Tag: BMKG

  • Diprediksi Hanya Hujan Ringan, BMKG Imbau Masyarakat Kota Tangerang Tetap Waspada

    Diprediksi Hanya Hujan Ringan, BMKG Imbau Masyarakat Kota Tangerang Tetap Waspada

    TANGERANG, BANPOS – Prakiraan cuaca di Kota Tangerang didominasi cerah berawan selama sepekan ini yakni Minggu, (20/3) hingga Sabtu, (26/3) mendatang. Namun demikian juga terjadi hujan kendati dengan intensitas rendah.

    “Dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) cuaca Kota Tangerang (selama satu pekan) cukup bagus, hanya awan kemudian juga hujan ringan. Hanya itu saja,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Deni Koswara, Minggu, (20/3).

    Kendati begitu, dia tetap meminta masyarakat untuk waspada sebab ini hanya prakiraan saja. Dimana kemungkinan hujan tetap ada. “Tapi tetap saja saya mengimbau kepada masyarakat, tetap waspada apabila terjadi kemungkinannya hujan , karena ini kan alam tidak ada yang tahu,” kata dia.

    Dia juga menekankan kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Kemudian melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan. “Kemudian senantiasa mengadakan kerja bakti bersih lingkungan jangan sampai salurannya mampet,” ujarnya.

    Apabila terjadi hujan, kata Demi masyarakat tidak berteduh di bawah pohon. Lalu, tidak nekat untuk berpergian di saat hujan. Kata dia BPBD Kota Tangerang pun terus bersiaga selama 24 jam. Menurutnya BPBD harus dalam keadaan siap baik cuaca sedang cerah atau buruk sekalipun.

    “Kami tetap melakukan kesiapan kita siaga 24 jam pasukan. Kemudian apabila terjadi genangan kita senantiasa di lapangan dan sampaikan laporan permukaan air kepada masyarakat ke media yang kita punya,” jelasnya.

    Berdasarkan situs www.bmkg.go.id prakiraan cuaca di Kota Tangerang selama satu pekan ini cerah. Hujan ringan hanya terjadi pada Selasa, (22/3) di pukul 13.00 dan 16.00 WIB serta Rabu, (23/3) di pukul 19.00 WIB. Kemudian Kamis (24/3) hujan ringan terjadi di pukul 13.00 WIB dan Sabtu, (26/3) di pukul 01.00 WIB.

    Namun begitu BMKG pun memberikan peringatan dini untuk masyarakat Kota Tangerang. Sebab, untuk prakiraan cuaca di Banten berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat petir dan angin kencang selama tiga hari dari Minggu, (20/03) hingga Selasa (22/3).

    “Ini lokal Tangerang (prakiraan cuara cerah). Cuaca lokal di Tangerang juga dipengaruhi prakiraan cuara di Banten. Ini adalah semacam peringatan dini,” ujar Kepala Seksie Data dan Informasi BMKG Kota Tangerang, Urip Setiyono.

    (IRFAN/MADE/BNN)

  • Gempa M5.3 Guncang Wilayah Bayah, Getaran Terasa Hingga Serpong

    Gempa M5.3 Guncang Wilayah Bayah, Getaran Terasa Hingga Serpong

    BAYAH BANPOS – Gempa bermagnitudo 5.3 mengguncang wilayah Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, pada Sabtu (12/3) pukul 12.31 WIB.

    Dalam keterangannya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelasksan, gempa berkedalaman 10 km itu berjarak 41 km arah barat daya Bayah.

    Gempa dirasakan di Munjul, Malingping, Cinangka, Bayah, Pelabuhan Ratu dengan skala III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI), Lebak, Panggarangan III MMI, Munjul, Tanara, Anyer, Cianjur, Kota Sukabumi II-III MMI, Tangerang, Serpong II MMI.

    (HES/ENK/RMID)

  • Potensi Angin Kencang Masih Terjadi di Tangerang

    Potensi Angin Kencang Masih Terjadi di Tangerang

    TANGERANG, BANPOS – Potensi angin kencang masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah dalam waktu dua hari ke depan. Termasuk di wilayah Tangerang seperti beberapa hari lalu. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini adanya potensi angin kencang yang masih bisa terjadi.

    “Berdasarkan analisis dinamika atmosfer pada Senin (7/3), fenomena angin hingga lebih dari 30 km per jam masih dapat berpotensi terjadi untuk dua hari ini,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis BMKG, Senin (7/3).

    BMKG menyebutkan sejumlah wilayah yang berpotensi akan terkena angin kencang itu adalah Banten, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

    Guswanto menjelaskan, timbulnya angin kencang tersebut dipicu oleh adanya pola sirkulasi siklonik di wilayah perairan Laut Timor yang membentuk pola pertemuan angin di wilayah Lampung, Banten, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

    Memasuki periode Maret hingga April 2022, kata Guswanto, sebagian besar wilayah di Tanah Air akan memasuki masa peralihan musim, yakni dari musim hujan hingga kemarau (pancaroba). Oleh sebab itu, masyarakat diimbau agar tetap waspada bila cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang disertai angin kencang, kilat dan petir ataupun puting beliung.

    Masyarakat juga diharapkan untuk menghindari kegiatan pelayaran di area perairan dengan gelombang tinggi, waspada terhadap terjadinya gelombang tinggi dan kerusakan bangunan terutama di daerah rentan. Sedangkan bagi stakeholder, diharapkan dapat terus berkoordinasi dengan seluruh pihak-pihak terkait yang menangani kebencanaan.

    Sebelumnya, angin kencang telah terjadi di sekitar wilayah Banten dan Jabodetabek. Terjadinya angin kencang juga diikuti hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dalam durasi singkat, sehingga beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan.

    BMKG menilai kejadian itu dipicu oleh sistem awan konvektif jenis cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang cukup memanjang dari utara ke selatan.

    Guswanto menjelaskan, kecepatan angin berada pada kisaran rata-rata lebih dari 30 Km/ jam, bahkan di beberapa lokasi angin kencang yang terukur ada yang mencapai lebih dari 50 Km / jam yang terjadi sekitar pukul 12.00-13.00 WIB, seperti di Tangerang Selatan 57 Km / jam dan Cengkareng 52 Km/ jam.

    (MADE/BNN)

  • Banjir di Kota Serang, BMKG : Karena Luapan Air Sungai Cibanten

    Banjir di Kota Serang, BMKG : Karena Luapan Air Sungai Cibanten

    SERANG, BANPOS – Banjir menggenangi di sejumlah wilayah Provinsi Banten Selasa (1/3). Berdasarkan laporan BMKG Banten, disebutkan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi sejak malam hari Senin, 28 Februari 2022 sampai dengan pagi hari Selasa, 01 Maret 2022, mengakibatkan terjadinya luapan air Sungai Cibanten dan masuk ke dalam rumah-rumah warga yang berada di beberapa tempat di Kota Serang.

    Menurut laporan dari Tim BMKG Serang melalui sumber tim penanganan bencana Kota Serang, sejumlah titik yang terdampak yaitu:

    1. RW 11, RW 13, RT 04/RW 14 dan RW 15 Lingkungan Benggal tengah dan lingkungan Ciawi kelurahan Cipare.air banjir Sungai Irigasi
    2. RT 04/RW 02 Lingkungan Pekarungan Kelurahan Kagungan.
    3. RW 5 Lingkungan Magersari kelurahan Kota Baru.
    4. Lingkungan Cikulur kelurahan Serang.
    5. Kelurahan yang lain sedang pendataan.

    Sebelumnya, peringatan dini cuaca ekstrem wilayah Banten sudah dikeluarkan oleh FOD BMKG Banten pada tanggal 28 Februari 2022 Pukul 00.43 WIB.

    BMKG pun mengimbau kepada masyarakat dan instansi yang terkait, agar tetap waspada terhadap terjadinya bencana hidrometeorologis seperti genangan, banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang.

    Kejadian curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Banten selama 3 hari kedepan.

    Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor agar tetap waspada khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.

    Tangerang Selatan, 01 Maret 2022, Pukul 06.58 WIB
    Prakirawan – BMKG Banten
    http://balai2.bmkg.go.id/

  • Banjir di Kota Serang, BMKG : Karena Luapan Air Sungai Cibanten

    Banjir di Kota Serang, BMKG : Karena Luapan Air Sungai Cibanten

    SERANG, BANPOS – Banjir menggenangi di sejumlah wilayah Provinsi Banten Selasa (1/3). Berdasarkan laporan BMKG Banten, disebutkan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi sejak malam hari Senin, 28 Februari 2022 sampai dengan pagi hari Selasa, 01 Maret 2022, mengakibatkan terjadinya luapan air Sungai Cibanten dan masuk ke dalam rumah-rumah warga yang berada di beberapa tempat di Kota Serang.

    Menurut laporan dari Tim BMKG Serang melalui sumber tim penanganan bencana Kota Serang, sejumlah titik yang terdampak yaitu:

    1. RW 11, RW 13, RT 04/RW 14 dan RW 15 Lingkungan Benggal tengah dan lingkungan Ciawi kelurahan Cipare.air banjir Sungai Irigasi
    2. RT 04/RW 02 Lingkungan Pekarungan Kelurahan Kagungan.
    3. RW 5 Lingkungan Magersari kelurahan Kota Baru.
    4. Lingkungan Cikulur kelurahan Serang.
    5. Kelurahan yang lain sedang pendataan.

    Sebelumnya, peringatan dini cuaca ekstrem wilayah Banten sudah dikeluarkan oleh FOD BMKG Banten pada tanggal 28 Februari 2022 Pukul 00.43 WIB.

    BMKG pun mengimbau kepada masyarakat dan instansi yang terkait, agar tetap waspada terhadap terjadinya bencana hidrometeorologis seperti genangan, banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang.

    Kejadian curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Banten selama 3 hari kedepan.

    Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor agar tetap waspada khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.

    Tangerang Selatan, 01 Maret 2022, Pukul 06.58 WIB
    Prakirawan – BMKG Banten
    http://balai2.bmkg.go.id/

  • Hadapi Ancaman Megathrust, Pemda Diminta Buat Peta Potensi Rawan Bencana

    Hadapi Ancaman Megathrust, Pemda Diminta Buat Peta Potensi Rawan Bencana

    PANDEGLANG, BANPOS- Menghadapi ancaman megathrust 8,7 magnitudo, Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) mensosialisasikan Kepada Bupati beserta Unsur Forkopimda, stakeholder terkait dan para camat Se-Kabupaten Pandeglang tentang informasi ancaman megathrust 8,7 skala Richter di Selat Sunda.

    Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi mengatakan, gempa dengan magnitude 6,6 yang terjadi di Banten Selatan pada hari Jum’at (14/1) lalu dapat menjadi pembelajaran untuk kesiapan mitigasi bencana.

    “Kejadian ini menjadi pembelajaran untuk saling sharing knowledge atau berbagi pengetahuan dan kesiapan kita untuk mitigasi, sehingga dapat memberikan solusi terbaik,” kata Suko Prayitno Adi saat sosialisasi di Pendopo, Rabu (25/1).

    Ia juga menyampaikan, bahwa dalam kondisi saat ini, pihaknya mengingatkan untuk di setiap kecamatan agar disediakan peta potensi rawan bencana guna mengetahui daerah mana saja yang kiranya berpotensi adanya bencana alam tsunami.

    “Saya minta tolong kepada Muspika agar berperan aktif untuk membuat peta-peta tersebut dan jangan ragu bapak dan ibu untuk berkomunikasi kepada tim kami, sekecil apapun informasi sampaikan saja. Selain itu, kami dari BMKG menyediakan aplikasi mobile berbasis Android dan iOS tentang Informasi cuaca maupun informasi potensi bencana bagi masyarakat,” ujarnya.

    Menurutnya, hal yang perlu untuk diingat bahwa potensi bencana memang ada. Akan tetapi dengan bekal pelatihan yang diberikan tidak perlu khawatir dalam menghadapinya.

    “Kita tidak perlu khawatir, dengan adanya bekal pelatihan yang kita miliki. Sehingga kita sudah siap untuk menghadapi apabila bencana terjadi, sehingga bisa meminimalisir adanya korban,” ungkapnya.

    Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan, untuk mengantisipasi adanya potensi gempa bumi dan tsunami, pihaknya sering membuat latihan evakuasi setiap minggunya yakni pada hari Senin. Sehingga apabila kejadian tersebut benar terjadi bisa meminimaliisir adanya korban jiwa.

    “Kegiatan ini tidak lain dan bukan untuk melatih agar warga tidak panik dan paham harus berbuat apa jika terjadi bencana gempa ataupun tsunami. Wilayah yang terdampak gempa bumi cukup banyak yakni wilayah Kecamatan Sumur itu tidak ada Shelter Tsunami, Kedepan alangkah baiknya untuk bisa merencanakan anggaran pembangunan shelter diwilayah tersebut,” ungkapnya.

    (DHE)

  • BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrim di Banten

    BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrim di Banten

    SERANG, BANPOS – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrim di Banten akan berlangsung sampai Sabtu, 22 Jabuari mendatang. Kondisi seperti itu, tidak hanya terjadi di Banten saja, akan tetapi terhadap 25 provinsi lainya di Indonesia. BmKG telah mengeluarkab peringatan dini aejak Senin lalu.

    Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan ke depan di sebagian besar wilayah Indonesia.

    Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti Cold Surge atau Seruakan Massa Udara Dingin dari Asia menuju wilayah Indonesia, aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial di beberapa wilayah, pola tekanan tekanan rendah yang memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal. Secara signifikan dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam periode sepekan ke depan.

    Mengamati potensi tersebut, BMKG memberikan peringatan dini terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi. Potensi hujan sedang- lebat selain di Banten, diprediksi terjadi di wilayah Sumatra Barat, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung,Sumatra Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur Maluku, Papua Barat, dan Papua.

    “Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (hujan lebat-sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, gelombang tinggi, dll.) dan dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dll,” demikian kutipan yang disampaikan oleh BMKG dalam keterangan resminya, kemarin.

    Dan bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui: http://www.bmkg.go.id, follow media sosial @infoBMKG, aplikasi iOS dan android “Info BMKG”, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

    Salah seorang warga Kota Serang, Rosidi mengaku sudah terbiasa dengan cuaca ekstrem yang terjadi.

    “Kami yang ada di Cipocokjaya, sudah terbiasa kalah hujan besar, pasti banjir. Jadi pasrah sambil berdoa kepada Allah SWT, semoga hujan yang akan datang membawa keberkahan bagi kita semua,” katanya. (RUS)

  • Potensi Megathrust di Banten Selatan Perlu Dimitigasi

    Potensi Megathrust di Banten Selatan Perlu Dimitigasi

    PANDEGLANG, BANPOS – Mengenai terjadinya megathrust berupa gempa berkekuatan 8,7 magnitudo yang bisa memicu tsunami di Selat Sunda, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mendorong edukasi mitigasi bencana untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.

    Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, Urip Setiyono mengatakan, untuk memberikan edukasi mitigasi bencana bukan hanya tugas Pemda saja, akan tetapi tugas semua pihak.

    “Sebetulnya bukan hanya Pemda, tapi harus semua pihak. Mitigasi bencana itulah yang begitu penting diketahui dan dipahami oleh masyarakat, Pemda yang menyiapkan infrastrukturnya,” kata Urip Setiyono di Pandeglang, Selasa (18/1).

    Dalam hal tersebut, Pemda perlu menyiapkan rambu-rambu zona evakuasi bagi warga. Rambu-rambu tersebut harus disosialisasikan agar warga paham peta evakuasi kemana harus menyelamatkan diri saat bencana terjadi.

    “Tadi di forum rapat saya sampaikan, titik-titik kumpul evakuasi harus diverifikasi yang betul-betul aman. Jangan sampai warga lari ke situ ternyata tidak aman, itu yang harus disiapkan Pemda,” terangnya.

    Menurutnya, Pemda perlu melakukan simulasi dengan warga, bagaimana mitigasi bencana ini dilakukan. Warga harus paham betul kemana mereka menyelamatkan diri, bahkan durasi simulasi tersebut juga harus dihitung demi menghindari jatuhnya korban jiwa lebih besar.

    “Karena waktu terjadinya potensi tsunami setelah gempa itu sangat pendek, maka memang harus disimulasikan. Latihan seolah-olah ada gempa, lalu dites dan dihitung berapa menit waktu tercepat menuju titik evakuasinya. Kan ada orang tua juga, supaya kita tahu kapasitas warga disitu bagaimana,” terangnya.

    Selain itu, Pemda perlu memperhatikan kapasitas titik evakuasi yang telah disiapkan, apakah cukup atau tidak untuk menampung warga sekitar. Jika tidak, maka Pemda perlu menyebar titik-titik evakuasi tersebut untuk memudahkan warga.

    Urip menambahkan, pemodelan simulasi ini selanjutnya harus dievaluasi oleh Pemda. BMKG menyarankan simulasi tersebut perlu dilakukan Pemda minimal setahun sekali agar warga tidak bingung ke mana mereka harus melarikan diri ketika gempa dan tsunami menerjang wilayah tersebut.

    “Minimal setahun sekali, latihan buat warga. Buat dievaluasi, kalau ternyata warga kebanyakan lari kesitu, kan numpuk. Maka perlu tempat evakuasi yang lain yang deket-deket situ, itu yang harus dicarikan segera,” ujarnya.

    Urip menjelaskan, untuk mengetahui ciri-ciri yang menandai gempa berkekuatan 8,7 magnitudo di Selat Sunda, yang bisa memicu tsunami setinggi 19 hingga 21 meter tersebut, ada beberapa tanda yang harus diketahui.

    “Ciri gempa yang berpotensi tsunami itu kita merasakan pusing, tidak bisa berdiri, sempoyongan dan mual. Nah itu adalah ciri-ciri yang bisa kita rasakan apabila terjadi gempa yang umumnya berpotensi tsunami,” jelasnya.

    Selain pertanda alamiah tersebut, ciri lainnya yaitu jaringan listrik dan saluran telekomunikasi akan mati seketika usai gempa ini terjadi. Urip pun menyarankan warga segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman jika guncangan berkekuatan besar dirasakan.

    “Karena kalau sudah guncangan gempa 8,7 pasti listrik mati, saluran telekomunikasi juga mati. Dengan merasakan seperti itu, setelah reda gempanya tidak mikir-mikir lagi, langsung evakuasi mandiri tanpa lagi lihat HP nyari-nyari peringatan dini, tidak perlu. Langsung saja lari menuju tempat evakuasi,” ujarnya.

    Urip menyatakan, BMKG memang masih belum mampu memprediksi secara presisi kapan gempa itu terjadi. Tapi berdasarkan hitungan permodelan para ahli pada tim pusat gempa nasional di Bandung, gempa ini bisa memicu tsunami setinggi 19-21 meter yang dampaknya terasa hingga ke daerah Lampung.

    Alasannya, karena lempengan Selat Sunda sudah lama tidak terjadi gempa besar. Kondisi itu, berbeda dengan lempengan di zona lain seperti di Pangandaran, Jawa Barat dan Bengkulu yang sudah terjadi gempa besar.

    “Kita tidak bisa memprediksi megathrust kapan terjadinya, karena ciri-ciri gempa sama saja seperti gempa pada umumnya. Tapi memang potensinya ada karena yang di zona ini titik kekosongan gempa, istilahnya tempat sunyi gempa. Ini makanya kenapa para ahli menentukan asumsi itu (Potensi megathrust 8,7 yang memicu tsunami),” katanya.

    “Jadi jangan dicampuradukan antara prediksi dan potensi, potensi itu ada peluangnya. Tapi tepat terjadinya kapan itu kita tidak tahu, tapi memang tempatnya itu kurang lebih ada disitu (Selat Sunda),” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Gempa Sumur Bukan Ancaman Sesungguhnya, Megathrust Terus Mengintai

    Gempa Sumur Bukan Ancaman Sesungguhnya, Megathrust Terus Mengintai

    JAKARTA, BANPOS – Pasca gempa Banten dengan kekuatan 6,6 magnitudo, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kasih warning serius. Kata lembaga pemantau gempa ini, ada ancaman gempa besar di Selat Sunda. Kekuatannya sekitar 8,7 magnitudo. Semoga tak sampai kejadian ya. Amin.

    Soal ancaman gempa besar itu diungkap Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kemarin. Dia mewanti-wanti masyarakat Banten dan sekitarnya, agar lebih waspada. Karena diprediksi, ada potensi gempa besar dari patahan megathrust di Selat Sunda.

    “Gempa Ujung Kulon kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya, karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7. Dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu,” ujar Daryono.

    Diakuinya, sampai saat ini belum ada rumus atau teknologi yang mampu memprediksi dengan tepat kapan gempa itu terjadi. Sehingga, masyarakat harus bersiap dengan berbagai dampak yang akan terjadi. Mengingat, patahan megathrust melintang di selatan Pulau Jawa, termasuk dari pantai barat Sumatera sampai ke Nusa Tenggara Timur.

    Bukan maksud menakut-nakuti, atau bikin masyarakat panik. Namun, ancaman ini harus benar-benar diantisipasi. Pasalnya, sudah lama di Selat Sunda.

    “Inilah ancaman yang sesungguhnya. Kapan saja dapat terjadi. Karena Selat Sunda ini merupakan salah satu zona seismic gap di Indonesia yang selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujarnya.

    Menurut dia, Selat Sunda berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami. Yakni, gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada 2006 dan gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada 2007.

    Untuk diketahui, Selat Sunda memang sering menjadi lokasi gempa dan tsunami. Tsunami Selat Sunda akibat gempa terjadi pada tahun 1722, 1852, dan 1958. Tsunami terjadi pada tahun 416, 1883, 1928, dan 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Sedangkan tsunami pada 1851, 1883, dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.

    “Gempa kuat dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat dihentikan. Bahkan memprediksi kapan terjadinya pun juga belum bisa. Namun, dalam ketidakpastian kapan terjadinya itu, kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret,” pesannya.

    Adapun mitigasi konkretnya seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi, seperti perencanaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami.

    Mitigasi yang diperlukan dan penting berupa penyiapan jalur evakuasi, memasang rambu evakuasi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi/drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri. Di samping itu, BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat.

    Kata Daryono, gempa 6,6 magnitudo di Banten kemarin, merupakan gempa di area megathrust. Namun, termasuk gempa dangkal akibat patahan batuan Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Selat Sunda-Banten.

    Itu adalah gempa interslab earthquake. Ciri-cirinya mampu meradiasikan guncangan (ground motion) yang lebih besar dan lebih kuat dari gempa sekelasnya dari sumber lain. “Sehingga wajar jika gempa ini memiliki spektrum guncangan yang sangat luas, dirasakan hingga Sumatera Selatan hingga Jawa Barat,” katanya.

    Meski hanya 6,6 magnitudo, sejumlah wilayah di Tangerang, Jakarta, Bogor, dan Bekasi merasakannya. Padahal, berdasarkan informasi dari BMKG, gempa tersebut terjadi pada kedalaman 10 kilometer di laut.

    Peringatan soal ancaman gempa besar juga pernah disampaikan Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas pada pertengahan tahun lalu. Menurut dia, gempa besar di Selatan Jawa yang diprediksi sampai 8,7 magnitudo itu akan menyebabkan terjadinya tsunami dengan ketinggian 20 meter.

    Berdasarkan hasil simulasi model, run up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua, dan Gajah Mada. Istana Negara juga bakal kena.

    Disinggung kapan gempa dan tsunami itu terjadi, Heri menjelaskan, hingga kini belum ada ilmuwan yang bisa memprediksi kapan datangnya gempa.

    Hal itu karena itu tsunami akibat gempa megathrust tidak bisa diprediksi kapan waktunya.

    Namun, karena gempa bumi sifatnya berulang, sehingga gempa yang telah terjadi akan terjadi lagi di masa kini dan yang akan datang. Secara bahasa keilmuannya disebut earthquake cycle.

    “Bisa besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, bisa kapan saja,” ujar Heri.

    Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily bereaksi terkait pesan BMKG soal megathrust Selat Sunda. Ia meminta, para pemda serius menanggapi peringatan dari BMKG melalui latihan simulasi bencana. Dengan begitu, masyarakat benar-benar siap jika gempa itu benar-benar terjadi.

    Tak kalah pentingnya, pemerintah juga harus memastikan ketersediaan tempat evakuasi hingga jalur evakuasi. “Termasuk jenis bencana apa yang akan terjadi di era tersebut. Misalkan daerah Selat Sunda, maka harus selalu dilakukan intensif kesiapsiagaan kita menghadapi tsunami, ketersediaan tempat evakuasi, shelter, titik evakuasi diarahkan,” kata Ace.

    Politisi Golkar ini menegaskan, peringatan BMKG patut diwaspadai. Penting saat ini untuk mengedukasi masyarakat dalam menghadapi bencana. Begitu juga peralatan BMKG, khususnya pendeteksi gempa, bisa menjangkau ke seluruh masyarakat agar siap siaga menghadapi gempa maupun tsunami.(MEN/ENK/RMID)

  • BMKG Laporkan 12 Gempa Susulan Pasca Gempa 6,7 Magnitudo di Banten

    BMKG Laporkan 12 Gempa Susulan Pasca Gempa 6,7 Magnitudo di Banten

    SERANG, BANPOS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi 12 kali gempa bumi susulan, pasca gempa bermagnitudo 6,7 mengguncang wilayah Sumur, Pandeglang, Banten pada Jumat (14/1) pukul 16.05 WIB.

    “Hingga 14 Januari 2022, pukul 19.00 WIB tercatat 12 kali gempa susulan. Harap waspada bagi Sobat BMKG yang berada di sekitar wilayah tersebut,” cuit akun Twitter BMKG, Jumat (14/1).

    Episenter gempa terletak pada koordinat 7,21° LS ; 105,05° BT. Atau tepatnya berlokasi di laut, pada jarak 132 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.

    Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi.

    Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    Diberitakan sebelumnya, Gempa berkekuatan 6.7 magnitudo dirasakan warga Banten dan sekitarnya. Berdasarkan data BMKG, titik gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer dengan lokasi gempa sejauh 52 kilometer barat daya Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    BMKG menyatakan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami. Namun, warga yang merasakan gempa sempat mengalami kepanikan dan berhamburan keluar dari bangunan.(HES/ENK/RMID)