Tag: banjir

  • Komisi III Kunjungi Terdampak Banjir dan Longsor

    Komisi III Kunjungi Terdampak Banjir dan Longsor

    LEBAK, BANPOS – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, kunjungi korban terdampak banjir bandang dan longsor.

    Dalam kunjungannya, mereka melihat rumah-rumah dan menanyakan soal bantuan kepada masyarakat terdampak bencana sudah menerima apa belum.

    Disampaikan anggota Komisi III DPRD Lebak, Imad Humaedi kepada BANPOS, Jumat (10/1).
    Tidak hanya itu kata Imad, anggota DPRD Komisi III juga melihat dan melakukan pemantauan kondisi masyarakat terdampak bencana di pengungsian, baik itu soal kebutuhan dasar maupun kesehatan mereka.

    Mengingat bantuan yang datang bagi masyarakat terdampak bencana di enam Kecamatan terlihat itu begitu banyak.

    “Kita harus pastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana dipengungsian itu terpenuhi termasuk kesehatannya,” katanya

    Kunjungan Komisi III DPRD Lebak ke lokasi bencana yang memastikan kebutuhan dasar dan kesehatan warga terdampak bencana dipengungsian terpenuhi, mendapat tanggapan positif dari Raka Rajasa, warga Lebak.

    Menurut Raka, memang anggota DPRD selaku wakil rakyat itu harus begitu, terlebih ini soal bencana, pastikan apakah kebutuhan dasar dan kesehatan masyarakat terdampak itu terpenuhi.

    Ia juga meminta Komisi III DPRD Lebak tidak hanya sampai di situ, tapi juga pastikan penanganan pasca bencana terkait pembangunan rumah baik yang rusak berat, sedang dan ringan milik masyarakat terdampak bencana yang di alokasikan dari anggaran stimulan terealisasi dengan baik dan tepat sasaran.

    “Kawal dan pastikan kebutuhan dasar dan kesehatan masyarakat terdampak bencana terpenuhi, juga penanganan pasca bencana,” katanya. (MG-01/PBN)

  • Di Kabupaten Serang, 3.126 Jiwa Terdampak Banjir

    Di Kabupaten Serang, 3.126 Jiwa Terdampak Banjir

    SERANG, BANPOS – Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Serang mencatat sebanyak 3.126 jiwa dengan total 1.009 Kepala keluarga (KK), terdampak bencana banjir yang merendam 10 Desa di tiga Kecamatan Kabupaten Serang. Selain itu, banjir juga menyisakan sebanyak 968 dan gedung sekolah yaitu SMAN Bojonegara serta pesantren salafi di Kecamatan Cikande.

    “Saat ini penanganan dari BPBD kabupaten Serang, personil sudah ditarik semua dari lokasi bencana. Hanya saja masih mengirimkan pasukan untuk membantu masyarakat membersihkan sisa-sisa lumpur yang ada di rumah warga masing-masing,” ujar ketua harian Crisis Centre pada BPBD kabupaten Serang, saat ditemui di ruang Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops), Minggu (5/01).

    Pihaknya bekerjasama denga TNI-Polri, Polres dan Polsek setempat serta Korem dan Koramil di masing-masing wilayah dalam membersihkan sisa-sisa lumpur akibat banjir.

    “Untuk jumlah kerugian kami belum bisa menyebutkan, karena pihak desa pun masih mendata,” tuturnya.

    Ia menuturkan bahwa dalam peristiwa banjir tersebut, tidak ada korban jiwa dan tidak ada korban luka. Sebab, kata dia, ketika banjir datang memang muka air tinggi, namun daam hitungan jam sudah surut kembali.

    “Jadi warga sudah mengetahui terlebih dahulu karena sudah terjadi sebelumnya. Tetapi banjir kali ini adalah paling besar, dan warga sudah antisipasi. Alhamdulillah tidak ada korban,” katanya, seraya menegaskan bahwa korban meninggal yang sebelumnya diberitakan sudab diklaim masyarakat asal Kabupaten Lebak.

    Wabah penyakit yang biasanya timbul seusai banjir, ia menerangkan bahwa pihaknya tidak menerima laporan adanya masyarakat yang terkena penyakit. Sebelumnya, pihak BPBD kabupaten Serang secara langsung melalui tim reaksi cepat (TRC) ke lokasi dan mendirikan posko serta dapur umum.

    “Alhamdulillah kami tidak menerima laporan adanya warga yang sakit,” terangnya.

    Hingga saat ini, kata dia, masyarakat sebagian sudah mulai merapihkan rumahnya dan sebagian lagi masih menumpang di rumah kerabatnya.

    “Masyarakat sekarang sudah tidak ada yang di posko,” pungkasnya. (MUF/AZM)

  • Titik Banjir Kabupaten Serang Bertambah

    Titik Banjir Kabupaten Serang Bertambah

    CIKANDE, BANPOS – Banjir kini merambah ke Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang. Hal tersebut diduga akibat luapan Sungai Cidurian.

    Berdasarkan data yang diterima oleh BANPOS, terdapat sembilan kampung di empat desa terdampak banjir, dengan total 93 Kepala Keluarga (KK) dan 349 jiwa.

    “Pukul 14:18 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang menerima infromasi dari bapak Ilban, bahwa telah terjadi Banjir di Kecamatan Cikande,” ujar Jhonny E, Ketua harian Crisis Centre pada BPBD Kabupaten Serang.

    BPBD memberangkatkan personil ke lokasi kejadian banjir guna melakukan validasi Data.

    Setelah mendapatkan assement atau pendataan awal, personil BPBD Kabupaten Serang kembali ke Mako dan memberangkatkan personil lainnya guna melakukan pemantauan di lokasi.

    “Serta menurukan perahu di Desa Songgom Jaya,” imbuhnya.

    Ia mengatakan, kondisi terakhir
    masyarakat masih menempati rumah masing-masing. Hingga berita ini dirilis, ketinggian air di Kecamatan Cikande yang terdampak banjir mencapai 30 hingga 60 sentimeter.

    “Saat ini masyarakat masih menempati rumah masing-masing, dan ketinggian banjir variatif mencapai 30 hingga 60 sentimeter,” pungkasnya.

    Diantara wilayah terdampak tersebut, desa Songgom Jaya yaitu Kampung Cilotik RT 005/001, Kampung Parigi RT 001/001,
    Kampung Desa Gede Rt.001/002. Kemudian, Desa Koper yaitu Kampung Koper RT 004/002, Kampung Koper Masjid RT 003/002, Kampung Koper Eretan Rt 001/002. Selanjutnya, di Desa Parigi terdampak satu Kampung yaitu
    Kampung Kolong RT 02/RW05. Desa Cikande terdapat dua kampung terdampak yaitu Kampung Ciberem RT 04/02 dan Kampung Ciberem RT 04 RW 02.

    Diketahui, sumber daya yang terlibat dalam peristiwa tersebut yaitu tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Serang, Koramil, Kapolres, Polsek, Korem, Pihak Desa, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
    (TKSK) dan
    masyarakat setempat. (MUF)

  • Ditemukan Korban Meninggal Dalam Kejadian Banjir di Kopo

    Ditemukan Korban Meninggal Dalam Kejadian Banjir di Kopo

    KOPO, BANPOS- Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) kabupaten Serang menemukan satu korban jiwa akibat banjir bandang di Kecamatan Kopo, Kamis, (02/01).

    Hal itu dibenarkan oleh Ketua harian Crisis Centre BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E.

    Ia menerangkan bahwa korban ditemukan di desa Mekar Baru, Kecamatan Kopo Kabupaten Serang sekira pukul 09:00 WIB, saat petugas melakukan evakuasi. Korban merupakan warga asal Maja, Tangerang yang kesehariannya beraktivitas di desa Mekar Baru.

    “Pukul 09:00 WIB Kami mendapat informasi penemuan korban. Tapi sudah fix posisinya meninggal satu orang,” katanya.

    Berdasarkan keterangan warga, lanjut dia, korban tersebut menolak dievakuasi oleh petugas.

    Disisi lain, korban juga memiliki riwayat penyakit.

    “Menurut personil di lokasi dan pihak TNI yang mengobrol dengan warga, korban sudah diajak untuk dilakukan evakuasi, tapi korban menolak. Yang kedua, korban menurut keterangan warga sedikit mengalami gangguan, iya betul (memiliki riwayat penyakit),” ungkapnya.

    Ia menyebutkan, kondisi saat ini arus air sungai yang masuk ke perkampungan masih terbilang deras. Namun, jika dibandingkan dengan semalam, ada penurunan debit air.

    Meskipun demikian, pihaknya terus melakukan evakuasi di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Cidurian.

    “Tinggi muka air sudah turun, surut dari dibanding tadi malam, tapi arus sungai masih deras. Air yang masuk ke perkampungan pun masih deras karena airnya ini dari DAS Cidurian yang langsung ke muara,” tuturnya.

    Jhonny menerangkan, memang banjir ini selalu terjadi tiap tahun di beberapa titik wilayah Kabupaten Serang.

    Akan tetapi, bencana yang terjadi saat ini merupakan siklus lima tahun. Sehingga tidak heran jika beberapa daerah lainnya mengalami banjir serupa.

    “Kalau tiap tahun ada beberapa Wilayah yang terjadi, tapi ini berbeda masuk dalam siklus kelima tahunan. Jadi makanya serentak di Bandung, Bogor, Jakarta, Lebak, serang. Karena daerah kami yang dilalui oleh 3 Daerah aliran sungai Cidurian, Ciujung dan Didanau,” pungkasnya.

    Berdasarkan data yang diterima oleh BANPOS, kondisi saat ini, daerah sebaran banjir meluas menjadi lima desa yaitu, Desa Mekar baru Kampung Panunggulan, Desa Cidahu Kampung Kamarang, Desa Nyompom Kampung Nyompok, Desa Ranca Sumur kampung Bojong, dan Desa Carenang Udik Kampung Rancagede.

    Saat ini tim BPBD masih terus melakukan penanganan.(MUF)

  • Iti Ajak Semua Pihak Bantu Terdampak Banjir

    Iti Ajak Semua Pihak Bantu Terdampak Banjir

    LEBAK, BANPOS – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, mengeluarkan surat ajakan peduli bencana banjir. Dalam surat dengan Nomor 362/I/I-Kesra/2020 yang ditujukan kepada Pimpinan OPD, BUMN/BUMD, Pengusaha, Lembaga Sosial/Masyarakat, agar dapat ikut serta dalam memberikan bantuan kepada korban terdampak.

    Disebutkan, pada surat yang dikeluarkan tertanggal 2 Januari 2020 itu, menyebutkan bantuan yang dapat dihimpun akan disalurkan di enam kecamatan. Diantaranya Kecamatan, Sajira, Cipanas, Lebakgedong, Curugbitung, Maja, dan Kecamatan Cimarga.

    Diimbau, agar semua eleman kiranya dapat membantu korban terdampak baik dengan menyumbang baik berupa uang, makanan, pakaian layak pakai, peralatan shalat, maupun bantuan lainnya yang dibutuhkan.

    “Bantuan dapat disampaikan melaluin BPBD Kabupaten Lebak,” jelasnya dalam surat yang ditandatanganinya.

    Sebelumnya, Iti mengatakan, bahwasanya musibah yang terjadi dikarenakan kondisi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) rusak akibat penebangan liar.

    “Kami akan laporkan ini ke pusat, nanti kita ambil foto udara dan akan berkoordinasi dengan para stakeholder,” ungkapnya.

    Sementara itu, sebagai bentuk kepeduluan pada korban terdampak, sejumlah elemen warga di Lebak selatan (Baksel) seperti : MWC Nahdhatul Ulama Malingping, LMPI Malingping, PMII, HMI, IMC, Forum Wartawan Malingping, Resfek Peduli Lebak, PMI Malingping dan Himakom Unma Banten sejak Rabu sore (01/01) kemarin langsung menginisiasi gerakan peduli korban banjir Lebak. Mereka melakukan penggalangan sumbangan baik berupa pakaian layak pakai maupun donasi uang.

    “Kita lakukan ini sebagai bentuk kepeduluan pada mereka korban terdampak banjir di beberapa kecamatan Kabupaten Lebak yang terjadi di penghujung tahun 2019 kemarin,” ujar salah seorang relawan di Baksel, Kamis (2/1). (WDO/PBN)

  • Awal 2020, 500 Rumah Terendam Banjir

    Awal 2020, 500 Rumah Terendam Banjir

    KOPO, BANPOS – Sebanyak kurang lebih 500 rumah terendam dengan tinggi rata-rata 30 sampai 70 cm di Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang yang disebabkan oleh hujan dengan intensitas lebat serta luapan air Cidurian.

    “Sebanyak 590 jiwa dievakuasi. Tim reaksi cepat (TRC) Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) kabupaten Serang langsung dikerahkan untuk melakukan penanganan,” ujar Ketua harian Crisis Centre BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E, Senin (1/1).

    Diketahui, banjir melanda tiga Desa di Kecamatan Kopo yaitu Kampung Penanggulang RT 11,12, dan13 kondisi masih terendam banjir, dan sebanyak 590 jiwa dievakuasi.

    “Sementara di dua Desa lainnya yaitu kampung Kamarang Desa Cidahu, sebanyak 150 rumah dengan 400 jiwa. Kemudian Desa Rancasumur masih dalam pendataan,” ungkapnya.

    TRC BPBD Kabupaten Serang juga memberangkatkan tim di beberapa titik untuk pemantauan daerah sepanjang aliran sungai Cidurian, Ciujung dan Cidanau. Jhonny E juga mengatakan bahwa TRC pada tim lainnya diberangkatkan untuk melakukan penanganan lanjutan.

    “Upaya yang dilakukan, sebanyak satu pleton TRC BPBD dari berbagai Klaster diberangkatkan untuk melakukan penanganan (Klaster Rescue, Medical, Sarpras/Logistik) dan satu tim ditugaskan melakukan pemantauan menyisir wilayah sepanjang aliran sungai Cidurian dan Ciujung,” jelasnya.

    Saat ini, tim TRC tengah melakukan penanganan banjir dan pemasangan tenda beserta dapur umum di wilayah tersebut.

    “Kondisi terkini, TRC dan relawan masih melakukan penanganan, tidak ada korban jiwa dan kondisi cuaca masih hujan ringan,” pungkasnya.

    Operator pusat pengendalian operasi (Pusdalops) penanggulangan bencana masih terus melakukan koordinasi dan pemantauan dari semua sumber daya, terkait kondisi situasi di wilayah Kabupaten Serang.

    “Rencana aksi lanjutan Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD, membuat pemetaan daerah-daerah potensi banjir terutama yang dilalui Daerah aliran sungai (DAS) Cidurian dan Ciujung. Pengendalian dan Pemusatan Pengungsian serta pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi,” terangnya.

    Diketahui, sumber daya yang terlibat di lokasi yaitu TRC BPBD Kabupaten Serang, Pemadam kebakaran (Damkar) BPBD Kabupaten Serang, Koramil Kopo, Polsek Kopo, Babinsa dan TRC Pramuka Kwarcab Serang, Aparatur Kecamatan Kopo, Tagana Dinsos Kabupaten Serang, serta Aparatur Desa. (MUF)

  • Ambrol, Jalan Provinsi Tergerus Banjir

    Ambrol, Jalan Provinsi Tergerus Banjir

    LEBAK, BANPOS – Akibat hujan deras dan banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak, tidak hanya menghanyutkan sejumlah infrastruktur milik Kabupaten Lebak, ruas jalan Provinsi di Stationing 900 juga amblas.

    Staf pelaksana Pemeliharaan jalan dan jembatan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) wilayah Lebak, Tedi Saepudin menyatakan, amblasnya jalan di Stationing 900 ruas jalan Cipanas – Citorek akibat terkikis air banjir Sungai Ciberang.

    “Akibat terkikis air banjir dari Sungai Ciberang ruas jalan Cipanas – Citorek di STA 900 amblas,” kata Tedi Saepudin, Rabu (1/1/2020) di lokasi kepada BANPOS.

    Ia mengaku, pihaknya akan melakukan penanganan sementara agar pengguna jalan yang melintas di ruas jalan tersebut tetap bisa beraktivitas seperti biasa.

    “Tentu, ini tugas dan tanggungjawab kami. Penanganan sementara akan kami lakukan agar pengguna jalan bisa tetap beraktivitas,” ucapnya.

    Senada dikatakan seorang warga setempat Jaenal, ia berharap Dinas PUPR Banten melakukan penanganan walau sementara agar warga pengguna jalan tersebut tetap bisa beraktivitas.

    Ia juga mengapresiasi pihak Dinas PUPR Banten wilayah Lebak yang standby dilokasi melakukan pemantauan.

    “Bencana ini tidak terduga termasuk amblasnya jalan Provinsi ini. Ya kami berharap ada penanganan sementara agar pengguna jalan tetap bisa beraktivitas,” harapnya.(MG-01/PBN)

  • Tidak Hanya Cipanas, 4 Kecamatan di Lebak Diterjang Banjir

    Tidak Hanya Cipanas, 4 Kecamatan di Lebak Diterjang Banjir

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menyatakan, selain Kecamatan Cipanas, banjir bandang juga terjadi di kecamatan lainnya.

    Banjir bandang yang terjadi, diduga akibat hujan deras dan luapan air dari Sungai Ciberang, Sungai Cimangeunteung dan Sungai Cimarun.

    “Kita sudah menginformasikan dua wilayah tersebut untuk diwaspadai, dan sekira pukul 07.00 sampai 08.00 WIB, banjir menerjang dua wilayah itu,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Kaprawi kepada wartawan, Rabu (1/1/2020).

    Dari data sementara yang didapat BANPOS dari BPBD Lebak, banjir terjadi di Lima Kecamatan di Kabupaten Lebak, yakni Kecamatan Cipanas, Kecamatan Lebakgedong, Kecamatan Cimarga, Kecamatan Curugbitung dan Kecamatan Sajira.

    Untuk kerusakan di Kecamatan Cimarga, Desa Tambak, satu jembatan gantung hanyut, satu jembatan gantung di Kampung Nganceng penghubung Kampung Aner – Kecamatan Sajira, satu jembatan gantung Kampung Nunggul dan satu jembatan gantung di Kampung Belahayang dan jembatan gantung Desa Bungur Mekar – Sajira terputus, jembatan gantung penghubung Sajira Timur dan Sajira Barat hanyut.

    Untuk kerusakan rumah di Kampung Cimenteng 31 rumah, Kampung Nanggela 20 rumah, Kampung Lebak Kopo 11 rumah, Kampung Panunggangan 9 rumah.

    Di Kecamatan Lebakgedong, satu jembatan penghubung antara Desa Banjaririgasi dan Desa Lebak Sangka terputus. Dua orang di Kampung Bungawari, Desa Banjarsari, dua orang belum ditemukan atas nama Arsan (50) dan Rizki (8) diduga terbawa arus air banjir bandang.(MG-01/PBN)

  • 3 Sungai Meluap, Tujuh Desa di Cipanas Diterjang Banjir

    3 Sungai Meluap, Tujuh Desa di Cipanas Diterjang Banjir

    LEBAK, BANPOS – Tiga sungai di Kabupaten Lebak meluap akibat hujan deras, Tujuh desa di Kecamatan Cipanas diterjang banjir bandang.

    Camat Kecamatan Cipanas, Oleh Najamudin menyatakan, peristiwa bencana banjir bandang yang menerjang Tujuh desa di Kecamatan Cipanas diketahui pukul 06.00 WIB. Dari ketujuh desa itu kata Oleh, Desa Sipayung, Desa Cipanas, Desa Talagahiang, Desa Bintang Resmi, Desa Bintang Sari, Desa Sukasari dan Desa Luhur Jaya.

    “Diketahui pukul 06.00 WIB, arus airnya sangat deras. Kita sedang di TKP di Kampung Lurah, Desa Sipayung,” kata Camat Kecamatan Cipanas, Oleh Najamudin kepada wartawan, Rabu (1/1/2020).

    Dikatakan Oleh, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah rumah milik warga di Tujuh desa di Kecamatan Cipanas yang mengalami kerusakan baik rusak ringan maupun rusak berat akibat terjangan banjir bandang karena arus air masih deras.

    “Warga terdampak banjir bandang sudah di evakuasi ke rumah keluarganya masing-masing. Belum diketahui berapa jumlah rumah yang terendam, yang pasti rumah yang rusak parah dipastikan itu ada,” jelasnya.

    Ditempat terpisah, Taufik Sudriajat warga Desa Sipayung menyatakan, akibat banjir bandang sebuah jembatan penghubung dua desa yakni Desa Sipayung dan Desa Talagahiang terputus, satu unit mobil cary minibus milik Bai, hilang terbawa derasnya air.

    Kondisi air Jelas Taufik, sekarang ini sudah mulai surut dan warga yang rumahnya terendam mulai membersihkan rumahnya masing-masing dari lumpur dan lainnya yang terbawa air.

    “Satu jembatan terputus, satu unit mobil cary milik Bai hilang. Kalau rumah milik warga belum diketahui berapa yang rusak baik ringan maupun rusak berat,” katanya.(MG-01/PBN)

  • Dua Periode Dipimpin Airin-Benyamin, Tangsel Masih Langganan Banjir

    Dua Periode Dipimpin Airin-Benyamin, Tangsel Masih Langganan Banjir

    PONDOKAREN, BANPOS – Sejumlah wilayah di Tangerang Selatan terendam banjir. Salah satunya yaitu di perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, banjir tersebut setinggi dada orang dewasa. Sementara ketinggian banjir mencapai sekitar dua meter untuk daerah yang berada di dekat sungai.

    Salah satu warga, Panca Aghniaa, mengatakan bahwa banjir ini merupakan yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    “Ini yang paling parah. Tahun lalu itu hanya sampai lutut saja. Sekarang mencapai dada,” ujarnya Rabu, (1/1).

    Menurutnya, memang tempatnya tinggal merupakan langganan banjir. Selain itu, terdapat siklus banjir lima tahunan.

    “Yah memang faktanya tiap tahun menjadi langganan banjir. Ada juga siklus banjir lima tahunan. Jadi bisa dikatakan ini sering terjadi setiap lima tahun sekali,” ucapnya.

    Namun ia mengatakan, seharusnya pemerintah dapat mencari solusi terhadap persoalan banjir tersebut. Karena, baik siklus lima tahun maupun langganan banjir setiap musim penghujan, terdapat jangka waktu yang panjang untuk terus melakukan perbaikan.

    “Kalau memang Pemda Kota Tangsel itu konsen untuk menangani permasalahan banjir ini, seharusnya sebelum masuk musim penghujan maupun sebelum masuk siklus lima tahun, pemerintah sudah mengambil langkah antisipasi,” katanya.

    Senada disampaikan oleh warga lainnya, Faroeq. Ia mengatakan, jika tahun lalu mereka masih bisa menyelamatkan barang-barang yang ada di rumah, saat ini tidak.

    “Memang cepat air datangnya. Banyak barang-barang kami yang akhirnya terendam banjir,” ujarnya.

    Sementara, ia menilai Pemkot Tangsel yang dipimpin oleh Airin-Bang Ben tidak serius dalam menangani permasalahan banjir.

    “Mereka sudah dua periode menjabat. Namun kayak tidak pernah belajar dari pengalaman, banjir ini seolah-olah dibiarkan menjadi kolam renang terbesar tiap lima tahun sekali,” tandasnya. (DZH)