal waktu saya ingat tidak segitu yang dipasang, akhirnya berakibat kepada kekurangan anggaran, kan?” kata Nizar kepada BANPOS pada Selasa (19/9).

    Nizar menyebutkan SiLPA yang ditargetkan oleh Pemprov Banten di tahun 2023 angkanya mencapai Rp615 miliar, namun menurut keterangannya dari target yang ditetapkannya itu hanya mampu direalisasi sekitar Rp400 miliar.

    “SiLPA yang dipasang di 2023 Rp615 miliar, sementara SiLPA yang tercapai hanya sekitar Rp400 miliar lebih. Jadi hampir Rp200 miliar itu SiLPA yang ngawang-ngawang,” tuturnya.

    Di samping itu ia juga bertanya-tanya, mengapa Pemprov Banten berani memasang target yang tinggi terhadap SiLPA di APBD Murni Tahun Anggaran 2023.

    Ia menaruh curiga, barangkali memang sebenarnya Pemprov Banten sengaja merencanakan hal tersebut.

    “Seharusnya bukan SiLPA yang dipasang begitu tinggi. Kalau kayak gitu kan semacam SiLPA yang direncanakan,” ujarnya.

    Oleh karenanya, ia mengkritik keras keras kebijakan tersebut dengan mengatakan bahwa perencanaan Pemprov Banten buruk.

    “Inikan berarti perencanaannya yang buruk. Kok bisa berani pasang SiLPA yang begitu besar,” tandasnya.(CR-02/PBN)

  • Kabupaten Pandeglang Belum Ada Laporan Puso

    Kabupaten Pandeglang Belum Ada Laporan Puso

    PANDEGLANG, BANPOS – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, mulai melakukan antisipasi gagal panen alias puso. Beberapa hal yang dilakukan itu yakni, membangun sumur pantek dan memberikan bantuan sumur bor. Antisipasi ini dilakukan walaupun diklaim belum ada laporan puso yang didapatkan oleh DPKP.

    Kepala DPKP Kabupaten Pandeglang, M. Nasir mengatakan, kemarau panjang yang melanda Kabupaten Pandeglang selama tiga bulan lebih menyebabkan areal pertanian mengalami kekeringan, mulai dari tingkat ringan, sedang, dan berat.

    “Sawah atau areal pertanian yang mengalami kekeringan ringan, luasnya 837 hektare, kekeringan sedang 435 hektare, dan yang kekeringan berat luasnya 442 hektare. Kalau keseluruhan 1.914 hektare, tetapi belum ada kejadian puso,” kata Nasir, Rabu (20/9).

    Nasir mengatakan, untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya puso, pihaknya sudah membuat beberapa sumur pantek di lokasi yang mengalami kekeringan berat. Tindakan itu sengaja dilakukan, agar tanaman padi milik para petani bisa tetap dipanen meskipun terjadi kemarau panjang.

    “Kita sudah buat sumur pantek di Carita dua unit di dua titik, Carita pompa dua unit, Angsana empat unit sumur pantek dan dua unit pompa air, Cibaliung satu unit pompa, Pagelaran satu unit, Bojong pembangunan sumur dalam atau jiwa dua unit dan Mekarjaya siap satu unit,” terangnya.

    Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan bantuan puluhan pompa air kepada kelompok tani (Poktan) sebagai upaya menjaga pasokan air ke areal pertanian. Bantuan itu harus digunakan untuk kepentingan pertanian bukan yang lain.

    “Puluhan pompa sudah diturunkan mulai di Kecamatan Pagelaran, Cikeusik, Sobang, angsana, Carita, Cimanggu, Cibaliung, dan daerah berpotensi lainnya. Kita harapkan dengan pompa itu, air bisa tetap dipasok ke areal pertanian yang mengalami kekeringan,” paparnya.

    Nasir mengatakan, pihaknya akan terus berupaya agar di musim kemarau para petani masih tetap bisa mengolah lahan mereka. Salah satu hal utama yang harus dilakukan yakni dengan menjaga agar pasokan air ke sawah para petani tetap ada dan mengalir.

    “Kita berupaya untuk memanfaatkan potensi air yang ada dengan pompanisasi, melakukan pembuatan sumur pantek, jaringan irigasi air tanah, dan pompanisasi kalau memungkinkan. Untuk sumur pantek yang sudah dibor antara lain di Kecamatan Angsana, Bojong dan Carita,” katanya.

    Dikonfirmasi terpisah, Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pandeglang Anton Haerul Samsi berharap, agar ke depan pasokan air ke areal pertanian bisa terus ada meski musim kemarau. Dengan begitu, para petani bisa tetap mengolah lahan mereka dengan baik.

    “Ke depan harus ada solusi agar pasokan air bisa tetap ada untuk para petani. Makanya, kemarau yang melanda sekarang harus dijadikan sebagai bahan kebijakan, supaya ke depan ada sumber mata air yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian,” tandasnya.(PBN/BNN)