Tag: Air Bersih

  • Pramuka Kwarda Banten Salurkan Bantuan Air Bersih ke Carenang

    Pramuka Kwarda Banten Salurkan Bantuan Air Bersih ke Carenang

    SERANG, BANPOS – Kemarau panjang hingga kini masih terus melanda di sebagian besar wilayah Provinsi Banten, salah satunya adalah Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang.

    Oleh karena itulah Gerakan Pramuka Kwarda Banten menyalurkan bantuan air bersih untuk masyarakat di dua kampung yakni, masyarakat Kampung Pengasinan dan Kampung Kedung Sentul, Desa Walikunkun, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang pada Kamis (26/10) lalu.

    Dalam kegiatan tersebut turut hadir Ketua Pramuka Kwarda Banten Septo Kalnadi dengan turut dihadiri oleh Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Pramuka Kwarda Banten Furkon, serta Ketua Kwaran Kecamatan Carenang, Tirman.

    Septo mengatakan pihaknya dalam program tersebut telah menyalurkan setidaknya dua tangki mobil yang bermuatan air bersih untuk masyarakat tersebut.

    Dengan adanya bantuan tersebut Septo berharap, setidaknya kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dapat sedikit teratasi.

    “Kita ketahui dalam beberapa bulan ini Indonesia sedang mengalami kemarau panjang. Kami berharap, dengan bantuan air bersih ini bisa tercukupi kebutuhan air bersih untuk masak dan minum dalam beberapa hari ke depan,” kata Septo.

    Hal senada juga turut disampaikan oleh Ketua Pramuka Kwaran Kecamatan Carenang, Tirman.

    Tirman mengatakan bantuan tersebut sangatlah penting, sebab di musim kemarau panjang seperti saat ini, masyarakat merasa sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas MCK sehari-hari.

    Oleh sebab itu ia berharap dengan adanya bantuan air bersih itu kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dapat terpenuhi. Sehingga aktivitas MCK mereka tidak menuai hambatan.

    “Bakti sosial yang dilakukan oleh Kwarda Banten ini berupa penyaluran dua tangki air bersih yang diharapkan bisa membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya di tengah kemarau panjang yang saat ini terjadi di wilayah kami,” tandasnya. (CR-02)

  • PDAM Kabupaten Lebak Dituding Tak Evaluasi Kualitas Air

    PDAM Kabupaten Lebak Dituding Tak Evaluasi Kualitas Air

    LEBAK, BANPOS – Kualitas air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
    Dharma Kabupaten Lebak, banyak dikeluhkan warga khususnya Kelurahan Muara Ciujung Timur (MCT),
    Rangkasbitung. PDAM pun dituding tidak melakukan evaluasi, atas kualitas air yang didistribusikan
    kepada masyarakat.

    Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam, Ratu Nisya Yulianti, mengatakan bahwa sudah berulang kali
    masyarakat mengeluh dan protes atas buruknya kualitas air PDAM Tirta Dharma Kabupaten Lebak, yang
    dinilai tidak layak untuk digunakan atau dikonsumsi. Kualitas air yang mengalir ke rumah warga
    seringkali berwarna kecokelatan seperti comberan atau air teh.

    “Bukan lagi karena kondisi atau cuaca, nampaknya memang PDAM Tirta Dharma tidak pernah
    mengutamakan kualitas sehingga menjadi kebiasaan tidak memberikan pelayanan yang terbaik untuk
    masyarakat. Sangat kesal dengan layanan air PDAM yang kualitas air bersihnya semakin hari semakin
    buruk. Namun PDAM Tirta Dharma Kabupaten Lebak terkesan tak menghiraukan permasalahan
    tersebut,” ujar Ratu kepada BANPOS, Kamis (21/9).

    Ratu yang juga pelanggan PDAM ini menjelaskan, air yang mengalir ke rumahnya bukan seperti air
    ledeng pada umumnya, tapi seperti air got atau mirip teh karena warnanya coklat.

    “Bagaimana kita tidak kesal, alasannya selalu tercemar limbah dan lain sebagainya, terus kemana selama
    ini pihak PDAM Tirta Dharma Kabupaten Lebak,” jelasnya.

    Ia menerangkan, persoalan PDAM memang tidak kunjung selesai, membuat masyarakat kecewa
    lantaran sudah bayar tiap bulan ke PDAM sangat mahal, namun nyatanya sampai saat ini air yang
    diterima berkualitas buruk.

    Menurut Ratu, air dengan kondisi yang kotor tersebut tidak layak digunakan, terlebih masyarakat yang
    biasa menggunakan air tersebut untuk masak.

    “Jika dipaksakan, khawatir malah menimbulkan penyakit. Jangankan untuk bersih-bersih, untuk wudhu
    ibadah pun tidak bisa, apalagi kalau digunakan untuk masak siapa yang akan bertanggung jawab jika ada
    efek yang ditimbulkan dirasakan oleh masyarakat akibat kualitas air yang buruk oleh PDAM Tirta Dharma
    Kabupaten Lebak” tegasnya.

    Ratu memaparkan, kalau kualitas air PDAM yang kotor ini terus dibiarkan dan tidak dicari solusinya,
    maka pihaknya tidak segan-segan untuk melapor kepada instansi yang berwenang.

    “Tentu persoalan kemarin tidak dijadikan bahan evaluasi, artinya memang sistem kerja PDAM Tirta
    Dharma Kabupaten Lebak sangat buruk sehingga tidak menerapkan prinsip kualitas dan kesehatan
    masyarakat tidak diutamakan. Pimpinan Daerah wajib tahu karena ini Perusahaan Daerah, agar tidak
    menjadi tradisi dan budaya PDAM Tirta Dharma Kabupaten Lebak,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Terdampak Kekeringan Kabupaten Pandeglang Dapat Bantuan

    Terdampak Kekeringan Kabupaten Pandeglang Dapat Bantuan

    PANDEGLANG, BANPOS – Kemarau panjang yang terjadi beberapa bulan terakhir di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang, mengakibatkan krisis air bersih.

    Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga yang mengalami krisis air bersih, gabungan lembaga sosial memberikan bantuan air bersih di Desa Idaman, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang.

    Gabungan lembaga sosial yang memberikan bantuan air bersih tersebut diantaranya Amanah Takaful, Amanah Humanity Response (AHR), MA Care, Alfiyah Mubarokah, Permata Akuarium yang bekerjasama dengan BPBD Pandeglang.

    Ketua AHR Pandeglang, Fakih Umar Yasin mengatakan, saat ini pihaknya bersama lembaga sosial lainnya telah menerjunkan satu unit tangki air bersih untuk puluhan warga yang terdampak kekeringan di Desa Idaman, Kecamatan Patia.

    “Kita gabung bersama untuk mendistribusikan 5.000 liter air bersih untuk masyarakat Desa Idaman yang terdampak kekeringan. Karena warga saat ini kesulitan untuk mendapatkan air bersih,” kata Fakih kepada wartawan.

    Menurutnya, penanganan dampak kekeringan ini bukan hanya dilakukan di Desa Idaman saja, akan tetapi ke desa-desa yang lain di beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang.

    “Kita siapkan 10 unit mobil tangki air untuk penanggulangan krisis air bersih ini. Namun pendistribusiannya dilakukan secara bertahap, karena armadanya terbatas,” terangnya.
    Sementara, Kepala Desa Idaman, Ilman mengaku, bantuan air bersih kepada warganya yang terdampak kekeringan terus mengalir. Karena memang, akibat kemarau panjang ini warganya kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

    “Kami sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu warga kami yang sedang mengalami krisis air bersih. Karena warga kami saat ini kesulitan air bersih,” katanya.

    Dijelaskannya, dampak kemarau panjang ini sumber mata air milik warga sudah banyak yang mengering, bahkan untuk memenuhi kebutuhan mandi dan mencuci, warganya terpaksa harus menggunakan air sungai atau sumur resapan yang masih mengeluarkan air.

    “Untuk itu, bantuan air bersih sangat berarti bagi warga kami. Sekali lagi kami sampaikan banyak terimakasih kepada AHR dan lembaga lainnya yang sudah peduli terhadap warga kami,” ungkapnya.

    Terpisah, salah seorang warga terdampak krisis air bersih, Onah mengaku, sangat terbantu dengan adanya bantuan air bersih ini. Karena selama kemarau ini, ia dan warga lainnya menggunakan air Sungai Cimoyan dan sumur resapan untuk memenuhi kebutuhan mencuci, mandi hingga minum.

    “Alhamdulillah bantuan air bersih datang lagi, kami sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang sudah peduli kepada kami yang saat ini kesulitan mendapatkan air bersih,” ujarnya.(dhe/pbn)

  • Ratusan Ribu Liter Air Bersih Didistribusikan Di Lebak

    Ratusan Ribu Liter Air Bersih Didistribusikan Di Lebak

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak telah mendistribusikan air bersih sebanyak 310.540 liter di 18 kecamatan dan 40 desa, akibat kemarau panjang yang menyebabkan keringnya sumur dalam tanah sebagai sumber air bersih.

    Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik (KL) pada BPBD Kabupaten Lebak, Agust Riza Faisal. Menurut Agust, pihaknya terus melakukan pendistribusian air bersih ke desa-desa, yang dilanda krisis air bersih.

    Ia mengatakan, pendistribusian air bersih dilakukan setiap hari oleh pihaknya sejak ditetapkan status darurat kekeringan di Lebak pada pertengahan Agustus 2023 kemarin.

    "Kami mendistribusikan pasokan air dengan menerjunkan tiga unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki," kata Agust, Rabu (30/8).

    Menurut dia, BPBD Lebak dalam menghadapi kemarau ekstrem itu memberikan pelayanan kepada masyarakat selama 24 jam. Karena itu, pihaknya menyampaikan kepada masyarakat yang dilanda krisis air bersih, untuk segera mengajukan ke BPBD Lebak dengan perrsyaratan diketahui kepala desa dan aparatur kecamatan setempat.

    "Kami akan mendistribusikan air bersih setelah terpenuhi persyaratan itu," ujarnya. Ia menyebutkan, kekeringan ini dipastikan meluas ke kecamatan lainnya jika tidak ada curah hujan hingga Oktober 2023. Saat ini, kekeringan yang mengakibatkan krisis air sudah berlangsung di 18kecamatan.

    "Kami berharap kemarau itu tidak berlangsung lama, sehingga ketersediaan air bisa terpenuhi untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK)," ungkapnya.

    Sementara itu, warga Panggarangan Kabupaten Lebak, Mulyadi, mengaku bahwa masyarakat yang menerima pendistribusian air bersih dari BPBD setempat cukup terbantu untuk keperluan MCK selama tiga hari ke depan.

    "Kami pendistribusian pasokan air bersih yang diterima itu cukup tiga hari ke depan untuk MCK," kata Mulyadi (40) warga Panggarangan Kabupaten Lebak. (DZH/ANT)

  • Pemkab Distribusikan Air Bersih ke Pedalaman Panggarangan

    Pemkab Distribusikan Air Bersih ke Pedalaman Panggarangan

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mendistribusikan pasokan air bersih hingga ke pedalaman di Kecamatan Panggarangan, dengan jarak mencapai 130 kilometer dari Rangkasbitung.

    ”Kami tetap komitmen untuk membantu masyarakat yang dilanda krisis air bersih,” kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama, di Lebak, Minggu (27/8).

    Diketahui, Pemkab Lebak telah menetapkan status darurat kekeringan sehingga masyarakat yang
    dilanda krisis air bersih, perlu mendapatkan pendistribusian air bersih. Saat ini, pendistribusian air bersih ke pedalaman di Kecamatan Panggarangan dengan jarak tempuh dari Rangkasbitung sekitar 130
    kilometer. Mereka mendapatkan pasokan air bersih sebanyak 18.000 liter dengan menerjunkan tiga unit
    kendaraan.

    ”Kami hingga sekarang telah mendistribusikan air bersih sebanyak 130.200 liter di 28 kecamatan dengan 23 desa,” ujarnya.

    Menurut dia, pihaknya mengkhawatirkan krisis air bersih itu dapat menimbulkan ancaman ketersediaan
    pangan, karena areal persawahan mengalami kekeringan. Selain itu juga kekeringan itu berpotensi
    menularkan berbagai penyakit yang membahayakan bagi kesehatan manusia.

    Berdasarkan prediksi, kekeringan ekstrem puncak terjadi hingga September 2023, sehingga dipastikan
    kemarau meluas ke sejumlah kecamatan lainnya. Saat ini, kata dia, masyarakat yang dilanda krisis air
    bersih mencakup 18 kecamatan.

    Masyarakat yang dilanda kekeringan terpaksa memanfaatkan air aliran sungai, irigasi dan kolam, yang
    kondisinya tidak layak untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK), karena sudah keruh dan berwarna.

    ”Jika warga menggunakan air yang tidak layak untuk MCK tentu berpotensi menimbulkan penyakit
    menular dan stunting,”ungkapnya.

    Sementara itu, warga Panggarangan menyambut positif dengan pendistribusian air bersih dari BPBD
    setempat, karena bisa memenuhi untuk keperluan MCK selama tiga hari ke depan. Masyarakat di daerah
    itu kini untuk mendapatkan air bersih harus mengambil air dari sungai, dengan jarak tempuh sekitar 1
    kilometer dari pemukiman.

    ”Kami jika ingin air bersih sungai tentu harus mengeluarkan uang Rp20 ribu untuk membayar ojek
    motor,” kata Mulyana, seorang warga Panggarangan Kabupaten Lebak. (DZH/ANT)

  • Ketua DPRD Salurkan Air Bersih

    Ketua DPRD Salurkan Air Bersih

    PANDEGLANG, BANPOS – Ketua DPRD Pandeglang, TB Udi Juhdi mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang yang dilanda kekeringan.

    Puluhan warga di Desa Patia, Kecamatan Patia, beramai-ramai membawa jerigen dan bak penampungan air untuk mendapatkan air bersih yang disalurkan oleh Ketua DPRD Pandeglang tersebut.

    Ketua DPRD Pandeglang, Tubagus Udi Juhdi mengatakan, berawal dari banyaknya keluhan masyarakat Patia yang saat ini mengalami krisis air bersih akibat dilanda kekeringan, pihaknya langsung menerjunkan beberapa armada mobil tangki air untuk membantu masyarakat yang mengalami krisis air bersih.

    “Masyarakat di Patia saat ini mengalami krisis air bersih. Maka hari ini kita menyalurkan bantuan air bersih di beberapa titik diantaranya Desa Patia, Surianeun, Simpang Tiga dan desa lainnya,” kata Udi kepada wartawan di Kecamatan Patia, Sabtu (19/8).

    Menurutnya, dalam menanggulangi krisis air bersih yang dialami oleh masyarakat ini, pihaknya akan mendistribusikan sebanyak 40 ribu liter air bersih.

    “Hari ini di wilayah Patia dan nanti kita juga akan mendistribusikan air bersih ke daerah lain yang dilanda kekeringan,” ujarnya.

    Dijelaskannya, dampak kemarau panjang ini masyarakat di Kabupaten Pandeglang mulai mengalami krisis air bersih. Seperti yang dialami oleh masyarakat Kecamatan Patia saat ini.
    “Tentu kita akan hadir ditengah kesulitan masyarakat, kita akan terus berupaya dalam menanggulangi krisis air bersih,” ungkapnya.

    Di tempat yang sama, Sekretaris Camat Patia, Tatang Fauzi mengaku, hampir semua desa di Kecamatan Patia dilanda kekeringan, dan akibatnya masyarakat mengalami krisis air bersih.
    “Kami ucapkan banyak terimakasih kepada Ketua DPRD Pandeglang, yang sudah membantu warga kami yang kesulitan air bersih,” katanya.

    Dijelaskannya, dari sebanyak 10 desa yang saat ini dilanda kekeringan, ada beberapa desa yang kondisinya lebih parah yaitu Desa Surianeun, Simpang Tiga, Cimoyan, Patia, Babakankeusik, Ciawi dan Rahayu.

    “Dengan adanya bantuan air bersih ini, masyarakat kami sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan air. Karena selama kemarau ini air bersih di sejumlah desa di Patia sulit didapat oleh masyarakat,” terangnya.

    Sementara, salah seorang warga Desa Patia, Sumiati mengaku merasa senang dengan adanya bantuan air bersih ini. Karena selama kemarau ini, ia dan warga lainnya sangat kesulitan mendapatkan air bersih, karena semua sarana air bersih seperti sumur bor dan sumur gali milik warga sudah mengering.

    “Alhamdulillah kami senang dengan adanya bantuan air bersih ini. Terimakasih kepada bapak dewan yang sudah membantu kami dalam memenuhi kebutuhan air bersih,” katanya.

    Sejauh ini, lanjut Sumiati, ia dan warga yang lain ketika hendak mendapatkan air bersih, harus pergi ke sumur gali yang ada di hutan yang jaraknya sejauh kurang lebih 1 kilometer dari perkampungan.

    “Sebelum ada bantuan air ini, kami harus pergi ke hutan untuk mendapatkan air bersih. Karena disana (hutan) ada satu sumur gali yang saat ini kondisi airnya masih memadai. Tapi sekarang Alhamdulillah ada bantuan, sehingga hari ini tidak perlu pergi ke sumur gali,” ungkapnya. (dhe/pbn)

  • Krakatau Posco Turut Serta Wujudkan Impian Air Bersih Bagi Warga Watu Lawang

    Krakatau Posco Turut Serta Wujudkan Impian Air Bersih Bagi Warga Watu Lawang

    CILEGON, BANPOS – PT Krakatau Posco turut berkontribusi dalam penyediaan sarana air bersih bagi warga Watu Lawang, Kelurahan Gerem, Kota Cilegon. Sarana air bersih ini telah diresmikan oleh Walikota Cilegon Helldy Agustian pada hari Rabu (21/12/22) lalu.

    Setelah puluhan tahun menantikan adanya ketersediaan air bersih, masyarakat Watu Lawang dapat merasakan sarana air bersih sumur bor dan bak penampungan air bersih. Ketersediaan air bersih ini dapat terwujud atas kerjasama yang luar biasa antara Pemerintah Kota Cilegon beserta dengan puluhan pelaku industri yang berada di Kota Cilegon.

    Corporate Secretary Team Leader, Vicky Muhammad Rosyad Fadillah mengatakan Krakatau Posco telah berkontribusi dalam pembangunan satu kolam penampungan dari total 3 kolam penampungan yang tersedia, 600 meter pipa untuk mengalirkan air bersih, dan juga kelengkapan bahan bangunan. Dalam acara ini juga diserahkan piagam penghargaan oleh Pemerintah Kota Cilegon kepada 30 perusahaan yang telah berkontribusi dalam mewujudkan sarana air bersih di lingkungan Watu Lawang, Kelurahan Gerem, Kota Cilegon.

    “Dalam kesempatan ini Krakatau Posco sebagai masyarakat industri yang memiliki filosofi tumbuh sebagai perusahaan baja terbaik di mana kepedulian kita sebagai masyarakat industri terhadap situasi yang berkembang dan turut serta dalam membantu menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan dan menegakkan peran perusahaan untuk lingkungan dan masyarakat khususnya masyarakat Kota Cilegon agar lebih baik,” tuturnya melalui siaran pers yang diterima BANPOS, Jum’at (23/12/2022).

    Maka, dengan melihat latar belakang hampir puluhan tahun masyarakat Watu Lawang kesulitan akses air bersih, dan masyarakat harus mengambil air dari sungai untuk kebutuhan sehari – hari, lanjut Vicky, Krakatau Posco turut serta menjadi bagian dari penyelenggara pengadaan sarana air bersih di Watu Lawang.

    Sementara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian mengatakan dalam sambutanya bahwasanya Pemerintah Kota Cilegon memberikan perhatian dan kepedulian yang menyeluruh terhadap masyarakat Kota Cilegon, tidak ada pembeda antara masyarakat yang berada dibawah perkotaan dengan masyarakat yang ada diatas gunung.

    Helldy berharap semoga dengan adanya akses air yang sudah ditunggu puluhan tahun oleh masyarakat Watu Lawang ini dapat bermanfaat dan dijaga dengan baik secara bersama-sama oleh masyarakat dan pemerintah sekitar.

    “Semua sudah bisa kita realisasikan berkat bantuan seluruh industri termasuk Krakatau Posco saya sangat berterima kasih. Karena Kota Cilegon ini milik kita bersama, industri sangat berkontribusi kepada pemerintah dalam membantu bersama-sama dengan pemerintah dalam membangun Kota Cilegon kedepannya menjadi lebih baik,” tutur Helldy. (LUK)

  • Waspada Air Galon AQUA Palsu, Isinya Ternyata Air Tanah

    Waspada Air Galon AQUA Palsu, Isinya Ternyata Air Tanah

    CILEGON, BANPOS – Untuk masyarakat Kota Cilegon khususnya dan Banten pada umumnya, waspadalah dalam memilih air minum galon atau air minum kemasan. Kini banyak beredar air galon dengan merek ternama, namun berisi air tanah biasa.

    Kepolisian Resor (Polres) Cilegon berhasil mengungkap kasus pemalsuan air minum kemasan galon merek AQUA oleh sejumlah orang. Pelaku mengisi galon itu dengan air tanah dan disegel dengan tutup merek AQUA. Selanjutnya, galon-galon itu diedarkan ke masyarakat.

    Polisi menangkap tersangka berinisial MB (32) selaku pemilik tempat usaha depot pengisian isi ulang air serta empat anak buahnya, TH (30), SF (33), YR (30) dan SM (30) diamankan petugas Satreskrim Polres Cilegon yang tengah berpatroli dan mencurigai aktifitas di depot tersebut pada Sabtu (16/7/2022) sekitar pukul 13.00 WIB di Komplek Bumi Panggungrawi Indah (BPI), Kelurahan Panggungrawi, Kecamatan Jombang.

    Kapolres Cilegon AKBP Eko Tjahyo Untoro mengatakan, pihaknya sejatinya telah mengidentifikasi sebanyak 6 orang pelaku tindak pidana perlindungan konsumen dan pangan, di mana 5 orang pelaku telah berhasil diamankan dan 1 orang pelaku tengah dalam pencarian atau masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

    Lebih lanjut AKBP Eko mengatakan aksi pemalsuan isi air mineral itu diketahui telah berlangsung selama dua tahun dan berhasil meraup keuntungan hingga Rp28 juta per bulan. Para pelaku dinyatakan telah melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan.

    “Di salah satu gudang agen AQUA, keadaan tertutup namun melihat adanya kegiatan yang mencurigakan sehingga anggota masuk dan melakukan pemeriksaan ke dalam gudang dan melihat pelaku MB, SF dan TH sedang mengganti tutup galon bermerek Hydro X-Tra dengan tutup galon bermerek AQUA, sementara isi dari air galon tersebut bersumber dari depot air,” kata Kapolres kepada awak media saat konferensi pers di Mapolres Cilegon, Jum’at (22/7/2022).

    Kemudian dikatakan AKBP Eko, salah satu pelaku berinisial MB yang memiliki depot air isi ulang tersebut dapat mengoplos air mineral dalam kemasan galon yang ditukar dari salah satu merek ke merek yang lain mencapai kurang lebih 100 galon setiap harinya.

    “Dalam satu bulan bisa memproduksi kurang lebih 2.500 galon, dijual dengan harga Rp16.000. Keuntungan Rp2.000 per galon, keuntungannya mencapai Rp28 juta perbulan,” pungkasnya.

    Di tempat yang sama, Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Mochamad Nandar mengungkapkan, pihaknya berhasil menyita sebanyak 90 galon yang telah disegel dengan tutup asli namun diduga isinya palsu atau oplosan, serta tisu dan tutup galon asli.

    “Pelaku mengganti tutup galon yang awalnya bermerek Hydro X-Tra diganti dengan tutup galon bermerk Aqua dan di distribusikan ke toko atau warung untuk mendapatkan keuntungan,” katanya.

    Lebih lanjut, AKP Mochamad Nandar mengatakan, tersangka MB yang memiliki gudang dan depot air isi ulang, memiliki peran memberi perintah dan mendapat keuntungan, sementara pelaku lainnya membantu proses oplos air kemasan galon tersebut.

    “Sementara tersangka SS masih dicari keberadaannya atau masuk dalam DPO. SS memiliki akses ke salah satu merek, yang mana tersangka dapat menyuplai dan memberi tutup merek ke MB,” ujarnya.

    Dengan adanya kasus tersebut, AKP Mochamad Nandar mengimbau masyarakat agar lebih teliti saat membeli air kemasan galon yang dijual disejumlah warung atau distributor.

    “Ke depan, masyarakat diharapkan dapat membedakan yang asli dan yang palsu, saat membeli agar dilihat lagi nomor register di tutup dan badan galon jangan sampai berbeda,” tandasnya.

    Akibat perbuatannya tersebut, para pelaku dijerat dengan Pasal 62 Ayat (1) Juncto, Pasal 8 Ayat (1) huruf (A) dan (D) UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Pasal 143 Juncto, Pasal 99 UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan Juncto dan Pasal 55 Ayat (1) KUHPidana dengan ancaman 5 tahun penjara. (LUK)

  • Pasca-banjir, Warga Gerem Kagungan Kesulitan Air Bersih

    Pasca-banjir, Warga Gerem Kagungan Kesulitan Air Bersih

    CILEGON, BANPOS,- Warga korban banjir bandang di sejumlah kampung di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon mulai kesulitan air bersih.

    Seperti di Link Gerem Kagungan RT 03/06 warga setempat yang selama ini mengandalkan sumber mata air dari perbukitan, kini kesulitan karena sumber mata air rusak tergerus longsoran tanah.

    “Sejak hari Minggu lalu yang banjir dan longsor di perbukitan itu, sumber mata air rusak dan tertimbun lumpur serta bebatuan. Juga paralon milik warga yang tersambung ke sumber mata air rusak dimana mana. Air yang ada hanya cukup satu hari kmarin,” ujar ustad Muachir kepada Banten Pos, Selasa (6/5).

    Menurutnya untuk keperluan minum dan memasak, warga membeli air galon. Sedangkan untuk mandi dan cuci baju terpaksa menggunakan aliran air perbukitan yang warnanya sedikit keruh.

    Ia berharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan air bersih kepada warga di lingkungan nya dan umumnya warga di sekitar perbukitan yang menjadi korban banjir bandang, Minggu lalu.

    “Semoga lekas ada bantuan dari pemerintah dan para pihak untuk penyediaan air bersih bagi warga kami,” ucap ustad Muachir.

    Sementara itu, wilayah Gerem Kagungan dan sekitarnya jalanan masih banyak dipenuhi lumpur dan sampah bekas longsoran.

    Warga setempat dan dibantu sejumlah relawan, termasuk Satuan Banser Banten, Banser Serang dan Banser Cilegon terus membantu melakukan pembersihan lumpur dipemukiman dan jalan lingkungan.

    Meski banyak relawan yang terjun di lokasi banjir, akan tetapi blom bisa menjamah tumpukan material lumpur yang ada.

    Warga masih mengharapkan bantuan tenaga dari relawan untuk memulihkan kondisi lingkungan warga sekitar terdampak banjir bandang.(BAR).