Tag: Bayah

  • Kondisi Terminal Bayah Dikeluhkan, Terlihat Kumuh Tidak Terawat

    Kondisi Terminal Bayah Dikeluhkan, Terlihat Kumuh Tidak Terawat

    BAKSEL, BANPOS – Keberadaan terminal angkutan umum (Angkum) antar kota di Kecamatan Bayah saat ini kondisinya rusak dan terkesan kumuh. Saat hujan, kerap terlihat genangan air seperti membentuk kubangan dan batuan kerikil yang berserakan.

    Keadaan tersebut, dikeluhkan sejumlah sopir pengendara Angkum dan para penumpang, jika memasuki area terminal. Ditambah aroma bau sampah dari pasar kerap dituding mengganggu warga setempat maupun dari masyarakat luar yang singgah ke sana.

    Begitu juga para calon penumpang angkum, mereka akhirnya enggan menunggu angkum di dalam terminal, karena tidak nyaman. Sehingga calon penumpang terbiasa menunggu angkum di pinggir jalan.

    Salah seorang calon penumpang, Meri (20) mengaku, sungkan untuk masuk ke dalam terminal, menurutnya kalau menunggu di area terminal sangat tidak nyaman. Pasalnya bau sampah menyengat dan pemandangan pasar terlihat kumuh.

    “Nunggu angkutan di luar saja lah, di dalam mah males a. Selain becek juga bau sampahnya itu gak bikin nyaman,” ujarnya, Sabtu (28/12).

    Menyikapi persoalan ini, warga setempat yang juga Ketua Masyarakat Peduli Infrastruktur Jalan dan Jembatan (Ampija) Wijaya Darma Sutisna atau biasa dipanggil Entis Bule itu menilai, bahwa kondisi tidak terawatnya terminal Bayah ini terkesan dibiarkan oleh Pemda Lebak. Padahal fasilitas umum tersebut telah memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Lebak.

    “Itu kan ada retribusinya dari angkutan umum dan kendaraan lain yang singgah di terminal. Lantas dikemanakan uang retribusinya. Jangan-jangan masuk kantong oknum saja,” ujar Entis Bule, Minggu (29/12).

    Untuk itu harapannya, kata dia, Pemkab Lebak segera mengalokasikan anggaran untuk membangun Terminal Bayah, demi kenyamanan pengguna terminal.
    Diketahui terminal Bayah merupakan tempat menaikan dan menurunkan penumpang, antar kecamatab dan antar kota yang akan bepergian ke Rangkasbitung, Serang, Malingping, Pelabuhanratu, Sukabumi, dan Cikotok. (WDO/PBN)

  • Destinasi Wisata Kalapa Warna Panyaungan, Janjikan Keindahan Eksotis dan Murah Meriah

    Destinasi Wisata Kalapa Warna Panyaungan, Janjikan Keindahan Eksotis dan Murah Meriah

    BAKSEL, BANPOS – Baksel menyimpan banyak potensi pariwisata air yang menjanjikan. Salah satunya adalah kawasan wisata yang berlokasi sekitar 100 meter dari jalan raya. Jarak dari Kecamatan Bayah sekitar 13 kilometer dan dari arah Malingping sekitar 21 Kilometer.

    Di sana, pengunjung akan menemukan hamparan Pantai Kelapa Warna dengan luas sekitar 1,5 Ha yang berlokasi di Kampung Panyaungan, Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara. Kawasan ini mulai viral karena ramai dikunjungi.

    Disebutkan, keasrian pantai dilengkapi dengan wahana untuk berfoto ria melengkapi keindahan destinasi wisata tersebut. Selain itu, pohon kelapa yang berjejer dan berwarna warni sebagai icon lokasi disertai warung-warung warga yang tertata dengan harga yang terjangkau.

    Ada juga Tempat Pelelangan Ikan di area pantai tersebut, sangat memudahkan pengunjung yang berminat untuk mencari ikan bakar segar sambil berwisata.

    Pegiat Pokdarwis Kelapa Warna Panyaungan, Lukman menuturkan, penataan pantai itu berawal dari ide untuk menciptakan inovasi dan pemikiran untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

    “Dan kami memilah, lokasi mana yang akan di jadikan tempat wisata, akhirnya tempat ini (Kelapa Warna-red) menjadi pilihan kami, namun terkendala dengan adanya kandang kandang kambing dan kerbau milik warga di area ini,” ungkap Lukman, Rabu (18/12).

    Ia menyebut, pihaknya langsung mengusulkan kepada Pemerintah Desa Panyaungan agar lokasi tersebut ditata sehingga menjadi area wisata yang menarik minat pengunjung.

    “Kami langsung konsultasi dengan pihak Desa, dan Alhamdulillah Pak Kepala Desa pun menyambut baik dan merespon dengan cepat, sehingga tempat ini kami sulap untuk menjadi lokasi wisata Kelapa Warna,” ujarnya.

    Kepala Desa (Kades) Panyaungan, Muhamad Rosyad, menjelaskan, sesuai kesepakatan warga untuk merubah lokasi tersebut menjadi tempat wisata. Warga pun merelokasi kandang kambing dan kerbau ke tempat lain.

    “Kami berembug, untuk menata tempat ini. Alhamdulillah kini sudah terwujud dan terus akan kami tata hingga benar benar menarik minat para pengunjung,” ujar Kades yang kerap disapa Jaro Arow.

    Pihaknya berharap, dengan adanya lokasi wisata tersebut bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar. Dan ke depan bisa terus menggali potensi wisata di daerahnya.

    “Semoga dengan adanya lokasi wisata di area pemukiman warga, bisa memberikan manfaat. Ke depan kita akan terus menggali potensi potensi wisata di daerah kami,” jelasnya.

    Salah satu pemilik warung jajanan, Rijal Suhardi, menyebut, dirinya merasa terbantu dan bisa meningkatkan pendapatannya sehari-hari.

    “Lumayan menambah penghasilan, soal harga kami standar agar pengunjung tidak bosan dan tidak kecewa,” imbuhnya.

    Salah seorang pengunjung, Nur Afni (20) kepada BANPOS mengaku tertarik dengan lokasi wisata Kalapa Warna.

    “Bagus, adem, spotnya juga bagus, pokoknya bisa untuk santai, selain itu tempatnya aman, nyaman dan warung-warung juga tidak mahal, harga terjangkaulah untuk usia kami,” papar Afni.

    Pantauan, sejak pagi hari para pengunjung lokal memadati wisata Kelapa Warna. Di sana sini pohon-pohon kelapa dicat warna-warni yang menjadikan lokasi tersebut dijuluki Kalapa Warna.

    Berbagai warung jajanan milik warga sekitar berjejer tersaji dengan harga sesuai standar.

    Begitupun jika pengunjung ingin makan bareng bakar ikan segar drngan sambal cobek, bisa langsung pesan ke TPI dekat sana dan juru masaknya bisa warga atau pemilik warung.

    Di sana tersedia berbagai jenis ikan, seperti Layur, Tongkol, Cumi, Tenggiri, Kakap, Kue dan Krapu.

    Anda tertarik, silahkan datang. (WDO/PBN)

  • Di Bayah, Bupati Lebak Ajak Wujudkan Kabupaten Lebak Selatan

    Di Bayah, Bupati Lebak Ajak Wujudkan Kabupaten Lebak Selatan

    BAYAH,BANPOS-Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya berharap, daerah otonom baru Kabupaten Cilangkahan segera terwujud. Sebab itu kata Iti, pemekaran wilayah Lebak selatan itu, harus terus diperjuangan menjadi kabupaten mandiri.

    “Saya pribadi menginginkan lebak selatan menjadi Kabupaten sendiri. Ucapan dan niatan saya ini akan tercatat Lauhul Mahfuz , dan kita terus berjuang sampai niatan ini terwujud,” ungkap Iti Octavia saat menghadiri sekaligus menutup kegiatan Festival Lebak Selatan dalam Rangka Hari Jadi Kabupaten Lebak yang ke- 191, Minggu (15/12) di Lapangan Merdeka Kecamatan Bayah, Lebak.

    Dibagian lain, melalui tema “Rempug Jukung Majukeun Wewengkon pakidulan”, kegiatan ini juga untuk mendukung visi pemerintah daerah terkait pariwisata, khsusunya pariwisata yang ada di Lebak Selatan.
    Iti mengapresiasi festival yang diselenggarakan selama 2 minggu dari tanggal 3-15 Desember 2019 tersebut terlebih anggaran kegiatan ini berasal dari pengalangan dana masyarakat sendiri serta bantuan dari berbagai sponsor yang turut peduli mengangkat potensi wisata dan budaya di Lebak Selatan.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia , para sponsor, khusunya kepada masyarakat yang telah guyub bahu membahu sehingga festival Lebak selatan selama dua minggu ini bisa berjalan dengan lancar dan antusias,” papar Iti.

    Iti juga mengapresiasi dengan meningkatkan antusiasme dan pastisipasi masyarakat dalam membangun dan mengembangkan potensi daerahnya sendiri, ini menandakan kepedulian masyarakat terhadap pembangunan, dimana pembangunan menjadi keharusan dan kewajiban bagi kita semua.

    “Pembangunan bukan hanya tugas pemerintah, ini dibuktikan oleh lebak selatan, masyarakat guyub membuat event tanpa dukungan anggaran pemerintah daerah, yang artinya bahwa lebak ini milik kita, bukan milik aku, kamu tapi milik kita semua, kalau bukan siapa yang membangun lebak, lalu siapa lagi,” kata Iti.

    Festival Lebak Selatan ini diikuti oleh lima kecamatan yaitu Kecamatan Cihara, Panggarangan, Bayah, Cibeber dan cilograng diisi oleh berbagai kegiatan perlombaan olah raga dan seni, pameran dan seminar pendidikan dan pembangunan, bazar, seminar, grass track dan kegiatan sosial dan pada puncak penutupannya diisi dengan acara karnaval budaya, marching band, pembagian thumbler dan bibit pohon, hiburan kesenian rakyat dan pada malam harinya akan digelar pertunjukan wayang golek. (CR-01)

  • PWI Lebak dan Perank Santuni Korban Banjir di Bayah dan Cibeber

    PWI Lebak dan Perank Santuni Korban Banjir di Bayah dan Cibeber

    BAKSEL, BANPOS – Sebagai bentuk kepedulian sosial, PWI Lebak bekerjasama dengan Perkumpulan Anti Narkotika (Perank) Lebak memberikan bantuan kepada korban bencana banjir dan longsor yang terjadi di kecamatan Bayah dan Cibeber, Lebak selatan (Baksel), Kamis (12/12).

    Bantuan yang disalurkan tersebut terdiri berbagai jenis, mulai dari obat obatan, mie instan, makanan ringan, beras serta pakaian layak pakai.

    Ketua PWI Lebak, Fahdi Khalid mengatakan, bantuan yang diberikan kepada korban bencana banjir dan longsor merupakan bentuk keperdulian para kuli tinta khususnya yang tergabung dalam organisasi PWI.

    Menurutnya, inisiasi pemberian bantuan tersebut merupakan murni datang dari PWI Lebak dan Perank Lebak. Hal tersebut didasari oleh rasa memiliki antar sesama. sehingga, semangat kebersamaan antara PWI, Perank dan masyarakat dapat terjalin utuh.

    “Kita bersama Perank Kabupaten Lebak terdorong rasa keprihatinan terhadap warga yang terkena dampak bencana banjir dan longsor,” kata Fahdi, ketika diwawancara di lokasi kegiatan pemberian bantuan, Kamis(12/12).

    Di tempat yang sama, Ketua DPD Perank Kabupaten Lebak, Didi Suharyadi menyebut, pihaknya didukung PWI Lebak mengumpulkan bantuan obat obatan untuk diberikan kepada korban bencana longsor dan banjir di Baksel tempo hari. Dikatakan, elemen yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut adalah para DPD Perank dan pengurus Provinsi.

    “Kita bersama pengurus dan ketua umum DPP Perank mengumpulkan bantuan untuk didonasikan. Alhamdulillah saat ini telah terkumpul dan akan disalurkan sekarang,” ujar Didi.

    Ketua umum DPP Perank Indonesia, Tubagus Utsman, berterima kasih kepada PWI Lebak yang bersedia bekerjasama dengan Perank untuk menggelar kegiatan bakti sosial berupa pemberian bantuan obat obatan, makanan, pakaian layak pakai kepada korban bencana alam.

    Ia mengharapkan, PWI terus kerjasama dalam setiap event bakti sosial. “Kita berharap ke depan antara PWI dan Perank terjalin terus kerjasama yang lebih baik lagi,” katanya. (WDO/PBN)

  • 100 Rumah Terendam, 12 Orang Tertimbun, Kapolres Lebak Bantu Korban Banjir dan Longsor

    100 Rumah Terendam, 12 Orang Tertimbun, Kapolres Lebak Bantu Korban Banjir dan Longsor

    BAKSEL, BANPOS – Polres Lebak terjunkan 100 personel untuk membantu warga terdampak banjir dan longsor di Kecamatan Bayah dan Cibeber yang terjadi Jumat petang (6/12) lalu. Pera personel tersebut membersihkan rumah sejak Sabtu hingga Minggu.

    Dari hasil monitoring lapangan, diketahui terdapat 100 rumah yang terendam dengan rincian 40 rumah di Desa Bayah Timur dan 60 rumah di Desa Bayah Barat. Sedangkan didapatkan informasi sebanyak 12 orang tertimbun longsor.

    Polres juga memberikan bantuan logistik kepada para penyintas bencana banjir dan longsor tersebut. Pemberian bantuan personel dan logistik tersebut langsung dipimpin Kapolres dan Wakapolres Lebak, Sabtu kemarin (7/12).

    Di Kecamatan Bayah, Kapolres Lebak, AKBP Firman Andreanto, melakukan peninjauan lokasi terdampak banjir dan longsor, yaitu di Kampung Sukajaya, Desa Bayah Timur, juga di Kampung Hegarmanah, Kampung Cimeundeut dan Kampung Taringgul Desa Cimancak, Kampung Bayah 1 dan Kampung Babakan dan Kampung Jogjogan juga Kamlung Bayah Tugu, Desa Bayah Barat.

    “Dari hasil monitoring kita diketahui bahwa di Kampung Sukajaya, Desa Bayah Timur jumlah bangunan yang terendam sebanyak 40 rumah dengan rata-rata ketinggian air 10 sampai 30 centimeter. Sedangkan di Desa Bayah Barat yang terendam banjir sebanyak 60 rumah. Pemberian logistik berupa sembako juga diberikan ke pondok pesantren Nurul Huda pimpinan KH Yas’a” ujar AKBP Firman Andrianto.

    Dikatakannya, bencana banjir yang melanda Kecamatan Bayah itu pun telah menghanyutkan 8 unit perahu milik nelayan. “Delapan perahu terseret di sungai Cimadur terbawa derasnya arus ke tengah laut,” katanya.

    Setelah melakukan peninjauan ke TKP terdampak di Bayah, selanjutnya rombongan melanjutkan peninjauan lokasi jembatan putus, longsor dan banjir di Desa Warungbanten, Cisungsang dan Citorek Kecamatan Cibeber.

    “Di Kecamatan Cibeber kita telah melakukan pengecekan lokasi longsor dan Jembatan Cimadur akses penghubung dari Desa Warung Banten menuju Desa Sukamulya dan Desa Cihambali, kita himbau para pengendara yang akan melintasi Jembatan Cimadur untuk berhati-hati. Pengecekan lokasi jembatan gantung kita lajukan di jembatan gantung Leuwikadu Desa Cisungsang,” terang Firman Andreanto.

    Kapolres dan rombongan juga melakukan pengecekan dan membantu pembuatan tempat penyeberangan sementara di kokasi jembatan Cikidang yang putus akibat banjir. Sedang pengecekan tanah longsor juga dilakukan di Kampung Ciusul, Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber.

    Kata dia, di Citorek ada belasan warga yang tertimbun dampak bencana longsor jumat malam lalu. “Menurut informasi yang kita peroleh, terdapat kurang lebih sebanyak 12 orang tertimbun tanah longsor di sana,” ungkapnya. (WDO/PBN)

  • Bayah dan Citorek Banjir, 9 Orang Sedang Dalam Pencarian

    Bayah dan Citorek Banjir, 9 Orang Sedang Dalam Pencarian

    BAKSEL, BANPOS – Akibat guyuran hujan deras di Kecamatan Bayah dan kawasan Desa Citorek Kecamatan Cibeber, dua kawasan itu sejak Jumat (06/12) sore di beberapa titik dilaporkan terendam banjir bandang dan longsor.

    Selain itu, diduga terdapat 9 orang yang tertutup air di kedalaman lebih dari 40 meter dan sedang dalam pencarian oleh warga.

    Informasi terhimpun, di Bayah hujan yang turun sekitar pukul 15.30 WIB, menyebabkan Sungai Cimadur meluap dan mengenangi sejumlah rumah, sawah serta jalan di Kampung Taringgul dan Sukamanah Desa Cimancak Kecamatan Bayah dilaporkan terendam banjir dengan ketinggian air 60 cm hingga 2 meter.

    Menurut keterangan, hujan deras yang terjadi mulai Jum’at sore hingga malam, menyebabkan Sungai Cimadur yang melintasi beberapa desa di Kecamatan Bayah diantaranya Cimancak dan Suwakan meluap.

    Kades Bayah Timur, Iyep kepada wartawan mengatakan, luapan air yang meningkat cepat merendam sejumlah rumah dan jalan dengan ketinggian air 20 – 50 centimeter.

    Situasi ini membuat warga selain mulai mengamankan barang-barang serta peralatan di rumahnya juga resah karena air terus mengalami peningkatan.

    “Banjir besar kang. Di jalan aja airnya sampe perut orang dewasa. Kendaraan yang mau ke arah Mancak gak bisa lewat. Besar banjir nya,” ujar Iyep,Jumat malam (6/12).

    Ia mengatakan, saat ini tengah berada di lokasi namun tidak bisa berbuat banyak selain membantu warga mengamankan barang-barangnya.

    “Saat ini kami belum bisa mendata berapa jumlah rumah dan sawah yang terendam. Selain itu banjir juga merusak beberapa ruas jalan yang baru selesai dibangun,” ungkapnya.

    Sementara, banjir juga dikabarkan menimpa kawasan Ciusul Desa Citorek di Kecamatan Cibeber, yang disebabkan meluapnya sungai Cisantayan sehingga mengakibatkan beberapa rumah terendam dan beberapa unit motor terbawa hanyut.

    Selain itu dilaporkan, terjadi 12 titik longsor di sepanjang jalan dari Cipulus hingga Kampung Ciusul (dekat lokasi Negeri Di atas Awan-red), dilaporkan satu jembatan putus total dan beberapa rumah terendam aliran sungai.

    “Selain kawasan Ciusul, rumah warga dan motor yang hanyut juga ratusan hektar pesawahan warga juga terendam, kami warga jelas kerugian besar. Yang ngerinya lagi di sini ada 12 titik rawan longsor dan mungkin sudah terjadi longsor, kami belum cek semua. Pokoknya warga Citorek sekarang pada panik,” ujar M Iyos warga Citorek kepada BANPOS.

    Saat ini, warga Desa Citorek Kidul sedang mencari 9 orang di kawasan tambang emas ilegal Cirotan yang diduga tertutup air pada kedalaman lebih 40 meter.

    “Malam ini sebagian warga desa Citorek Kidul sedang melakukan pencarian gurandil di dalam lubang emas blok Cirotan, jumlahnya 9 orang,” ujar M Iyos. (WDO/PBN)