Tag: bi

  • IMF: Pasca Pandemi, Ekonomi RI Kinclong

    IMF: Pasca Pandemi, Ekonomi RI Kinclong

    JAKARTA,BANPOS – Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang baik pasca pandemi melalui kinerja makroekonomi yang kuat. Hal ini didukung penerapan kebijakan moneter dan fiskal secara berhati-hati.

    Menurut IMF, kebijakan forward looking dan sinergi telah berhasil membawa Indonesia menghadapi tantangan global pada tahun 2022 dengan pertumbuhan yang sehat, tekanan inflasi yang menurun, dan sistem keuangan yang stabil.

    “Bank Indonesia menyambut baik hasil asesmen IMF atas perekonomian Indonesia dalam laporan Article IV Consultation tahun 2023 yang dirilis hari ini (26/6),” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, Senin (26/6).

    Erwin mengatakan, Dewan Direktur IMF menyampaikan apresiasi dan catatan positif terhadap berbagai kebijakan yang ditempuh otoritas Indonesia selama 2022. Pertama, keberhasilan otoritas untuk kembali kepada batas maksimal defisit fiskal 3 persen, lebih cepat dari yang diperkirakan dan komitmen otoritas untuk menerapkan disiplin fiskal.

    Kedua, penerapan kebijakan moneter yang memadai untuk menjaga stabilitas harga. Ketiga, ketahanan sektor keuangan yang tetap terjaga. Keempat, penerapan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja serta UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, dengan memastikan implementasi yang tepat dan keberlanjutan momentum reformasi untuk mendorong kemudahan berinvestasi, meningkatkan pendalaman pasar keuangan, dan memitigasi dampak scarring dari pandemi.

    Kelima, strategi diversifikasi Indonesia yang fokus pada upaya hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah ekspor. Keenam, komitmen otoritas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.

    Dalam laporannya, kata Erwin, IMF memproyeksikan kinerja ekonomi Indonesia tetap kuat dengan sedikit moderasi di 2023. IMF mencermati beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai, terutama terkait ketidakpastian kondisi ekonomi dan keuangan global yang berpotensi mempengaruhi outlook pertumbuhan.

    IMF menyampaikan rekomendasi untuk normalisasi kebijakan fiskal dan moneter sebagaimana kondisi pre-pandemi, keberlanjutan kebijakan sektor keuangan yang mendukung pertumbuhan inklusif, serta reformasi kebijakan secara lebih luas guna mendorong pertumbuhan jangka menengah.

    Menurut Erwin, proyeksi positif IMF tersebut sejalan dengan hasil asesmen BI yang memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional akan berlanjut sejalan dengan kemajuan agenda reformasi. BI, Pemerintah dan otoritas terkait terus memperkuat sinergi kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan, mendorong pertumbuhan dunia usaha khususnya pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor, serta meningkatkan ekonomi dan keuangan inklusif dan hijau. (RMID)

  • BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan

    BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan

    JAKARTA,BANPOS – Penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Mei 2023 terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

    Hal ini tecerimin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada Mei 2023 yang tercatat sebesar 82,6 persen. Ini lebih tinggi dari SBT 68,9 persen pada bulan sebelumnya.

    “Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Selasa (20/6)

    Sementara itu, untuk keseluruhan triwulan II-2023, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diprakirakan meningkat.

    Permintaan pembiayaan korporasi pada Mei 2023 terindikasi tumbuh terbatas. SBT pembiayaan korporasi tercatat sebesar 12,5 persen, lebih rendah dari SBT 19,8 persen pada April 2023. Mayoritas pembiayaan bersumber dari dana sendiri namun lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, permintaan pembiayaan yang bersumber dari perbankan dalam negeri terindikasi meningkat. Adapun pembiayaan dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik terindikasi lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    Di sisi rumah tangga, kata Erwin, permintaan pembiayaan baru terindikasi sedikit meningkat pada Mei 2023. Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan.

    “Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing,” bebernya. (RMID)

  • Laporan Keuangan Indonesia April 2023 Capai Rp 8.350,4 T

    Laporan Keuangan Indonesia April 2023 Capai Rp 8.350,4 T

    INDONESIA, BANPOS – (BANK INDONESI) merilis, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2023 tetap tumbuh positif. Posisi M2 pada April 2023 tercatat sebesar Rp 8.350,4 triliun atau tumbuh 5,5 persen secara tahunan, setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,2 persen.

    “Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 3,4 persen yoy,” jelas Direktur Eksekutif, Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Senin (29/5).

    Perkembangan M2 pada April 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit[ pada April 2023 tumbuh sebesar 8,0 persen yoy, setelah tumbuh 9,8 persen yoy pada bulan sebelumnya sejalan dengan perkembangan kredit produktif maupun konsumtif.

    Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 11,0 persen yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,9 persen yoy. Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 25,3 persen yoy, setelah terkontraksi sebesar 25,7 persen yoy pada Maret 2023. (RMID)