Tag: Anies Baswedan

  • Anies Terima Tantangan

    Anies Terima Tantangan

    JAKARTA, BANPOS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) menantang bakal Capres; Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk debat terbuka. Mendapat tantangan itu, Anies langsung menerimanya.

    Tantangan itu disampaikan Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang, kemarin. “Silakan datang ke UI jika berani. Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua Capres untuk hadir ke UI. Karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian,” ujarnya.

    Undangan debat terbuka itu disampaikan Melki merespons putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang merevisi materi Pasal 280 ayat (1) huruf h Undang-Undang Pemilu. Dalam revisinya disebutkan kampanye diperbolehkan di tempat pendidikan asal mendapat izin dari penanggung jawabnya dan hadir tanpa atribut kampanye.

    Melki menilai, sosialisasi yang dilakukan Capres terkesan membosankan. Menurutnya, banyak ujaran minim substansi atau sekadar lip service. Karena itu, dengan adanya putusan MK tersebut bisa dijadikan ajang bagi akademisi kampus untuk menguji gagasan para Capres. Momentum ini juga bisa mengembalikan citra kampus sebagai lembaga yang kritis.

    “Sudah saatnya setiap kampus kembali ke marwahnya sebagai tempat pencarian kebenaran guna sebesar-besarnya kemaslahatan bangsa. Tiap calon pemimpin harus diuji kapasitas dan substansinya di dalam kampus secara serius daripada sekadar jualan pencitraan dan kampanye tak bermutu,” kata Melki.

    Lalu apa tanggapan Capres terkait itu? Kemarin, baru Anies yang menanggapi langsung tantangan BEM UI itu. “Yuk, kapan?” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu, di akun media sosialnya, kemarin.

    Juru bicara Anies, Surya Tjandra menambahkan, Anies dengan senang hati akan datang. Apalagi, saat ini, pihaknya tengah mendekati para anak muda.

    Menurut dia, Anies pada Minggu depan juga akan ke Fisip UI hadiri kuliah kebangsaan.

    “Kebetulan 29 Agustus 2023 Fisip UI bikin acara dengan mengundang tiga bacapres,” ungkap Surya.

    Gerindra juga mengatakan Prabowo siap berdebat dengan BEM UI. “Pak Prabowo siap dialog dengan siapapun, dimanapun, apalagi di kampus. Beliau hobi dan senang diskusi dengan para intelektual,” tegas juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, tadi malam.

    Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menambahkan. Prabowo siap mendatangi kampus jika waktu kampanye telah dibuka. Juga ketika mendapat undangan.

    Wakil Ketua Komisi III DPR itu menganggap, momentum ini sangat tepat. Sebab pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu memiliki banyak gagasan untuk didiskusikan dengan para mahasiswa.

    PDIP juga memastikan Ganjar Pranowo siap hadiri debat terbuka dengan mahasiswa UI. “Sangat siap. Kesempatan bagus. Tinggal cari waktu yang pas,” kata politisi PDIP Hendrawan Supratikno, tadi malam.

    Warganet ikut mengomentari tantangan BEM UI ke para Capres. Akun @muhammadun_al sangat mendukung para Capres debat terbuka di kampus.

    “Inilah yang saya saya tunggu. Harus perdebatan di kampus, biar tahu mau pemimpin yang berkualitas,” cuitnya. “Mantap. Diadakan di setiap kampus besar harusnya, nggak hanya UI. Biar tahu kualitas calon pemimpin bangsa ke depan,” usul @snp636.

    Sementara, @Tan_Mar3m menanyakan nyali Capres lain. “Yakin Ganjar dan Prabowo punya nyali? Kalau Anies jangan ditanya deh,” cuitnya.

    “Penasaran banget. Soalnya Pak Anies kuat di paparan datanya,” sahut @hendrowijonarko. (RMID)

    Berita ini telah terbit di https://rm.id/baca-berita/pemilu/184990/ditantang-mahasiswa-ui-debat-anies-langsung-terima-tantangan

  • Pengamat: Ganjar dan Anies Paslon yang Saling Melengkapi

    Pengamat: Ganjar dan Anies Paslon yang Saling Melengkapi

    JAKARTA, BANPOS – Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menanggapi wacana menduetkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Menurutnya, kedua tokoh ini bisa menjadi paslon yang saling melengkapi.

    “Menduetkan keduanya sebagai upaya untuk saling melengkapi, sehingga Ganjar dan Anies seperti pasangan yang ideal,” kata Bawono, Selasa (22/8).

    Bawono juga menyebut, karakteristik Ganjar dan Anies memiliki kecocokan. Sebab, keduanya sama-sama berlatar belakang kepala daerah, Ganjar memimpin Jawa Tengah dan Anies memimpin DKI Jakarta.

    “Ganjar dan Anies memiliki pengalaman dalam memimpin daerah. Apabila berduet, saling melengkapi satu sama lain,” jelas dia.

    Sebelumnya, wacana menduetkan Ganjar dan Anies berhembus dari pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah saat menanggapi hasil survei yang dirilis Litbang Kompas. Dalam survei tersebut, elektabilitas Ganjar berada di atas Anies. Namun, Said menilai Anies bukan kompetitor. Dia lantas bicara kalau keduanya dapat bergabung menjadi satu kekuatan di 2024.

    “Bagi kami, Anies Baswedan bukan kompetitor yang patut diremehkan. Beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas. Keduanya sama sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Universitas Gajah Mada. Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik,” ujarnya, Senin (22/8).

    Kode-kode bersatunya Ganjar dan Anies pun sudah pernah dilontarkan beberapa waktu yang lalu. Kode tersebut bahkan disampaikan sendiri oleh Ganjar saat bertemu Anies saat keduanya tampil satu panggung mengisi acara di kawasan Kuningan, Jakarta, 29 Juli 2023.

    Saat bertemu, Ganjar dan Anies bersalaman. Sambil berkelakar, Ganjar melontarkan pertanyaan kepada awak media, “Kita cocok, enggak?”

    Saat menjadi pembicara, Ganjar mengungkit cerita persahabatanya dengan Anies sejak di Yogyakarta. Ia menyatakan telah bersahabat lama dengan Anies. “Mas Anies itu sahabat lama saya,” ujar Ganjar. (RMID)

  • PKS Kota Serang Siap Kawal Kemenangan Anies

    PKS Kota Serang Siap Kawal Kemenangan Anies

    SERANG, BANPOS – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Serang siap mendukung pemenangan Anies Baswedan dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang. Menurut PKS, dukungan tersebut sebagai bentuk kepercayaan dan keyakinan terhadap kepemimpinan Anies dalam menjalankan tugasnya dan merupakan sosok negarawan yang menurutnya luar biasa.

    Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Serang, Hasan Basri mengatakan bahwa pihaknya siap mengawal pemenangan Anies Baswedan di Kota Serang.

    “Kalau itu sudah otomatis, sudah kebijakan partai dan semuanya harus mengamankan. Insya Allah kita solid ke pak Anies,” katanya, Jumat, (4/8).

    Dirinya mengungkapkan dalam pemilu mendatang, PKS Kota Serang akan tegak lurus dengan aturan yang ada di partainya. Hasan juga menuturkan bahwa di partainya tidak ada yang akan menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan.

    “Tidak ada juga dalam pencalegan, PKS tandem-tandem dengan caleg partai lain. Kita tegak lurus. Termasuk juga kalau kita dijadikan caleg di pusat atau provinsi kemudian saat pilpres mendukung capres yang lain, itu tidak ada di PKS dan itu bisa kena sanksi,” tuturnya.

    “Insyaallah kita solid untuk memenangkan pak anies sesuai dengan DPP,” tambahnya.

    Dalam rangka pemenangan Anies Baswedan di pilpres mendatang. Hasan mengungkapkan bahwa struktur yang dibuat oleh partainya, sudah merupakan struktur untuk memenangkan Anies Baswedan.

    “Struktur pemenangan PKS ya struktur pemenangan pak Anies,” ucapnya.

    Hasan juga memaparkan, bahwa saat ini sudah terdapat relawan-relawan pemenangan Anies Baswedan yang merapat pada partainya untuk bekerjasama memenangkan Anies pada pilpres mendatang.

    “Selain itu juga ada relawan-relawan anies Baswedan (ABW) yang merapat ke PKS dan ingin berjuang bareng-bareng. Hal tersebut juga berdampak positif pada PKS,” paparnya.

    Ia mengatakan, dengan adanya para relawan yang membantu pemenangan Anies Baswedan juga perlu ditopang dengan perolehan suara di PKS yang juga harus besar.

    “Perolehan PKS juga harus besar, agar bisa saling mengamankan,” katanya.

    Selain itu, di tengah ramainya kabar buruk terkait beberapa peninggalan pada saat Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur Jakarta, yang saat ini tengah menjadi bahan perbincangan publik. Seperti Stadion sepak bola Jakarta International Stadium (JIS) yang diklaim tidak standar FIFA. Menurut Hasan hal tersebut merupakan hal biasa dalam dunia politik.

    “Dalam politik hal seperti itu sudah biasa terjadi. Jadi jejak kebaikan orang dihapus dalam politik itu biasa terjadi. Itu tidak ada masalah masyarakat juga sudah cerdas apalagi di era digital. Semua rekam jejak kan sudah ada,” ujarnya.

    “Kebijakan-kebijakan yang pak Anies buat juga sangat baik bahkan tagline nya kan dari Jakarta untuk Indonesia. Itu sikap negarawan yang sangat luar biasa. Jadi kalau kita sudah jadi tokoh publik, bukan lagi klaim-klaim individu dan kelompok, tetapi kita milik bangsa dan negara. Itu sikap negarawan yang baik yang dimiliki pak Anies dan kita respek dengan itu,” tandasnya. (CR01/PBN)

  • Prabowo Lebih Beruntung Dibanding Ganjar Dan Anies

    Prabowo Lebih Beruntung Dibanding Ganjar Dan Anies

    JAKARTA, BANPOS – Tinggal hitungan minggu, Ganjar Pranowo akan menyusul Anies Baswedan, kehilangan statusnya sebagai pejabat publik. Karena pada 5 September 2023, Ganjar akan resmi pensiun sebagai Gubernur Jawa Tengah. Beda dengan Ganjar dan Anies, Prabowo Subianto justru lebih beruntung. Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo dapat panggung lebih lama jelang Pilpres 2024.

    Untuk diketahui, saat ini sudah ada 3 bakal Capres yang diprediksi akan maju di Pilpres 2024. Mereka adalah Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, lalu eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

    Lantas, apakah kehilangan status pejabat publik membuat Capres akan kehilangan panggung untuk mendongkrak elektabilitasnya di mata publik? Atau sebaliknya, Capres akan lebih memiliki banyak waktu untuk berkeliling Indonesia mengenalkan dirinya kepada masyarakat?

    Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro tidak menampik, jabatan publik berpengaruh besar untuk mendongkrak elektabilitas. Tentunya, bila dibanding Ganjar dan Anies, Prabowo yang masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan akan lebih lama panggungnya menghadapi Pilpres 2024.

    Sebab, Ganjar yang selama ini dikenal sebagai Gubernur Jawa Tengah, bakal pensiun bulan depan. Sementara Anies bahkan sudah dari tahun lalu pensiun sebagai Gubernur DKI, jabatan yang selama ini punya andil besar mendongrak elektabilitas Anies.

    “Selain masih berada di ring kekuasaan, di saat yang sama, kesempatan ini akan membuat relasi Prabowo dengan Presiden Jokowi semakin sangat dalam dibanding Ganjar dan Anies,” jelas Agung kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

    Dengan demikian, menurut Agung, Prabowo akan menciptakan panggung depan politik yang lebih variatif dan atraktif ketimbang Ganjar dan Anies. “Tinggal bagaimana kelak Prabowo mampu mengkonversinya menjadi suara,” sambungnya.

    Namun, politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno tidak khawatir soal itu. Meskipun mulai bulan depan Ganjar bukan lagi Gubernur Jateng, kata dia, Capres PDIP itu tetap punya panggung-panggung yang bisa mengkerek elektabilitasnya. Setiap kader Banteng, kata dia, punya modal kesadaran sejarah dan modal spiritual yang kuat.

    “Ini penting karena kontestasi elektoral pada akhirnya bermuara pada konfrontasi kesadaran sejarah dan jiwa bangsa,” tandas Hendrawan saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

    Hal senada juga disampaikan Ketua DPP Perindo Effensi Syahputa. Kata dia, setelah purna tugas sebagai gubernur, Ganjar akan lebih banyak waktu untuk berkeliling Indonesia. Apalagi, elektabilitas Capres ditentukan oleh kerja keras mesin partai dan relawan pendukung.

    “Saya pikir dengan mesin partai dan relawan pendukung Ganjar sekarang boleh dikatakan ini akan menjadi seru. Meskipun pensiunnya Pak Prabowo masih jauh lebih lama. Ataupun Pak Anies yang purnatugas lebih dulu,” bebernya.

    Namun, politisi Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak menolak bila posisi Prabowo sebagai Menhan lebih diuntungkan dibandingkan Ganjar dan Anies. Dahnil menegaskan, Prabowo selama ini tidak memanfaatkan jabatan untuk mendongkel elektabilitas.

    “Beliau tau persis posisi antara politik praktis dengan tugas-tugas beliau sebagai Menhan,” tegas Dahnil saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

    Hal itu dibuktikan dari sikap Prabowo yang meminta izin ke Jokowi untuk maju di Pilpres 2024. “Izin Presiden penting, mengingat beliau adalah atasan langsung Pak Prabowo. Jadi kami tidak pernah melihat untung rugi secara elektoral, yang terpenting adalah fokus kerja sebagai Menhan,” pungkas Dahnil.

    Ganjar Pamit Sebagai Gubernur

    Jelang akhir masa jabatannya sebagai Guberur Jawa Tengah, Ganjar sudah mulai berpamitan dengan warganya setiap kali bertemu. Bahkan, Ganjar sudah dari bulan-bulan lalu telah berpamitan kepada warga dalam berbagai kesempatan.

    “Nanti saya akan ketemu dengan tokoh-tokoh dari masyarakar untuk pamitan,” kata Ganjar di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (5/8).

    Tak hanya kepada warga, Ganjar juga berpamitan kepada Wali Kota/Bupati, aparatur daerah hingga PBNU dan Muhammadiyah. Kemarin, Ganjar berpamitan ke Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Jateng. Ganjar berpamitan dengan mengunjungi di Kantor PWNU Jateng, kemarin.

    Ganjar diterima Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Tengah, Muzammil. “Jadi saya ingin istilahnya pamitan,” kata Ganjar.

    Dalam lawatannya itu, Ganjar diberi pupuk organik hasil pengembangan PWNU Jawa Tengah. Ganjar menyebut, pupuk tersebut salah satu bentuk kontribusi NU.

    “Ini bagian dari cara kami, NU, mendukung pemerintahan,” ujar Muzammil.

    Setelah dari PWNU, Ganjar menyambangi kantor PW Muhammadiyah Jateng. Ganjar ditemui Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir.

    “Maka tadi saya sowan ke NU pamitan, hari ini sowan ke Muhammadiyah pamitan. Kami senang mendapatkan masukan yang sangat banyak,” kata Ganjar. (RMID)

  • Dukungan Susi Menguat, Hasrat AHY Terancam

    JAKARTA, BANPOS – Partai NasDem menilai Susi Pudjiastuti cukup syarat untuk mendampingi Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden (cawapres).

    Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen NasDem, Hermawi Taslim, merespons pertemuan Anies dan Susi, di Pangandaran, Jawa Barat, Senin (24/7).

    “Kandidat Cawapres Anies itu kan lintas gender, bebas kasus hukum, dan berpengalaman di pemerintahan. Nah, dari kriteria itu, Susi memenuhi syarat untuk jadi salah satu kandidat,” terang Hermawi Taslim.

    Penilaian serupa disampaikan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera. Mardani menganggap Susi Pudjiastuti cocok menjadi Cawapres Anies. Bahkan diakuinya, Susi punya chemistry tersendiri dengan koalisi perubahan. “Kalau Cawapresnya perempuan nilai tambahnya tinggi,” jelas Mardani.

    Namun dia tetap menyerahkan sepenuhnya pemilihan Cawapres kepada Anies dengan tetap mengedepankan aspek rasional. Jika Susi dirasa bisa meningkatkan elektabilitas, maka tidak ada salahnya untuk dipinang. “(Selama) Peluang menangnya lebih besar, saya yakin semua akan rasional,” imbuh Mardani.

    Sementara pandangan berbeda disampaikan Demokrat. Koordinator Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra menganggap berlebihan jika pertemuan Anies dan Susi dilihat sebagai upaya untuk mencari bakal Cawapres.

    “Menurut kami terlalu jauh. Saat ini ya hal-hal wajar saja, nggak ada yang luar biasa, dalam konteks bursa Cawapres sudah selesai,” tandas Herzaky.

    Dia bilang, Anies hanya menunjukkan dirinya terbuka dengan siapapun yang memiliki semangat perubahan.

    “Karena Bu Susi ini dianggap sosok pendobrak yang berani melawan kekuasaan, oligarki, sama-sama menteri di periode pertamanya Pak Jokowi,” tegas dia.

    Peluang Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menjadi Cawapres Anies Baswedan sedang terancam. Sebab, saat ini Anies sedang dekat dengan Susi Pudjiastuti. Apalagi, NasDem dan PKS sudah memberikan sinyal positif, setuju Susi menjadi Cawapres Anies.

    Selama ini, AHY begitu gigih berusaha menjadi Cawapres Anies. Ketua Umum Partai Demokrat ini berusaha terus nempel dan membangun chemistry dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

    Namun, di tengah usaha ini, Anies malah lengket dengan Susi. Senin lalu, Anies berkunjung ke rumah Susi di Pangandaran, Jawa Barat. Saking mesranya, Anies sampai menginap di rumah Susi.

    Sementara, Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro, yakin posisi AHH sedang terancam. Sebab, upaya AHY untuk menjadi Cawapres Anies selama ini ditentang NasDem. Sedangkan Susi, langsung diterima.

    Agung menyatakan, Susi bisa menjadi alternatif di tengah kebuntuan Koalisi Perubahan mencari Cawapres. Mengingat, selain bukan berasal dari partai koalisi, Susi juga memiliki rekam jejak mentereng dan dikagumi banyak pihak.

    “Bahkan lekat sekali dalam ingatan publik bahwa Bu Susi disiplin mengawal laut kita. Misalnya menenggelamkan kapal pencuri ikan kita,” ucap Agung.(pbn/rmid)

  • Anies Mulai Godain Susi

    Anies Mulai Godain Susi

    JAWA BARAT, BANPOS – Anies Baswedan tidak hanya fokus ke Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai kandidat Cawapres. Capres Koalisi Perubahan ini mulai menggoda mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk menjadi pendampingnya di Pilpres 2024.

    Kemarin malam, Anies menginap di rumah Susi di Pangandaran. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun banyak menghabiskan waktu bersama Susi. Mulai dari duduk-duduk di pinggir pantai sambil melihat sunset sampai makan malam dengan hidangan laut.

    Anies tiba di Pangandaran Senin sore. Sebelumnya, dia sempat tebak-tebakan dengan para followers-nya di Instagram. Senin pagi, Anies mengunggah foto duduk di kursi kereta sambil memangku kotak nasi. Dia mengajak warganet menebak nama kereta dan kota tujuannya. Anies memberi clue, dia berangkat dari Yogyakarta.

    Sore harinya, Anies singgah di Kota Banjar dan mengisi perut di rumah makan Cobek Beti. Pada unggahan selanjutnya, Anies tiba-tiba sudah duduk berduaan dengan Susi. Rupanya, Anies menuju Susi International Beach Strip di Pangandaran.

    Momen itu diabadikan Anies di Instagramnya. Keduanya terlihat duduk satu meja di pinggir pantai, ditemani cemilan sambil menikmati sunset. Saat itu, Anies mengenakan kemeja dengan rompi bertuliskan “Untuk Indonesia”. Sedangkan Susi yang memakai kemeja cerah. Keduanya terlihat begitu akrab.
    Puas menikmati pemandangan, Susi lantas mengajak Anies makan malam dengan hidangan laut. Keduanya pun lanjut ngobrol di ruang tamu dan terlihat bersenda gurau dengan senyum mengembang di wajah mereka.

    Kehadiran Anies bukan sekedar mampir. Dia bahkan menghabiskan waktu semalaman di rumah pemilik maskapai Susi Air tersebut. Sebab, Anies baru pulang pada Selasa pagi.

    Susi sempat menyuguhkan lontong sayur sebagai menu sarapan, sebelum mengantar Anies naik mobil bak terbuka ke lapangan udara miliknya. Sepanjang jalan, keduanya duduk di kursi depan dan menyetir secara bergantian.

    Di bandara, pesawat rintis sudah terparkir dan siap mengantar Anies melanjutkan kegiatannya menuju Nusawiru. Di sana, Anies bertemu para relawan di Woody Villa, Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.

    Anies mengaku membicarakan banyak hal dengan Susi, karena keduanya sudah lama saling kenal. Bahkan, saking asyiknya ngobrol hingga malam, dan Anies sampai harus menginap.

    Ketika disinggung mengenai potensi Susi menjadi Cawapres untuk mendampinginya, Anies tak memberikan jawaban. Dia banyak mengaku, dalam obrolan itu juga dibahas masalah politik. “Ya kita bahas soal politik juga,” ucapnya, kemarin.

    Tema lain yang dibahas adalah urusan lingkungan hidup, pengerukan pasir laut, pemberdayaan nelayan, perbaikan kebijakan kemaritiman, hingga cerita tentang kebijakan-kebijakan terkait dengan transportasi udara. “Karena itu wilayah beliau,” imbuhnya.

    Susi juga mengakui berbincang banyak hal dengan Anies. Salah satunya soal kesibukannya membuat minyak kemiri. Soal wacana menjadi Cawapres Anies, Susi tak menjawab. Sama seperti Anies, dia mengaku, dalam pembicaraan itu juga sempat menyinggung politik.

    “Soal politik sedikit. Terlalu banyak (pembicaraan), jadi lupa,” ungkap Susi, kemarin.
    Pihak Demokrat berusaha tenang melihat keakraban Anies dengan Susi ini. Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyatakan, pertemuan Anies dengan Susi adalah hal wajar. Sebab, keduanya pernah sama-sama menjadi menteri di periode pertama Presiden Jokowi.

    Dia tidak ingin mengaitkan pertemuan itu dengan Pilpres 2024. Kendati demikian, Kamhar menyerahkan sepenuhnya pemilihan Cawapres kepada Anies, sesuai dengan perjanjian yang diteken Partai NasDem, Demokrat, dan PKS. “Sebagaimana telah menjadi kesepakatan bersama pada piagam kerja sama tiga partai, kami serahkan sepenuhnya kepada Mas Anies,” ujar Kamhar, kemarin.

    Sementara, NasDem dan PKS setuju saja jika Anies meminang Susi. “Nggak masalah, (Bu Susi) perempuan hebat,” ujar Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali.

    Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menganggap, Susi cocok menjadi Cawapres Anies. Dia juga melihat, Susi punya chemistry tersendiri dengan Koalisi Perubahan.

    Mardani menyatakan, jika Susi dirasa bisa meningkatkan elektabilitas Anies, tidak ada salahnya untuk dipinang. “(Selama) peluang menangnya lebih besar, saya yakin semua akan rasional,” ujar Mardani, kemarin.

    Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Rabu (26/7) dengan judul “Bermalam Di Pangandaran, Anies Mulai Godain Susi” (RMID)

  • Prabowo Menang Jika Head to Head dengan Ganjar

    Prabowo Menang Jika Head to Head dengan Ganjar

    JAKARTA, BANPOS – Hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia (IPI) menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto unggul dalam simulasi dua nama (head to head) melawan Ganjar Pranowo.

    Data survei Indikator periode 20-24 Juni 2023 menunjukkan elektabilitas Prabowo mencapai angka 49,5 persen, sedangkan Ganjar Pranowo 40,9 persen.

    Menurut data Indikator, trend keunggulan Prabowo atas Ganjar dalam simulasi dua nama ini sudah terjadi sejak April 2023. Ketika itu elektabilitas Prabowo masih 46,8 persen, sedangkan Ganjar 40 persen.

    Dalam simulasi dua nama melawan Anies Baswedan, Prabowo Subianto juga unggul. Elektabilitas ketua umum Gerindra itu mencapai 56,2 persen atau jauh meninggalkan Anies Baswedan yang trennya terus menurun di angka 29,6 persen.

    Adapun dalam simulasi dua nama antara Ganjar Pranowo melawan Anies Baswedan, gubernur Jawa Tengah itu unggul dengan 52,5 persen, sedangkan Anies cuma 35,7 persen Dalam simulasi tiga nama, Prabowo Subianto unggul tipis dari Ganjar Pranowo.

    Prabowo Subianto meraih elektabilitas 36,8 persen, Ganjar Pranowo (35,7 persen), sedangkan Anies Baswedan (21,5 persen). Responden tidak menjawab ada 6,1 persen. “Jadi, sampai tiga nama, perbedaan Ganjar dan Prabowo Subianto masih neck to neck.

    Meskipun Prabowo unggul, keunggulannya tipis. Dan Anies di peringkat ketiga 21,5 persen selisih kurang lebih 14 persen dibanding Ganjar,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya secara virtual, Minggu (23/7).

    Survei ini digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Responden diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

    Pemilihan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan. (PBN/RMID)

  • AHY Tunjukkan Kesolidan Koalisi

    AHY Tunjukkan Kesolidan Koalisi

    Meskipun bakal calon wakil presiden (Cawapres), pendamping Anies Baswedan belum kunjung diumumkan, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) diklaim masih tetap solid.

    Hal itu ditegaskan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (16/7). Menurutnya, NasDem, PKS, dan Demokrat masih ingin terus bersama.

    “Membangun kebersamaan baik dalam pikiran, gagasan, maupun dalam kerja-kerja dan perjuangan,” kata AHY, saat menghadiri undangan apel siaga perubahan yang dihadiri ratusan ribu kader NasDem di GBK, seperti dilansir Antara.

    Selain AHY, tampak juga hadir Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama sejumlah elite partai lainnya.

    Terkait bakal cawapres, AHY mengklaim telah selesai dan diserahkan sepenuhnya kepada bacapres yakni Anies

    “Tentu sesuai kriteria-kriteria dan bisa sama-sama membawa kemenangan,” tandasnya.(pbn/rmid)

  • Terus Pepet, AHY Jemput Anies Pulang Haji

    Terus Pepet, AHY Jemput Anies Pulang Haji

    JAKARTA, BANPOS – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus pamer kekompakan dengan Anies Baswedan. Tengah malam, AHY rela ke Bandara Soekarno Hatta (Soetta) demi jemput Anies yang baru pulang haji. Demi kursi Cawapres, AHY terus pepet Anies.

    AHY tiba di Bandara Soetta, Rabu dini hari. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, ditemani Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harysa dan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

    Kedatangan AHY langsung disambut relawan Anies yang sudah lebih dulu menunggu di Terminal 3 Bandara Soetta. Mereka, merupakan pendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (Capres) 2024 yang didukung NasDem, Demokrat, dan PKS lewat Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

    Sontak, teriakan calon wakil presiden (Cawapres) ramai dilontarkan pendukung Anies untuk AHY. “Cawapres ganteng,” kata salah seorang relawan. “Cawapres milenial,” timpal yang lainnya.

    Karena pesawat yang membawa Anies pulang dari Arab Saudi belum mendarat, AHY beristirahat di sebuah kafe yang ada di Terminal 3 Bandara Soetta. Di sini, banyak relawan Anies yang ikut menunggu. Mereka tidak sungkan meminta swafoto bersama anak Presiden ke-6 tersebut.

    Sekitar pukul 01.05 WIB, pesawat yang ditumpangi Anies pun mendarat. AHY beserta rombongan langsung bergegas menyambutnya. Ratusan pendukung lain, berbaris membuat jalur dari pintu Terminal 3 menuju mobil yang terparkir di sisi jalan.

    Saat keluar pintu kedatangan, Anies tampak mengenakan pakaian koko berwarna biru dan peci hitam. Dia didampingi istrinya, Fery Farhati yang mengenakan baju gamis dan kerudung putih. Pendukungnya langsung bersholawat dan meneriakkan kata presiden.

    “Anies Presiden, Anies Presiden,” seru mereka.

    Anies lantas berjalan perlahan, karena pendukungnya memadati ruas Terminal 3. Dia pun menyalami pendukungnya satu per satu. Sesekali Anies berbincang dan melempar senyum. Di tengah perjalanan itu, giliran AHY yang menyalami Anies dan berpelukan sambil cium pipi kiri dan kanan. Keduanya lalu berjalan beriringan menuju mobil.

    Anies pun menyampaikan terima kasih kepada AHY dan pendukungnya, karena sudah datang menjemput. Dia juga meminta maaf, karena sudah mengganggu jam tidur mereka.

    “Saya ingin sampaikan terima kasih dulu kepada para relawan semua yang hadir, Mas AHY khususnya juga yang tampak khusus di sini menyambut. Terima kasih malam-malam, ini lebih dari jam 1 pagi masih tetap berada di Bandara,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

    Dalam kesempatan ini, Anies tidak banyak bicara politik. Khususnya soal kandidat Cawapres pendampingnya. Namun, dia sempat menyinggung pertemuannya dengan Capres PDIP Ganjar Pranowo di sela ibadah haji.

    Eks Rektor Universitas Paramadina ini pun tertawa, saat ditanya apakah mendapatkan ilham soal sosok Cawapres setelah berkunjung ke tanah suci. Anies mengaku hanya fokus beribadah selama berada di tanah Arab. Dia meminta publik menunggu sampai waktunya membuka nama Cawapres.

    “Jadi, semua kegiatan kami di sana ya kegiatan ibadah. Sekarang sudah di Jakarta lagi, baru nanti mulai membahas hal-hal yang terkait dengan urusan Indonesia,” tuturnya.

    Sementara itu, AHY menepis anggapan dirinya memepet Anies agar dipilih menjadi Cawapres. Mantan komando tugas bersama (Kogama) Partai Demokrat ini menegaskan, dirinya datang ke bandara hanya untuk bersilaturahmi dengan Anies karena sudah lama tidak bertemu.

    “Aduh nggak, kita hanya ingin menjemput saja. Saya waktu itu sempat antarkan dan kalau bisa turut menjemput saya senang sekali,” kata AHY.

    Suami dari Anissa Pohan ini menyerahkan sepenuhnya kepada Anies untuk menetapkan dan mendeklarasikan Cawapres secara terbuka. Namun, AHY berharap siapapun nanti Cawapres yang dipilih, akan membawa kemenangan dan sukses memimpin negara.

    “Karena ini adalah perjuangan besar, membutuhkan upaya untuk saling menguatkan dan melengkapi sebagai pasangan yang juga bisa mempersatukan segala energi besar dari masyarakat yang pro perubahan,” katanya.

    Meski malu-malu mengakui berharap jadi Cawapresnya Anies, nyatanya ada beberapa baliho bergambar Anies dan AHY dengan tagline perubahan dan perbaikan. Wajah keduanya, terpampang di Jalan Margonda Raya, Depok dan ada di lampu merah Pejaten Village, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    Politikus senior Partai NasDem Bestari Barus menyampaikan, soal baliho merupakan bentuk dukungan yang wajar diberikan oleh anggota Koalisi Perubahan. Dia pun meluruskan bahwa sikap AHY yang getol menempel Anies, tidak bisa dipandang sebagai keinginan yang menggebu-gebu untuk dipilih sebagai Cawapres.

    “Antara Pak Anies dan AHY kenal bukan baru, sudah lama. Dan tidak hanya dalam konteks Pilpres saja, karena mereka sudah lama saling kontak,” ungkapnya.

    Soal urusan Cawapres, Bestari menyebut Anies masih punya banyak jadwal kunjungan silaturahmi dengan beberapa pendukungnya. Dia bilang, pertemuan bertujuan menggodok kriteria yang sudah ditetapkan dalam piagam kerja sama anggota koalisi.

    Walaupun demikian, Bestari mengakui pihaknya sudah mengantongi beberapa nama kandidat Cawapres. Namun penentuannya tetap ada di tangan Anies Baswedan. (PBN/RMID)

  • AHY Terus Pepet Anies

    AHY Terus Pepet Anies

    BANTEN, BANPOS – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus pamer kekompakan dengan Anies Baswedan. Tengah malam, AHY rela ke Bandara Soekarno Hatta (Soetta) demi jemput Anies yang baru pulang haji. Demi kursi Cawapres, AHY terus pepet Anies.

    AHY tiba di Bandara Soetta, Rabu dini hari. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, ditemani Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harysa dan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.
    Karena pesawat yang membawa Anies pulang dari Arab Saudi belum mendarat, AHY beristirahat di sebuah kafe yang ada di Terminal 3 Bandara Soetta. Di sini, banyak relawan Anies yang ikut menunggu. Mereka tidak sungkan meminta swafoto bersama anak Presiden ke-6 tersebut.

    Sekitar pukul 01.05 WIB, pesawat yang ditumpangi Anies pun mendarat. AHY beserta rombongan langsung bergegas menyambutnya. Ratusan pendukung lain, berbaris membuat jalur dari pintu Terminal 3 menuju mobil yang terparkir di sisi jalan.

    Saat keluar pintu kedatangan, Anies tampak mengenakan pakaian koko berwarna biru dan peci hitam. Dia didampingi istrinya, Fery Farhati yang mengenakan baju gamis dan kerudung putih. Pendukungnya langsung bersholawat dan meneriakkan kata presiden. “Anies Presiden, Anies Presiden,” seru mereka.

    Anies lantas berjalan perlahan, karena pendukungnya memadati ruas Terminal 3. Dia pun menyalami pendukungnya satu per satu. Sesekali Anies berbincang dan melempar senyum. Di tengah perjalanan itu, giliran AHY yang menyalami Anies dan berpelukan sambil cium pipi kiri dan kanan. Keduanya lalu berjalan beriringan menuju mobil.
    Anies pun menyampaikan terima kasih kepada AHY dan pendukungnya, karena sudah datang menjemput.

    Dia juga meminta maaf, karena sudah mengganggu jam tidur mereka. “Saya ingin sampaikan terima kasih dulu kepada para relawan semua yang hadir, Mas AHY khususnya juga yang tampak khusus di sini menyambut. Terima kasih malam-malam, ini lebih dari jam 1 pagi masih tetap berada di Bandara,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

    Dalam kesempatan ini, Anies tidak banyak bicara politik. Khususnya soal kandidat Cawapres pendampingnya. Namun, dia sempat menyinggung pertemuannya dengan Capres PDIP Ganjar Pranowo di sela ibadah haji.

    Eks Rektor Universitas Paramadina ini pun tertawa, saat ditanya apakah mendapatkan ilham soal sosok Cawapres setelah berkunjung ke tanah suci. Anies mengaku hanya fokus beribadah selama berada di tanah Arab. Dia meminta publik menunggu sampai waktunya membuka nama Cawapres.

    “Jadi, semua kegiatan kami di sana ya kegiatan ibadah. Sekarang sudah di Jakarta lagi, baru nanti mulai membahas hal-hal yang terkait dengan urusan Indonesia,” tuturnya.

    Sementara itu, AHY menepis anggapan dirinya memepet Anies agar dipilih menjadi Cawapres. Mantan komando tugas bersama (Kogama) Partai Demokrat ini menegaskan, dirinya datang ke bandara hanya untuk bersilaturahmi dengan Anies karena sudah lama tidak bertemu.

    “Aduh nggak, kita hanya ingin menjemput saja. Saya waktu itu sempat antarkan dan kalau bisa turut menjemput saya senang sekali,” kata AHY.

    Suami dari Anissa Pohan ini menyerahkan sepenuhnya kepada Anies untuk menetapkan dan mendeklarasikan Cawapres secara terbuka. Namun, AHY berharap siapapun nanti Cawapres yang dipilih, akan membawa kemenangan dan sukses memimpin negara.

    “Karena ini adalah perjuangan besar, membutuhkan upaya untuk saling menguatkan dan melengkapi sebagai pasangan yang juga bisa mempersatukan segala energi besar dari masyarakat yang pro perubahan,” pungkasnya.

    Meski malu-malu mengakui berharap jadi Cawapresnya Anies, nyatanya ada beberapa baliho bergambar Anies dan AHY dengan tagline perubahan dan perbaikan. Wajah keduanya, terpampang di Jalan Margonda Raya, Depok dan ada di lampu merah Pejaten Village, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    Politikus senior Partai NasDem Bestari Barus menyampaikan, soal baliho merupakan bentuk dukungan yang wajar diberikan oleh anggota Koalisi Perubahan. Dia pun meluruskan bahwa sikap AHY yang getol menempel Anies, tidak bisa dipandang sebagai keinginan yang menggebu-gebu untuk dipilih sebagai Cawapres.

    “Antara Pak Anies dan AHY kenal bukan baru, sudah lama. Dan tidak hanya dalam konteks Pilpres saja, karena mereka sudah lama saling kontak,” ungkapnya.

    Soal urusan Cawapres, Bestari menyebut Anies masih punya banyak jadwal kunjungan silaturahmi dengan beberapa pendukungnya. Dia bilang, pertemuan bertujuan menggodok kriteria yang sudah ditetapkan dalam piagam kerja sama anggota koalisi.

    Walaupun demikian, Bestari mengakui pihaknya sudah mengantongi beberapa nama kandidat Cawapres. Namun penentuannya tetap ada di tangan Anies Baswedan. (RMID)