Tag: bpbd lebak

  • BPBD Lebak Distribusikan Air ke Warunggunung

    BPBD Lebak Distribusikan Air ke Warunggunung

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak bersama BPBD Provinsi Banten melakukan distribusi air bersih di Kecamatan Warunggunung.

    Diketahui, penyaluran tersebut merupakan tindak lanjut dari dampak fenomena El Nino yang memicu kekeringan di beberapa wilayah yang ada di indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Lebak.

    “Menurut prakiraan dari BMKG, cuaca panas dan kekeringan akibat El Nino akan terus terjadi beberapa bulan ke depan. Puncak musim kemarau yang kering diprakirakan terjadi sampai pekan terakhir bulan Agustus, maka dari itu kami berupaya membantu masyarakat yang berada di wilayah rawan kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizky Pratama, saat dihubungi BANPOS, Kamis (10/8).

    Febby menjelaskan, air bersih yang disalurkan kepada masyarakat terdampak kekeringan sebanyak 47.000 liter air bersih, dan dibawa menggunakan kendaraan distribusi yang diturunkan atas kejadian tersebut, sebanyak 9 unit mobil tangki air bersih.

    “Dalam kejadian fenomena El Nino yang memicu kekeringan ini ada 15 Kampung dari tiga desa yang terdampak di Kecamatan Warunggunung,” jelasnya.

    Ia berharap, masyarakat dapat bijak menggunakan air saat di musim kemarau ini. Ia juga mengimbau kepada masyarakat, untuk melakukan panen air hujan saat datangnya hujan, karena bisa membantu kebutuhan air.

    “Bisa menghemat, tidak hambur dan menampung air hujan untuk menjaga-jaga,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Relokasi Warga Terdampak Pergerakan Tanah Perlu Konsultasikan Anggaran

    Relokasi Warga Terdampak Pergerakan Tanah Perlu Konsultasikan Anggaran

    LEBAK, BANPOS – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama mengatakan, relokasi warga terdampak pergerakan tanah di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, perlu dikonsultasikan kembali.

    “Kami perlu konsultasi lagi soal itu, karena juga akan melihat bagaimana ketersediaan anggaran,” kata Febby kepada wartawan.

    Febby menjelaskan, konsultasi tersebut perlu dilakukan untuk melihat ketersediaan anggaran. Saat tahun 2019 lalu, pemerintah menawarkan relokasi kepada 115 pemilik rumah karena berdasarkan kajian Badan Geologi tanah yang dijadikan permukiman warga sudah tidak lagi layak untuk ditempati dan berstatus zona merah pergerakan tanah.

    “Kemudian dilakukan musyawarah, ada dua opsi, dipilih opsi kedua yakni relokasi mandiri. Jadi dengan relokasi mandiri tersebut, Pemda memberikan bantuan uang kepada warga untuk mencari tempat baru, namun tanah yang mereka tinggali tetap jadi milik mereka,” jelasnya.

    Dari 115 rumah yang ditawari untuk relokasi mandiri tersebut ungkap Febby, hanya 73 rumah yang saat itu mau relokasi dengan anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah daerah sebesar Rp1,595 miliar. Sementara 42 rumah lainnya itu memilih tetap di kampung tersebut.

    “Jadi saat itu 42 keluarga tidak mau relokasi karena rumah mereka masih aman,” ungkapnya.

    Febby menegaskan, sekarang ini yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Lebak itu penyelamatan nyawa dulu. Selanjut berkoordinasi dengan Pemkab Lebak soal relokasi.

    “Sekarang yang jadi prioritas kita adalah penyelamatan nyawa dulu, tenda pengungsian sudah dipasang, dan selanjutnya berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait relokasi,” tegasnya.

    (CR-01/PBN)

  • BPBD Lebak Keluarkan Peringatan Kesiagaan Bencana

    BPBD Lebak Keluarkan Peringatan Kesiagaan Bencana

    LEBAK, BANPOS – Karena saat ini curah hujan meningkat terus, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Lebak mengeluarkan peringatan dini kesiapsiagaan bencana alam mengingat kondisi cuaca yang ekstrem.

    Disebutkan, wilayah Kabupaten Lebak merupakan daerah langganan banjir dan longsoran tanah, sehingga Pusdalops BPBD setempat mengeluarkan peringatan dini bencana alam karena curah hujan cukup meningkat.

    “Kita minta masyarakat tetap tenang dan waspada menghadapi cuaca buruk seperti sekarang ini,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama, Rabu (02/03)

    Menurut ya, peringatan kesiap-siagaan bencana alam itu agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi risiko kebencanaan sehingga tidak menimbulkan korban.

    Terang Febby, BPBD Lebak sudah menyampaikan surat peringatan kesiap-siagaan bencana alam kepada aparatur kecamatan dan desa/kelurahan. “Kami berharap warga waspada bencana alam, terutama pada malam hari dan dapat mengaktifkan ronda di setiap kampung,” tuturnya.

    Dalam beberapa hari ini, rinci Febby, bahwa bencana alam yang terjadi di Kabupaten Lebak, Selasa (01/03) di antaranya ruas jalan Bayah-Sawarna tertimbun tanah longsor sepanjang 40 meter sehingga terputus jalan menuju kawasan wisata itu, serta adanya bencana pergeseran tanah di Desa Curugpanjang Kecamatan Cikulur.

    Oleh karenanya, untuk mengantisipasi banjir tersebut, BPBD Lebak kini juga tengah mengoptimalkan pemantauan debit aliran sungai juga Bendungan Pamarayan.

    Terangnya, apabila debit air sungai meningkat, maka direkomendasikan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

    “Kami minta relawan kecamatan dan desa terus melakukan pemantauan aliran sungai, karena curah hujan meningkat, ”jelas Febby.

    Ditambahkan, saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua unsur instansi seperti TNI, Polri, Relawan Tagana, Pegiat wisata, DPUPR, Dinsos, PMI dan PLN.

    Hal ini, kata dia, untuk mengatasi pasca-bencana alam agar mereka terpenuhi kebutuhan dasar juga tidak kelaparan sehingga tak menimbulkan korban jiwa.

    “Kami kini sudah menyediakan stok logistik dan mencukupi untuk kebutuhan enam bulan ke depan,” paparnya.

    (WDO)

  • Warga Cikulur Terdampak Pergerakan Tanah Akan Direlokasi

    Warga Cikulur Terdampak Pergerakan Tanah Akan Direlokasi

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Lebak, siap merelokasi masyarakat Curugpanjang di Kecamatan Cikulur yang terdampak bencana pergerakan tanah.

    “Kita siapkan lahan untuk relokasi seluas 2,5 hektare dengan 38 rumah, ” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, Minggu (27/2).

    Pemerintah Kabupaten Lebak, katanya, berkomitmen untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana pergerakan tanah di Curugpanjang Kecamatan Cikulur.

    Saat ini, masyarakat setempat merasa ketakutan akan roboh rumah mereka dan menimpa pemiliknya, karena setiap hari terjadi pergerakan tanah, terlebih curah hujan tinggi.

    Pemerintah daerah memberikan solusi yang tepat untuk melakukan relokasi dan masyarakat sudah bersepakat untuk menerima relokasi tersebut. Bahkan, lahan milik masyarakat Curugpanjang bersedia lahannya ditukar dengan lahan yang ditempatkan relokasi itu. Apalagi, mereka kini tinggal di pengungsian dan hidup tanpa nyaman.

    “Kami secepatnya merelokasikan rumah warga, terlebih menjelang Ramadhan dan Lebaran, ” katanya.

    Menurut dia, pembangunan relokasi nanti akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten. Pembangunan rumah instan sederhana itu, katanya. sangat layak sehingga kehidupan warga lebih sejahtera di tempat relokasi itu.

    “Kami menjamin lokasi lahan yang direlokasi itu aman dari ancaman bencana alam,” kata Febby Rizky Pratama.

    Ketua Relawan Tagana Kabupaten Lebak Iwan Hermansyah mengatakan pihaknya saat ini kembali membangun tenda pengungsian, karena daya tampung tiga tenda yang ada masih kurang untuk menampung masyarakat.

    Mereka warga yang tinggal di pengungsian juga mendapat makan tiga kali sehari dari dapur umum itu.

    “Kami mengutamakan makanan nasi dan lauk pauk agar pengungsi tidak kelaparan, ” katanya.

    “Kami berharap relokasi itu secepatnya direalisasikan karena sudah disediakan lahan seluas 2,5 hektare untuk 38 rumah,” kata Febby.

    Pemerintah Kabupaten Lebak jangan sampai warga korban pergerakan tanah berlarut-larut tinggal di pengungsian sehingga berdampak terhadap kehidupan dan kenyamanan masyarakat.

    Masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak sebanyak 38 rumah, 47 kepala keluarga dan 174 jiwa sangat ketakutan terlebih curah hujan tinggi di daerah itu.

    Bahkan, kondisi rumah mereka, satu di antaranya roboh dan 37 retak-retak dan ambles akibat tanah bergerak.

    “Beruntung, rumah roboh milik Pak Misto bersama keluarganya tidak mengalami korban jiwa maupun luka-luka, karena mereka sudah mengungsi,” katanya menjelaskan.

    Menurut dia, relokasi masyarakat korban pergerakan tanah di Kampung Cihuni Curugpanjang Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten.

    Pembangunan rumah warga yang direlokasi itu dibangun dari APBD Lebak dan dana desa setempat.

    Masyarakat telah menyepakati relokasi di lahan seluas 2,5 hektare dan mereka tidak boleh kembali menempati tinggal di kawasan bencana alam.

    “Kami sudah melaporkan kepada Bupati agar bisa secepatnya pembangunan relokasi,” kata Febby Rizky Pratama.

    Camat Cikulur Kabupaten Lebak Sukmajaya mengatakan masyarakat bersedia direlokasi ke lahan milik pemerintah desa seluas 2,5 hektare.

    “Lokasi relokasi itu aman dari ancaman bencana alam itu,” katanya menjelaskan.

    Sementara itu warga korban tanah bergerak mengatakan bahwa mereka menyambut positif adanya bantuan relokasi ke tempat yang lebih aman, karena jika berlangsung lama tinggal di lokasi tanah bergerak khawatir rumah roboh.

    Selama ini, masyarakat merasa ketakutan, terlebih cuaca buruk yang ditandai hujan meningkat sehingga terpaksa jika malam hari menginap di tenda pengungsian.

    “Kami merasa senang jika pemerintah daerah merelokasi ke tempat yang lebih aman (dari tanah bergerak),” kata Mamay (40) warga Curugpanjang Kabupaten Lebak.

    (ANT/PBN)

  • Status Tanggap Darurat di Kabupaten Lebak Dicabut

    Status Tanggap Darurat di Kabupaten Lebak Dicabut

    RANGKASBITUNG, BANPOS – Status tanggap darurat bencana gempa yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Lebak pada 14 Januari 2022 lalu telah berakhir.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama mengungkapkan, status tanggap darurat akibat gempa Magnitudo 6,6 telah berakhir dan tidak lagi diperpanjang.

    “Tidak diperpanjang. Sekarang status kita adalah transisi untuk pemulihan dini,” ungkap Febby, Kamis (27/1).

    Dalam status transisi pemulihan dini kata Febby itu selama 1 bulan, untuk bantuan logistik tetap didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak gempa.

    “Untuk logistik masih tetap kami salurkan karena bantuan rumah warga yang rusak akibat gempa masih belum jelas statusnya,” katanya

    Menurut Febby, bantuan rumah warga itu apakah (Bantuannya) stimulan, pembangunan atau seperti apa. Kalau sudah jelas dan selesai semua barulah dicabut status transisi dan masuk ke rehabilitasi dan rekonstruksi.

    (CR-01/PBN)

  • Data Sementara BPBD Lebak, 32 Rumah dan Tiga Sekolah Terdampak Gempa

    Data Sementara BPBD Lebak, 32 Rumah dan Tiga Sekolah Terdampak Gempa

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat sebanyak 32 rumah dan 3 sekolah terdampak gempa berkekuatan 6,7 SR yang terjadi, Jum’at (14/1) sekira pukul 16:05:41 WIB.

    Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizki Pratama menjelaskan, kerusakan akibat gempa tersebut terjadi di 10 Kecamatan yang tersebar di 13 desa. Ia juga menyebut dua orang mengalami luka ringan di bagian kepala akibat tertimpa genteng rumah.

    “Dua orang mengalami luka ringan pada bagian kepala akibat terkena genteng atap rumahnya yang jatuh saat gempa terjadi itu bernama Sari warga Desa Citepuseun Kecamatan Cihara dan Reni Warga Desa Sukaraja Kecamatan Malingping. Kedua korban langsung dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan medis,” kata Febby

    32 rumah dan 3 sekolah mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan,” katanya kepada wartawan, Jum’at (14/1).

    Febby melaporkan secara rinci akibat gempa Sumur yang terasa sampai ke wilayah Kabupaten Lebak dan berdampak kepada kerusakan puluhan rumah dan tiga sekolah.

    Di Kecamatan Cibadak kata Febby, satu rumah milik Arinah warga Kampung Rancasema Pasir, Desa Kaduagung Timur mengalami rusak berat. Atap kelas MAN 3 Lebak Gunungkencana ambruk, satu rumah milik Sanab warga Kampung Lewi Koret Desa Cipalabuh mengalami rusak sedang atap rumah ambruk.

    Di Kecamatan Wanasalam, atap SMPN 3 Wanasalam ambruk, dan satu rumah milik Endin warga Kampung Bunut Girang, Desa Parungpanjang mengalami rusak sedang atap rumah ambruk.

    Di Kecamatan Cihara sebanyak 16 rumah mengalami kerusakan, satu rumah di Desa Ciparahu, satu rumah di Kampung Cintahade Desa Lebakpendeuy, 16 rumah di Desa Citepuseun sebanyak 9 rumah rusak ringan, 7 rumah rusak berat dan dua keluarga mengungsi. Di Kecamatan Malingping, satu rumah milik Reni warga Desa Sukaraja mengalami rusak sedang.

    Di Kecamatan Banjarsari, 4 rumah terdampak dengan rincian dua rumah milik warga Kampung Warung Sugan, Desa Cilegong Hilir dan dua rumah milik warga Kampung Pakis, Desa Tamansari mengalami rusak berat. Di Kecamatan Sobang, atap SDN I Sukaresmi ambruk.

    Di Kecamatan Cirinten 7 rumah terdampak, 4 rumah milik warga Desa Cibarani, 2 rumah milik warga Desa Nangerang rusak ringan dan satu rumah rusak milik warga Desa Parakanlima mengalami rusak berat. Dan di Kecamatan Rangkasbitung satu rumah milik Rosdede warga Kampung Lebong Kelurahan Cijoropasir mengalami rusak berat.

    “Kerusakan akibat gempa yang kami sampaikan ini adalah data sementara mulai dari rusak ringan, sedang dan berat. Iya jumlahnya sebanyak 32 rumah dan 3 sekolah mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan. Ini terjadi di 13 desa yang tersebar di 10 Kecamatan,” jelasnya. (CR-01/PBN)

  • Kerugian Banjir Citorek-Bayah Capai Rp16,8 M

    Kerugian Banjir Citorek-Bayah Capai Rp16,8 M

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menaksir kerugian akibat Banjir Bandang yang menerjang dua Kecamatan Bayah dan Cibeber hingga meluluhlantakan sejumlah fasilitas umum seperti Infrastruktur jalan dan jembatan serta ratusan rumah warga mencapai hingga Rp16,8 miliar lebih.

    Kasi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Lebak, Feby Rizki Pratama menyatakan, hasil pendataan sementara di lapangan kerusakan bencana banjir bandang yang meliputi dua Kecamatan Cibeber dan Bayah menerjang 11 desa, 265 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 1.325 orang. Sedangkan rumah yang terdampak banjir bandang sebanyak 261 tumah, rusak ringan dua rumah dan rusak berat dua rumah. Untuk kerusakaan empat rumah tersebut diperkirakan mencapai Rp250 juta dan dua unit rumah ibadah mencapai Rp 50 juta.

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, namun bagi warga yang rumahnya rusak berat mereka mengungsi di rumah saudaranya,” kata Feby.

    Menurut Feby, untuk data kerusakan sarana dan prasarana umum jalan di tiga titik dan jembatan tiga unit mencapai Rp 9 miliar. Untuk kerusakan Bendungan satu titik dan penanggulangan tebing sungai didua titik mencapai Rp5 miliar. Sedangkan untuk areal pertanian, sawah yang terdampak sekitar dan budidaya ikan mas yang luasannya mencapai 337 hektar estimasi kerusakannya sekitar Rp2,5 miliar.

    “Data estimasi kerusakan yang mencapai Rp 16,8 miliar tersebut merupakan hasil hitungan tim BPBD Lebak yang nanti akan kita serahkan ke Dinas PUPR Lebak untuk dikaji yang selanjutnya dilaporkan ke Bupati,” terang Feby.
    Lanjut Feby, data kerusakan akibat banjir bandang di dua kecamatan ini dilihat dan diukur dari tingkat kerusakan yang ada.

    “Estimasi kerusakan ini sifatnya data sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah, bisa bertambah bisa juga berkurang,” ungkap Feby.

    Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi menambahkan, banjir bandang yang menerjang dua kecamatan ini selain akibat cuaca ekstrim juga akibat aktivitas penambangan luar di hutan lindung yakni di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

    “Aktivitas penambangan emas liar di lahan bekas PT Antam juga menjadi salah satu pemicu banjir bandang ini,” ucap Kaprawi.(CR-1)