Tag: Bansel

  • Puluhan Warga Cijaku Keracunan Usai Menyantap Berkat Syukuran

    Puluhan Warga Cijaku Keracunan Usai Menyantap Berkat Syukuran

    BAKSEL, BANPOS – Puluhan warga Kampung Sukalaksana, Desa Cijaku Kecamatan Cijaku yang jumlahanya 96 dilaporkan mengalami keracunan usai menyantap nasi berkat pemberian di acara selamatan toko bangunan baru milik seorang pengusaha, Jumat lalu (21/01).

    Salah seorang warga setempat, Nurjaman kepada BANPOS mengatakan bahwa dirinya juga kemarin membawa kerabatnya yang jadi korban keracunan ke Puskesmas Cijaku.

    “Benar kemarin kami mengantar saudara yang keracunan ke Puskesmas, saat itu juga warga yang juga keracunan pada berdatangan juga, puskesmas penuh ini banyak pasien keracunan,” ungkapnya, Sabtu (22/01)

    Menurutnya para korban keracunan itu gejala mual-mual, pusing lalu muntah-muntah, karena awalnya mereka makan nasi berkat dari acara syukuran toko bangunan milik seorang pengusaha.

    “Iya, kemarin para anak yatim di undang acara syukuran pembukaan toko bangunan milik keluarga H Jejen yang baru dibuka di Cijaku, pulangnya bawa berkat. Nah kami menduga mereka keracunan setelah makan berkat itu,” ujarnya.

    Kejadian tersebut juga dibenarkan oleh pihak Polsek Cijaku yang membenarkan telah terjadi penumpukan pasien diduga keracunan di Puskesmas Cijaku. “Iya ada penumpukan pasien di Puskesmas Cijaku, jumlahnya 96. Katanya akibat keracunan berkat,” ujar Sutardi, anggota Polsek Cijaku.

    Terpisah, Kepala Puskesmas Cijaku, Susilo kepada BANPOS membenarkan juga bahwa kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat siang. Terangnya, ada penumpukan pasien, dan berdasarkan anamnesa (data medis) korban mengeluh muntah, diare dan pusing.

    “Iya ada kemarin sampai tadi malam terjadi penumpukan pasien dadakan dengan kasus sakit yang sama. Pasien terus bertambah sampai pukul 14.00 Wib menjadi 10 orang dirawat. Kemudian sekitar pukul 15.00 Wib bertambah lagi. Dan hingga malam hari Pukul 23.00 berdatangan lagi pasien dengan gejala yang sama. Kepada mereka telah diadakan tindakan rehidrasi dan pemberian obat-obatan oral sebanyak sembilan pasien,” kata Susilo, Sabtu (22/01).

    Dijelaskannya, rinciannya sebanyak 16 pasien rawat jalan dan sebanyak 54 pasien rawat inap. Terdiri dari empat balita, remaja dan dewasa sebanyak 66 orang. Kata Susilo, korban terus bertambah sehingga yang rawat inap ada sebanyak 74 pasien dan yang sudah pulang sebanyak 27 pasien.

    “Jadi yang masih dalam perawatan observasi puskesmas 47 pasien. Alhamdulillah, sampai saat ini, pasien tidak ada yg dirujuk. Semoga saha pasien yang kami rawat segera pulih kembali dan keadaan bisa normal seperti sedia kala,” paparnya. (WDO)

  • Wisatawan Hilang Korban Ombak Bagedur Telah Ditemukan

    Wisatawan Hilang Korban Ombak Bagedur Telah Ditemukan

    Tampak pencarian dua korban wisatawan tenggelam asal Pandeglang, atas nama Dadan dan Puji, warga Kadomas Pandeglang yang dikabarkan hilang terseret ombak saat berenang di pantai Bagedur, Malingping. Jumat (15/11).

    LEBAK, BANPOS – Pencarian dua korban yang hilang terseret ombak pantai Bagedur pada Jumat siang (15/11) membuahkan hasil. Kedua wisatawan asal Desa/Kecamatan Kadomas Pandeglang yang bernama Puji bin Eko (32) dan Dadan bin Oman (30) berhasil ditemukan di hari yang berbeda dengan kondisi meninggal dunia.

    Jasad Dadan bin Oman ditemukan di lepas pantai Tenjolaya, Sukatani Kecamatan Wanasalam, pada Minggu (17/11) sekitar pukul 17.00 Wib.

    Sehari sebelumnya, pada Sabtu kemarin (16/11) sekitar Pukul 06.00 WIB jasad Puji ditemukan para pemancing di pinggir TKP perairan yang sama,Tenjolaya Sukatani, area yang sama berjarak sekitar 9 Kilometer dari pantai Bagedur, saat dua korban awalnya hilang terseret.

    Relawan Tagana Wanasalam, Norman kepada BANPOS membenarkan jasad Dadan ditemukan nelayan setempat ratusan meter perairan lepas pantai Tenjolaya, Sukatani Kecamatan Wanasalam.

    “Itu posisi jasad awalnya ditemukan nelayan terombang ambing ombak sekitar 500 meter lepas pantai. Ya sekitar pukul 17.00 WIB. Jasadnya masih utuh, dan tadi oleh kami langsung evakuasi,” jelas Norman, Minggu petang (17/11).

    Sementara Kapolsek Wanasalam Iptu Sudedi membenarkan jenazah kedua, yakni Dadan bin Oman telah berhasil dievakuasi nelayan dan tim.

    “Korban kedua bernama Dadan ini telah ditemukan nelayan, jenazahnya langsung di bawa ke RSUD Malingping,” kata Sudedi.

    Diberitakan sebelumnya, Jumat tiga wisatawan asal Kadomas, Pandeglang terseret ombak pantai Bagedur, satu orang bernama Rama selamat, sedangkan dua temannya yang bernama Puji dan Dadan dilaporkan hilang, Jumat siang (25/11). Kejadian bermula saat mereka tengah asik berenang, korban Dadan meminta tolong kepada Rama dan Puji. Saat itu Puji dan Dadan ikut terseret ombak sedangkan Rana selamat. (WDO/imi)

  • Satu Korban Terseret Ombak Bagedur Ditemukan Pemancing

    Satu Korban Terseret Ombak Bagedur Ditemukan Pemancing

    Satu dari dua korban yang terseret arus pantai Bagedur atas nama Puji (35) warga Kadomas Pandeglang berhasil ditemukan pemancing pada Sabtu pagi (16/11).

    MALINGPING, BANPOS – Satu dari dua korban yang hilang terseret ombak di Pantai Bagedur pada Jumat siang kemarin, (15/11).

    Korban yang bernama Puji (35) berhasil ditemukannya dalam keadaan meninggal dunia pada Sabtu (16/11) sekitar Pukul 06.00 Wib.

    Dalam siaran pers pihak Kepolisian Malingping menyebut, dari dua korban yang hilang satu orang sudah ditemukan oleh nelayan pencari ikan.

    “Pada hari Sabtu tanggal 16 November 2019 sekitar pukul 06.00 Wib, telah ditemukan mayat Laki-laki terdampar di pesisir Pantai Tenjolaya Desa Sukatani Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak,” demikian tertulis di pesan realease, Sabtu (16/11).

    Disebutkan pula kronologis penemuan tersebut berawal ketika para pemancing melihat ada mayat terbawa ombak.

    “Kronologi penemuan mayat tersebut berawal saat Saksi-saksi sedang memancing ikan di sepanjang Pesisir Pantai Tenjolaya, tidak lama kemudian saksi melihat ada mayat dengan posisi terlentang terbawa arus ombak, karna di takutkan mayat tersebut terseret ombak kembali ke tengah maka saksi bersama masyarakat berinisiatif untuk membawa mayat tersebut ke pinggir pantai,” ungkapnya.

    Terkait identitas mayat tersebut ternyata adalah jasad Puji, satu dari dua korban yang dilaporkan terseret ombak pantai Bagedur kemarin.

    “Identitas korban yakini Puji (32)warga asal Kampung Pakalongan Desa Kadomas Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Pada saat mayat di temukan dalam keadaan telanjang hanya menggunakan celana dalam warna hitam dengan ciri-ciri rambut pendek, tinggi sekitar 160 Cm, kulit hitam, gigi atas ompong dan di sebelah tangan kiri menggunakan gelang hitam putih,” jelasnya.

    Kanit Intelkam Polsek Malingping Renaldi menjelaskan, pihaknya bersama tim lain masih konsentrasi mensyisir sepanjang pantai hingga Wanasalam.” Sekarang kita masih sisir area pantai Karangnawing hingga ke pantai di Wanasalam,” ujarnya.

    Senada, Ketua Balawista Pantai Bagedur Mumu Mahmudi menuturkan bahwa pihaknya masih terus melakukan pencarian hingga ke pantai Binuangeun. “Baru satu korban yang ketemu, yang satu belum, mudah-mudahan segera ketemu,” ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya pada Jumat kemarin, tiga orang wisatawan asal Kabupaten Pandeglang terseret ombak, satu diantaranya selamat dan dua dikabarkan hilang. (WDO/PBN)

  • 8 Tahun Sertifikat Tanah Warga Burunuk Lenyap, Diduga Oleh Pemprov Banten

    8 Tahun Sertifikat Tanah Warga Burunuk Lenyap, Diduga Oleh Pemprov Banten

    Kawasan sodetan Cibinuangeun di blok pesawahan Kampung Burunuk Kecamatan Malingping. Foto diambil Selasa (29/10).

    MALINGPING, BANPOS – Warga Kampung Burunuk, Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping mengaku tak habis pikir lantaran sertifikat tanah miliknya sejak 8 tahun yang lalu hingga kini tidak diketahui rimbanya
    Kejadian berawal ketika surat berharga itu diambil pihak Pemerintah Provinsi Banten pada Tahun 2011 silam.

    Salah satu warga yang mengalami hal tersebut Kayi Aceng (40) mengaku, sertifikat tanah miliknya dengan Nomor 10.02.13.34.1.00300 atas nama Sukra, sejak pembebasan lahan yang dilakukan Pemprov Banten 8 tahun lalu hingga sekarang keberadaannya tidak jelas.

    “Pada awal pembangunan sodetan Cibinuangeun tahun 2011, ada beberapa lahan milik warga yang terkena kegiatan proyek. Sehingga pada saat itu, pihak pemprov banten melakukan pembebasan lahan, termasuk lahan milik saya yang kena,” ujarnya kepada BANPOS, Selasa (29/10/2019).

    Dijelaskan Aceng, bahwa untuk pembayaran lahan yang terkena pembebasan memang sudah dibayar. Namun, lanjutnya, pada saat itu sertifikat tanahnya dibawa pihak Pemprov dengan alasan untuk dibuatkan sertifikat baru karena lahannya sudah dipecah.

    “Tapi sudah hampir 8 tahun, sertifikat tanah kami belum dikembalikan lagi,” tuturnya.

    Aceng berharap, pihak Pemprov Banten segera mengembalikan dokumen tanah miliknya itu. Sebab, dirinya saat ini sangat membutuhkan. “Saya sudah mencoba menanyakan kesana-kemari. Tapi tidak ada yang tahu,” keluhnya.

    Terpisah, Abeng selaku Koordinator Forum Komunikasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Kabupaten Lebak, menyayangkan persoalan tersebut.

    Dia juga mengaku sudah lama mendapatkan laporan pengaduan dari masyarakat pemilik lahan yang terdampak proyek sodetan Cibinuangeun Tahun 2011.

    Namun, setelah ditanyakan ke orang-orang di DPUPR Banten dan BBWSCCC (Balai Besar sungai Kemen PU-red) selaku pihak terkait, tidak ada yang mampu menjawab.

    “Saya juga heran, sebab sudah beberapa kali saya tanyakan ke DPUPR tidak ada yang tahu. Ke BBWSCCC juga tidak ada yang tahu,” ungkapnya.

    Dijelaskan Abeng, pihaknya merasa malu, sebab sering ditanya masyarakat. Kata dia, hal ini bukan persoalan sepele, sebab jika saja masyarakat sampai membawa persoalan ini ke ranah hukum, bisa berabe.

    “Sertifikat tanah milik warga itu ya hak warga, jika tidak ada kepentingan segera kembalikan lagi, karena ini sudah terlalu lama. Berikan juga penjelasan kepada warga, dimana sebenarnya keberadaan sertifikat tanah milik warga tersebut,” tandasnya.

    Hingga berita ini ditulis, belum diketahui siapa yang berwenang menjawab persoalan ini. (WDO/PBN)