Tag: banjir

  • Sejumlah Rumah Terendam Banjir Kali Pesanggrahan

    Sejumlah Rumah Terendam Banjir Kali Pesanggrahan

    BANPOS – Sebanyak tujuh rumah warga yang terletak di Jalan Lembah 1 RT 04/06, Kelurahan Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terendam banjir pada Kamis (17/2) pagi. Air mulai menggenang ketika pagi hari. Banjir bukan terjadi karena hujan yang melanda, namun justru lantaran adanya kiriman air dari aliran kali atau sungai Pesanggrahan.

    Lurah Cirendeu, Win Fadlianta menerangkan, banjir yang merendam sebagian rumah warganya itu terjadi lantaran debit air pada aliran Kali Pesanggrahan sangat tinggi. Sehingga aliran air tak tertampung dan meluber sehingga merendam sebanyak tujuh rumah warga yang berada tepat di bantaran kali tersebut.

    “Karena hujan deras kemarin, lalu debit air di kali Pesanggrahan penuh. Banjir ini mulai naik tadi pagi, karena air kiriman dari Kali Pesanggrahan,” jelas Win saat dihubungi.

    Genangan air tersebut, kata Win, sempat masuk ke dalam rumah warga hingga sebatas mata kaki. “Kalau untuk kedalamannya, sampai sebatas lutut orang dewasa,” imbuhnya.
    Ia bersyukur seiring berjalannya waktu, genangan air kini mulai surut.

    “Sekarang sudah surut, dari sekitar pukul 15.00 WIB. Alhamdulillah sudah tidak banjir lagi,” katanya.

    Melihat warganya menjadi korban banjir air kiriman, Win tak tinggal dia. Ia langsung berkoordinasi dengan pihak Puskesmas dan instansi terkait untuk membantu warganya tersebut.

    “Alhamdulillah dari Puskesmas tadi pagi langsung datang. Membawa berbagai macam obat untuk warga. Kemudian tadi juga sudah datang bantuan dari Dinas Sosial, memberi peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak banjir,” tandasnya.

    (IRM/BNN)

  • Warga Gaga Mulai Terserang Penyakit Akibat Banjir Tak Kunjung Surut

    Warga Gaga Mulai Terserang Penyakit Akibat Banjir Tak Kunjung Surut

    TANGERANG, BANPOS – Ratusan warga di Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga mulai terserang penyakit kulit. Setelah tiga bulan lamanya terendam banjir. Salah satu warga Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Asmah (50) mengaku, kurang lebih sudah tiga bulan kampungnya terendam banjir. Kata dia, setelah sekian lama rata-rata warga mengeluhkan penyakit gatal-gatal.

    Lanjut Asmah, mirisnya, tak pernah ada petugas medis yang datang dan memberi pelayanan. Padahal, kata dia, masyarakat sudah banyak yang mengeluh sakit akibat banjir yang tak kunjung surut itu.

    “Pernah sekali dikasih berobat, ini kaki pada gatel kalau malam. Nggak pernah ada yang datang dari pemerintah, ada juga dari desa cuma keliling doang. Ada juga dari ABRI ngasih sembako bulan kemarin,” kata Asmah, Senin (14/2).

    Sementara itu, Camat Teluknaga, Zamzam Manohara menegaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder untuk mencari solusi penanganan banjir di Kampung Gaga tersebut. Ia juga menjelaskan, untuk layanan kesehatan pihaknya akan membangun posko kesehatan di lokasi banjir.

    “Segera kita bangun posko kesehatan di lokasi, dan saat ini kami sedang berkoordinasi dengan seluruh stakeholder yang ada untuk mencari solusi dampak dan penanganan genangan,” paparnya.
    Kata Zamzam, awal pertama terjadinya banjir, seluruh stakeholder telah turun ke lokasi dan memberi bantuan termasuk layanan kesehatan. “Sebelumnya sudah, namun karena memang terlalu lama mungkin perlu pananganan lagi,” ungkapnya.

    Terpisah, Sekretaris BPBD Kabupaten Tangerang Tifna Purmana, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melakukan rapat mitigasi, yang merupakan salah satu upaya Pemda dalam merespon apa yang diinginkan masyarakat yang terganggu kehidupannya terkait banjir.

    “Semua pihak yang terlibat harus duduk bersama sesuai peran masing-masing, mencari solusi yang cepat karena masyarakat terganggu dengan banjir,” katanya.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tangerang, Abdul Munir menambahkan, ada beberapa poin hasil rapat yang akan dibahas lebih lanjut, diantaranya membuat tandon air untuk penyedotan alternatif dan membuat tanggul lalu disedot di sekitar lokasi banjir.

    “Keputusan akhir akan diadakan rapat kembali melibatkan semua sektor pemerintah dan pihak swasta,” ucapnya.

    Lanjut Munir, rencana lahan yang akan digunakan sebagai tandon air adalah milik swasta. Maka dari itu, pihaknya sedang menunggu keputusan pihak swasta yang lahannya akan digunakan.

    Dia juga mengatakan, bahwa pihak Dinas Bina Marga dan SDA Kabupaten Tangerang akan melakukan survei ulang untuk menentukan sekaligus pemetaan lokasi tandon air. “Kita nunggu keputusan untuk pembangunan tandon air,” pungkasnya.

    (ALFIAN/ADITYA/BNN)

  • Cipocok Jaya Masih Dibayangi Banjir dan Genangan

    Cipocok Jaya Masih Dibayangi Banjir dan Genangan

    SERANG, BANPOS- Kecamatan Cipocok Jaya masih terdapat sejumlah yang sering terkena banjir dan genangan saat hujan lebat melanda Kota Serang. Sehingga kondisi tersebut setiap tahunnya selalu dikeluhkan oleh warga dan para pengguna jalan.

    Camat Cipocok Jaya, Tb Yasin, mengungkapkan bahwa Kecamatan Cipocok Jaya setiap tahunnya tidak terlepas dari banjir dan genangan di beberapa titik yang ada di kelurahan. Masalah ini bahkan belum rampung, dan akan diselesaikan hingga 2023.

    “Tentu saja karena saya sudah alami sejak di Cipocok Jaya, ada banjir dan genangan dan ini yang dikeluhkan oleh warga,” ungkap Yasin, usai saat membuka Musyarawah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2023, di Dwiza Hotel dan Convention Hall, Kota Serang, Rabu (2/2).

    Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan bahwa terdapat 5 titik yang masih ada banjir dan genangan diantaranya yaitu di Kampung Munjul Karundang, Komplek Citra Gading, hingga Komplek Untirta, Kelurahan Banjar Agung.

    “Lima titik yang rutin setiap tahun ini mulai dari Munjul yang airnya meluap karena jembatan yang sempit. Kemudian ada di Kampung Cipocok, dan juga genangan di depan jalan eks Polsek Lama, dan juga di Perumahan Puri Cempaka,” ungkapnya.

    Yasin mengatakan, saat ini Pemkot Serang terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya dilakukan dengan menormalisasi sungai Banjar Agung yang mengarah ke Komplek Untirta.

    “Mudah-mudahan kantong-kantongnya bagaimana agar tidak banjir apakah dibuat solokan yang besar untuk mengarah ke kali Parung,” ucapnya.

    Ia berharap, permasalahan banjir dan genangan ini akan diselesaikan pada tahun 2023 mendatang. Sebab permasalahan banjir ini menjadi salah satu program prioritas untuk kepentingan masyarakat.

    “Lima titik ini kami ingin segera selesai di 2023 maksimalnya, syukur-syukur 2022. Kalau serius dan anggaran menunjang, InsyaAllah tidak akan ada genangan air,” katanya.

    Disisi lain, untuk infrastruktur pihaknya mengklaim sudah dalam kondisi yang cukup baik. Sehingga tidak ada pembangunan yang cukup mendesak.

    “Kalau infrastruktur sudah ada perubahan tidak seperti kecamatan lain, tidak ada yang fatal, rusak dikit mah tidak apa-apa,” terangnya.

    Meskipun demikian, pihaknya akan menyusun program prioritas lainnya untuk tahun 2023, yang berdasarkan usulan dan harapan dari masyarakat Kecamatan Cipocok Jaya melalui Musrenbang.

    “Musrenbang ini dilakukan sesuai dengan arahan Walikota dan Wakil Walikota Serang yang ingin memprioritaskan kebutuhan masyarakat seiring dengan masa akhir jabatan,” tandasnya.

    Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Serang, Syafrudin. Ia menekankan kepada camat Cipocok Jaya untuk dapat memprioritaskan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya melalui Musrenbang RKPD 2023.

    “RKPD di 2023 ini harus memprioritaskan untuk masyarakat, kalau bisa 90 persennya untuk kepentingan masyarakat,” ungkapnya.

    (MUF/AZM)

  • Bertahun- tahun Jadi Langganan Banjir, Warga Rokal Minta Helldy Bangun Sodetan

    Bertahun- tahun Jadi Langganan Banjir, Warga Rokal Minta Helldy Bangun Sodetan

    CILEGON, BANPOS – Warga Linkungan Rokal, Kelurahan Jombang Wetan Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, mengeluhkan kondisi banjir kepada Walikota Cilegon, Helldy Agustian. Mereka meminta kepada Helldy untuk membangun sodetan agar banjir tak lagi menghantui pemukiman mereka.

    Ketua RW 10 Link Rokal, Suminta, mengungkapkan bahwa setiap tahun pada musim penghujan tiba, lingkungan mereka dipastikan menjadi langganan banjir. Mereka sudah sering mengadukan dan mengusulkan pembangunan sodetan, akan tetapi tidak pernah mendapatkan respon hingga saat ini.

    “Setiap tahun banjir dan setiap tahun pula kami sudah mengusulkan di Musrenbang tingkat Kelurahan untuk pembangunan sodetan, namun hingga saat ini tidak ada respon. Makanya kami memohon Pak Helldy bisa memperhatikan nasib ratusan kepala keluarga di Rokal ini,” ujar Suminta, saat Helldy melakukan sidak beberapa waktu lalu.

    Mendapatkan keluhan warga Rokal, Helldy menyampaikan dua opsi penanganan banjir di permukiman wilayah pinggiran rel tersebut. Pertama, Helldy dengan membangun sumur resapan dan pembangunan sodetan.

    “Pertama solusinya dengan sumur resapan, maka akan bisa meminimalisir dampak banjir. Kedua bisa dengan membangun sodetan sebagaimana yang diharapkan warga. Dinas PU nanti saya minta segera bersikap untuk keluhan warga di Rokal ini,” ungkap Helldy.

    Seperti diketahui, kondisi di Rokal pada setiap musim penghujan tiba sudah mahfum menjadi langganan banjir. Ratusan rumah warga terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.

    Di pemukiman padat penduduk ini, sempitnya drainase dan tidak adanya tandon, diduga menjadi penyebab genangan banjir. Warga Rokal berharap Walikota Helldy cepat bertindak, agar mereka tidak lagi dihantui rasa was-was diancam banjir.

    Saat sidak tersebut, Helldy pun nampak tanggap dengan keluhan warga Rokal. Saat banjir tiba, politis Partai Berkarya ini langsung bergerak menyapa warga. Ia berinteraksi langsung dengan warga dan menampung keluhan meraka. (BAR/MUF)

  • Diguyur Hujan Deras Beberapa Jam, Sejumlah Wilayah di Rangkasbitung Terendam Banjir

    Diguyur Hujan Deras Beberapa Jam, Sejumlah Wilayah di Rangkasbitung Terendam Banjir

    LEBAK, BANPOS – Banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi kembali merendam wilayah perkotaan Rangkasbitung, Rabu (12/1).

    Selain beberapa ruas jalan, banjir dengan ketinggian mulai dari sebetis orang dewasa juga merendam sejumlah permukiman milik warga.

    Seorang warga Kampung Kongsen, Kecamatan Rangkasbitung Amung, banjir saat hujan deras dengan intensitas tinggi tidak sampai sebetis orang dewasa.

    “Biasanya kalau hujan deras banget paling semata kaki, tapi kalau ini sampai sebetis tingginya. Barang-barang basah semua soalnya air cepat banget masuknya,” katanya.

    Sementara di Perumahan BTN Mandala Desa Kaduagung Tengah Kecamatan Cibadak, ketinggian banjir hampir sepinggang orang dewasa. Banjir yang terjadi kali ini disebut-sebut lebih besar dari biasanya.

    “Besar banjirnya hampir sekomplek kena. Biasanya gerbang dan belakang aja yang banjir, ini yang tengah juga ikut banjir,” ucap Ima.

    Untuk menuju rumah kata Ima lagi, warga dibantu menggunakan perahu karet yang diterjunkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak.

    “Kalau yang ngungsi enggak ada, cuma karena dari sore enggak bisa masuk karena jalan banjir terus ikut perahu BPBD,” jelasnya.

    Sementara itu, akses jalan menuju pusat perbelanjaan Rabinza harus ditutup lantaran ruas Jalan RT Hardiwinangun juga tidak luput terendam banjir.

    Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizki Pratama mengaku telah menerjunkan tim untuk melakukan pemantauan dan evakuasi warga ke sejumlah titik yang dilaporkan terendam banjir.

    “Sudah, kita sudah terjunkan tim, Alhamdulillah semuanya terkendali. Banjir dilaporkan terjadi di sejumlah akibat hujan dengan intensitas tinggi,” katanya.

    Kepala Dinas PUPR Lebak, Irvan Suyatupika mengaku terus melakukan penyisiran mencari penyebab banjir terjadi.

    “Iya kita lakukan penyisiran ke sejumlah titik banjir untuk mengetahui banjir terjadi. Alhamdulillah air terpantau surut setelah hujan reda,” kata Irvan. (CR-01/PBN)

  • Dua Kampung di Rangkasbitung Terendam Banjir Luapan Ciujung

    Dua Kampung di Rangkasbitung Terendam Banjir Luapan Ciujung

    LEBAK, BANPOS – Air Sungai Ciujung meluap, dua kampung di Kecamatan Rangkasbitung terendam banjir, Senin (7/12). Ratusan rumah terendam akibat genangan air dan puluhan kepala keluarga terpaksa mengungsi.

    Dari pantauan lapamgan, lokasi pertama banjir di Kecamatan Rangkasbitung terdapat di Kampung Jujuluk RT 01 RW 04 Kelurahan Cijoropasir. Banjir yang merendam belasan rumah milik warga di Kampung Jujuluk yang berdekatan dengan kali mati tersebut tidak hanya berasal dari luapan Sungai Ciujung saja, tapi berasal dari luapan air dari kali mati yang tidak mengalir normal karena terjadi penyempitan pada kali.

    “Sudah menjadi langganan banjir kalau musim hujan kaya gini. Air mulai naik dan merendam rumah milik warga disini itu dari semalam,” kata warga Kampung Jujuluk, RT01 RW02, Wahyu,

    Menurut Wahyu, hujan dengan intensitas tinggi dan luapan air dari Sungai Ciujung yang terjadi saat ini dikhawatirkan tidak saja merendam rumah warga lainnya di Kampung Jujuluk, juga dikhawatirkan mulai datang penyakit karena air yang merendam rumah warga itu bercampur, terlebih wilayah tersebut ada sebuah rumah sakit.

    “Ya mudah-mudahan sih tidak terjadi apa-apa. Akibat banjir ini kami khawatir timbul penyakit, sebab air banjir yang merendam rumah warga itu tidak murni berasal dari air hujan dan dari luapan air Sungai Ciujung, tapi juga berasal dari air limbah rumah tangga apa lagi di atas sana itu ada sebuah rumah sakit,” ungkapnya

    Selain di Cijoro Pasir, luapan Sungai Ciujung juga menggenangi Kampung Kebonkalapa Kelurahan Muara Ciujung Barat, juga di Kecamatan Rangkasbitung. Akibat daei genangan, 87 rumah dan 20 pabrik tahu di wilayah itu terendam banjir setinggi 1 meter lebih.

    Ketua RW 09, Kelurahan Muara Ciujung Barat, Edi Junaedi (54) kepada wartawan mengatakan, data sementara pada Senin pagi, rumah yang terdampak banjir di RT 01 itu 11 rumah, RT 02 54 rumah, RT 03 10 rumah, RT 04 sebanyak 4 rumah, RT 05 sebanyak 6 rumah dengan total 330 jiwa.

    “Yang dibutuhkan masyarakat yang mengungsi saat ini adalah makanan siap saji, karena alat alat masak meraka semua terendam banjir,” katanya.

    “Untuk warga yang terdampak banjir, kita tampung di tiga titik pengungsian yakni di madrasah, majelis taklim dan lapangan,” imbuhnya.

    Camat Kecamatan Rangkasbitung, Yadi Basari Gunawan mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan sedikitnya dua tenda ukuran besar untuk pengungsi korban banjir di lokasi setempat.

    “Kami sudah pasang satu tenda untuk pengungsi korban banjir, tenda itu terpasang di SMK Muhammadiyah dan satu lagi akan kami pasang dan sediakan di jalan By Pass,” katanya. (CR-01-PBN)

  • Kasihan, Warga Kopo Buka Puasa di Tengah Banjir

    Kasihan, Warga Kopo Buka Puasa di Tengah Banjir

    KOPO, BANPOS – Di tengah pandemi Covid-19, puluhan rumah di lima kampung Desa Nanggung, Kecamatan Kopo terendam banjir hingga selutut orang dewasa. Hal itu diakibatkan oleh meluapnya sungai Cibereum yang diketahui mendapatkan kiriman air dari sungai Ciberang karena hujan lebat di Kabupaten Lebak pada Rabu (13/5).

    Selain pemukiman, luapan air juga diketahui merendam ladang persawahan yang baru saja memasuki musim panen, mulai pukul 04.00 WIB, Kamis (14/5).

    “Laporannya pagi, dari Camat Kopo bahwa terjadi banjir di beberapa kampung di Kecamatannya, akibat air kiriman dari sungai Ciberang yang mengalir ke sungai Cibereum, akhirnya meluap hingga saat ini,” ujar ketua harian Crisis Centre pada BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E.

    Menurutnya, beberapa kampung terendam dengan ketinggian air yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang terhimpun, kelima kampung berada dalam satu desa, yaitu Desa Nanggung.

    “Total jumlah rumah terdampak mencapai 102 rumah. Selain itu, meluapnya air ini juga membuat akses jalanndan persawahan terendam,” jelasnya.

    Meski demikian, penghuni rumah saat ini masih bertahan di rumah masing-masing. Karena dikhawatirkan terjadi banjir yang lebih besar, warga kemudian membuat tenda darurat di pinggir jalan dan berbuka seadanya di tenda tersebut.

    “Saat ini belum ada evakuasi,” pungkas Jhonny.

    Saat dikonfirmasi oleh BANPOS, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Serang Dapil 2, Aep Syaefullah sedang berada di lokasi banjir, dan segera memberikan bantuan berupa paket sembako. Menurutnya, saat ini masyarakat membutuhkan makanan cepat saji untuk berbuka puasa dan sahur.

    “Saat ini, sebagian yang rumahnya terendam sementara membuat tenda di pinggir jalan. Khawatir memang ada banjir kiriman,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, aliran Sungai Cibereum yang meluap, diantaranya merendam Desa Nanggung, dan Desa Pasir Buyut, Kecamatan Kopo Kabupaten Serang.

    “Malam ini di rumah warga sampai selutut orang dewasa,” ungkapnya.

    Berdasarkan pantauan, masyarakat terpaksa berbuka puasa di pinggir jalan, karena rumahnya terdampak luapan air.

    “Karena masyarakat juga baru pada panen, sebagian barang-barangnya berikut benda elektronik diamankan di pinggir jalan,” tuturnya

    Ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Serang agar segera memberikan bantuan darurat yang sangat dibutuhkan masyarakat seperti air minum dan makanan siap saji untuk sahur dan berbuka.

    “Karena warga bingung, masak pun seadanya. Karena yang terdampak bukan hanya orang dewasa, banyak anak-anak kecil yang membutuhkan asupan makanan,” pungkasnya.

    Diantara kampung terdampak banjir yaitu, Kampung Pabuaran, RT 023/004, terdampak sebanyak 20 Rumah dengan 19 Kepala keluarga (KK) dan 115 jiwa. Kemudian, Kampung Cukanggalih, RT 09/03, terdampak sebanyak 50 KK dengan 120 jiwa. Berikut juga akses jalan dan persawahan.

    Selanjutnya, Kampung terdampak lainnya yaitu kampung Kendal RT 08/03, sebanyak 50 rumah dengan 140 jiwa. Kampung Jamban, RT 16/04 sebanyak 20 Rumah, 23 KK dengan 121 jiwa.

    Kampung Parigi RT 001,002/001 dengan jumlah rumah terdampak sebanyak 12 Rumah, 12 KK dan 64 jiwa. Rata-rata, tinggi muka air mencapai 20 hingga 60 sentimeter.(MUF)

  • Warga Link Tegal Tong Salurkan Bantuan Sembako Untuk Korban Banjir Bandang

    Warga Link Tegal Tong Salurkan Bantuan Sembako Untuk Korban Banjir Bandang

    CILEGON, BANPOS,- Rasa empati terhadap korban banjir bandang di Kota Cilegon terus digaungkan sejumlah pihak.

    Seperti yang dilakukan Warga Link Tegal Tong, RT 04/05, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon. Secara sukarela dan bersama sama, warga Link Tegal Tong yang terdiri 130 Kepala Keluarga ini mengumpulkan donasi dari warga lingkunganya untuk disalurkan kepada korban banjir bandang.

    Dipimpin Ketua RT, Suyadi dan Pimpinan Majelis Silaturahmi, Asep memberikan bantuan paket sembako dan peralatan pembersih, air miner dan baju layak pakai.

    Bantuan sebanyak 75 paket sembako ini diserahkan perwakilan warga Link Tegal Tong diberikan di Posko Bencana GP Ansor Cilegon di Majelis Daarul Muta’alimin RT 03/06, Link Gerem Kagungan, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Minggu (9/5).

    Bantuan diserahkan langsung Ketua RT 04/5 Link Tegal Tong dan diterima oleh Abah Nasrudin selaku Pimpinan Majelis Da’arul Muta’alimin.

    “Alhamdulillah warga kami se lingkungan RT secara ikhlas dan bersama sama sepakat mengumpulkan donasi sumbangan untuk korban banjir bandang di sebagian Kota Cilegon, khususnya di wilayah Kecamatan Grogol ini,” ujar Sayudi.

    Ia berharap, bantuan paket sembako ini semoga bermanfaat untuk warga Link Gerem Kagungan yang terdampak banjir bandang.

    Sementara itu, Abah Nasrudin mengucapkan rasa terimakasihnya atas kepedulian warga Link Tegal Tong dan empatinya kepada warga warga terdampak banjir bandang.
    “Semoga rasa empati dan kepeduliann warga Link Tegal Tong menjadikan tali silaturahmi dengan warga seiman,” ucap Abah Nasrudin.(BAR)

  • Banjir Jalan Nasional di Cihara Bikin Macet, Diduga Akibat Kecilnya Gorong-gorong

    Banjir Jalan Nasional di Cihara Bikin Macet, Diduga Akibat Kecilnya Gorong-gorong

    LEBAK, BANPOS – Puluhan kendaraan mobil dan motor terjebak kemacetan hingga kiloan meter di ruas jalan raya Cibobos – Bayah, Kecamatan Cihara, Jumat (8/5).

    Kemacetan terjadi akibat luapan air dan deras dari jembatan. Kondisi itu akibat kecilnya gorong – gorong jembatan pada ruas jalan nasional sehingga air yang mengalir dari atas bebukitan dari hujan deras yang terjadi di wilayah tersebut tidak bisa mengalir normal.

    “Gak bisa lewat kita, airnya terlalu deras dan takut pas lewat jalan itu jebol,” kata seorang pengendara motor Sanudin

    Senada diungkapkan pengendara motor lainnya Herman. Ia mengaku takut melintasi luapan air yang deras dari jembatan tersebut.

    “Ia takut pas kita lewat jalan itu ambrol tergerus air. Ya bertahan sementara nunggu airnya surut dulu,” ungkapnya.

    Kepala Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Mulyadi membenarkan, bahwa luapan air yang deras hingga ke jalan tersebut akibat kecilnya gorong – gorong jembatan. Menurutnya, kondisi itu terjadi bukan yang pertama kali.

    “Iya, gorong-gorong jembatannya kecil. Sering, bahkan setiap hujan deras pasti luapan air dari jembatan itu sampai ke jalan. Ya kami minta dinas terkait segera melakukan perbaikan agar kondisi itu terjadi lagi,” katanya (CR-01/PBN)

  • Soal Banjir, Zulhas Ingatkan Jangan Obral Izin

    Soal Banjir, Zulhas Ingatkan Jangan Obral Izin

    CILEGON, BANPOS – Musibah banjir bandang yang terjadi di Kota Cilegon pada Senin (4/5) lalu menyita perhatian banyak pihak salah satunya dari Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Pasalnya banjir kali ini merupakan banjir terparah sejak kota baja itu didirikan. Selain harta benda yang porak poranda, banjir kali ini juga memakan korban nyawa yang hanyut terbawa arus sungai sampai laut Bojonegara, Kabupaten Serang.

    Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan (Zulhas) mengajak kepada masyarakat Kota Cilegon agar bersama-sama turut menjaga lingkungan dan tidak merusak alam.

    “Ini kelakuan kita. Kalau gunung-gunung kita rusak, lingkungan kita rusak, bencana itu karena manusia, karena kita yah. Kalau gunungnya dihabiskan, lingkungan dirusak, itu akibatnya. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mengawasi lingkungan kita,” kata Zulhas kepada awak media usai menghadiri penyerahan bantuan sosial kepada korban banjir bandang di Lingkungan Ciora Waseh, Kelurahan Kotasari Kecamatan Grogol Kota Cilegon, Kamis (7/5).

    Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta kepada pemerintah daerah (Pemkot Cilegon) agar tidak memberikan izin galian sembarangan kepada para pengusaha.

    “Begini saya berharap betul diperhatikan lingkungan. Jangan obral izin-izin terutama dilingkungan-lingkungan yang akan menyebabkan banjir misalnya tambang batu, tambang pasir jangan korbankan lingkungan kalau ditambang abis gunungnya yang bencananya semua rakyat, yang dapat senang yang nambang saja. Jadi tolong pemerintah daerah yang ketat,” tegas Zulhas.

    Di tempat yang sama, anggota DPR RI Dapil Banten II Yandri Susanto meminta kepada pemerintah daerah agar segera mencari solusi agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.

    “Jadi memang perlu ada program jangka panjang. Jangka panjang itu yang paling gampang sebenarnya menertibkan semua pihak yang merusak lingkungan tidak ada kompromi. Dengan itu harusnya jadi pemerintah daerah (Cilegon) atau pemerintah provinsi (Banten) dan pemerintah pusat menginventalisir banjir itu, jangan jadikan langganan kan sudah tahu penyebabnya,” terang Yandri.

    Yandri mencontohkan banjir di daerah lain yang banyak bangunan tidak berizin sehingga berdampaknya terhadap wilayah lain.

    “Misalkan Jakarta tiap hari banjir puncak penyebabnya. Karena apa rumah-rumah tidak berizin didirikan. Serang Cilegon kenapa gunung-gunung dipapas?, tambang batu dan lain sebagainya. Jadi kita tidak boleh hati kita berpihak kepada segelintir orang tapi mengorbankan banyak rakyat,” ujarnya.

    “Jadi tambang batu itu ya sejatinya milik Allah SWT dinikmati oleh umat manusia dan makhluk lainnya, nah ketika dia digunakan oleh individu-individu untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya tapi membuat kemudhorotan yang banyak atau akibatnya sangat dahsyat kepada rakyat, saya kira pemerintah hatus menghentikan itu. Kalau tidak dihentikan, ulangan itu tinggal menunggu waktu saja dan bisa lebih dahsyat lagi,” terangnya.

    Politisi partai PAN itu meminta kepada kepala daerah untuk menggunakan hati nuraninya agar segera menertibkan aktifitas para penambang.

    “Jadi menurut saya banjir kemarin itu peringatan dari Allah SWT. Saya kira ini momentum bagus di tengah wabah Covid-19 ada banjir itu banjir air bah, nah maka yang di galian c itu wewenang walikota atau bupati atas rekomendasi gubernur saya kira pejabat daerah pak gubernur, pak bupati, pak walikota tiba saatnya hari ini jangan ragu pakai nurani sudah lah ditertibkan semua jangan nego-nego untuk para penambang,” tegasnya.

    Dibagian lain, sebelumnya Walikota Cilegon, Edi Ariadi meminta kepada semua pihak agar tidak terus – menerus menyalahkan pemerintah terkait bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi.

    “Itu siapa sih yang salah pemerintah.?, Pemerintah jangan disalahin aja sih masyarakat dong sekali-kali disalahkan,”
    kata Edi kepada awak media usai penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat terdampak Covid-19 di Aula Setda III Gedung Diskominfo, Kota Cilegon, Rabu (6/5).

    Menurutnya, banjir bandang dan longsor yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi dengan kondisi gorong-gorong yang sempit. Sehingga gorong-gorong tidak mampu menampung luapan air.

    “Itu kan curah hujan tinggi, masa (banjir) tiga jam loh. Banjir tiga jam kan kita rapat tahu-tahu udah banjir semuanya,” ujarnya.

    Saat disinggung salah satu penyebab banjir karena banyaknya aktivitas galian C maupun Pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU), Edi enggan berkomentar lebih jauh.

    “Ngga lah. Galian C mana?. Itu kan di Selatan adanya. Kita udh monatorium, tapi Merak kan ngga banjir. Itu kan darinse propinsi statomer,” kata Edi sambil meninggalkan awak media.(LUK)