Tag: bank Indonesia

  • Bahana TCW Optimis Pertumbuhan Kredit 10 Persen

    Bahana TCW Optimis Pertumbuhan Kredit 10 Persen

    JAKARTA, BANPOS – PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) optimis kredit perbankan sepanjang tahun ini mampu tumbuh pada kisaran yang ditargetkan oleh Bank Indonesia (BI).

    BI memperkirakan penyaluran kredit dari perbankan sepanjang tahun ini akan berada pada kisaran 10-12 persen. Pada Mei 2023, industri perbankan berhasil mencatat pertumbuhan kredit sebesar 9,39 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini, semakin menguat dari pencapaian bulan sebelumnya yang tumbuh 8 persen secara tahunan.

    ‘’Kredit konsumsi masih akan menjadi penopang utama penyaluran kredit di sepanjang tahun, di tengah-tengah tahun politik saat ini,’’ papar Ekonom Bahana TCW Emil Muhamad, Kamis (6/7).

    Menurut dia, biasanya korporasi ataupun investor menahan diri untuk melakukan ekspansi usaha sebab terdapat ketidakpastian akan perubahan kebijakan dengan adanya pemerintahan yang baru, sehingga akan mempengaruhi laju penyaluran kredit investasi dan modal kerja, tambahnya.

    Kredit yang tumbuh sekitar 10 persen ini masih selaras dengan nominal pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kuartal satu sebesar 12,49 persen. Belum terlihat adanya indikasi overheating perekonomian. Bahkan jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, bisa dipahami jika BI menjadi lebih akomodatif pada paruh kedua tahun ini.

    Kata dia, Bank sentral siap memberikan stimulus melalui kebijakan makroprudensial berupa pemberian insentif likuiditas kepada bank-bank penyalur pembiayaan untuk sektor hilirisasi pertanian, pertambangan, perkebunan dan perikanan. Artinya, pelonggaran giro wajib minimum (GWM) untuk sektor hilirisasi tersebut berpeluang akan disesuaikan.

    Bila dilihat dari perekonomian secara makro, tekanan inflasi pada paruh kedua tahun ini cenderung semakin landai, yang berdampak pada tingkat suku bunga acuan. Memang dari sisi tekanan inflasi, terbuka ruang bagi kebijakan moneter untuk memotong suku bunga, namun hal tersebut harus sangat hati-hati dilakukan sebab akan berdampak pada stabilisasi nilai tukar. Nilai tukar yang volatile akan mengganggu pelaku usaha.

    Suku bunga acuan atau yang lebih dikenal sebagai BI-7day (reverse) repo rate tetap pada kisaran 5,75 persen, sejak Februari hingga Juni 2023, dengan suku bunga dasar kredit (SBDK) per juni pada kisaran 13,06 persen. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, angka ini memang lebih tinggi namun besaran kenaikan SBDK kian melandai setiap bulannya. Hal ini akan berdampak positif bagi penyaluran kredit konsumsi sebab masyarakat pada umumnya sensitif terhadap kenaikan harga dan suku bunga.

    Dengan suku bunga yang stabil, risiko kredit bermasalah juga terus memperlihatkan perbaikan. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) secara gross pada akhir Mei 2023 sebesar 2,52 persen, lebih rendah bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 3,04 persen.

    ‘’Dengan kondisi global yang masih penuh ketidakpastian, Indonesia mampu menjaga inflasi yang cenderung menurun, dan kredit masih memperlihatkan penguatan, sehingga tidak ada alasan khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi,’’ papar Emil. Saham-saham big-cap cukup menarik untuk diperhatikan bila investor mulai melirik pasar saham, ujarnya lebih lanjut.(RMID)

  • Standard And Poor’s Pertahankan Peringkat RI Pada BBB

    Standard And Poor’s Pertahankan Peringkat RI Pada BBB

    JAKARTA, BANPOS – Lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook stabil.

    Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid, rekam jejak kebijakan yang baik, dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal. Di sisi lain, outlook stabil mencerminkan keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan, yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang.

    Menanggapi keputusan S&P tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, afirmasi rating Indonesia menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga di tengah peningkatan risiko global yang berasal dari tensi geopolitik dan perlambatan ekonomi global. “Kepercayaan dunia internasional ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia,” katanya dalam keterangannya, Rabu (5/7).

    Ke depan, kata dia, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan, serta terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    S&P berpandangan penurunan tekanan inflasi yang disertai dengan kenaikan belanja Pemerintah menjelang pemilu diperkirakan dapat mendorong peningkatan konsumsi swasta pada paruh kedua 2023. Hal ini akan mendukung kinerja ekonomi Indonesia di tengah tantangan permintaan global yang melambat, sehingga ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,8 persen.

    S&P juga berkeyakinan reformasi kebijakan yang terus berlanjut dengan dukungan struktur demografi yang menguntungkan akan berdampak positif pada ekonomi Indonesia. Hal ini turut diperkuat oleh penerapan Undang-Undang Cipta Kerja yang baru direvisi oleh Pemerintah pada awal tahun, yang diharapkan dapat memperbaiki iklim usaha sehingga dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi potensial.

    Dari sisi eksternal, S&P memandang perbaikan kinerja sektor eksternal Indonesia diperkirakan mampu menahan dampak perlambatan harga komoditas. Implementasi kebijakan hilirisasi dan peningkatan kapasitas pemrosesan di sektor pertambangan dalam rangka peningkatan nilai tambah produk tambang dinilai dapat membantu meningkatkan penerimaan ekspor.

    S&P juga berpandangan positif terhadap level cadangan devisa yang kembali meningkat, setelah sempat menurun pada paruh kedua 2022, didukung oleh surplus neraca transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing.

    Dari sisi fiskal, S&P memandang bahwa konsolidasi fiskal yang lebih cepat berdampak pada penurunan defisit fiskal Indonesia menjadi di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) satu tahun lebih cepat dari target. Defisit fiskal tercatat 2,4 persdn dari PDB pada 2022, jauh lebih rendah dari 2021 yang mencapai 4,7 persen dari PDB.

    S&P memperkirakan defisit fiskal pada 2023 akan kembali turun menjadi sekitar 2,3 persen dari PDB, didukung oleh penerimaan yang lebih tinggi dan belanja Pemerintah yang terkendali. Defisit fiskal yang menurun diyakini akan mengurangi utang Pemerintah dan beban bunga.

    Namun demikian, perlu dicermati bahwa basis penerimaan Pemerintah yang masih terbatas tetap menjadi tantangan bagi perkembangan rating Indonesia ke depan.

    S&P mencatat peran yang signifikan dari BI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meredam dampak gejolak ekonomi dan keuangan terhadap ekonomi domestik. Selain itu, dukungan Bank Indonesia dalam pembiayaan defisit fiskal melalui pembelian surat berharga Pemerintah dinilai dapat membantu Pemerintah dalam mengelola beban bunga ketika pasar keuangan sedang mengalami tekanan. BI juga dinilai semakin mengandalkan instrumen berbasis pasar untuk menerapkan kebijakan moneter.

    S&P sebelumnya merevisi ke atas outlook menjadi stabil dan mempertahankan peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia di level BBB pada 27 April 2022.(RMID)

  • IMF: Pasca Pandemi, Ekonomi RI Kinclong

    IMF: Pasca Pandemi, Ekonomi RI Kinclong

    JAKARTA,BANPOS – Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang baik pasca pandemi melalui kinerja makroekonomi yang kuat. Hal ini didukung penerapan kebijakan moneter dan fiskal secara berhati-hati.

    Menurut IMF, kebijakan forward looking dan sinergi telah berhasil membawa Indonesia menghadapi tantangan global pada tahun 2022 dengan pertumbuhan yang sehat, tekanan inflasi yang menurun, dan sistem keuangan yang stabil.

    “Bank Indonesia menyambut baik hasil asesmen IMF atas perekonomian Indonesia dalam laporan Article IV Consultation tahun 2023 yang dirilis hari ini (26/6),” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, Senin (26/6).

    Erwin mengatakan, Dewan Direktur IMF menyampaikan apresiasi dan catatan positif terhadap berbagai kebijakan yang ditempuh otoritas Indonesia selama 2022. Pertama, keberhasilan otoritas untuk kembali kepada batas maksimal defisit fiskal 3 persen, lebih cepat dari yang diperkirakan dan komitmen otoritas untuk menerapkan disiplin fiskal.

    Kedua, penerapan kebijakan moneter yang memadai untuk menjaga stabilitas harga. Ketiga, ketahanan sektor keuangan yang tetap terjaga. Keempat, penerapan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja serta UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, dengan memastikan implementasi yang tepat dan keberlanjutan momentum reformasi untuk mendorong kemudahan berinvestasi, meningkatkan pendalaman pasar keuangan, dan memitigasi dampak scarring dari pandemi.

    Kelima, strategi diversifikasi Indonesia yang fokus pada upaya hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah ekspor. Keenam, komitmen otoritas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.

    Dalam laporannya, kata Erwin, IMF memproyeksikan kinerja ekonomi Indonesia tetap kuat dengan sedikit moderasi di 2023. IMF mencermati beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai, terutama terkait ketidakpastian kondisi ekonomi dan keuangan global yang berpotensi mempengaruhi outlook pertumbuhan.

    IMF menyampaikan rekomendasi untuk normalisasi kebijakan fiskal dan moneter sebagaimana kondisi pre-pandemi, keberlanjutan kebijakan sektor keuangan yang mendukung pertumbuhan inklusif, serta reformasi kebijakan secara lebih luas guna mendorong pertumbuhan jangka menengah.

    Menurut Erwin, proyeksi positif IMF tersebut sejalan dengan hasil asesmen BI yang memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional akan berlanjut sejalan dengan kemajuan agenda reformasi. BI, Pemerintah dan otoritas terkait terus memperkuat sinergi kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan, mendorong pertumbuhan dunia usaha khususnya pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor, serta meningkatkan ekonomi dan keuangan inklusif dan hijau. (RMID)

  • Uang Beredar Mei 2023 Tembus Rp 8.332 T

    Uang Beredar Mei 2023 Tembus Rp 8.332 T

    JAKARTA, BANPOS – Bank Indonesia (BI) mencatat perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2023 tumbuh meningkat, atau sebesar Rp 8.332,3 triliun. Jumlah tumbuh 6,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,6 persen (yoy).

    Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 9,9 persen (yoy). Perkembangan M2 pada Mei 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit.

    “Penyaluran kredit pada Mei 2023 tumbuh sebesar 9,4 persen (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,1 persen (yoy) sejalan dengan membaiknya perkembangan kredit produktif maupun konsumtif,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Senin (26/6).

    Di sisi lain, aktifitas luar negeri bersih tumbuh sebesar 9,2 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 11,0 persen (yoy). Sementara itu, tagihan kepada Pemerintah Pusat terkontraksi sebesar 19,8 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 25,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.(RMID)

  • BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan

    BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan

    JAKARTA,BANPOS – Penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Mei 2023 terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

    Hal ini tecerimin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada Mei 2023 yang tercatat sebesar 82,6 persen. Ini lebih tinggi dari SBT 68,9 persen pada bulan sebelumnya.

    “Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Selasa (20/6)

    Sementara itu, untuk keseluruhan triwulan II-2023, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diprakirakan meningkat.

    Permintaan pembiayaan korporasi pada Mei 2023 terindikasi tumbuh terbatas. SBT pembiayaan korporasi tercatat sebesar 12,5 persen, lebih rendah dari SBT 19,8 persen pada April 2023. Mayoritas pembiayaan bersumber dari dana sendiri namun lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, permintaan pembiayaan yang bersumber dari perbankan dalam negeri terindikasi meningkat. Adapun pembiayaan dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik terindikasi lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    Di sisi rumah tangga, kata Erwin, permintaan pembiayaan baru terindikasi sedikit meningkat pada Mei 2023. Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan.

    “Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing,” bebernya. (RMID)

  • Laporan Keuangan Indonesia April 2023 Capai Rp 8.350,4 T

    Laporan Keuangan Indonesia April 2023 Capai Rp 8.350,4 T

    INDONESIA, BANPOS – (BANK INDONESI) merilis, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2023 tetap tumbuh positif. Posisi M2 pada April 2023 tercatat sebesar Rp 8.350,4 triliun atau tumbuh 5,5 persen secara tahunan, setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,2 persen.

    “Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 3,4 persen yoy,” jelas Direktur Eksekutif, Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Senin (29/5).

    Perkembangan M2 pada April 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit[ pada April 2023 tumbuh sebesar 8,0 persen yoy, setelah tumbuh 9,8 persen yoy pada bulan sebelumnya sejalan dengan perkembangan kredit produktif maupun konsumtif.

    Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 11,0 persen yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,9 persen yoy. Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 25,3 persen yoy, setelah terkontraksi sebesar 25,7 persen yoy pada Maret 2023. (RMID)

  • Ekonom Citi Prediksi BI Akan Turunkan Suku Bunga Hingga 5 Persen

    Ekonom Citi Prediksi BI Akan Turunkan Suku Bunga Hingga 5 Persen

    JAKARTA, BANPOS – Kepala Ekonom Citi Indonesia, Helmi Arman, memprediksi Bank Indonesia akan menurunkan tingkat suku bunga hingga ke 5 persen pada semester II-2023.

    “Kami melihat ada ruang yang terbuka untuk penurunan suku bunga atau pelonggaran kebijakan moneter pada semester II-2023 di Indonesia,” ujar Helmi di Jakarta, Senin (15/5).

    Helmi menjelaskan bahwa penurunan tersebut diperkirakan akan terjadi secara gradual sebanyak tiga kali, dengan masing-masing penurunan sebesar 25 basis poin (bps).

    Ia memproyeksikan penurunan suku bunga akan dimulai pada akhir kuartal III-2023.

    Prediksinya tersebut mengacu pada sejumlah faktor, pertama yaitu pertumbuhan perekonomian Indonesia yang mencapai 5,03 persen pada kuartal I-2023.

    Terlebih, komponen ekspor berkontribusi besar pada penguatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada periode tersebut.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor tumbuh sebesar 11,68 persen.

    Helmi melihat kondisi tersebut belum mengindikasikan kemungkinan terjadinya overheating atau demand pull inflation, yakni harga naik ketika permintaan melebihi penawaran dalam jangka pendek.

    Di sisi lain, lanjut Helmi, neraca pembayaran saat ini terlihat jauh lebih baik dibanding tahun lalu.

    Perbaikan tersebut disebabkan harga komoditas yang sempat mencapai puncak tertingginya pada tahun lalu kini telah mulai berbalik, sehingga kemungkinan neraca pembayaran tahun ini tidak akan sebesar tahun lalu.

    Selain itu, juga ada perbaikan pada neraca arus modal portofolio ke Indonesia, di mana arus dana portofolio global yang masuk ke negara-negara berkembang sudah lebih bersahabat bila dibandingkan tahun lalu, terutama bila mengingat Federal Reverse sudah hampir mendekati puncaknya.

    Lebih lanjut, Helmi mengatakan Indonesia termasuk salah satu negara yang disukai banyak investor.

    Selain karena inflasi yang mulai mereda, posisi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga sudah mendekati ke level sebelum pandemi Covid-19.

    Berdasarkan data Kementerian Keuangan, defisit APBN 2022 berada di level 2,38 persen dari PDB. Sementara defisit APBN 2019 berada di level 1,84 persen.

    Faktor lain yang membuat Indonesia menarik minat investor adalah reformasi struktural perekonomian yang dianggap mampu menjadi bantalan terhadap gejolak-gejolak yang datang dari luar.

    Berdasarkan sejumlah pertimbangan tersebut, Citi Indonesia memperkirakan BI akan menurunkan tingkat suku bunga.

    “Dengan demikian, kami melihat suku bunga acuan di semester II tahun ini menurun ke 5 persen dari yang sekarang posisinya 5,75 persen,” tandasnya. (MUF/ANT)

  • Usung Tema Belanja Bijak, BI Tentukan Maksimal Tukar Uang Pecahan Baru

    Usung Tema Belanja Bijak, BI Tentukan Maksimal Tukar Uang Pecahan Baru

    SERANG, BANPOS – Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten menghadirkan layanan penukaran uang pecahan baru melalui kegiatan SEmarak Rupiah RAMadan dan Berkah Idulfitri atau SERAMBI.

    di dalamnya, terdapat rangkaian kegiatan pemenuhan kebutuhan uang Rupiah dan layanan kas pada kepada masyarakat periode Ramadan dan Idulfitri 2023.

    Dalam kegiatannya, BI Banten mengusung tema ‘Belanja Bijak’, dan pesan ini selaras dengan aspek Paham Rupiah melalui perilaku belanja bijak sesuai kebutuhan guna menjaga stabilitas nilai Rupiah.

    Oleh sebab itu, meski menyediakan total Rp3,69 triliun dengan 199 kantor bank/titik layanan, setiap harinya dibatasi hanya 300 penukar per titik layanan.

    Tak hanya itu, maksimal penukaran satu pak tiap pecahan per orang atau 3,8 juta Rupiah, terdiri dari pecahan Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000.

    Hal itu dilakukan untuk menjaga pemerataan distribusi Uang Rupiah di masyarakat.

    Kepala BI Banten melalui Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Agus Hartanto, saat membuka kegiatan SERAMBI, mengatakan bahwa BI Banten menjamin ketersediaan uang selama Ramadan dan Idul Fitri 2023.

    “Termasuk mendorong perbankan untuk memastikan ketersediaan Uang Rupiah di ATM seluruh Indonesia,” ujarnya.

    Ia menjelaskan bahwa tujuan SERAMBI adalah untuk memastikan kebutuhan uang Rupiah layak edar dalam jumlah yang cukup dan dengan pecahan yang sesuai, serta kesiapan perbankan dalam layanan kas kepada masyarakat selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2023.

    “Bank Indonesia telah menyiapkan strategi pemenuhan kebutuhan uang periode Ramadan dan Idul Fitri 2023 melalui pelaksanaan SERAMBI 2023 yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan uang, Layanan Kas serta Edukasi & Komunikasi mengangkat pesan ‘Belanja Bijak’,” jelasnya.

    Terdapat keterbatasan jangkauan layanan Perbankan seperti masyarakat unbankable, daerah 3T, serta momen HBKN saat ada lonjakan kebutuhan.

    “Sehingga dalam mendukung pelaksanaan tugasnya, Bank Indonesia menyelenggarakan layanan penukaran kepada masyarakat,” katanya.

    BI Banten memberikan layanan penukaran UPK 75 pada periode Ramadan dan Idul Fitri 2023, dapat ditukarkan di layanan penukaran.

    BI Banten menyiapkan uang Rupiah baru TE 2016 dan TE 2022 untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri 2023.

    “Uang Rupiah dengan pecahan Rp5.000 dan Rp10.000 menjadi pecahan yang paling dicari masyarakat,” tandasnya.

    Bagi Ce’es BANPOS yang ingin menukar uang, Klik Di sini untuk mengetahui cara menukar pecahan uang dan lokasi layanan perbankan yang bekerjasama dengan BI Banten. (MUF)

  • Bingung Dapatkan Pecahan Uang Baru? Begini Cara Menukar Uang di BI Banten

    Bingung Dapatkan Pecahan Uang Baru? Begini Cara Menukar Uang di BI Banten

    SERANG, BANPOS – Halo Ce’es BANPOS, memasuki hari ke-5 bulan Ramadan, Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten sudah menyiapkan uang tunai total Rp3,69 Triliun untuk kebutuhan penukaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri 1444 Hijriah lho.

    Bahkan, Ce’es BANPOS sudah bisa melakukan pemesanan penukaran mulai hari ini, Senin tanggal 27 Maret 2023 melalui PINTAR. BI menyiapkan uang Rupiah baru TE 2016 dan TE 2022.

    Nah, bagaimana sih caranya agar dapat uang pecahan baru? Berikut alur pemesanan penukaran uang yang harus ditempuh oleh Ce’es BANPOS:

    Pertama, Ce’es BANPOS masuk ke aplikasi PINTAR melalui link https://pintar.bi.go.id dan memilih menu penukaran uang Rupiah melalui kas keliling.

    Kedua, Ce’es BANPOS pilih lokasi kas keliling yang tersedia, dilanjutkan dengan menginput data pribadi, serta mengisi informasi jenis dan jumlah nominal penukaran.

    Ketiga, pastikan Ce’es BANPOS memperoleh bukti pemesanan penukaran dan membawa bukti tersebut saat akan melakukan penukaran.

    Oia, untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang, BI Banten juga menggandeng perbankan di 199 kantor bank/titik layanan yang tersebar di wilayah Provinsi Banten sampai dengan 20 April 2023.

    Untuk layanan penukaran oleh BI dapat ditemui di pusat keramaian seperti Masjid, Alun-alun, Pasar. Ada layanan BI Peduli Mudik, penukaran uang di rest area jalan tol di Serang-Merak.

    BI Banten juga melayani penukaran uang di jalur penyeberangan Pelabuhan Merak. Kemudian penukaran uang kepada Kementerian/Lembaga (K/L) dan stakeholder lain sebagai bentuk apresiasi dan penguatan sinergi. (MUF)

  • BI Banten Siapkan Rp3,6 Triliun untuk Penukaran Uang Baru

    BI Banten Siapkan Rp3,6 Triliun untuk Penukaran Uang Baru

    SERANG, BANPOS – Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten berkomitmen menyiapkan uang tunai sebesar Rp3,6 triliun untuk memenuhi proyeksi kebutuhan uang selama periode Ramadan hingga Idul Fitri 1444 Hijriah.

    Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 14 persen yoy dibandingkan kebutuhan tahun sebelumnya yaitu Rp3,2 Triliun.

    Demikian disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Banten, Agus Hartanto, saat membuka kegiatan SEmarak Rupiah RAMadan dan Berkah Idulfitri (Serambi) di Alun-alun Barat Kota Serang, Senin (27/3).

    “Strategi pemenuhan kebutuhan uang Rupiah dan layanan kas oleh Bank Indonesia pada tahun 2023 mengambil tema ‘SERAMBI’. SERAMBI sendiri merupakan akronim dari SEmarak Rupiah RAmadan dan Berkah Idulfitri, dengan kampanye Paham Rupiah yaitu Belanja Bijak sebagai pemahaman fungsi Rupiah dan pengelolaannya,” ujarnya.

    Agus menjelaskan, penyediaan kebutuhan uang telah memperhatikan sejumlah aspek antara lain pencabutan status PPKM oleh Pemerintah, pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, dan sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pada momen mudik Lebaran.

    “Tujuan pelaksanaan SERAMBI 2023 adalah untuk memastikan kebutuhan uang Rupiah layak edar dalam jumlah yang cukup, dengan pecahan yang sesuai serta kesiapan perbankan dalam layanan kas kepada masyarakat selama periode Ramadan dan Idulfitri 2023,” jelasnya.

    Dalam pelaksanannya, BI Banten juga melibatkan perbankan pada untuk kegiatan penukaran uang. Adapun layanan penukaran oleh perbankan di terdapat di 199 kantor bank.

    Titik layanan yang tersebar di wilayah Provinsi Banten mulai tanggal 27 Maret sampai dengan 20 April 2023. Layanan penukaran oleh BI Banten mulai tanggal 27 Maret sampai dengan 19 April 2023

    “Titik penukaran uang BI Banten ada di pusat keramaian seperti Masjid, Alun-alun, Pasar. Kami juga ada program BI Peduli Mudik, penukaran uang di rest area jalan tol di Merak,” tuturnya.

    Agus mengaku, Kick off BI Peduliu mudik dilaksanakan di Alun-Alun Kota Serang bersama dengan 6 Bank yaitu BJB, Mandiri, BNI, BRI, BJB Syariah, BTN dengan tagline ‘Fitrah bersama Rupiah’.

    BI juga menghadirkan Penukaran uang di jalur penyeberangan yaitu di Pelabuhan Merak.

    “Penukaran uang kepada Kementerian/Lembaga (K/L) dan stakeholder lain sebagai bentuk apresiasi dan penguatan sinergi,” tandasnya. (MUF)