Tag: Baksel

  • 100 Rumah Terendam, 12 Orang Tertimbun, Kapolres Lebak Bantu Korban Banjir dan Longsor

    100 Rumah Terendam, 12 Orang Tertimbun, Kapolres Lebak Bantu Korban Banjir dan Longsor

    BAKSEL, BANPOS – Polres Lebak terjunkan 100 personel untuk membantu warga terdampak banjir dan longsor di Kecamatan Bayah dan Cibeber yang terjadi Jumat petang (6/12) lalu. Pera personel tersebut membersihkan rumah sejak Sabtu hingga Minggu.

    Dari hasil monitoring lapangan, diketahui terdapat 100 rumah yang terendam dengan rincian 40 rumah di Desa Bayah Timur dan 60 rumah di Desa Bayah Barat. Sedangkan didapatkan informasi sebanyak 12 orang tertimbun longsor.

    Polres juga memberikan bantuan logistik kepada para penyintas bencana banjir dan longsor tersebut. Pemberian bantuan personel dan logistik tersebut langsung dipimpin Kapolres dan Wakapolres Lebak, Sabtu kemarin (7/12).

    Di Kecamatan Bayah, Kapolres Lebak, AKBP Firman Andreanto, melakukan peninjauan lokasi terdampak banjir dan longsor, yaitu di Kampung Sukajaya, Desa Bayah Timur, juga di Kampung Hegarmanah, Kampung Cimeundeut dan Kampung Taringgul Desa Cimancak, Kampung Bayah 1 dan Kampung Babakan dan Kampung Jogjogan juga Kamlung Bayah Tugu, Desa Bayah Barat.

    “Dari hasil monitoring kita diketahui bahwa di Kampung Sukajaya, Desa Bayah Timur jumlah bangunan yang terendam sebanyak 40 rumah dengan rata-rata ketinggian air 10 sampai 30 centimeter. Sedangkan di Desa Bayah Barat yang terendam banjir sebanyak 60 rumah. Pemberian logistik berupa sembako juga diberikan ke pondok pesantren Nurul Huda pimpinan KH Yas’a” ujar AKBP Firman Andrianto.

    Dikatakannya, bencana banjir yang melanda Kecamatan Bayah itu pun telah menghanyutkan 8 unit perahu milik nelayan. “Delapan perahu terseret di sungai Cimadur terbawa derasnya arus ke tengah laut,” katanya.

    Setelah melakukan peninjauan ke TKP terdampak di Bayah, selanjutnya rombongan melanjutkan peninjauan lokasi jembatan putus, longsor dan banjir di Desa Warungbanten, Cisungsang dan Citorek Kecamatan Cibeber.

    “Di Kecamatan Cibeber kita telah melakukan pengecekan lokasi longsor dan Jembatan Cimadur akses penghubung dari Desa Warung Banten menuju Desa Sukamulya dan Desa Cihambali, kita himbau para pengendara yang akan melintasi Jembatan Cimadur untuk berhati-hati. Pengecekan lokasi jembatan gantung kita lajukan di jembatan gantung Leuwikadu Desa Cisungsang,” terang Firman Andreanto.

    Kapolres dan rombongan juga melakukan pengecekan dan membantu pembuatan tempat penyeberangan sementara di kokasi jembatan Cikidang yang putus akibat banjir. Sedang pengecekan tanah longsor juga dilakukan di Kampung Ciusul, Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber.

    Kata dia, di Citorek ada belasan warga yang tertimbun dampak bencana longsor jumat malam lalu. “Menurut informasi yang kita peroleh, terdapat kurang lebih sebanyak 12 orang tertimbun tanah longsor di sana,” ungkapnya. (WDO/PBN)

  • Bayah dan Citorek Banjir, 9 Orang Sedang Dalam Pencarian

    Bayah dan Citorek Banjir, 9 Orang Sedang Dalam Pencarian

    BAKSEL, BANPOS – Akibat guyuran hujan deras di Kecamatan Bayah dan kawasan Desa Citorek Kecamatan Cibeber, dua kawasan itu sejak Jumat (06/12) sore di beberapa titik dilaporkan terendam banjir bandang dan longsor.

    Selain itu, diduga terdapat 9 orang yang tertutup air di kedalaman lebih dari 40 meter dan sedang dalam pencarian oleh warga.

    Informasi terhimpun, di Bayah hujan yang turun sekitar pukul 15.30 WIB, menyebabkan Sungai Cimadur meluap dan mengenangi sejumlah rumah, sawah serta jalan di Kampung Taringgul dan Sukamanah Desa Cimancak Kecamatan Bayah dilaporkan terendam banjir dengan ketinggian air 60 cm hingga 2 meter.

    Menurut keterangan, hujan deras yang terjadi mulai Jum’at sore hingga malam, menyebabkan Sungai Cimadur yang melintasi beberapa desa di Kecamatan Bayah diantaranya Cimancak dan Suwakan meluap.

    Kades Bayah Timur, Iyep kepada wartawan mengatakan, luapan air yang meningkat cepat merendam sejumlah rumah dan jalan dengan ketinggian air 20 – 50 centimeter.

    Situasi ini membuat warga selain mulai mengamankan barang-barang serta peralatan di rumahnya juga resah karena air terus mengalami peningkatan.

    “Banjir besar kang. Di jalan aja airnya sampe perut orang dewasa. Kendaraan yang mau ke arah Mancak gak bisa lewat. Besar banjir nya,” ujar Iyep,Jumat malam (6/12).

    Ia mengatakan, saat ini tengah berada di lokasi namun tidak bisa berbuat banyak selain membantu warga mengamankan barang-barangnya.

    “Saat ini kami belum bisa mendata berapa jumlah rumah dan sawah yang terendam. Selain itu banjir juga merusak beberapa ruas jalan yang baru selesai dibangun,” ungkapnya.

    Sementara, banjir juga dikabarkan menimpa kawasan Ciusul Desa Citorek di Kecamatan Cibeber, yang disebabkan meluapnya sungai Cisantayan sehingga mengakibatkan beberapa rumah terendam dan beberapa unit motor terbawa hanyut.

    Selain itu dilaporkan, terjadi 12 titik longsor di sepanjang jalan dari Cipulus hingga Kampung Ciusul (dekat lokasi Negeri Di atas Awan-red), dilaporkan satu jembatan putus total dan beberapa rumah terendam aliran sungai.

    “Selain kawasan Ciusul, rumah warga dan motor yang hanyut juga ratusan hektar pesawahan warga juga terendam, kami warga jelas kerugian besar. Yang ngerinya lagi di sini ada 12 titik rawan longsor dan mungkin sudah terjadi longsor, kami belum cek semua. Pokoknya warga Citorek sekarang pada panik,” ujar M Iyos warga Citorek kepada BANPOS.

    Saat ini, warga Desa Citorek Kidul sedang mencari 9 orang di kawasan tambang emas ilegal Cirotan yang diduga tertutup air pada kedalaman lebih 40 meter.

    “Malam ini sebagian warga desa Citorek Kidul sedang melakukan pencarian gurandil di dalam lubang emas blok Cirotan, jumlahnya 9 orang,” ujar M Iyos. (WDO/PBN)

  • Akses Warga Gunungwangun Terhambat Akibat Jalan Longsor

    Akses Warga Gunungwangun Terhambat Akibat Jalan Longsor

    GUNUNGWANGUN, BANPOS – Diduga akibat curah hujan tinggi, jalan poros desa di Desa Gunungwangun Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak mengalami longsor, hal ini berdampak arus transportasi setempat mengalami gangguan.

    Berdasarkan pantauan, kondisi jalan yang longsor tersebut akhirnya dikeluhkan masyarakat Gunungwangun. Hal tersebut karena dirasa menghambat terhadap roda perekonomian warga, mereka berharap kepada pemerintah daerah agar secepatnya melakukan perbaikan jalan tersebut.

    Salah seorang pengguna jalan, Iden mengatakan, dirinya sangat khawatir dengan kondisi jalan yang terkena longsor itu, karena jalan itu lokasinya sangat curam,”Kami takut terperosok apabila melintasi jalan ini, dan saya minta pemerintah supaya secepatnya melakukan pembangunan jalan, jangan sampai ini menimbuljan korban bagi pengguna jalan,”ungkapnya, Kamis (5/12).

    Saat dikonfirmasi oleh wartawan, Kepala Desa Gunungwangun, Ukan menuturkan, pihaknya mengaku prihatin melihat kondisi jalan poros tersebut. Menurutnya sampai saat ini pemerintahan kecamatan maupun kabupaten belum menanggapi perihal terjadinya jalan longsor di desanya.

    “Sempat sih dari BPBD melihat ke lokasi, malah dari pihak PUPR pun sudah menggambar lokasinya, tapi hingga saat ini belum ada realisasi. Dalam hal ini kami juga berharap pemerintah kabupaten secepatnya menanggapi terkait jalan yang longsor terkena banjir ini,” harap Ukan. (WDO/PBN)

  • Nelayan Diarahkan Konversi BBM ke BBG, Ratusan Bantuan Mesin Disalurkan

    Nelayan Diarahkan Konversi BBM ke BBG, Ratusan Bantuan Mesin Disalurkan

    LEBAK, BANPOS – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten lebak menggelar sosialisasi teknis pendistribusian, verifikasi dan pengawasan program konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk kapal penangkapan ikan bagi nelayan tahun 2019 di vila Resto Cihara Lebak Selatan, Kamis (5/12).

    Hadir dalam acara sosialisasi tersebut Kadis DKP Lebak, Aep Saepudin, Muspika Kecamatan Cihara, PT Wika, Danramil, Kapolsek, direktut Sinar Malingping Putra, Ketua HNSI Lebak, serta para nelayan 4 Kecamatan Cihara, Bayah, Pangarangan, Cilograng.

    Sosialisasi yang dilakukan DKP Lebak tersebut menindaklanjuti program pusat guna mendorong program konversi BBM ke BBG. Upaya tersebut untuk memberikan solusi penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan khususnya kepada para nelayan. Selain itu, Pemerintah pusat juga menyalurkan bantuan 234 paket peralatan (mesin) yang perorangan.

    “Konversi BBM ke BBG untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran terdiri dari beberapa komponen dari mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, dua buah tabung LPG 3 kg, as panjang dan baling-baling, serta aksesoris pendukung lainnya,” ujar Aep.

    Distributor Niaga minyak dan gas bumi, Doni mengatakan, program tersebut nantinya diharapkan mampu memberikan kemudahan akses energi dan memberikan pilihan kepada para nelayan atas sumber energi yang dipergunakan.

    “Program ini bertujuan untuk menghemat pengeluaran biaya bahan bakar nelayan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya

    Adapun kriteria nelayan yang mendapatkan paket konverter kit BBM ke BBG sesuai Perpres No.38 Tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG untuk Kapal Penangkap Ikan bagi Nelayan.

    Kriteria tersebut antara lain adalah nelayan yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT) dan memiliki daya mesin di bawah 13 Horse Power (HP).

    Dengan konversi BBM ke BBG ini dapat menghemat bahan bakar lebih, kalau menggunakan BBM nelayan bisa menghabiskan 7-8 liter/hari, sedangkan menggunakan satu tabung gas 3kg bisa bertahan 10 jam 1-2 hari, ini jelas sangat menguntungkan bagi nelayan nantinya.

    “Bantuan 145 paket peralatan serta 2 tabung gas 3kg ini semoga dapat mensejahterakan nelayan-nelayan yang ada di lebak selatan baksel,” ujarnya. (WDO/PBN)

  • Dua Wisatawan Pandeglang Hilang Terseret Ombak Bagedur

    Dua Wisatawan Pandeglang Hilang Terseret Ombak Bagedur

    Tampak pencarian dua korban wisatawan tenggelam asal Pandeglang, atas nama Dadan dan Puji, warga Kadomas Pandeglang yang dikabarkan hilang terseret ombak saat berenang di pantai Bagedur, Malingping. Jumat (15/11).

    MALINGPING,BANPOS – Berniat berlibur ke pantai Bagedur di kawasan Kecamatan Malingping Lebak selatan (Baksel), tiga warga asal Kabupaten Pandeglang harus bernasib malang, mereka dikabarkan terseret ombak saat berenang di pantai yang berlokasi di Desa Sukamanah itu, Jumat (15/11), sekitar pukul 13.30 WIB.

    Dilaporkan, dari tiga orang yang terseret ombak, hanya satu orang bernama Rama Afriliando bin Ramlan (25) yang selamat, sementara dua orang lainya, yakni Dadan bin Oman (30) dan Puji bin Eko (32), hingga Jumat petang keduanya masih belum ditemukan dan sedang dilakukan pencarian.

    Dalam siaran pers yang disebar mapolsek setempat, kejadian bermula saat ketiganya asyik berenang di Pantai tersebut, namun tiba-tiba Dadan terseret arus dan minta tolong kepada temannya Rama dan Puji.

    “Dalam kejadian itu, Puji ikut tenggelam bersama Dadan dan belum ditemukan, sementara Rama selamat,” sebagaimana bunyi siaran pers, Jumat (15/11).

    Dalam siaran pers itu disebutkan, korban Dadan merupakan warga Kampung Pakalongan RT 03/02 Desa Kadomas Kecamatan/Kabupaten Pandeglang. Dua korban lainnya pun beralamat yang sama.

    Pantauan, hingga Jumat petang, Polsek Malingping, Balawista dan Lefgar serta Babinsa Koramil masih melakukan penyisiran di sepanjang pantai Bagedur hingga ke kawasan pantai Wanasalam, Cihara, Panggarangan dan Bayah.

    Kanit Intelkam Polsek Malingping, Iptu Renaldi kepada BANPOS di TKP membenarkan siaran pers yang disebarkan tersebut dan pihaknya bersama warga, tim SAR, Tagana dan Balawista masih menyisir kawasan pantai Bagedur hingga ke Pantai luar Malingping.

    “Ya benar, tadi terseret ombak pada pukul 13.30, sekarang kita masih mencari dua orang yang belum ketemu, atas nama Dadan dan Puji warga Pandeglang. Kita bersama tim lain akan terus cari ke sepanjang pantai Lebak selatan ini,” ujar Renaldi.

    Sementara Yeni Mulyani dari Tim Balawista Baksel menyebut, kalau masih belum ditemukan, kemungkinan pencarian akan berlanjut hingga malam dan besoknya. Terangnya lagi, sampai lewat magrib pun masih belum ada titik terang ditemukan.

    Kata dia, sekarang sedang musim arus barat, jadi pencarian akan dilakukan pula hingga ke pantai Binuangeun Kecamatan Wanasalam.

    “Sampai magrib ini kita masih di TKP, pencarian akan berlanjut. Dan sesuai arahan dari Balawista Provinsi sekarang lagi musim angin barat, jadi titik pencarian akan ke arah barat pantai Binuangeun. Dan kita masih upaya mencari dan belum mengeluarkan statemen kedua korban itu meninggal, mudah-mudahan ketemu selamat,” harap Yeni. (WDO/PBN)

  • Diduga Akibat Korsleting KWh, Satu Rumah Ludes Terbakar

    Diduga Akibat Korsleting KWh, Satu Rumah Ludes Terbakar

    Kapolsek Cimarga Iptu Ahmad Rifai turun ke lokasi rumah terbakar di Kampung Cikeuyeup RT 009/004 Desa Gunung Antena, Cimarga. Rabu (13/11).

    LEBAK, BANPOS – Satu unit rumah semi permanen yang berada di Kampung Cikeuyeup RT.009 RW 004, Desa Gunung Anten, Kecamatan Cimarga, dilaporkan ludes dilalap api pada Rabu (13/11) sekitar pukul 13.00 WIB.

    Informasi yang terhimpun, diduga api berasal dari arus pendek yang menyebabkan KWh terbakar dan meledak, sehingga rumah semi permanen milik pasangan Rahmat dan Mira rata dengan tanah. Dalam peristiwa itu kerugian ditaksir sekitar Rp.80 juta.

    Kronologis yang didapat, ketika Mira, istri pemilik rumah Rahmat, sedang memasak di dapur mendengar suara ledakan di depan rumah. Saat itu Mira langsung keluar mengecek suara ledakan tersebut.

    Ia pun melihat kepulan asap di atas Kwh listrik, dan terlihat api yang cepat membesar.

    Selang sesaat, api semakin membesaf dengan cepat sehingga langsung menghanguskan rumahnya yang semi permanen dan berbahan papan.

    “Awalnya saya mendengar ledakan dari arah luar rumah, dan saya melihat Kwh mengepul, lalu api muncul dari atas rumah dan cepat membesar,” ujar Mira kepada wartawan.

    Mendengar kejadian tersebut Kapolsek Cimarga, Iptu Ahmad Rifai langsung ke TKP, namun api cepat menjalar, sehingga semua barang isi rumah tidak bisa terselamatkan.

    “Kebakaran berlangsung cepat dan kobaran api langsung menghanguskan sebuah rumah yang terbuat dari papan. Itu rumah lama, rumahnya juga banyak berisi kayu-kayu gitu, jadi mudah terbakarnya,” katanya.
    Diduga kuat api berasal dari konsleting listrik/Kwh. Sebab munculnya api itu dari atas Kwh/ Meteran Listrik.

    “Diduga kuat dari korsleting listrik. Kerugian ditaksir Rp 80 jutaan,” ungkap Ahmad. (WDO/PBN)

  • Ada Dugaan Ilegal Loging Di Area TNGHS Blok Cikidang

    Ada Dugaan Ilegal Loging Di Area TNGHS Blok Cikidang

    Pegiat Bakor Cilangkahan tampak tengah dengar pendapat bersama Wakil Bupati Lebak soal usulan pencabutan moratorium kepada pemerintah pusat. Kamis (31/10).
    Tampak penebangan pohon yang diduga modus praktik ilegal logging di area hutan lindung TNGHS blok Cikidang Kecamatan Cikotok/Cibeber. Poto Kamis (31/10).
    .

    BAKSEL, BANPOS – Dugaan terjadinya penebangan liar pada tanaman kayu di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), tepatnya di Blok Cikidang Desa Kujangsari Kecamatan Cibeber/Cikotok membuat warga dan aktivis sekitar geram.
    Sebagaimana dikatakan M Yusuf, selaku aktivis pegiat lingkungan di Lebak selatan kepada wartawan menyebut, ada dugaan ilegal logging itu ada yang mendalangi. Menurut dugaannya, terjadinya penebangan kayu di Kawasan TNGHS tersebut diduga ada yang memotori.

    “Pelaku penebangan liar tersebut diduga berjumlah tiga orang berinisial OB, Pd, dan ED. Namun jelasnya, adanya dugaan keterlibatan salah satu oknum Kepala Desa berinisial IY yang disinyalir sebagai otak pelaku dari pada penebangan liar tersebut,” ujarnya.

    Dalam hal ini Yusuf meminta pihak pengelola TNGHS untuk segera segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib agar diproses secara hukum.

    Semetara terpisah, Siswoyo selaku Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) 1 Wilayah Lebak, saat dikonfirmasi melalui sambungan seleluer mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah melakukan observasi sejak tertanggal 28 Oktober 2019 kemarin lalu.

    “Kita mulai sejak hari senin kemarin observasi dan Dua hari kemarin tuh ga ketemu TKP nya, karena kata si A disini kita dicari tidak ada, kata si B disni kita cari ga ada. Akan tetapi, tadi malam udah A1, udah ada titik terang. Jadi Hari ini, tadi pagi temen-temen tim kita, lima orang sudah pada berangkat untuk cek TKP,” jelasnya. (WDO)

  • Bakor Cilangkahan Minta Moratorium DOB Dicabut

    Bakor Cilangkahan Minta Moratorium DOB Dicabut

    Pegiat Bakor Cilangkahan tampak tengah dengar pendapat bersama Wakil Bupati Lebak soal usulan pencabutan moratorium kepada pemerintah pusat. Kamis (31/10).
    Pegiat Bakor Cilangkahan tampak tengah dengar pendapat bersama Wakil Bupati Lebak soal usulan pencabutan moratorium kepada pemerintah pusat. Kamis (31/10).

    BAKSEL, BANPOS – Badan Koordinasi Pembentukan Kabupaten Cilangkahan (Bakor PKC) meminta pemerintah pusat mencabut moratorium atau penghentian sementara pemekaran wilayah. Hal itu menyusul rencana pemerintah pusat yang berencana memekarkan wilayah di Provinsi Papua.

    “Rencana pemekaran wilayah di Papua secara otomatis akan menganulir kebijakan moratorium pemekaran wilayah. Artinya, ketika pemerintah pusat menyetujui pemekaran wilayah di Papua maka itu juga seharusnya berlaku untuk daerah lain,” kata Ketua Umum Bakor PKC Eri Djuhaeri, menanggapi rencana pemerintah pusat yang akan memekarkan wilayah di Papua, Kamis (31/10).

    Disebutkan, dalam pandangan mantan anggota DPRD Banten itu, proses pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) tidak boleh diskriminatif.

    “Pemerintah pusat dalam mengesahkan DOB tidak boleh pilah-pilah dan diskriminatif, semua wilayah di NKRI punya hak yang sama,” kata Eri.

    Dikatakannya, pemekaran wilayah akan berdampak pada penurunan angka kemiskinan dan pengangguran. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus berupaya menekan angka kemiskinan.

    “Kalau pertimbangannya pemekaran wilayah di Papua untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, harus juga dilakukan di daerah lain. Karena soal peningkatan kesejahteraan bukan hanya harapan salah satu wilayah saja,” tukasnya.

    Lantaran hal ini, pihak Bakor Cilangkahan terus mendorong Pemkab Lebak dan Pemprov Banten bersama-sama warga Cilangkahan mengusulkan pencabutan moratorium pekaran wilayah. Paling tidak, terang Eri, pemerintah daerah mengonsultasikan rencana pemekaran wilayah, terutama terkait rencana pemekaran wilayah Papua Selatan itu.

    Sementara itu, Ketua I Bakor Cilangkahan Eli Mulyadi memperjelas, proses pembentukan DOB Cilangkahan sudah mengacu pada PP Nomor 78 Tahun 2009 tentang Mekanisme Pembentukan dan Penggabungan DOB. Dalam ketentuan tersebut disebutkan pemekaran wilayah harus atas persetujuan DPRD dan Bupati Kabupaten Induk dan DPRD Provinsi serta gubernur.

    Eli mengemukakan Komparasinya, bahwa pada era pemerntahan Susilo Bambang Yudhoyono Cilangkahan sudah masuk pada amanat presiden bersama dengan usulan pemekaran daerah lain.

    “Semuanya sudah ditempuh. DPRD kabupaten induk dan provinsi, serta gubernur dan bupati sudah setuju. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk menunda pemekaran wilayah Cilangkahan,” kata Eli.

    Hal senada secara terpisah dikatakan Wakil Bupati (Wabup) Lebak Ade Sumardi yang turut mendukung pembentukan pemekaran Lebak selatan. Kata dia, pembentukan DOB Cilangkahan merupakan keniscayaan. Sebab, selain Lebak merupakan daerah terluas di Pulau Jawa, daerah selatan Lebak juga memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

    “Jangan bicara kemampuan anggaran dulu, yang penting wilayah selatan memiliki potensi pendapatan. Daerah utara dan tengah juga memiliki banyak potensi. Artinya, ketika Kabupaten Cilangkahan terbentuk, kabupaten induk tidak akan bangkrut. Dan pencabutan moratorium DOB harus disegerakan,” papar Wabup. (WDO)

  • Kapal Motor Pencari Ikan Terbakar, Dua Nelayan Luka Parah

    Kapal Motor Pencari Ikan Terbakar, Dua Nelayan Luka Parah

    Korban kecelakaan laut perahu diesel terbakar di perairan Binuangeun, Wanasalam yang dirawat di RSUD Malingping. Senin sore (28/10).

    BINUANGEUN, BANPOS – Kapal Motor (KM) nelayan bermesin diesel 5 GT yang tengah menangkap ikan di perairan laut Muara Binuangeun Kecamatan Wanasalam dilaporkan mengalami kecelakaan laut akibat ledakan kompor gas.
    Tiga nelayan yang berada di atas kapal itu ikut terbakar, dan untuk menyelamatkan nyawa, ketiga nelayan langsung menceburkan diri ke area samudra, Senin sore sekitar pukul 13.35 WIB, (28/10).

    Diketahui korban kebakaran tersebut yakni , warga asal Cikiruh Wetan, Kecamatan Cikeusik Rokim (40), warga Desa Sumur Batu Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang Zeklin (38), dan warga Kampung Karang Malang, Desa Muara, kecamatan Wanasalam, Taryani (41).

    Saksi nelayan setempat Carman menyebut, KM tersebut ditumpangi tiga nelayan, dan diduga mengalami kebakaran karena ledakan gas LPG ketika mereka hendak memasak.

    “Dalam kapal itu ada tiga nelayan. Mereka terbakar katanya setelah menyalakan gas mau masak. Mereka luka bakar dan menerjunkan diri ke laut dan kita sudah tolongin semuanya, dan dibawa ke Puskesmas Binuangeun,” ujarnya kepada wartawan, Senin malam kemarin (28/10).

    Terpisah, Kapolsek Wanasalam Iptu Sudedi, membenarkan kejadian yang berawal saat korban berlayar mencari ikan menggunakan Perahu Diesel 5 GT milik Sdr Runiah dengan awak nelayan berjumlah 3 orang.

    Dijelaskannya, pada saat di perjalanan salah satu dari korban menyalakan Gas LPG tiga kilogram untuk memasak. Saat itu ketika kompor dinyalakan, langsung meledak sehingga membakar perahu yang mereka tumpangi.

    ” Para korban di kapal motor tersebut menyelamatkan diri dari kobaran api yang besar dengan melompa ke laut sambil mencari pertolongan. Sekitar Pukul 15.00 WIB para korban dapat di selamatkan dengan di evakuasi oleh para nelayan setempat, selanjutnya di bawa ke Puskesmas Binuangeun untuk dilakukan pertolongan medis,” ujar Sudedi, Selasa (29/10).

    Kata dia, akibat Laka tersebut, korban bernama Rokim dan Zeklin dirujuk ke RSUD Malingping karena mengalami luka bakar yg cukup parah.

    “Yang dua orang, atas nama Rokim dan Zeklin dirujuk ke RSUD Malingping, lukanya cukup serius,” terangnya. (WDO/PBN)