Tag: Asia Tenggara

  • Ini 3 Komitmen Investasi PM Albanese Kepada ASEAN

    Ini 3 Komitmen Investasi PM Albanese Kepada ASEAN

    JAKARTA, BANPOS – Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese menegaskan komitmen Australia melakukan investasi di wilayah Asia Tenggara saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Jakarta, Kamis (7/8).

    Australia berkomitmen untuk segera mendukung tiga inisiatif yang menjadi inti dari strategi ini dan merupakan investasi bagi masa depan ekonomi Australia.

    Hal ini disampaikan Albanese saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di JCC, Senayan.

    “Ekonomi Asia Tenggara yang tumbuh pesat menghadirkan peluang besar bagi bisnis Australia. Namun, kami belum dapat mengimbangi pertumbuhan eksponensial mereka,” kata Albanese dalam pernyataannya.

    Pertama, Australia mendukung tim kesepakatan Investasi (70,2 juta Dolar Australia selama empat tahun) yang akan ditempatkan di kawasan ASEAN dan akan bekerja dengan investor Australia, bisnis dan pemerintah Asia Tenggara untuk mengidentifikasi dan memfasilitasi peluang investasi.

    Kedua, Australia juga berkomitmen untuk mendukung pertukaran Bisnis Asia Tenggara (19,2 juta Dolar Australia selama empat tahun) untuk meningkatkan perdagangan dua arah dan mendukung para eksportir Australia untuk masuk, bersaing, dan tumbuh di pasar yang berkembang pesat di Asia Tenggara.

    Ini akan mencakup kampanye perdagangan dan investasi untuk mempromosikan peluang di pasar Asia Tenggara kepada bisnis dan konsumen Australia.

    Ketiga, Australia juga berkomitmen untuk mendukung program Percontohan Penempatan dan Magang bagi Profesional Muda (6 juta Dolar Australia selama empat tahun) yang akan membantu membangun hubungan yang berkelanjutan antara Australia dan bisnis Asia Tenggara.

    Albanese menyatakan strategi ini menegaskan kembali komitmen Pemerintah Australia untuk memperdalam hubungan kami dengan Asia Tenggara.

    “Masa depan ekonomi kami berada di Asia Tenggara. Strategi ini menguraikanbagaimana kita dapat memanfaatkan pertumbuhan ini, dan memanfaatkan peluang perdagangan dan investasi yang besar di wilayah kita,” ujarnya.

    Pemerintah Australia telah meluncurkan Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040 untuk memperdalam keterlibatan ekonomi Australia di kawasan Asia Tenggara pada 6 September.

    Strategi ini, dikembangkan oleh Nicholas Moore AO, Utusan Khusus untuk Asia Tenggara, dan diumumkan oleh Perdana Menteri pada Forum ASEAN Indo-Pasifik di Jakarta.

    Ada 10 sektor prioritas yang diidentifikasi menawarkan potensi pertumbuhan paling besar pada bidang pertanian dan pangan; sumber daya; transisi energi hijau; infrastruktur; pendidikan dan keterampilan; ekonomi pengunjung; perawatan kesehatan; ekonomi digital, layanan profesional dan keuangan; dan industri kreatif.

    “Saya berterima kasih kepada Utusan Khusus untuk Asia Tenggara, Nicholas Moore, yang telah mengembangkan strategi komprehensif berdasarkan konsultasi yang ekstensif di seluruh wilayah,” kata Albanese. (RMID)

    Berita ini telah tayang di https://rm.id/baca-berita/internasional/187567/ini-3-komitmen-investasi-pm-albanese-kepada-asean

  • Indonesia Bakal Jadi Penghasil Energi Surya Terbesar

    Indonesia Bakal Jadi Penghasil Energi Surya Terbesar

    JAKARTA,BANPOS – Indonesia bersiap menjadi negara penghasil energi surya terbesar di Asia Tenggara. Seiring rencana pemerintah membangun industri panel surya terintegrasi, dengan memanfaatkan potensi energi surya yang menjanjikan, perkembangan inovasi teknologi, serta biaya yang semakin ekonomis.

    “Akan ada pengumuman besar soal peluncuran industri panel surya terintegrasi, yang akan disampaikan Presiden akhir Juli ini, atau awal Agustus. Indonesia mungkin akan jadi negara terbesar di kawasan Asia Tenggara yang memiliki industri tenaga surya terintegrasi, untuk mendukung 23 persen EBT dan net zero emission,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana dalam acara ASEAN Solar Summit 2023 di Jakarta, Selasa (25/7).

    Pemerintah telah menggandeng sejumlah negara ASEAN, sebagai mitra strategis untuk mewujudkan industri panel surya terintegrasi.

    “Ini akan membantu pencapaian target 23 persen energi baru terbarukan dan net zero emission. Serta membantu kawasan untuk mencapai target tersebut,” papar Dadan.

    Terkait peluang rencana kerja sama untuk membangun industri panel surya terintegrasi ini, termasuk mitra investor maupun lokasi pembangunan proyek, Dadan mengatakan, pihaknya sudah mengamankan partner.

    “Tapi, saya tidak akan mengumumkan siapa. Yang pasti, diskusi sudah sangat intens. Kita sudah berkunjung ke sana. Mereka sudah kunjungan ke sini. Sudah ada lokasi yang dipilih. Nanti, Presiden yang akan umumkan,” ungkap Dadan.

    Dia bilang, proyek tersebut memiliki skala yang cukup besar di atas 10 gigawatt (GW).

    “Skalanya seperti apa? Kalau yang kita pahami, ini besar di atas 10 gigawatt, bahkan di atas itu. Industri ini sangat besar. Berasal dari negara produsen yang memiliki kontribusi market share yang signifikan di dunia produksi panel surya,” papar Dadan.

    Transisi Energi Dikebut

    Dadan menegaskan, tenaga surya memiliki peran yang strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi. Khususnya, di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

    “Indonesia melihat surya sebagai sumber energi terbarukan yang strategis. Kami ingin melihat, energi terbarukan lainnya bisa menyediakan kontribusi yang cukup besar bagi bauran energi kita. Indonesia sudah siap,” tuturnya.

    Pemerintah terus berkoordinasi dengan banyak pemangku kepentingan, untuk menjadikan ASEAN sebagai hub penting di bidang transisi energi. Setidaknya di kawasan Asia, khusus pengembangan energi surya. Apalagi, sebagai negara tropis, Indonesia tidak memiliki isu soal sumber energi matahari.

    “Indonesia dan Singapura itu berbagi sumber yang serupa dalam hal sinar matahari. Bedanya, kita punya 2 juta kilometer persegi, sementara Singapura 700 kilometer persegi,” jelas Dadan.

    ASEAN juga punya target porsi energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi sebesar 23 persen, sesuai ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC).

    Mengingat itu adalah target bersama, Indonesis berharap bisa memberikan kontribusi maksimal.

    ASEAN memiliki pasar tenaga surya yang cukup besar, seiring banyaknya negara-negara di kawasan yang telah memproduksi rantai pasok tenaga surya.

    Dari total 73 gigawatt kapasitas manufaktur listrik tenaga surya di ASEAN, saat ini separuhnya dipasok oleh ASEAN.

    “Indonesia juga berusaha memberikan kontribusi yang baik, khususnya dalam penyediaan energi berkelanjutan. Sehingga, isu strategis surya ini selaras dengan peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN,” pungkasnya. (RMID)