Tag: Baksel

  • Inspiratif, KESAL Akan Gelar Festival Jalan Butut Baksel

    Inspiratif, KESAL Akan Gelar Festival Jalan Butut Baksel

    BAKSEL, BANPOS – Banyaknya jalan rusak di kawasan Lebak selatan (Baksel), menginspirasi sejumlah aktivis setempat yang tergabung dalam Kesatuan Aktivis Lebak Selatan (Kesal).

    KESAL menggagas festival jalan butut Lebak Selatan tepat di awal Tahun Baru 2020. Hal itu sontak viral di beberapa media sosial (Medsos).

    Kepada BANPOS, Roja’i, salahsatu nama aktivis yang tercantum dalam seruan festival jalan butut Baksel tersebut, membenarkan akan ada kegiatan dimaksud yang direncanakan, akan dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2020 sesuai dengan pamflet yang tersebar di medsos.

    “Insya Allah dengan izin Allah SWT, acara festival jalan butut akan kami laksanakan, kami sedang koordinasi dengan beberapa aktivis mahasiswa dan pemuda di Lebak Selatan agar sama-sama bergerak dan bersatu dengan melaksanakan acara tersebut,” tuturnya. Senin, (16/12).

    Menurutnya, acara ini tidak akan semeriah seperti acara-acara festival dalam rangkaian HUT Lebak ke-191 yang dilakukan oleh Pemkab Lebak. Ini adalah sarana para aktivis untuk menyajikan informasi soal buruknya infrastruktur yang ada di Baksel.

    “Festival ini wujud dari rasa syukur masyarakat Lebak Selatan terhadap umur dari Kabupaten Lebak ke-191. Juga rasa sedih masyarakat ditengah umurnya yang sudah tak muda lagi. Tapi, infrastruktur jalan masih banyak yang belum tersentuh pembangunan,” jelas Roja’i yang juga aktivis Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) Unma Banten tersebut.

    Senada, Galih Januar Pamungkas, aktivis Ikatan Mahasiswa Cilangkahan (IMC) menyebut bahwa gelar acara akan digelar secara sederhana saja dengan gelaran berbagai kreasi seni dan diskusi.

    “Festivalnya sederhana, kami akan bentuk panitia pelaksana. Tujuannya kami ingin menyatukan informasi jalan di daerah Lebak Selatan yang kondisinya masih buruk, juga akan mendata berapa memang sih ruas jalan rusak yang menjadi kewenangan Pemkab Lebak. Dan kami akan ekspose jalan-jalan tersebut agar nantinya bisa dibangun oleh pemerintah, semoga” katanya.

    Harapannya, kata dia, peran aktivis mahasiswa dan pemuda agar bisa bergabung dalam momen festival jalan butut tersebut,

    “Agar acaranya berjalan, karena ini efeknya sangat membantu masyarakat, agar ada respon dari pemerintah, ini upaya positif untuk pembangunan yang merata di wilayah Kabupaten Lebak,” paparnya. (WDO)

  • DPRD Lebak Desak Cemindo Gemilang Respon Cepat, Soal Keretakan Rumah Warga

    DPRD Lebak Desak Cemindo Gemilang Respon Cepat, Soal Keretakan Rumah Warga

    LEBAK, BANPOS – Menanggapi adanya kerusakan sejumlah rumah warga di Desa Pamumbulan, Kecamatan Bayah diduga akibat aktivitas peledakan bahan baku semen merah putih PT. Cemindo Gemilang (CG) Gama Group dilokasi peledakan (blasting) limestone tambang Quary,

    Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak meminta PT. Cemindo Gemilang untuk cepat tanggap dan merespon persoalan yang terjadi.

    Pernyataan tersebut disampaikan anggota Komisi IV DPRD Lebak, Agus Ider Alamsyah kepada wartawan, Senin (16/12).

    Menurut Agus, jika PT. Cemindo Gemilang tidak segera merespon persoalan itu maka Komisi IV DPRD Lebak akan berkirim surat untuk meminta penjelasan duduk persoalannya.

    Perusahaan itu, jelas Agus, harus cepat tanggap turun tangan menerjunkan pimpinan atau tim CSR untuk segera menangani persoalan yang di alami warga sekitar perusahaan.

    “Masa iya persoalan rumah warga diduga terdampak dari ledakan saja tidak tertangani. Buat apa ada perusahaan besar kalau masyarakat yang ada di sekitarnya itu di rugikan,” katanya.

    Ia menegaskan, kalau persoalan yang terjadi terus dibiarkan ini tidak bagus juga buat perusahaan, Terlebih, perusahaan itu adalah perusahaan terbesar di Asia Tenggara.

    “Ya, kalau persoalan yang terjadi tidak segera ada penanganan yang serius dari perusahaan, kami dari Komisi IV DPRD Lebak akan berkirim surat untuk meminta penjelasan duduk persoalannya,” tandasnya. (MG-01)

  • Di Bayah, Bupati Lebak Ajak Wujudkan Kabupaten Lebak Selatan

    Di Bayah, Bupati Lebak Ajak Wujudkan Kabupaten Lebak Selatan

    BAYAH,BANPOS-Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya berharap, daerah otonom baru Kabupaten Cilangkahan segera terwujud. Sebab itu kata Iti, pemekaran wilayah Lebak selatan itu, harus terus diperjuangan menjadi kabupaten mandiri.

    “Saya pribadi menginginkan lebak selatan menjadi Kabupaten sendiri. Ucapan dan niatan saya ini akan tercatat Lauhul Mahfuz , dan kita terus berjuang sampai niatan ini terwujud,” ungkap Iti Octavia saat menghadiri sekaligus menutup kegiatan Festival Lebak Selatan dalam Rangka Hari Jadi Kabupaten Lebak yang ke- 191, Minggu (15/12) di Lapangan Merdeka Kecamatan Bayah, Lebak.

    Dibagian lain, melalui tema “Rempug Jukung Majukeun Wewengkon pakidulan”, kegiatan ini juga untuk mendukung visi pemerintah daerah terkait pariwisata, khsusunya pariwisata yang ada di Lebak Selatan.
    Iti mengapresiasi festival yang diselenggarakan selama 2 minggu dari tanggal 3-15 Desember 2019 tersebut terlebih anggaran kegiatan ini berasal dari pengalangan dana masyarakat sendiri serta bantuan dari berbagai sponsor yang turut peduli mengangkat potensi wisata dan budaya di Lebak Selatan.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia , para sponsor, khusunya kepada masyarakat yang telah guyub bahu membahu sehingga festival Lebak selatan selama dua minggu ini bisa berjalan dengan lancar dan antusias,” papar Iti.

    Iti juga mengapresiasi dengan meningkatkan antusiasme dan pastisipasi masyarakat dalam membangun dan mengembangkan potensi daerahnya sendiri, ini menandakan kepedulian masyarakat terhadap pembangunan, dimana pembangunan menjadi keharusan dan kewajiban bagi kita semua.

    “Pembangunan bukan hanya tugas pemerintah, ini dibuktikan oleh lebak selatan, masyarakat guyub membuat event tanpa dukungan anggaran pemerintah daerah, yang artinya bahwa lebak ini milik kita, bukan milik aku, kamu tapi milik kita semua, kalau bukan siapa yang membangun lebak, lalu siapa lagi,” kata Iti.

    Festival Lebak Selatan ini diikuti oleh lima kecamatan yaitu Kecamatan Cihara, Panggarangan, Bayah, Cibeber dan cilograng diisi oleh berbagai kegiatan perlombaan olah raga dan seni, pameran dan seminar pendidikan dan pembangunan, bazar, seminar, grass track dan kegiatan sosial dan pada puncak penutupannya diisi dengan acara karnaval budaya, marching band, pembagian thumbler dan bibit pohon, hiburan kesenian rakyat dan pada malam harinya akan digelar pertunjukan wayang golek. (CR-01)

  • Pemerintah Diminta Bersihkan Pelaku Rangkap Jabatan di Program-program Pendampingan

    Pemerintah Diminta Bersihkan Pelaku Rangkap Jabatan di Program-program Pendampingan

    BAKSEL, BANPOS – Masalah pengangguran di Banten, khususnya di Lebak diharap harus segera diselesaikan. Dituding, salah satu penghambat peluang kesempatan kerja bagi warga Banten, adalah mereka yang bekerja rangkap jabatan (Double Job) dalam pendampingan program pemerintah.
    Mereka dengan berbagai alasan, melakukan kerja di beberapa instansi, padahal jelas-jelas aturan tidak memperbolehkan itu
    Demikian disampaikan salah seorang tokoh muda Lebak Selatan (Baksel) Rizwan, melalui rilis yang disebarkannya kepada media

    Dikatakan Rizwan, pada berbagai program pendampingan program pemerintah di Banten, mereka jelas-jelas terindikasi double job tapi dibiarkan, seperti pada program Jamsos, Pendamping Desa, Pendamping PKH, TKSK, TKS serta beberapa program lain.

    “Bersihkan oknum rangkap jabatan. Berikan kesempatan kepada warga Lain untuk bekerja. Jika tidak, ini akan menjadi salah satu penghambat peluang kesempatan kerja bagi warga yang lain. Mereka adalah oknum yang bekerja rangkap (double job-red), mereka dengan berbagai dalih melakukan kerja dibeberapa instansi padahal jelas-jelas aturan tidak memperbolehkan itu,” ujar Rizwan, yang juga merupakan aktivis Lebak selatan (Baksel) Minggu (15/12).

    Menurutnya, pada berbagai program pendampingan di Banten diduga jelas terindikasi double job tapi dibiarkan,

    “Saya mengatakan ini karena punya data mereka oknum rsngkap jabatan. Seperti pada program Jamsos, Pendamping Desa, Pendamping PKH, Prades, TKSK, TKS serta beberapa program lain yang tersebar,” katanya.

    Dalam hal ini, aktivis Baksel itu berharap kepada pemerintah untuk secara tegas melakukan penyisiran dan pembersihan kepada pendamping yang disinyalir bekerja pada berbagai program. Mereka harus dipaksa memberikan kesempatan kepada warga yang masih menganggur untuk bekerja.
    “Karena, jika berharap kesadaran dari mereka ini tidak akan terjadi, jangan biarkan mereka hanya memikirkan diri sendiri tapi membiarkan yang lain menganggur, dan di sini pemerintah harus menyisir, dan jika ditemukan, harus memilih satu opsi job saja,” jelas Rizwan.

    Pihaknya pun mengharap Gubernur Banten, Wahidin Halim, turun tangan untuk mengevaluasi sejumlah OPD. Dikarenakan terlijat tidak dapat mengikuti target-target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah, khususnya dalam menekan angka pengangguran di Banten.

    “Saya memohon kepada Bapak Gubernur Banten untuk mengevaluasi kinerja sejumlah OPD/SKPD yang dinilai tidak bisa mengikuti ritme gerak yang memang telah dicanangkan oleh Gubernur, diantaranya soal pemberdayaan masyarakat dalam hal ini sektor pemuda yang kemudian menyumbang pengangguran di wilayah Banten,” papar Rizwan.

    Sebagai refleksi, ia meminta ada kesempatan yang sama untuk turut serta dalam proses pembangunan Banten melalui berbagai sektor, tanpa terkecuali. Karena, jika situasi tersrebut tidak segera direspon akan mengecewakan berbagai pihak, sebab menutup kesempatan yang lain

    “Sisi lain, saya mengkritisi kelemahan beberapa Dinas yang kemudian menjadi leading sektor berbagai program, diantaranya pada SKPD Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Sosial, BPBD Banten dan Disnaker Banten, yakni terkait persoalan double job bahkan yang tripel job beberapa pendamping program pemerintah yang seolah dibiarkan, dimana Pendamping Desa, Pendamping lokal desa, Prades bahkan Tenaga Ahli, pendamping PKH, TKSK yang masih bercokol dan dibiarkan double job, padahal secara aturan itu sama sekali tidak diperbolehkan, tapi kenyataannya sampai saat ini persoalan itu masih terjadi dan seolah dibiarkan, seperti yang terjadi di Kabupaten Lebak,” tuturnya. (WDO/PBN)

  • PWI Lebak dan Perank Santuni Korban Banjir di Bayah dan Cibeber

    PWI Lebak dan Perank Santuni Korban Banjir di Bayah dan Cibeber

    BAKSEL, BANPOS – Sebagai bentuk kepedulian sosial, PWI Lebak bekerjasama dengan Perkumpulan Anti Narkotika (Perank) Lebak memberikan bantuan kepada korban bencana banjir dan longsor yang terjadi di kecamatan Bayah dan Cibeber, Lebak selatan (Baksel), Kamis (12/12).

    Bantuan yang disalurkan tersebut terdiri berbagai jenis, mulai dari obat obatan, mie instan, makanan ringan, beras serta pakaian layak pakai.

    Ketua PWI Lebak, Fahdi Khalid mengatakan, bantuan yang diberikan kepada korban bencana banjir dan longsor merupakan bentuk keperdulian para kuli tinta khususnya yang tergabung dalam organisasi PWI.

    Menurutnya, inisiasi pemberian bantuan tersebut merupakan murni datang dari PWI Lebak dan Perank Lebak. Hal tersebut didasari oleh rasa memiliki antar sesama. sehingga, semangat kebersamaan antara PWI, Perank dan masyarakat dapat terjalin utuh.

    “Kita bersama Perank Kabupaten Lebak terdorong rasa keprihatinan terhadap warga yang terkena dampak bencana banjir dan longsor,” kata Fahdi, ketika diwawancara di lokasi kegiatan pemberian bantuan, Kamis(12/12).

    Di tempat yang sama, Ketua DPD Perank Kabupaten Lebak, Didi Suharyadi menyebut, pihaknya didukung PWI Lebak mengumpulkan bantuan obat obatan untuk diberikan kepada korban bencana longsor dan banjir di Baksel tempo hari. Dikatakan, elemen yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut adalah para DPD Perank dan pengurus Provinsi.

    “Kita bersama pengurus dan ketua umum DPP Perank mengumpulkan bantuan untuk didonasikan. Alhamdulillah saat ini telah terkumpul dan akan disalurkan sekarang,” ujar Didi.

    Ketua umum DPP Perank Indonesia, Tubagus Utsman, berterima kasih kepada PWI Lebak yang bersedia bekerjasama dengan Perank untuk menggelar kegiatan bakti sosial berupa pemberian bantuan obat obatan, makanan, pakaian layak pakai kepada korban bencana alam.

    Ia mengharapkan, PWI terus kerjasama dalam setiap event bakti sosial. “Kita berharap ke depan antara PWI dan Perank terjalin terus kerjasama yang lebih baik lagi,” katanya. (WDO/PBN)

  • Camat Cihara Tolak Penghargaan Jalan Terusak, Janjikan 2020 Dibangun

    Camat Cihara Tolak Penghargaan Jalan Terusak, Janjikan 2020 Dibangun

    LEBAK, BANPOS – Camat Cihara menolak penghargaan untuk jalan kewenangam Pemkab Lebak, mulai Sukahujan-Citepuseun hingga menghubungkan Kecamatan Cihara-Cigemblong di Lebak selatan (Baksel).

    Menurutnya, penghargaan sebagai jalan terusak se-Lebak tersebut tidaklah tepat dan hanya dinilai dari satu sisi saja.

    Selain itu, ia mengungkapkan bahwa sudah terdapat perencanaan penganggaran yang masuk dalam SIMRAL untuk pembangunan ruas jalan tersebut.

    Demikian yang disampaikan oleh Camat Cihara, Ade Kurnia, dalam menanggapi pemberitaan terkait penghargaan jalan Kabupaten Lebak ruas Sukahujan-Citepuseun yang dinilai terusak se -Lebak.

    “Itu harus ngobrol berhadapan, apalagi kalau dihubungkan dengan penghargaan itu beda sisi,” ujar Ade Kurnia, kepada wartawan, Rabu (11/12).

    Menurut Ade, sebagai bagian dari Pemerintah Lebak dan merupakan kepanjangtanganan Bupati Lebak, ia menyebut, jalan tersebut sudah masuk Simral dan direncanakan dibangun pada tahun 2020 mendatang.

    “Berdasarkan data di Ekbangsos Kecamatan Cihara, jalan tersebut sepanjang 8 kilometer sampai dengan perbatasan Cigemblong kalau tidak ada aral melintang sudah masuk Simral dan direncanakan dibangun ditahun 2020,” jelas Ade.

    Senada, Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan DPUPR Lebak, Irvan Suyatupika, saat dihubungi BANPOS membenarkan jalan penghubung Sukahujan – Citeupusen di Cihara hingga ke Kecamatan Cigemblong akan direalisasikan pembangunannya pada Tahun Anggaran 2020 nanti.

    “Kami akan segera menindaklanjuti keluhan masyarakat soal kondisi jalan itu. Ya, kita lihat anggarannya dulu mencukupi apa tidak, kami juga akan berupaya mengusulkan anggaran Bantuan Keuangan (Bankeu-red) ke Provinsi, pokonya Tshun 2020 akan diusahakan realisasinya,” jelas Irvan.

    Sementara aktivis warga Baksel Roja’i menilai pihak Kecamatan Cihara hanya memberikan harapan akan dibangun, namun nyatanya tidak pernah direalisasikan.

    “Kami sudah bosan dengan alasan-alasan akan dibangun, sudah masuk Simral. Tahun 2019 pasti dibangun di APBD perubahan. Tapi nyatanya tidak ada tahun ini pembangunan. Sekarang bilang lagi akan dibangun di tahun anggaran 2020, ini sudah sering dilontarkan tiap tahun anggaran. Jadi apa kami sebagai warga akan yakin?” tandas aktivis Himakom, Unma Banten kepada BANPOS, Rabu (11/12). (WDO/PBN)

  • Ruas Jalan Pemkab Layak Diberi Penghargaan Terusak

    Ruas Jalan Pemkab Layak Diberi Penghargaan Terusak

    LEBAK, BANPOS- Keberadaan jalan sepanjang 12 Kilometer kewenangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak tepatnya di ruas jalan Sukahujan-Citepuseun penghubung Kecamatan Cihara dengan Cigemblong dalam keadaan rusak berat. Warga setempat menilai, keberadaan jalan rusak parah itu layak diberikan penghargaan sebagai ruas jalan terburuk di wilayah Lebak selatan (Baksel).

    Sebagaimana dikatakan, Roja’i warga sekaligus aktivis di Baksel yang menyebut, penghargaan yang dinilai layak untuk infrastruktur jalan itu agar selaras dengan keberhasilan Bupati Lebak dalam mendapatkan beberapa penghargaan sebagai kepala daerah.

    “Kami sarankan, Bupati Lebak seharusnya memberikan penghargaan untuk ruas jalan Sukahujan-Citepuseun Kecamatan Cihara. Penghargaan tersebut agar kesedihan warga terobati dengan kondisi infrastruktur jalan yang seperti itu, keadaannya masih rusak dan tidak tersentuh perbaikan,” ujar Roja’i kepada BANPOS, Selasa (10/12).

    Menurutnya, warga sudah jenuh dengan lambannya laju pembangunan dan pemerataan di Pemkab Lebak terutama dalam hal infrastruktur jalan.

    “Kasihan masyarakat ketika musim hujan seperti ini ruas jalan seperti kubangan, tak layak pakai dan menghawatirkan. Kami merasa aneh dengan kondisi infrastruktur jalan seperti ini tapi lama tak ada sentuhan dari pemerinta. Harusnya Pemkab Lebak hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat,” katanya.

    Karena itu, kata dia, pihaknya berharap Pemkab Lebak akselarasi pembangunannya diutamakan, terutama ruas jalan Sukahujan-Citepuseun penghubung Kecamatan Cihara dengan Cigemblong agar segara dibangun.

    “Kami iri dengan daerah lain, melihat akselarasi pembangunannya cepat. Tapi tidak dengan yang menjadi kewenangan kabupaten. Lamban dan dinilai tak peduli keprihatiban warga,” paparnya.

    Pantauan BANPOS di lokasi, Selasa (10/12), jalan itu dalam kondisi rusak parah, di sana sini nyaris berselimut lumpur tanah karena sama sekali belum tersentuh aspal. Kendaraan roda dua pun susah melintas, warga setempat secara ekonomis otomatis terhambat. (WDO/PBN)

  • Akibat Hujan, Tiga Rumah di Carucub Tertimbun Longsor

    Akibat Hujan, Tiga Rumah di Carucub Tertimbun Longsor

    BAKSEL, BANPOS – Awal musim penghujan di bulan Desember, ditandai dengan beberapa bencana banjir dan longsor di Lebak selatan (Baksel).

    Senin petang (9/12) sekitar Pukul 17.00 WIB, dilaporkan tiga unit rumah di Kampung Carucub Girang Desa Neglasari Kecamatan Cibeber, Baksel tertimbun longsor beriringan dengan hujan deras yang melanda kawasan itu.

    Sebagaimana keterangan dari Koramil Bayah sebagai sub teritorial pertahanan setempat menyebut, Satu rumah milik Suwangsih (57) mengalami rusak berat, sementara dua lainnya, yakni rumah milik Darja (57) dan Hena (50) mengalami rusak ringan, dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, tapi kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp50 juta.

    “Rumah warga yang mengalami rusak ringan sementara ditutup terpal. Dan semua warga yang terkena musibah sudah diungungsikan ke rumah saudaranya,” ujar Danramil Bayah Kapten (Arm) A Rosyid, Selasa (10/12).

    Dalam hal ini pihaknya meminta warga agar selalu waspada, karena saat ini di wilayah kerjanya sedang mulai musim hujan yang disertai angin kencang.

    “Masyarakat yang huniannya di ketinggian agar berhati-hati dan waspada, karena kontur tanah yang labil, sangat rentan terjadinya longsor,” imbuhnya.

    Sementara Tating, Kepala Desa Neglasari Kecamatan Cibeber, mengatakan bahwa hingga malam kemarin, ketiga warga terdampak bencana itu belum mendapatkan bantuan maksimal dari pemerintah daerah.

    “Saya berharap pemerintah daerah memberikan bantuan untuk pembangunan dinding penahan longsor, supaya kejadian seperti ini tidak terulang kembali, dan agar secepatnya memberikan bantuan kepada warga yang terkena musibah,” jelasnya.

    Pantauan, Selasa (10/12) dilaporkan, bantuan dari pemerintah daerah dan BPBD mulai datang ke lokasi terdampak. (WDO/PBN)

  • Dinas PUPR Banten Bersihkan Tanah Longsor, Jalan Citorek – Warungbanten Bisa Dilalui

    Dinas PUPR Banten Bersihkan Tanah Longsor, Jalan Citorek – Warungbanten Bisa Dilalui

    LEBAK,BANPOS – Ruas jalan Citorek – Warungbanten sepanjang 30 kilo meter terdampak bencana longsor yang terjadi, Jumat (6/12) lalu, kini sudah bisa dilalui.

    Hal itu disampaikan Pelaksana Pengelola Jalan dan Jembatan Wilayah Kabupaten Lebak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Banten, Kuncoro, Selasa (10/12)

    Menurut Kuncoro, sedikitnya ada sekitar 35 titik longsor di ruas jalan tersebut termasuk jembatan Cimadur. Pembukaan akses jalan yang tertutup tanah longsor sudah ditangani dan bisa dilalui.

    “Hari Minggu akses jalan Citorek – Warungbanten sudah terbuka, dua hari tim UPTD Lebak sudah melakukan pembersihan tanah longsor pada akses jalan tersebut,” katanya.

    Namun demikian, Kuncoro menjelaskan, khawatir terjadi longsor susulan karena kondisi di wilayah tersebut masih hujan, pihaknya beserta UPTD Lebak masih standby dilokasi.

    “Sampai hari ini (Selasa) kami masih standby dilokasi berjaga-jaga khawatir terjadi longsor susulan,” jelasnya.

    Suryana,salah seorang warga Citorek membenarkan jika ruas jalan Citorek – Warungbanten sudah terbuka dan bisa dilalui oleh pengguna jalan.

    Ia juga mengapresiasi pihak Dinas PUPR Banten Wilayah Kabupaten Lebak yang cepat tanggap dan bekerja keras membuka akses jalan yang tertutup longsoran tanah di puluhan titik.

    “Selaku warga saya mengapresiasi kinerja pihak DPUPR Banten, alhamdulillah akses jalan Citorek – Warungbanten sekarang ini sudah terbuka dan bisa dilalui,” ungkapnya. (MG-01/PBN)

  • 9 Penyintas Bencana Longsor Citorek Berhasil Dievakuasi

    9 Penyintas Bencana Longsor Citorek Berhasil Dievakuasi

    CITOREK, BANPOS – Upaya pencarian korban terjebak longsoran akhirnya membuahkan hasil. 9 penyintas bencana longsor berhasil dievakuasi tim Basarnas, dan mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Citorek Kecamatan Cibeber.

    “Alhamdulilah hari ini cuaca Citorek sejak pagi cukup cerah. Upaya evakuasi 9 orang penambang emas yang terjebak di lobang yang dilakukan sejak Jumat malam hingga Sabtu sore, dan Ahamdulillah membuahkan hasil, mereka pada selamat dan kini sudah di bawa ke Puskesmas Citorek,” ujar salah seorang warga Citorek, M Iyos, kepada BANPOS, Minggu (8/12).

    Keterangan dari relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Kabupaten Lebak, Medi Juanda dari lokasi bencana kepada wartawan menyebut, proses evakuasi kesembilan korban cukup memakan waktu, karena medannya cukup sulit.

    “Para korban dari lokasi harus ditandu, cukup sulit medannya. Kami dengan ambulan tidak masuk ke sana karena akses jalan tidak memungkinkan ditembus,” jelas Medi kepada wartawan.

    Diketahui 9 penyintas yang terjebak longsor Cirotan itu adalah, Oco (29), Tata (31),Dari (37), Ade, Fai (25) Surahman (50) Fulih, Suanda (25) dan Hamdun (35) dan dua lagi masih belum terdata nama.

    Sementara dari pemeriksaan tim medis setempat, rata-rata korban mengakus pusing dan lemas.

    “9 korban itu alhamdulillah selamat dan informasi dari tim dokter mulai membaik, dan semuanya kini ditangani tim medis di Puskesma Citorek,” ujarnya.

    Diberitakan BANPOS sebelumnya, hujan lebat yang mengguyur wilayah Baksel sejak jumat sore menyebabkan banjir di Kecamatan Bayah dan longsor di Kampung Ciusul, Citorek, Baksel.

    Dalam peristiwa itu ratusan rumah di Bayah terendam setinggi 60 cm dan ratusan hektar pesawahan terendam.

    Sementara di blok Cirotan Desa Citorek Timur sebanyak 9 orang gurandil yang sedang melakukan aktivitas tambang emas di kedalaman 40 meter mengalami terjebak, lubang tambang tertutup sedimen tanah longsoran. (WDO/PBN)