Tag: banjir

  • Satkorwil Banser Banten Kerahkan Anggota Bantu Warga

    Satkorwil Banser Banten Kerahkan Anggota Bantu Warga

    CILEGON, BANPOS,- Kepedulian masyarakat kepada korban banjir bandang di Kota Culegon mulai berdatangan. Salah satunya dari Satkorwil Banser Provinsi Banten.

    Dibawah Komandan Satkorwil, Sukiman memberikan bantuan berupa alat penerangan, pop mie dan sepatu boot, dan air mineral kepada warga Link Gerem Kagungan RT 03/06 Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Selasa (5/5).

    Bantuan tersebut sebut diterima ustad Muachir yang juga pengurus Majelis Taklim Daaurl Mutaalimin.

    Sukiman mengatakan, selain menyerahkan bantuan, pihaknya juga sudah mengerahkan anggota Banser dari wilayah dan cabang untuk bersama membantu warga korban banjir bandang.

    “Banser akan terus bersama warga di NKRI. Wujud kecintaan kami dengan warga yakni Banser selalu hadir untuk masyarakat, terlebih saat musibah bencana alam di Cilegon ini,” ujar Sukiman didampingi pengurus Korwil lainnya Didik Ariwibowi dan Sekretaris PC GP Ansor Kabupaten Serang, Andi Afandi.

    Anggota Banser se Banten akan terus bergerak membantu warga korban banjir sampai tahap pemulihan.

    Sementara ustad Muachir mengucapkan terimakasih atas kepedulian Satkorwil Banser dan jajarannya yang telah memberikan bantuan dan mengerahkan anggotanya meringankan beban warga.

    “Kami warga di sini sangat berterimakasih kepada Satkorwil Banser dan jajarannya yang telah peduli dan memberikan bantuan,” ucap ustad Muachir.

    Sementara itu pantauan di lapangan, warga sekitar Link Gerem Kagungan salah satu wilayah terdampak banjir bandang yang terjadi Minggu (3/5) lalu.

    Curah hujan yang tinggi yang terjadi Minggu lalu selama lima jam mengakibatkan perbukitan yang ada disekeliling rumah warga longsor terbawa derasnya arus air.

    Akibat derasnya air hujan, lumpur bercampur bebatuan di perbukitan dan pepohonan tergerus dan menggenangi rumah warga.

    Saking derasnya gerusan air bercampur lumpur bebatuan, sejumlah drainase dan kali kecil tersumbat. Sehingga air dan lumpur tak tertampung di saluran drainase dan meluap ke rumah warga dan di jalanan.

    Selain menyumbat saluran drainase warga, derasnya banjir bandang juga merusak fasilitas air bersih milik warga Gerem Kagungan. selama ini warga setiap harinya mengandalkan air bersih dari mata air perbukitan.(BAR)

  • Pasca-banjir, Warga Gerem Kagungan Kesulitan Air Bersih

    Pasca-banjir, Warga Gerem Kagungan Kesulitan Air Bersih

    CILEGON, BANPOS,- Warga korban banjir bandang di sejumlah kampung di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon mulai kesulitan air bersih.

    Seperti di Link Gerem Kagungan RT 03/06 warga setempat yang selama ini mengandalkan sumber mata air dari perbukitan, kini kesulitan karena sumber mata air rusak tergerus longsoran tanah.

    “Sejak hari Minggu lalu yang banjir dan longsor di perbukitan itu, sumber mata air rusak dan tertimbun lumpur serta bebatuan. Juga paralon milik warga yang tersambung ke sumber mata air rusak dimana mana. Air yang ada hanya cukup satu hari kmarin,” ujar ustad Muachir kepada Banten Pos, Selasa (6/5).

    Menurutnya untuk keperluan minum dan memasak, warga membeli air galon. Sedangkan untuk mandi dan cuci baju terpaksa menggunakan aliran air perbukitan yang warnanya sedikit keruh.

    Ia berharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan air bersih kepada warga di lingkungan nya dan umumnya warga di sekitar perbukitan yang menjadi korban banjir bandang, Minggu lalu.

    “Semoga lekas ada bantuan dari pemerintah dan para pihak untuk penyediaan air bersih bagi warga kami,” ucap ustad Muachir.

    Sementara itu, wilayah Gerem Kagungan dan sekitarnya jalanan masih banyak dipenuhi lumpur dan sampah bekas longsoran.

    Warga setempat dan dibantu sejumlah relawan, termasuk Satuan Banser Banten, Banser Serang dan Banser Cilegon terus membantu melakukan pembersihan lumpur dipemukiman dan jalan lingkungan.

    Meski banyak relawan yang terjun di lokasi banjir, akan tetapi blom bisa menjamah tumpukan material lumpur yang ada.

    Warga masih mengharapkan bantuan tenaga dari relawan untuk memulihkan kondisi lingkungan warga sekitar terdampak banjir bandang.(BAR).

  • Warga Metro Cilegon Hanyut Terseret Arus Sungai

    Warga Metro Cilegon Hanyut Terseret Arus Sungai

    CILEGON, BANPOS – Saat mengenderai sepeda motor Sukma Wijaya (38) seorang warga perumahan Al Cluster Mediterania Metro Cilegon, Kelurahan Jombang Wetan Kecamatan Jombang Kota Cilegon jatuh dari sepeda motornya kemudian hilang terseret arus air sungai yang letaknya tak jauh dari pemukiman warga, Selasa (5/5).

    Informasi yang berhasil dihimpun, sebelum dikabarkan hilang diketahui bahwa korban tengah membawa kedua anaknya yakni Raffa (5) dan Arkha (3) jalan-jalan dengan menggunakan kendaraan sepeda motor saat melintasi jembatan disungai tersebut. 

    Kasubsi Ops Basarnas Banten Hairoe Amir mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan pencarian hingga tujuh kilometer dari tempat korban terjatuh. 

    “Laporannya dari BPBD, ada orang tua bawa motor dengan membawa dua orang anaknya jalan-jalan pukul 05:30 WIB melewati kali komplek Metro. Nah dia jatuh yang dua anaknya dapat diselamatkan sedangkan bapanya hilang sampai sekarang,” ujar Amir saat dikonfirmasi awak media, Selasa (5/5).

    Salah satu warga setempat, Faturohman mengungkapan, kedua anak korban berhasil ditemukan oleh warga kemudian diserahkan kepada orang tuanya dengan kondisi luka lecet pada bagian tangan.

    “Anaknya berhasil ditemukan sama warga lainnya, dengan kondisi tangan sudah pada lecet-lecet. Oas ditanya sama warga anaknya bilang pegangan sama pohon sehingga dapat diselamatkan. Selain anaknya motornya korban juga ketemu,” ungkapnya.

    Hingga berita ini diturunkan, belasan petugas gabungan saat ini terus melakukan pencarian menyusuri aliran sungai menggunakan perahu karet. Sementara saat ini petugas gabungan dari Basarnas Banten, Polsek Cilegon, Polairud dan BPBD Cilegon tengah melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.(LUK)

  • Sempat Lumpuh, Pelayanan RSUD Cilegon Kembali Normal

    Sempat Lumpuh, Pelayanan RSUD Cilegon Kembali Normal

    CILEGON, BANPOS – Sempat lumpuh akibat terjangan banjir bandang pada Senin (4/5) kemarin, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon akhirnya berangsur pulih dan sudah bisa melakukan pelayanan seperti biasanya. 

    Kepala Bagian (Kabag) Umum RSUD Kota Cilegon, Faruk Oktavian mengatakan untuk kondisi saat ini ruangan yang terendam sedang dalam pembersihan dan pelayanan sudah normal seperti biasanya. 

    “Sudah surut, pelayanan seperti biasa cuman memang kalau untuk rawat jalan ngga ada masalah karena memang gedungnya ngga kebanjiran kalau gedung rawat jalan. Yang jadi masalah itu IGD (Instalasi Gawat Darurat) untuk rawat inap saat ini lab dengan radiologi lagi nunggu pengeringan,” kata Faruk kepada BANPOS saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Selasa (5/5).

    Faruk juga mengatakan untuk aliran listrik sudah bisa dinyalakan.

    “Udah, tadi pagi udah dinyalain. Sebetulnya semalem juga sudah mulai surut cuma karena cuacanya mendung, naik lagi airnya kemudian  genset terendam,” ujarnya.

    Faruk menambahkan banyak arsip-arsip penting yang terendam akibat dampak banjir tersebut. 

    “Yang kerendem kursi, berkas-berkas, arsip-arsip, jadi posisinya karena banjirnya terlalu cepat jadi kursi meja kurang arsipnya banyak ngga ada tempat untuk ngangkat,” pungkasnya. 

    Sementara itu, Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUD Cilegon dr Meisuri mengatakan sebanyak 23 ruangan sempat terendam banjir. 

    “Masih tahap dibersihkan. Kamar operasi juga sementara kita off kan sampai layak pakai dulu, kecuali yang betul-betul emergensi,” singkatnya. (LUK)

  • Akibat Banjir, Satu Jembatan di Ciladaeun Hanyut Terbawa Air

    Akibat Banjir, Satu Jembatan di Ciladaeun Hanyut Terbawa Air

    LEBAK, BANPOS – Satu jembatan penghubung di Kampung Muara, Desa Ciladauen, Kecamatan Lebak Gedong, ambrol dan hanyut terbawa arus banjir.

    Kepala Desa Ciladauen Yayat Dimyati kepada wartawan, Kamis (30/4) membenarkan terjadinya banjir yang menghanyutkan satu jembatan. Menurut Yayat, banjir bandang tersebut terjadi sekira pukul 15:45 WIB. Ia menyebut banjir bandang disebabkan oleh tingginya curah hujan yang mengguyur daerah tersebut.

    “Iya banjir lagi, cukup deras tapi gak sampai ke rumah warga,” kata Yayat Dimyati saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon selulernya.

    Ia mengatakan, akibat banjir yang terjadi terdapat beberapa bagian jembatan yang hanyut terbawa derasnya air, sehingga jembatan itu tidak bisa dilalui. Padahal jembatan itu merupakan akses satu-satunya bagi warga di Desa Ciladauen yang dapat dilalui kendaraan motor dan mobil.

    “Sudah rusak berat, tidak bisa dilalui. Perlu adanya perbaikan total,” jelasnya.

    Yayat berharap, kepada Pemerintah Kabupaten Lebak dapat menerjunkan tim teknis ke lapangan guna memperbaiki jembatan yang menjadi akses satu-satunya warga di Ciladauen.

    “Ya, kita berharap segera diperbaiki. Jika dibiarkan tentu kami bisa terisolir lagi, karena setiap harinya warga bergantung pada jembatan tersebut,” ucapnya seraya berharap. (CR-01/PBN)

  • Hujan Sebentar, Tangerang Kembali Kebanjiran

    Hujan Sebentar, Tangerang Kembali Kebanjiran

    AREN, BANPOS – Tidur warga Kota Tangerang dan Tangsel kembali tidak nyenyak. Hal ini dikarenakan, banjir kembali melanda daerah tersebut.

    Walaupun dirasa tidak terjadi curah hujan yang tinggi. Namun, hanya kurang dari 4 jam, air sudah masuk ke rumah-rumah warga.

    “Jam 11 malem kira-kira hujannya. Gak deras, sedang saja. Jam 2.40 sudah naik airnya,” ujar salah seorang warga Pd. Maharta, Pd. Aren, Tangsel, Faruq kepada BANPOS, Selasa (25/2).

    Untuk saat ini, Faruq mengungsi di lantai dua. Sedangkan barang-barang yang ada di bawah sudah diselamatkan ke tempat yang agak lebih tinggi.

    “Mudah-mudahan tidak sampai seperti kemarin banjirnya,” harapnya.

    Sebagaimana diketahui, pada awal tahun 2020, terjadi banjir yang cukup tinggi di daerah tersebut yang mencapai dada orang dewasa.

    Hingga saat berita ini ditulis, air belum terlihat surut, bahkan bertambah naik dan juga curah hujan semakin deras.

    “Sekarang sudah sedengkul orang dewasa airnya,” kata Faruq.

    Di tempat terpisah, warga Kecamatan Kelapa Dua Kota Tangerang, Rinda menyatakan, banjir juga terjadi di daerahnya.

    “Yang deket kali Sabi sudah sedengkul, tapi di tempat saya tidak kena,” ucapnya kepada BANPOS.

    Informasi yang didapat, beberapa daerah lainnya yang ‘langganan’ banjir seperti komplek Ciledug Indah, Tajur dan sekitarnya sudah mulai banjir.(PBN)

  • Puluhan Desa di Kabupaten Serang Terendam Banjir

    Puluhan Desa di Kabupaten Serang Terendam Banjir

    SERANG, BANPOS – Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Serang mencatat banjir yang merendam 41 desa di 29 Kecamatan dengan ketinggian muka air paling tinggi 50 sentimeter. Data tersebut dihimpun sejak 1 hingga 5 Februari 2020.

    Demikian disampaikan oleh Ketua Harian Crisis Centre BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E. Ia mengungkapkan, diantara Kecamatan yang terendam banjir adalah Kecamatan Kibin, Ciruas, Kragilan, Carenang, Sukajaya, Tanara, Tirtayasa, Binuang dan Lebakwangi.

    Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa saat ini, ada dua desa yang masih mengungsi yaitu di wilayah Pontang dan Tirtayasa. Berdasarkan data yang didapat, pengungsi mencapai 150 jiwa yang masih berada di lokasi pengungsian.

    “Hal itu dikarenakan genangan air di wilayah tersebut mengalami pasang surut, berbeda dengan banjir yang terjadi di wilayah Ciruas dan Kibin yang tidak mengalami pasang surut,” ungkapnya, saat ditemui di ruang Pusdalops BPBD Kabupaten Serang, Rabu (5/2).

    Ia menuturkan, penyebab banjir yang terjadi di wilayah Ciruas dan Kibin akibat air dari atas turun ke muara menuju ke laut. Sehingga, air di laut naik dan dari hulu turun, dan menyebabkan tinggi muka air banjir naik turun.

    “Tadi siang sudah mulai surut, bisa saja sore sudah naik lagi,” terangnya.

    Sementara itu, sejak Sabtu (1/2), pihaknya telah melakukan penanganan hingga hari ini (6/2). Ia mengungkapkan, di Desa Kaserangan dan desa Susukan, ketinggian muka air rata-rata mencapai 50 sentimeter, dan kedua desa tersebut berada di bantaran sungai Ciujung.

    “Untuk saat ini kata kami sudah mengirimkan bantuan logistik yang sudah disalurkan ke beberapa wilayah yang terdampak banjir,” tuturnya.

    Kendati demikian, pihaknya lebih memprioritaskan bantuan tersebut ke wilayah yang dianggap parah terlebih dahulu.

    “Kami memprioritaskan daerah berdasarkan ketinggian air,” ungkapnya.

    Pihaknya sudah mengirimkan lebih dari satu pleton ke wilayah terdampak banjir. Menurutnya, wilayah Kecamatan Pontang dan Tirtayasa, sudah mencapai 30 personil yang tetap bertahan hingga saat ini dengan pergantian personil per dua hari. Hal itu dilakukan agar personil tetap bersiaga di wilayah tersebut.

    “Semua personil kami kerahkan, dan patut untuk diberi apresiasi, karena ada beberapa personil belum melakukan pergantian shift,” ungkapnya.

    Berdasarkan penuturannya, saat ini para pengungsi masih membutuhkan bantuan pakaian dan selimut.

    “Yang paling sangat mendesak adalah makanan siap saji,” tandasnya.(MUF)

  • Kampung Kalodran Terendam Banjir, Warga Blokir Jalan

    Kampung Kalodran Terendam Banjir, Warga Blokir Jalan

    SERANG, BANPOS – Pasca-diguyur hujan semalaman, sejumlah daerah di Kota Serang mengalami banjir yang cukup tinggi. Bahkan, banjir tersebut tetap tinggi hingga pukul 16.00 WIB.

    Seperti yang terjadi di kampung Kalodran, Kelurahan Kalodran, Kecamatan Taktakan.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, akses masuk menuju kampung Kalodran diblokir oleh warga menggunakan batang pohon pisang dan beberapa barang lainnya.

    Hal ini dilakukan guna mencegah pengendaran untuk menerobos banjir tersebut. Sebab, banyak kendaraan terutama motor yang mogok akibat mesinnya terendam air.

    Dandim Walantaka, Kolonel Inf. Tumiran, menuturkan bahwa jumlah rumah yang terendam banjir kampung Kalodran berjumlah 30 rumah.

    “Sama dengan keluarga yang terdampak, itu ada 30 KK,” ujarnya saat ditemui BANPOS di lokasi, Sabtu (2/1).

    Menurutnya, banjir mulai tergenang sekitar pukul 08.00 WIB. Ia mengatakan, ketinggian air pada awal banjir diperkirakan satu meter.

    “Mungkin sekitar satu meter. Itu cukup tinggi, setinggi pinggang orang dewasa. Titiknya yaitu di akses masuk ke kampung, karena memang dataran rendah,” katanya.

    Sementara untuk kondisi pada pukul 16.00 WIB, diperkirakan ketinggian air sudah surut hingga 30 sentimeter.

    “Kalau sekarang sudah surutan. Mungkin sekarang hanya sekitat 30 sentimeter saja. Sudah di bawah lutut orang dewasa,” tuturnya.

    Ia pun menduga banjir tersebut terjadi karena sungai yang ada tidak dapat menampung debit air yang besar akibat hujan semalaman. (DZH)

  • Iti Ajak Gotong Royong Bangun Pasca-bencana

    Iti Ajak Gotong Royong Bangun Pasca-bencana

    LEBAK, BANPOS – Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, mengundang stakeholder dan elemen masyarakat dalam rapat terbatas. Hal ini bertujuan, agar seluruh pihak dapat turut serta dalam penanganan pembangunan pasca-bencana yang melanda enam Kecamatan.

    Turut hadir dalam acara tersebut, organisasi nirlaba profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan pada penanggulangan bencana, Aksi Cepat Tanggap (ACT).

    Dalam rapat terbatas yang dilaksanakan di gedung Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, Rabu (22/1), Iti mengajak Stakeholder dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti PT Adikarya, PT Wika dan BUKAKA untuk turut serta dalam pembangunan pasca-bencana.

    “Ya karena kita keterbatasan anggaran, kita mengajak mereka untuk ikut andil dalam pembangunan pasca-bencana. Ada 26 jembatan yang rusak dan butuh perbaikan,” katanya

    Iti mengungkapkan, apa yang disampaikannya dalam rapat bersama Stakeholder dari BUMN dan BUMD bisa terealisasi mengingat masyarakat di 30 desa yang terdampak bencana banjir dan longsor sangat membutuhkan akses jalan untuk beraktivitas.

    “Mudah-mudahan bisa cepat terealisasi, semuanya itu untuk kepentingan masyarakat,” ungkapnya

    Kepala Program Aksi Cepat Tanggap (ACT) Banten, Sukma Jayalaksana menyatakan, pada rapat dengan Bupati Lebak Stakeholder dari BUMN dan BUMD itu membahas rencana pemulihan pasca-bencana.

    Adapun program yang akan pemerintah coba sosialisasikan diantaranya pembangunan infrastruktur jembatan.

    Sukma mengaku, pihaknya turut hadir untuk menjalin kebersamaan dalam kepedulian terhadap umat dengan direncakannya pembangunan beberapa jembatan penghubung asa bagi masyarakat.

    “Karena keterbatasan anggaran untuk pembangunan, ibu Bupati Lebak mengajak untuk turut serta dalam pembangunan jembatan sebanyak 26 jembatan yang rusak akibat bencana dan butuh perbaikan,” katanya.(MG-01/PBN)

  • PHRI Pandeglang Bantu Penyintas Banjir Lebak

    PHRI Pandeglang Bantu Penyintas Banjir Lebak

    PANDEGLANG, BANPOS – Merasa prihatin dengan bencana banjr bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak beberapa waktu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pandeglang, memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana.

    Ketua Bidang Budaya dan Lingkungan Hidup PHRI BPC Pandeglang, Basith Djoma mengatakan, berkaca pada bencana tsunami Selat Sunda yang terjadi pada tahun lalu di Kabupaten Pandeglang, PHRI turut merasakan kesedihan yang dirasakan masyarak Lebak yang tertimpa bencana.

    “Intinya setahun yang lalu, kami masyarakat selat sunda ketika terjadi bencana tsunami banyak dibantu masyarakat luar. Kami juga merasakan kesedihan mereka seperti kami rasakan dulu,” kata Basith kepada BANPOS, Jumat (10/1).

    Menurutnya, dengan kesedihan yang dulu pernah dirasakan tersebut, seluruh anggota PHRI BPC Pandeglang, mengumpulkan barang bantuan untuk diberikan kepada para korban bencana banjir bandang di Lebak.

    “Selain berupa barang yangg dikumpulkan dari masing-masing anggota, juga bantuan dari beberapa management diantaranya management Tanjung Lesung, Coconut Island, Hotel Rizky Pandeglang dan Keluarga Kisunda,” terangnya.

    Basith menambahkan, bantuan yang diberikan kepada korban bencana banjir bandang di Lebak, berupa logistik untuk kebutuhan sehari-hari dan uang tunai sebesar Rp 10 juta.

    “Bantuan yang diberikan yaitu selimut, handuk, baju dan celana bayi. Selain itu juga dari management Tanjung Lesung memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 10 juta,” ujarnya.

    “Bantuan tersebut kita serahkan di Posko penampungan di Ponpes Darul Mustofa dengan jumlah pengungsi sebanyak 800 jiwa, yang diterima oleh pimpinan Ponpes Darul Mustofa KH Omik yang diskasikan para relawan dari dompet dhuafa dan tim Tagana. Mudah-mudahan bantuan yang diberikan memberikan manfaat bagi para korban bencana,” ungkapnya.

    Sementara Pimpinan Ponpes Darul Mustofa, KH Omik yang menerima bantuan tersebut mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan PHRI BPC Pandeglang.

    “Saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh PHRI BPC Pandeglang,” katanya.(dhe/pbn)