Tag: BPBD Kabupaten Serang

  • Kantor Balai Pertanian di Carenang Dilalap Si Jago Merah

    Kantor Balai Pertanian di Carenang Dilalap Si Jago Merah

    SERANG, BANPOS – Kantor Balai Pertanian di Kp. Pasir Serut RT 004 RW 003 Desa Teras, Bendung Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang dilalap si jago merah, Rabu (16/3) pagi, yang diduga disebabkan korsleting listrik. Akibatnya, satu unit kantor balai tersebut mengalami rusak berat dan mengakibatkan kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

    Ketua harian Crisis Center pada BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E Iskandar, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat laporan dari warga setempat. Ia menjelaskan, kronologi kejadian tersebut diketahui ketika warga tengah membersihkan alang-alang atau rumput dab melihat api sudah membesar di kantor Balai Pertanian tersebut.

    “Hari Rabu, tanggal 16 Maret 2022 pada pukul 09:00 WIB ketika warga sedang membersihkan alang-alang (rumput), salah satu warga berteriak bahwa api sudah membesar di dalam Kantor balai pertanian,” ujarnya.

    Pihaknya pun melalui Damkar BPBD Kabupaten Serang memberangkatkan Damkar Sektor Tanara Kabupaten Serang dengan membawa satu unit mobil water foam kapasitas 5500 liter ke lokasi kejadian. Pukul 09:40 WIB, Damkar tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan penanganan.

    “Pulul 10:07 WIB Damkar BPBD Kabupaten Serang tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan perbantuan penanganan,” jelasnya.

    Kemudian, pukul 10:39 WIB Damkar BPBD Kabupaten Serang selesai melakukan penanganan dan tepat pukul 10:50 WIB kembali ke mako. Kondisi terakhir, api berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa.

    “Kejadian tersebut diakibatkan oleh korsleting listrik yang membakar seluruh bagian kantor. Api berhasil dipadamkan oleh warga sekitar,” tandasnya. (MUF)

  • Siaga Bencana, BPBD Kabupaten Serang Canangkan Professional Disaster

    Siaga Bencana, BPBD Kabupaten Serang Canangkan Professional Disaster

    SERANG, BANPOS- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memegang peranan penting dalam penanggulangan bencana, pun dalam memberi edukasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana.

    Untuk meminimalisir banyaknya korban dalam bencana alam, BPBD melakukan sosialisasi dan juga pelatihan untuk masyarakat agar lebih sigap ketika ada bencana.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Serang, Nana Sukmana, mengungkap bahwa dalam sosialisasi bencana, BPBD sudah memiliki bidangnya tersendiri.

    “Kalau berbicara sosialisasi, kita punya bidang kesiapsiagaan pencegahan, tentunya sepanjang tahun BPBD melakukan pembinaan, apakah membentuk desa tangguh bencana, membentuk relawan-relawan bencana, melakukan simulasi-simulasi bencana, membentuk sekolah tangguh bencana, sekolah aman bencana, itu bentuk sosialisasi,” ujarnya.

    Nana juga mengatakan bahwa sosialisasi kebencanaan selalu dilakukan oleh BPBD sepanjang tahun.

    “Dan itu kita lakukan sepanjang tahun, ada bencana atau tidak ada bencana, contoh misalnya tsunami kita lakukan ekspedisi tsunami, legitimasi bencana, pemaknaan bencana, dan itu dilaksanakan setiap tahun ada atau tidak ada anggaran itu wajib,” tuturnya.

    Ia juga menuturkan bahwa BPBD berencana akan membentuk professional disaster di instansi terkait.

    “Bahkan kita di tahun ini mencoba membentuk professional disaster untuk industri, pariwisata, serta sekolah. Jadi, nanti industri-industri nanti punya 10 atau 20 orang professional disaster yang kita latih,” paparnya.

    Ia pun menekankan bahwa professional disasters yang akan dibentuk oleh BPBD bukan hanya siap secara personil, namun juga mapan dalam segi sarana prasarana.

    “Mereka bukan hanya punya SDM-nya, tapi sarana prasarana juga punya. Nah ketika jadi bencana, mereka bisa kita turunkan dengan bendera-benderanya masing-masing,”

    Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Boyatno, menuturkan bahwa pihak BPBD Kabupaten Serang telah memiliki kelompok binaan, salah satunya adalah Keluarga Masyarakat Siaga Banjir (KMSB).

    “KMSB-nya ada di wilayah Serang Barat-Serang Timur, nah itu kegiatannya dilakukan di satu tempat, bisa di kecamatan bisa di hotel,” ungkapnya.

    Ia pun mengungkap bahwa sampai saat ini ada lebih dari 300 peserta yang mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh BPBD.

    “Sampai saat ini total pesertanya 377, itu gabungan, ga cuma KMSB aja,” terangnya.

    Boyatno pun mengungkap bahwa pelatihan yang diadakan oleh BPBD ini sebenarnya terpatok pada anggaran.

    “Pelatihan ya sesuai dengan anggaran, prinsipnya sebenernya mereka sendiri juga sudah mengawali kegiatan-kegiatan secara mandiri, posisi kita ya supporting,” katanya.

    Namun, Boyatno pun menuturkan bahwa sosialisasi ini bisa diakali dengan membangun kerjasama dengan pihak lain.

    “Betul, tapi kita tidak lepas dari anggaran, tapi walaupun tidak ada anggaran tapi kita tetap melaksanakannya, nah itu menjadi kewajiban kita. Ketika ada anggaran Alhamdulillah, ga ada anggaran ya kita laksanakan, kita inisiasi dengan lembaga dan NGO lain,” tandasnya.

    (MG-03/AZM)

    Caption: Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Serang, Nana Sukmana, saat ditemui di ruangannya, Rabu (9/3).

  • Data Banjir Kabupaten Serang, Ribuan Rumah dan Ratusan Hektare Sawah Terendam

    Data Banjir Kabupaten Serang, Ribuan Rumah dan Ratusan Hektare Sawah Terendam

    SERANG, BANPOS – Pusdalops BPBD Kabupaten Serang, memperbaharui laporan sementara bencana banjir dan cuaca ekstrem di wilayah Kabupaten Serang per tangg 6 Maret 2022 pukul 18:00 WIB. Dalam laporan tersebut, terdata sebanyak 2.682 rumah terdampak banjir dan satu orang meninggal dunia di Kampung Dermayon RT 04/RW 02 Desa Pamengkang, Kecamatan Keramatwatu, Kabupaten Serang.

    Ketua harian Crisis Center pada BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E Iskandar, mengungkapkan bahwa ribuan rumah terdampak itu tersebar di 15 Kecamatan 23 Desa. Selain rumah, sebanyak 175 hektare lahan persawahan pun terdampak banjir.

    “Hasil Pantauan saat ini pukul 17:00 WIB, cuaca berawan, dapur umum di Kecamatan Cinangka masih beroperasi,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, beberapa wilayah di 14 Kecamatan yang terdampak banjir saat ini sudah surut. Selanjutnya, pengungsi di Desa Rancasanggal dan Desa Cikolelet Kecamatan Cinangka, sudah kembali kerumah masing-masing.

    “Banjir masih menggenangi rumah di Kecamatan Cinangka Desa Rancasanggal sebanyak 6 Rumah dengan tinggi muka air 15-30 sentimeter dan 6 Rumah di Desa Cikolelet masih tergenang dengan tinggi muka air 15-30 sentimeter,” jelasnya.

    Jhonny mengatakan, pendistribusian bantuan logistik dilakuin di Kecamatan Cinangka tepatnya di Desa Rancasanggal. Ia menyampaikan, sejumlah kebutuhan mendesak diantaranya terpal alas atau matras, makanan siap saji, paket sembako, paket bayi, paket sandang, air bersih, paket kesehatan atau obat-obatan, selimut dan family kit.

    “Kami berupaya untuk melakukan koordinasi dengan seluruh Dinas/Instansi/Lembaga terkait, hingga melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir,” katanya.

    Adapun satu korban MMB usia dua tahun, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada hari Rabu (2/3) pukul 12:30 WIB. Rincian wilayah terdampak diantaranya Kecamatan Padarincang 6 Desa, Gunungsari 1 Desa, Ciomas terdampak akses jalan, Waringin Kurung 1 Desa, Kramatwatu 2 Desa, Kragilan 1 Desa, Cinangka 2 Desa, Ciruas 3 Desa, Baros 1 Desa, Lebak Wangi 1 Desa, Pontang 1 Desa, Mancak 1 Desa, Pamarayan 1 Desa, Cikeusal 1 Desa, dan Pabuaran 1 Desa.

    (MUF/AZM)

  • Sejumlah Kecamatan di Kabupaten Serang Terendam Banjir, Akses Jalan Terputus, Warga Segera Mengungsi

    Sejumlah Kecamatan di Kabupaten Serang Terendam Banjir, Akses Jalan Terputus, Warga Segera Mengungsi

    SERANG, BANPOS – Cuaca ekstrim dan hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir di sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Serang, Selasa (1/3).

    Berdasarkan laporan sementara BPBD Kabupaten Serang, kronologi kejadian sejak Senin hingga Selasa, wilayah Kabupaten Serang diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, disertai angin kencang yang mengakibatkan di beberapa wilayah khususnya Kabupaten Serang mengalami banjir dampak dari Cuaca Ekstrim yang terjadi.

    Ketua harian Crisis Center pada BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E Iskandar, menyebutkan bahwa sementara terdata 6 Kecamatan terdampak, diantaranya Padarincang, Gunungsari, Ciomas, Waringin Kurung, Kramatwatu, Ciruas, Cinangka, dan Kragilan.

    “Bangunan terdampak fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas Pemerintahan, dan fasilitas ibadah, masih dalam proses assessment,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, pihaknya melakukan koordinasi dengan seluruh Dinas/Instansi/Lembaga terkait dalam penanganan banjir. Kemudian, melaksanakan koordinasi dengan Pos Damkar Kecamatan beserta TRC dan Relawan yang menangani di tempat kejadian.

    “Melaksanakan kegiatan rutin peringatan dini, pelaporan dan administrasi, melaksanakan pemantauan serta informasi melalui situs terkait seperti BNPB, BPBD Provinsi Banten dan BMKG dan melakukan Koordinasi dengan Tagana (Dinas Sosial Kabupaten Serang),” jelasnya.

    Tak hanya itu, BPBD Kabupaten Serang juga melakukan koordinasi dengan ORARI, RAPI, PMI Kabupaten Serang, Pramuka Peduli Kabupaten Serang dan lainnya.

    “Kami pun melakukan bantuan evakuasi ke wilayah terdampak bencana banjir,” katanya.

    Ia mengungkapkan, hasil tinjauan di lapangan, kondisi masih hujan sedang hingga lebat. Berdasarkan pantauan, sudah ada warga yang bersiap mengungsi.

    “Akses menuju beberapa titik terputus akibat banjir di Kota Serang,” ucapnya.

    Diakhir ia menyampaikan sejumlah kebutuhan mendesak seperti Perahu Karet, Pelampung, Kendaraan Operasional angkut personil, Kendaraan Operasional angkut perlengkapan, Terpal, Alas tidur, Makanan siap saji, Selimut dan Family kit.

    (MUF)

  • Kasihan, Warga Kopo Buka Puasa di Tengah Banjir

    Kasihan, Warga Kopo Buka Puasa di Tengah Banjir

    KOPO, BANPOS – Di tengah pandemi Covid-19, puluhan rumah di lima kampung Desa Nanggung, Kecamatan Kopo terendam banjir hingga selutut orang dewasa. Hal itu diakibatkan oleh meluapnya sungai Cibereum yang diketahui mendapatkan kiriman air dari sungai Ciberang karena hujan lebat di Kabupaten Lebak pada Rabu (13/5).

    Selain pemukiman, luapan air juga diketahui merendam ladang persawahan yang baru saja memasuki musim panen, mulai pukul 04.00 WIB, Kamis (14/5).

    “Laporannya pagi, dari Camat Kopo bahwa terjadi banjir di beberapa kampung di Kecamatannya, akibat air kiriman dari sungai Ciberang yang mengalir ke sungai Cibereum, akhirnya meluap hingga saat ini,” ujar ketua harian Crisis Centre pada BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E.

    Menurutnya, beberapa kampung terendam dengan ketinggian air yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang terhimpun, kelima kampung berada dalam satu desa, yaitu Desa Nanggung.

    “Total jumlah rumah terdampak mencapai 102 rumah. Selain itu, meluapnya air ini juga membuat akses jalanndan persawahan terendam,” jelasnya.

    Meski demikian, penghuni rumah saat ini masih bertahan di rumah masing-masing. Karena dikhawatirkan terjadi banjir yang lebih besar, warga kemudian membuat tenda darurat di pinggir jalan dan berbuka seadanya di tenda tersebut.

    “Saat ini belum ada evakuasi,” pungkas Jhonny.

    Saat dikonfirmasi oleh BANPOS, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Serang Dapil 2, Aep Syaefullah sedang berada di lokasi banjir, dan segera memberikan bantuan berupa paket sembako. Menurutnya, saat ini masyarakat membutuhkan makanan cepat saji untuk berbuka puasa dan sahur.

    “Saat ini, sebagian yang rumahnya terendam sementara membuat tenda di pinggir jalan. Khawatir memang ada banjir kiriman,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, aliran Sungai Cibereum yang meluap, diantaranya merendam Desa Nanggung, dan Desa Pasir Buyut, Kecamatan Kopo Kabupaten Serang.

    “Malam ini di rumah warga sampai selutut orang dewasa,” ungkapnya.

    Berdasarkan pantauan, masyarakat terpaksa berbuka puasa di pinggir jalan, karena rumahnya terdampak luapan air.

    “Karena masyarakat juga baru pada panen, sebagian barang-barangnya berikut benda elektronik diamankan di pinggir jalan,” tuturnya

    Ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Serang agar segera memberikan bantuan darurat yang sangat dibutuhkan masyarakat seperti air minum dan makanan siap saji untuk sahur dan berbuka.

    “Karena warga bingung, masak pun seadanya. Karena yang terdampak bukan hanya orang dewasa, banyak anak-anak kecil yang membutuhkan asupan makanan,” pungkasnya.

    Diantara kampung terdampak banjir yaitu, Kampung Pabuaran, RT 023/004, terdampak sebanyak 20 Rumah dengan 19 Kepala keluarga (KK) dan 115 jiwa. Kemudian, Kampung Cukanggalih, RT 09/03, terdampak sebanyak 50 KK dengan 120 jiwa. Berikut juga akses jalan dan persawahan.

    Selanjutnya, Kampung terdampak lainnya yaitu kampung Kendal RT 08/03, sebanyak 50 rumah dengan 140 jiwa. Kampung Jamban, RT 16/04 sebanyak 20 Rumah, 23 KK dengan 121 jiwa.

    Kampung Parigi RT 001,002/001 dengan jumlah rumah terdampak sebanyak 12 Rumah, 12 KK dan 64 jiwa. Rata-rata, tinggi muka air mencapai 20 hingga 60 sentimeter.(MUF)

  • Puluhan Desa di Kabupaten Serang Terendam Banjir

    Puluhan Desa di Kabupaten Serang Terendam Banjir

    SERANG, BANPOS – Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Serang mencatat banjir yang merendam 41 desa di 29 Kecamatan dengan ketinggian muka air paling tinggi 50 sentimeter. Data tersebut dihimpun sejak 1 hingga 5 Februari 2020.

    Demikian disampaikan oleh Ketua Harian Crisis Centre BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E. Ia mengungkapkan, diantara Kecamatan yang terendam banjir adalah Kecamatan Kibin, Ciruas, Kragilan, Carenang, Sukajaya, Tanara, Tirtayasa, Binuang dan Lebakwangi.

    Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa saat ini, ada dua desa yang masih mengungsi yaitu di wilayah Pontang dan Tirtayasa. Berdasarkan data yang didapat, pengungsi mencapai 150 jiwa yang masih berada di lokasi pengungsian.

    “Hal itu dikarenakan genangan air di wilayah tersebut mengalami pasang surut, berbeda dengan banjir yang terjadi di wilayah Ciruas dan Kibin yang tidak mengalami pasang surut,” ungkapnya, saat ditemui di ruang Pusdalops BPBD Kabupaten Serang, Rabu (5/2).

    Ia menuturkan, penyebab banjir yang terjadi di wilayah Ciruas dan Kibin akibat air dari atas turun ke muara menuju ke laut. Sehingga, air di laut naik dan dari hulu turun, dan menyebabkan tinggi muka air banjir naik turun.

    “Tadi siang sudah mulai surut, bisa saja sore sudah naik lagi,” terangnya.

    Sementara itu, sejak Sabtu (1/2), pihaknya telah melakukan penanganan hingga hari ini (6/2). Ia mengungkapkan, di Desa Kaserangan dan desa Susukan, ketinggian muka air rata-rata mencapai 50 sentimeter, dan kedua desa tersebut berada di bantaran sungai Ciujung.

    “Untuk saat ini kata kami sudah mengirimkan bantuan logistik yang sudah disalurkan ke beberapa wilayah yang terdampak banjir,” tuturnya.

    Kendati demikian, pihaknya lebih memprioritaskan bantuan tersebut ke wilayah yang dianggap parah terlebih dahulu.

    “Kami memprioritaskan daerah berdasarkan ketinggian air,” ungkapnya.

    Pihaknya sudah mengirimkan lebih dari satu pleton ke wilayah terdampak banjir. Menurutnya, wilayah Kecamatan Pontang dan Tirtayasa, sudah mencapai 30 personil yang tetap bertahan hingga saat ini dengan pergantian personil per dua hari. Hal itu dilakukan agar personil tetap bersiaga di wilayah tersebut.

    “Semua personil kami kerahkan, dan patut untuk diberi apresiasi, karena ada beberapa personil belum melakukan pergantian shift,” ungkapnya.

    Berdasarkan penuturannya, saat ini para pengungsi masih membutuhkan bantuan pakaian dan selimut.

    “Yang paling sangat mendesak adalah makanan siap saji,” tandasnya.(MUF)

  • Di Kabupaten Serang, 3.126 Jiwa Terdampak Banjir

    Di Kabupaten Serang, 3.126 Jiwa Terdampak Banjir

    SERANG, BANPOS – Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Serang mencatat sebanyak 3.126 jiwa dengan total 1.009 Kepala keluarga (KK), terdampak bencana banjir yang merendam 10 Desa di tiga Kecamatan Kabupaten Serang. Selain itu, banjir juga menyisakan sebanyak 968 dan gedung sekolah yaitu SMAN Bojonegara serta pesantren salafi di Kecamatan Cikande.

    “Saat ini penanganan dari BPBD kabupaten Serang, personil sudah ditarik semua dari lokasi bencana. Hanya saja masih mengirimkan pasukan untuk membantu masyarakat membersihkan sisa-sisa lumpur yang ada di rumah warga masing-masing,” ujar ketua harian Crisis Centre pada BPBD kabupaten Serang, saat ditemui di ruang Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops), Minggu (5/01).

    Pihaknya bekerjasama denga TNI-Polri, Polres dan Polsek setempat serta Korem dan Koramil di masing-masing wilayah dalam membersihkan sisa-sisa lumpur akibat banjir.

    “Untuk jumlah kerugian kami belum bisa menyebutkan, karena pihak desa pun masih mendata,” tuturnya.

    Ia menuturkan bahwa dalam peristiwa banjir tersebut, tidak ada korban jiwa dan tidak ada korban luka. Sebab, kata dia, ketika banjir datang memang muka air tinggi, namun daam hitungan jam sudah surut kembali.

    “Jadi warga sudah mengetahui terlebih dahulu karena sudah terjadi sebelumnya. Tetapi banjir kali ini adalah paling besar, dan warga sudah antisipasi. Alhamdulillah tidak ada korban,” katanya, seraya menegaskan bahwa korban meninggal yang sebelumnya diberitakan sudab diklaim masyarakat asal Kabupaten Lebak.

    Wabah penyakit yang biasanya timbul seusai banjir, ia menerangkan bahwa pihaknya tidak menerima laporan adanya masyarakat yang terkena penyakit. Sebelumnya, pihak BPBD kabupaten Serang secara langsung melalui tim reaksi cepat (TRC) ke lokasi dan mendirikan posko serta dapur umum.

    “Alhamdulillah kami tidak menerima laporan adanya warga yang sakit,” terangnya.

    Hingga saat ini, kata dia, masyarakat sebagian sudah mulai merapihkan rumahnya dan sebagian lagi masih menumpang di rumah kerabatnya.

    “Masyarakat sekarang sudah tidak ada yang di posko,” pungkasnya. (MUF/AZM)