SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang melakukan pendistribusian bantuan logistik untuk korban bencana cuaca ekstrem berupa rumah roboh, Senin (6/3) di Lingkungan Karang Kayen, RT 013 RW 004 Kelurahan Terumbu, Kecamatan Kasemen.
Sekitar pukul 10.40 WIB, pemilik rumah, Sanwani menerima bantuan berupa paket sandang, paket sembako, air mineral dan paket pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) masing-masing satu paket.
Diketahui, regu yang bertugas memberikan paket bantuan logistik tersebut antara lain Kasi KL Eva Hasanah, didampingi oleh Ahmad Jajuli dan Evi. (MUF)
KETUA DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, mengungkap pasca banjir yang melanda Ibu Kota Provinsi Banten, Kota Serang, pada Selasa (1/3) lalu, Kota Serang dinyatakan masuk dalam kategori wilayah rawan bencana. Dengan kondisi tersebut, pihaknya mendorong agar BPBD dinaikkan menjadi tipe A, agar mempunyai kewenangan yang luas.
“Anggaran ada, tinggal dibahas terkait administrasinya, berhubung BPBD ini badan jadi harus ada di Perkim, nah itu salah satu kelemahan BPBD, makanya saya minta ditingkatkan dia jadi tipe A agar dia punya keluasan kewenangan, dia (BPBD) menganggarkan sendiri, mengeksekusi sendiri,” ujarnya, Rabu (2/3).
Budi pun mendesak Pemkot Serang segera melakukan pembahasan mengenai usulan peningkatan level BPBD. Sebab, menurutnya BPBD merupakan salah satu OPD yang paling dibutuhkan masyarakat, khususnya ketika ada kebencanaan.
“Saya minta kepada Asda dan Walikota agar segera ditingkatkan, silakan dikirim ke DPRD gitu loh kita bahas bersama agar ini kita naikan levelnya menjadi tipe A, karena ini kebutuhan masyarakat semua,” tegasnya.
Budi menyampaikan bahwa BPBD adalah jantung dari penanganan sebuah bencana.
“Karena ketika ada bencana kuncinya jantungnya di sini (BPBD), ketika ga ada bencana dia dicuekin, saya gamau itu,” ucapnya.
ASDA II Kota Serang, Yudi Suryadi, menilai bahwa Kota Serang sudah masuk dalam kategori wilayah rawan bencana.
“Kalau kita lihat, Kota Serang juga termasuk salah satu mungkin daerah rawan bencana. Nah kalau sudah disebut rawan bencana ya BPBD-nya harus ditingkatkan dalam rangka mengantisipasi,” ujarnya.
Ia pun berharap agar BPBD dapat meningkatkan jumlah SDM yang saat ini masih terbilang terbatas.
“Makanya gimana ke depannya menambah jumlah tenaga, supaya tenaganya fresh,” tandasnya.
Kalaksa BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, mengungkap bahwa indeks kebencanaan Kota Serang berada pada angka 162.
“Indeks bencana Kota Serang itu 162 yang memang tadi kata Pak Ketua (Budi Rustandi, red) minimal 150 ke atas itu sudah A, tapi ini masih di bawah itu, indeks kebencanaan Kota Serang, itu keluaran BNPB,” ungkapnya.
Ia pun menuturkan bahwa saat ini SDM BPBD Kota Serang sangat jauh dari kata ideal. Diat berharap, meski saat ini masih menjadi badan, minimal disegerakan ada penambahan personel.
“Regu idealnya 11 orang, kita hanya lima, ada tiga regu, berarti 20 orang lagi untuk TRC, pegawai negeri itu ya mestinya ada penambahan,” ungkapnya. (ADV)
SERANG, BANPOS – Sebanyak 13 rumah di Kota Serang roboh akibat cuaca ekstrem selama Desember-Januari. Jumlah tersebut bertambah 6 kasus dalam kurun waktu dua minggu.
Sementara, Pemkot Serang telah menganggarkan sebesar Rp35 juta per rumah yang roboh. Sejauh ini, baru 10 rumah roboh yang menjadi prioritas bantuan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kota Serang, Eva Hasanah, menuturkan bahwa selain karena faktor cuaca ekstrem, buruknya kondisi bangunan juga menjadi penyebab banyaknya kasus rumah roboh.
“Pemicunya dari hujan lebat dan angin. Selain itu, karena kondisi rumah yang memang sudah lapuk, jadi penyangganya enggak kuat. Sehingga ketika terkena hujan deras mudah roboh,” katanya, Jumat (31/1).
Menurut Eva, laporan per 10 Januari sejak masuknya musim hujan ekstrem pada Desember lalu, terdapat sebanyak 7 kasus rumah roboh. Sementara terjadi penambahan enam kasus yaitu 5 di Kecamatan Kasemen dan satu di Kecamatan Serang.
“Memang yang paling banyak itu berada di Kecamatan Kasemen. Karena disana kalau dilihat, kondisinya itu pondasi batanya berasal dari batu bata mentah,” ujarnya.
Menurut Eva, pihaknya telah meminta kepada aparatur pemerintah di tingkat RT, RW dan kelurahan agar dapat melakukan pendataan terhadap kondisi rumah yang memprihatinkan di wilayah tempat mereka memimpin.
“Catatan dari RT bisa diajukan baik melalui tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), program keluarga harapan (PKH) atau melalui kelurahan. Jangan sampai nunggu kejadian dulu. Harusnya RT itu jeli, biar RTLH tepat sasaran,” katanya.
Eva pun mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa waspada. Karena berdasarkan informasi dari BMKG, curah hujan masih cukup tinggi di wilayah Kota Serang.
“Karena memang pemilik rumah rumah yang lebih tau. Apabila kondisi rumah kurang baik, diperbaiki. Kalau memang kurang kuat pakunya, yah diperkuat, atau harus di topang dulu dengan kayu untuk sementara,” jelasnya.(DZH/AZM)
SERANG, BANPOS – Cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia, khususnya Kota Serang, mengakibatkan tujuh rumah roboh dalam seminggu. Jumlah tersebut berdasarkan data yang dimiliki oleh BPBD Kota Serang.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat hermawan, menuturkan bahwa terdapat tujuh rumah roboh yang tersebar di beberapa kecamatan. Diantaranya yaitu Kecamatan Serang, Kecamatan Curug, dan Kecamatan Kasemen. Ia mengaku, Kecamatan Kasemen merupakan wilayah terbanyak rumah roboh.
“Memang di Kasemen paling banyak yaitu tiga rumah. Bahkan ada pemilik rumah yang sampai meninggal dunia yaitu Almarhumah Marsiyah,” ujar Diat saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (10/1).
Bahkan menurut Diat, kemarin baru saja kembali terjadi rumah roboh di Lingkungan Keganteran, RT 001 RW 005, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen. Hal itu diakibatkan oleh hujan deras yang disertai angin kencang. Selain itu kontruksi bangunan tersebut juga sudah rapuh.
“Kejadiannya Kamis (9/1) pukul 14.30 WIB. Tidak ada korban jiwa. Hari ini (kemarin-RED) kami langsung memberikan bantuan kepada korban mulai dari karpet, terpal hingga makanan untuk kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.
Saat ditanya jumlah kerugian dari insiden rumah roboh tersebut, Diat mengaku belum bisa memprediksi jumlah kerugian seluruhnya. Hal itu dikarenakan untuk melakukan penilaian kerugian, dibutuhkan instansi lainnya yang bertugas melakukan penilaian.
“Kalau hanya kami tidak bisa. Tentu ini harus melibatkan instansi teknis agar bisa mendapatkan nilai kerugian yang terjadi,” jelasnya.
Diat mengatakan, Kecamatan Kasemen merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi rumah roboh. Karena, lanjut Diat, kebanyakan rumah warga yang berada di Kasemen konstruksi bangunannya menggunakan batu bata mentah.
“Apalagi kalau cuaca ekstrem ini. Batu bata mentah itu bisa menyerap air hujan dan ambruk, makanya kekuatannya jauh dibanding dengan bata jadi,” terangnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, menginstruksikan kepada seluruh Lurah yang ada di Kasemen, agar dapat melakukan pendataan untuk rumah yang layak untuk menerima bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Hal ini karena seringnya kejadian rumah roboh di Kasemen.
“Ini akan jadi evaluasi, daerah mana dulu yang akan mendapatkan bantuan RTLH. Kami tidak sembarang dan tentunya atas dasar kontruksi bangunan, mana yang lebih pantas mendapat bantuan dari Pemkot Serang,” tandasnya. (DZH/AZM)
SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang telah menutup masa penerimaan bantuan untuk penyintas bencana Lebak. Hasilnya, dari 33 OPD yang ada di Kota Serang, terdapat 11 OPD yang tidak ikut mengumpulkan penggalangan bantuan yang diakomodir oleh BPBD Kota Serang, seperti yang diinstruksikan Walikota Serang.
Demikian disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan. Menurut Diat, hingga masa pengumpulan bantuan ditutup yaitu pukul 18.00 WIB, sebanyak 22 OPD yang ikut mengumpulkan bantuan.
“Masih ada 11 yang belum mengumpulkan sampai tadi masa pengumpulan ditutup. Terakhir itu Dindikbud yang mengumpulkan, sekitar menjelang maghrib,” ujar Diat kepada BANPOS, Rabu (8/1) saat ditemui di kantornya.
Ia mengatakan, dirinya tidak mau berspekulasi mengapa 11 OPD tersebut tidak ikut mengumpulkan bantuan sesuai dengan instruksi Walikota. Namun, ia mengatakan apabila 11 OPD tersebut tetap mau mengirimkan bantuan, dapat mengirimkan langsung ke lokasi bersama dengan rombongan.
“Jadi kalau kami tetap menerima bantuan sampai malam, bisa-bisa kami tidak selesai melakukan pengepakan bantuan yang sudah masuk. Jadi bukan tidak menerima, tapi ikut mengirimkan ke Lebak bersama rombongan. Jadi memang beberapa OPD mengirimkan langsung ke lokasi,” ucapnya.
Saat ditanya OPD apa saja yang tidak ikut mengumpulkan bantuan, Diat mengatakan akan memberikan laporan terlebih dahulu kepada Walikota Serang. (DZH)
SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang hingga saat ini berhasil mengumpulkan bantuan untuk dikirim ke Lebak sebanyak Rp27.012.500. Jumlah tersebut berdasarkan laporan per 8 Januari pukul 16.00 WIB.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, mengatakan bahwa pengumpulan bantuan tersebut akan ditutup pada pukul 18.00 WIB. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu proses pendataan dan persiapan pengiriman bantuan.
“Mungkin jika ada yang mau mengirim bantuan, bisa ke lembaga lain. Bukan kami menolak, namun jika terus dibuka dapat mengganggu proses pengepakan bantuan yang sudah masuk ke BPBD Kota Serang,” ucapnya saat ditemui di kantornya, Rabu (8/1).
Ia menjelaskan, berdasarkan laporan terakhir yaitu pada pukul 16.00 WIB, jumlah bantuan yang masuk berupa uang tunai sebanyak Rp27.012.500.
“Hingga saat ini kami sudah mengumpulkan sebanyak Rp27.012.500. Ini untuk status laporan pukul 16.00,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, Rabu (8/1).
Selain uang tunai, Diat juga mengatakan bahwa terdapat beberapa bantuan bahan makanan serta pakaian layak pakai. Adapun bantuan terbanyak yang diterima yaitu mie instan sebanyak 139 dus.
“Sedangkan sisanya itu ada air mineral, sarden, beras, makanan bayi, biskuit, susu, dan keperluan lain seperti pempers, alat mandi, serta pembalut,” katanya. (DZH)
SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang jemput bola ke setiap OPD di Kota Serang untuk membantu penyintas bencana banjir di Kabupaten Lebak. Hal ini sebagai tindak lanjut dari surat edaran yang diberikan oleh Walikota Serang.
Penggalangan dana tersebut dilakukan dengan tiga tim. Dan seluruh tim tersebut disebar ke setiap OPD dan kecamatan. Berdasarkan pantauan di salah satu lokasi, yaitu Puspemkot Serang, BPBD mengelilingi setiap kantor OPD untuk meminta sumbangan uang dari para pegawai.
“Hari ini kami mulai keliling ke OPD sesuai perintah pak Wali Kota, untuk penggalangan dana korban banjir bandang,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Serang Eva Khasanah, saat ditemui di Setda Pemkot Serang, Senin (6/1).
Eva mengatakan, jemput bola yang dilakukan oleh pihaknya berdasarkan perintas dari Walikota Serang, Syafrudin. Sebab, Pemkot Serang menargetkan akan menyalurkan donasi pada 10 Januari mendatang.
“Pak Wali minta secepatnya selesai, agar segera bisa diberikan kepada korban di Lebak. Kami masih terus keliling, karena ada beberapa OPD juga yang belum melakukan penggalangan dana di internal,” ungkapnya.
Sementara itu, bantuan logistik sendiri sudah terkumpul di Kantor BPBD Kota Serang yang nantinya akan diserahkan setelah semua penggalangan dana selesai dilakukan.
“Bantuan logistik seperti beras, pakai dan lainnya, sedang kami kemas. Nanti pada 10 Januari kami bersama Walikota Serang akan langsung menyalurkan bantuan ke para penyintas bencana di Lebak,” tuturnya.
Kepala BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, mengatakan berdasarkan surat edaran Walikota Serang, seharusnya BPBD hanya bertindak sebagai koordinator pengumpulan bantuan saja. Namun karena waktu yang mepet, maka BPBD terpaksa ‘Ngecrek’ ke setiap OPD.
“Sejatinya itu sesuai edaran, yah kami hanya menerima saja. Namun karena sudah mepet, yasudah kami turun untuk jemput bola ke setiap OPD.” Tandasnya. (DZH/AZM)
SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang memetakan titik potensi kerawanan bencana di Kota Serang. Dari enam kecamatan yang ada, hanya Kecamatan Serang dan Taktakan saja yang potensi rawan bencananya rendah. Sementara empat lainnya, cukup tinggi.
Demikian disampaikan oleh Kasi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kota Serang, Eva Hasanah, saat diwawancara oleh awak media. Menurutnya, berdasarkan hasil kajian resiko bencana (KRB), terdapat 8 potensi titik rawan bencana di Kota Serang.
“Berdasarkan KRB itu memang Kota Serang memiliki 8 potensi titik rawan bencana. Itu ada di semua kecamatan yang ada di Kota Serang,” ujar Eva saat ditemui seusai memberikan bantuan kepada masyarakat Kaujon yang rumahnya roboh, Jumat (3/1).
Untuk kecamatan yang cukup rawan sendiri, Eva menerangkan bahwa empat dari enam kecamatan memiliki resiko yang cukup rawan bencana seperti banjir dan putig beliung. Diantaranya yaitu Cipocok Jaya, Kasemen, Walantaka, dan Curug.
“Ini dari enam kecamatan hampir semuanya sudah kena. Namun untuk Kecamatan Serang dan Taktakan, potensinya itu rendah untuk bencana angin puting beliung,” tuturnya.
Namun jika dilihat dari intensitas hujan yang cukup tinggi, Eva mengaku bahwa Kecamatan Taktakan juga cukup rawan mengalami bencana longsor. Hal ini berdasarkan pengalaman beberapa tahun yang lalu, dimana TPSA Cilowong terjadi longsor akibat hujan deras dan menimbulkan korban.
“Karena kemarin juga belum selesai yah perbaikannya. Dan saat ini intensitas dan debit hujan cukup tinggi. Namun Naudzubillah kalau nanti TPSA Cilowong kembali terjadi longsor,” katanya.
Sementara Walikota Serang, Syafrudin, mengingatkan kepada masyarakat agar dapat tetap waspada dan menjaga lingkungan sekitar, agar bencana yang dapat terjadi karena ulah masyarakat seperti banjir, dapat terhindarkan.
“Saya imbau kepada masyarakat, bahkan sebelum memasuki musim penghujan ini, agar dapat menjaga kebersihan selokan atau drainase. Ini supaya aliran air dapat berjalan lancar dan tidak menimbulkan banjir,” ujar Syafrudin.
Mengenai potensi longsor di Cilowong, Syafrudin berharap masyarakat, khususnya yang bekerja di TPSA Cilowong, agar dapat meningkatkan kewaspadaan dan jangan terlalu memaksakan untuk bekerja di daerah Cilowong yang rawan longsor.
“Saya ingatkan agar jangan terlalu dekat dengan daerah rawan longsor. Terutama masyarakat yang bekerja sebagai pengumpul barang bekas di TPSA Cilowong. Karena saat ini intensitas hujan sedang tinggi,” tandasnya. (DZH)
SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang hari ini akan menggelar simulasi bencana dalam rangka menghadapi kejadian-kejadian tak terduga. Hal ini dikarenakan Kota Serang dalam kesiap siagaan bencana, masih sangat kurang. Selain itu berdasarkan data dari BMKG, dalam kurun waktu 4 bulan kedepan akan terjadi cuaca ekstrem.
“Kemarin sudah dibuktikan pada 13 November, Kota Serang kalau dikatakan belum siaga, ya memang tidak siaga. Karena memang sebelumnya kemarau panjang, dan tiba-tiba hujan. Itu juga menjadi evaluasi bagi kami, agar dapat lebih siap lagi,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kota Serang, Eva Hasanah, saat ditemui di Puspemkot Serang, Rabu (20/11).
Ia mengatakan, dalam kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 15 elemen. Baik dari TNI, Polri, OPD pengarah, Dishub, PMI, Basarnas, hingga komunitas relawan kebencanaan. Menurutnya, peserta yang terlibat akan mencapai 150 orang.
“Dengan adanya gladi simulasi ini, mudah-mudahan seluruh unsur relawan maupun siapapun yang berkecimpung dalam bidang penanganan kebencanaan, dapat terintegrasi dalam kegiatan ini,” jelasnya.
Untuk simulasinya sendiri, Eva mengatakan akan melakukan simulasi gempa bumi, kebakaran, dan beberapa bencana lainnya.
“Kan dampak dari gempa itu biasanya ada konsleting listrik dan dapat terjadi kebakaran. Jadi nanti apa yang harus dilakukan, itu akan kita simulasikan. Kebetulan di Puspemkot ini juga tiga lantai, jadi nanti ada simulasi penyelamatan vertikal dari teman-teman Vertical Rescue Indonesia,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Eva mengaku bencana puting beliung yang terjadi beberapa hari yang lalu, di luar Kajian Resiko Bencana (KRB) yang telah disusun. Karena dalam KRB yang telah disusun, hanya Kecamatan Kasemen dan sebagian Walantaka yang berpotensi terjadi puting beliung.
“Puting beliung biasanya berasal dari cuaca ekstrem daerah laut. Maka yang biasa terkena itu adalah daerah Kasemen sampai ke Walantaka sana,” terangnya.
Sehingga, terjadinya puting beliung di Kecamatan Cipocok Jaya di luar dugaan dari BPBD Kota Serang.
“Puting beliung kemarin yang melanda Kecamatan Cipocok itu benar-benar suatu hal yang sangat tidak diduga berdasarkan kajian kami. Karena dalam KRB pun Kecamatan Cipocok Jaya tidak masuk dalam potensi puting beliung,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengapresiasi kegiatan yang akan dilakukan oleh BPBD Kota Serang.
“Itu program bagus untuk memperkenalkan penanganan dini untuk menghadapi musibah yang ada. Adanya simulasi itu sesuai dengan UU dan PP. Maka saya selaku Wakil Walikota Serang sangat menyambut baik program dari BPBD,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya.
Ia pun berharap dengan adanya simulasi ini, mampu menjadikan masyarakat jadi lebih siaga dalam menghadapi bencana.
“Harapannya dengan adanya simulasi penanganan dini itu, tentu semua masyarakat Kota Serang tahu dan paham kalau ada musibah itu harus seperti apa, langkahnya bagaimana. Jangan panik,” tandasnya. (DZH)
SERANG,- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang menetapkan status kebencanaan Kota Serang yaitu pada level siaga. Sementara, BPBD Kota Serang juga masih terus melakukan pendataan dampak yang ditimbulkan peristiwa puting beliung kemarin.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan. Ia menuturkan bahwa saat ini status bencana di Kota Serang masih pada level siaga. Hal ini berdasarkan penilaian dari kriteria yang ada.
“Jadi ada kriteria penentuan status. Mulai dari luas kebencanaan, jenis kebencanaan, dan korbannya. Nah tadi setelah berbicara dengan pak Wakil, ini statusnya masih pada level siaga, belum darurat bencana,” ujarnya kepada awak media, Kamis (14/11).
Untuk kondisi terkini di lapangan, Diat mengaku pihaknya masih terus berupaya untuk melakukan pendataan. Kedepannya, OPD terkait seperti Dinas PUPR dan Dinas PRKP akan turut serta melakukan pendataan dampak peristiwa yang terjadi.
“Saat ini kami masih melakukan pendataan. Nanti juga ikut turun dari Dinas PUPR, Dinas PRKP, untuk melakukan penilaian terhadap kerusakan yang timbul. Jadi lintas OPD akan bergerak dalam pendataan ini,” ucapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data sementara dari BPBD Kota Serang, terdapat sebanyak 16 titik lokasi yang terdampak. Ke-16 titik lokasi itu tersebar di 4 kecamatan, yakni Cipocok Jaya, Curug, Walantaka, dan Serang.
Diantara 4 kecamatan itu, Cipocok Jaya menjadi lokasi yang paling banyak kejadian, yakni sebanyak 13 titik lokasi. Sedangkan Curug, Taktakan, dan Walantaka masing-masing satu titik lokasi.
Untuk kejadian, mayoritas merupakan angin puting beliung dan pohon tumbang. Tercatat, 42 rumah rusak baik ringan, sedang, maupun berat. Dua unit mobil rusak ringan dan sedang.
Selanjutnya, Kelurahan Banjarsari dan juga SDN Banjarsari tertimpa robohan pohon. Akibatnya, bangunan SDN Banjarsari rusak ringan, dan bangunan kelurahan rusak berat. (DZH)