Tag: Bencana pergerakan tanah

  • Rusak Akibat Pergerakan Tanah, Dinas PUPR Lebak Mulai Perbaiki Tanjakan Tajur Cikulur

    Rusak Akibat Pergerakan Tanah, Dinas PUPR Lebak Mulai Perbaiki Tanjakan Tajur Cikulur

    LEBAK, BANPOS – Ruas Jalan Sampay-Gunungkencana, tepatnya tanjakan Tajur, Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur yang rusak parah akibat pergerakan tanah kini mulai dilakukan perbaikan.

    Akibat kerusakan ruas jalan tersebut, para pengendara sulit melintas. Kabid Bina Marga Dinas PUPR Lebak, Hamdan Soleh mengatakan, agar memudahkan pengendara melintas, dilakukan perbaikan yang sifatnya sementara.

    “Kami lakukan penanganan sementara agar para pengendara bisa melintas, bagian atas yang didahulukan dengan dilakukan pengecoran supaya kendaraan bisa mudah melintas,” katanya kepada wartawan.

    Perbaikan jalan secara permanen akan dilakukan Dinas PUPR setelah mendapatkan hasil dari kajian konsultan. Kajian ahli dibutuhkan supaya penanganan terhadap kerusakan pada badan tanjakan tidak salah.

    “Supaya tidak salah dalam penanganannya nanti, jadi ketika diperbaiki tidak ambles lagi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini lah bisa ditangani,” ujarnya.

    Kerusakan tanjakan Tajur jelas Hamdan sudah terjadi mulai saat pergerakan tanah, namun efeknya dulu itu belum separah sekarang.

    “Kalau waktu itu kerusakannya masih lokal saja artinya belum meluas, tetapi sekarang kan efek pergerakan tanah semakin luas sampai ke rumah-rumah warga,” jelasnya.

    Tanjakan itu sempat dilakukan penanganan dengan pancang, tetapi sayangnya belum mampu menyelesaikan kerusakan jalan di lokasi tersebut.

    “Makanya sekarang kami menunggu kajian dari ahli biar tepat nanti dalam penanganannya,” ungkapnya.

    Kepala Desa Curugpanjang Yadi mengatakan, dengan perbaikan yang dilaksanakan Dinas PUPR walau penangananya sementara minimalnya arus lalu lintas bisa kembali berjalan normal.

    Ia juga mengapresiasi langkah cepat Dinas PUPR menangani ruas jalan terutama Tanjakan yang rusak parah akibat pergerakan tanah.

    “Alhamdulillah, tanjakan itu sudah mulai diperbaiki, mudah – mudahan bisa cepat dilalui walau perbaikannya itu sementara,” katanya.

    Seorang pengendara yang sering kali melintasi ruas jalan dan tanjakan tersebut Acong menuturkan, dengan perbaikan tanjakan ini setidaknya para pengendara tidak harus memutar dan mencari jalan lain.

    “Mudah-mudahan cepat selesai perbaikannya walau sementara,” tuturnya. (CR-01/PBN)

  • Relokasi Warga Terdampak Pergerakan Tanah Perlu Konsultasikan Anggaran

    Relokasi Warga Terdampak Pergerakan Tanah Perlu Konsultasikan Anggaran

    LEBAK, BANPOS – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama mengatakan, relokasi warga terdampak pergerakan tanah di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, perlu dikonsultasikan kembali.

    “Kami perlu konsultasi lagi soal itu, karena juga akan melihat bagaimana ketersediaan anggaran,” kata Febby kepada wartawan.

    Febby menjelaskan, konsultasi tersebut perlu dilakukan untuk melihat ketersediaan anggaran. Saat tahun 2019 lalu, pemerintah menawarkan relokasi kepada 115 pemilik rumah karena berdasarkan kajian Badan Geologi tanah yang dijadikan permukiman warga sudah tidak lagi layak untuk ditempati dan berstatus zona merah pergerakan tanah.

    “Kemudian dilakukan musyawarah, ada dua opsi, dipilih opsi kedua yakni relokasi mandiri. Jadi dengan relokasi mandiri tersebut, Pemda memberikan bantuan uang kepada warga untuk mencari tempat baru, namun tanah yang mereka tinggali tetap jadi milik mereka,” jelasnya.

    Dari 115 rumah yang ditawari untuk relokasi mandiri tersebut ungkap Febby, hanya 73 rumah yang saat itu mau relokasi dengan anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah daerah sebesar Rp1,595 miliar. Sementara 42 rumah lainnya itu memilih tetap di kampung tersebut.

    “Jadi saat itu 42 keluarga tidak mau relokasi karena rumah mereka masih aman,” ungkapnya.

    Febby menegaskan, sekarang ini yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Lebak itu penyelamatan nyawa dulu. Selanjut berkoordinasi dengan Pemkab Lebak soal relokasi.

    “Sekarang yang jadi prioritas kita adalah penyelamatan nyawa dulu, tenda pengungsian sudah dipasang, dan selanjutnya berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait relokasi,” tegasnya.

    (CR-01/PBN)

  • Dinas Perkim Lebak Survey Rencana Relokasi Terdampak Pergeseran Tanah di Cihuni

    Dinas Perkim Lebak Survey Rencana Relokasi Terdampak Pergeseran Tanah di Cihuni

    LEBAK, BANPOS – Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Perkim) Kabupaten Lebak bersama Camat Cikulur melakukan survey untuk rencana relokasi warga untuk dibuatkan rumah hunian pada terdampak bencana pergeseran tanah di Cihuni Kecamatan Cikulur, Selasa (08/03).

    Disebutkan, untuk rencana lokasi relokasi rumah hunian untuk warga kampung Cihuni akan di tempatkan di Blok Babakan, Kampung Curugseeng, RT 15/04, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur.

    Kabid Perkim Lebak, Heru Haryadi mengatakan, dalam kunjungannya adalah untuk survey lokasi yang nantinya akan di jadikan relokasi untuk hunian rumah warga yang terdampak pergesaran tanah.

    “Apa yang akan kita siapkan dan akan kita kerjakan nanti, ternyata untuk hari ini masih belum ada titik terang dan kejelasan. Karana belum ada titik dan batas di mana tanah yang akan kita garap dan akan dijadikan relokasi rumah hunian untuk warga yang terdampak, dan nanti akan kita reschedullekan, ini harus dilakukan survey ulang,” ujar Heru.

    “Sedangkan untuk estimasi targat di 44 rumah kepala keluarga dengan estimasi luas tanah di angka seluas 6000 meter untuk hunian rumah warga, dan itupun jika tanah lokasi tersebut teskturnya rata, dan jika tesktur tanahnya miring bisa lebih dari 6000 meter,” sambungnya.

    Menurut Heru, survey lokasi yang dilakukannya itu nanti akan di sounding dan dikordinasikan dengan dinas perkim provinsi, “Sedangkan kami akan persiapkan untuk penyediaan lahan dan pematangannya,”ungkapnya.

    Senada, Camat Cikulur Sukmajaya menyebut, pemerintah Kecamatan Cikulur mendampingi Dinas Perkim Lebak untuk meninjau sekaligus survey pemetaan lokasi yang akan dijadikan tempat relokasi rumah hunian untuk warga kampung Cihuni yang terdampak pergeseran, tepatnya di Blok Rahong, Kampung Curugseeng.

    “Kami akan terus mendampingi dan kordinasi dengan dinas-dinas terkait dan tim ahli dengan bidangnya seperti BPBD, Perkim yang menyangkut dengan bidang pertanahan, juga kita mendorong kepada pemerintah desa yang menyangkut status tanah bengkoknya agar itu semua dapat terkoordinasi, terealisasi dan terwujud rencana relokasi untuk masyarakat kampung Cihuni yang terdampak ini,” terang Sukmajaya.

    Dalam hal ini, selaku Camat, kata Sukmajaya, pihaknya sangat berharap program tersebut dapat segera terwujud, relokasi ini dapat segera dilakukan oleh pemerintah.

    “Saya sangat berharap semua stakeholder dapat sejalan, baik itu dari Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi, bisa bersama-sama mewujudkan keinginan masyarakat untuk pindah dari Kampung Cihuni ke lokasi relokasi yang disiapkan oleh pemerintah,” paparnya.

    (WDO)

  • Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cimarga Minta Segera Direlokasi

    Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cimarga Minta Segera Direlokasi

    LEBAK, BANPOS – Puluhan kepala keluarga (KK) di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, yang menjadi korban pergerakan tanah mengharapkan relokasi lantaran khawatir.

    Dilaporkan, tiga unit rumah roboh dan empat rumah lainnya di kampung tersebut rusak parah hingga tidak lagi bisa ditempati akibat terdampak tanah bergerak.

    “Iya ada 7 rumah pada Jumat sore kemarin roboh dan rusak berat akibat pergerakan tanah. Pergerakan tanah di wilayah itu memang sudah terjadi sejak sejak 2019,” kata Kepala Desa Sudamanik, Rendi kepada wartawan, Senin (7/3).

    Rendi mengatakan, sebanyak 71 KK telah mendapat alokasi bantuan relokasi pada tahap pertama. Sekitar 50 KK sudah relokasi dan membangun rumah di lokasi baru, namun sisanya masih menempati rumah di lokasi lama.

    “Yang 21 KK ini masih tetap di sana walaupun saat itu oleh pemda sudah disampaikan agar segera pindah. Nah, di luar 21 itu ada 41 KK lagi yang katanya akan mendapat bantuan pada tahap dua, tapi sampai sekarang masih menunggu bantuan untuk relokasi,” ujar Rendi.

    Dari pergerakan tanah pada Jumat kemarin yang mengakibatkan 7 rumah hancur, pihaknya meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak untuk mengecek ulang.

    “Alhamdulillah tadi BPBD langsung turun untuk mengecek kembali, karena selain 7 rumah itu banyak juga rumah yang sebenarnya sudah mengkhawatirkan, tapi warga bingung nih mau direlokasi kemana jadi ya mau enggak mau masih tinggal di wilayah yang memang ini zona merah,” tuturnya.

    “Saya khawatir kalau hujan lagi terus terusan bisa kemungkinan besar ada rumah lagi yang roboh. Jadi harapan warga walaupun bukan dalam waktu dekat tapi ada kepastian nih kapan bantuan untuk relokasi,” tandasnya.

    (CR-01/PBN)

  • Warga Cikulur Terdampak Pergerakan Tanah Akan Direlokasi

    Warga Cikulur Terdampak Pergerakan Tanah Akan Direlokasi

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Lebak, siap merelokasi masyarakat Curugpanjang di Kecamatan Cikulur yang terdampak bencana pergerakan tanah.

    “Kita siapkan lahan untuk relokasi seluas 2,5 hektare dengan 38 rumah, ” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, Minggu (27/2).

    Pemerintah Kabupaten Lebak, katanya, berkomitmen untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana pergerakan tanah di Curugpanjang Kecamatan Cikulur.

    Saat ini, masyarakat setempat merasa ketakutan akan roboh rumah mereka dan menimpa pemiliknya, karena setiap hari terjadi pergerakan tanah, terlebih curah hujan tinggi.

    Pemerintah daerah memberikan solusi yang tepat untuk melakukan relokasi dan masyarakat sudah bersepakat untuk menerima relokasi tersebut. Bahkan, lahan milik masyarakat Curugpanjang bersedia lahannya ditukar dengan lahan yang ditempatkan relokasi itu. Apalagi, mereka kini tinggal di pengungsian dan hidup tanpa nyaman.

    “Kami secepatnya merelokasikan rumah warga, terlebih menjelang Ramadhan dan Lebaran, ” katanya.

    Menurut dia, pembangunan relokasi nanti akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten. Pembangunan rumah instan sederhana itu, katanya. sangat layak sehingga kehidupan warga lebih sejahtera di tempat relokasi itu.

    “Kami menjamin lokasi lahan yang direlokasi itu aman dari ancaman bencana alam,” kata Febby Rizky Pratama.

    Ketua Relawan Tagana Kabupaten Lebak Iwan Hermansyah mengatakan pihaknya saat ini kembali membangun tenda pengungsian, karena daya tampung tiga tenda yang ada masih kurang untuk menampung masyarakat.

    Mereka warga yang tinggal di pengungsian juga mendapat makan tiga kali sehari dari dapur umum itu.

    “Kami mengutamakan makanan nasi dan lauk pauk agar pengungsi tidak kelaparan, ” katanya.

    “Kami berharap relokasi itu secepatnya direalisasikan karena sudah disediakan lahan seluas 2,5 hektare untuk 38 rumah,” kata Febby.

    Pemerintah Kabupaten Lebak jangan sampai warga korban pergerakan tanah berlarut-larut tinggal di pengungsian sehingga berdampak terhadap kehidupan dan kenyamanan masyarakat.

    Masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak sebanyak 38 rumah, 47 kepala keluarga dan 174 jiwa sangat ketakutan terlebih curah hujan tinggi di daerah itu.

    Bahkan, kondisi rumah mereka, satu di antaranya roboh dan 37 retak-retak dan ambles akibat tanah bergerak.

    “Beruntung, rumah roboh milik Pak Misto bersama keluarganya tidak mengalami korban jiwa maupun luka-luka, karena mereka sudah mengungsi,” katanya menjelaskan.

    Menurut dia, relokasi masyarakat korban pergerakan tanah di Kampung Cihuni Curugpanjang Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten.

    Pembangunan rumah warga yang direlokasi itu dibangun dari APBD Lebak dan dana desa setempat.

    Masyarakat telah menyepakati relokasi di lahan seluas 2,5 hektare dan mereka tidak boleh kembali menempati tinggal di kawasan bencana alam.

    “Kami sudah melaporkan kepada Bupati agar bisa secepatnya pembangunan relokasi,” kata Febby Rizky Pratama.

    Camat Cikulur Kabupaten Lebak Sukmajaya mengatakan masyarakat bersedia direlokasi ke lahan milik pemerintah desa seluas 2,5 hektare.

    “Lokasi relokasi itu aman dari ancaman bencana alam itu,” katanya menjelaskan.

    Sementara itu warga korban tanah bergerak mengatakan bahwa mereka menyambut positif adanya bantuan relokasi ke tempat yang lebih aman, karena jika berlangsung lama tinggal di lokasi tanah bergerak khawatir rumah roboh.

    Selama ini, masyarakat merasa ketakutan, terlebih cuaca buruk yang ditandai hujan meningkat sehingga terpaksa jika malam hari menginap di tenda pengungsian.

    “Kami merasa senang jika pemerintah daerah merelokasi ke tempat yang lebih aman (dari tanah bergerak),” kata Mamay (40) warga Curugpanjang Kabupaten Lebak.

    (ANT/PBN)