Tag: BPBD Provinsi Banten

  • Al Kukuhkan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana

    Al Kukuhkan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana

    SERANG, BANPOS – Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengukuhkan keanggotaan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana Provinsi Banten. Anggota klaster ini terdiri dari berbagai pihak, lintas lembaga, badan, dunia usaha, komunitas serta unsur masyarakat lainnya. Pengukuhan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Banten Nomor 360.05/Kep.189-Huk/2023 tentang Pembentukan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana Provinsi Banten.

    Pembentukan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana di daerah itu merupakan tindak lanjut dari amanah Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 173 Tahun 2014 tentang Klaster Penanggulangan Bencana.

    “Klaster ini mempunyai peranan sangat penting dan strategis. Mulai dari mitigasi potensi bencana, tanggap darurat, rehabilitasi sampai rekonstruksi. Dimana itu semua membutuhkan peranan logistik yang memadai,” kata Pj Gubernur Banten Al Muktabar usai menghadiri acara Pengukuhan Klaster Logistik Provinsi Banten di salah satu hotel berbintang di Kota Serang, kemarin.

    P Al Muktabar sendiri dalam susunan keanggotaan itu berperan sebagai pengarah. Penanggung jawab oleh Pj Sekda Provinsi Banten Virgojanti, dan koordinator oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Banten Nana Suryana.

    Ada tiga bidang dalam susunan keanggotaan klaster logistik Provinsi Banten tersebut, yakni Bidang perencanaan bantuan logistik, Bidang pelaksanaan, penyimpanan, dan distribusi bantuan logistik dan Bidang pengendalian dan pertanggungjawaban bantuan logistik dengan total keanggotaan sebanyak 23 perwakilan.

    “Ini anggotanya ada dari OPD terkait, TNI, Polri, Basarnas, Komunitas serta dunia usaha baik swasta maupun BUMN, termasuk juga PMI,” katanya.

    Senada diungkap Kalak BPBD Banten Nana Suryana. Menurutnya, klaster logistik ini sangat penting terutama pada saat terjadi bencana atau pada masa tanggap bencana.

    “Dari evaluasi berbagai penanganan bencana yang sudah terjadi, logistik ini yang terus menjadi perhatian kita. Pasalnya kerap kali tidak bisa menjangkau seluruhnya, padahal itu merupakan hal yang mendasar,” kata Nana.

    Selain itu, banyaknya bantuan logistik masyarakat juga tidak terdata dan terdistribusi dengan baik. Pembagiannya juga kadang tidak merata. Maka dari itu, dengan adanya klaster logistik ini, semua persoalan yang menyangkut logistik akan terpusat.

    “Sehingga dengan terpusat begitu, pembagian bantuan logistik ke korban bencana bisa merata dan tepat sasaran serta tepat bantuan,” pungkasnya. (RUS/AZM)

  • BPBD Lebak Distribusikan Air ke Warunggunung

    BPBD Lebak Distribusikan Air ke Warunggunung

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak bersama BPBD Provinsi Banten melakukan distribusi air bersih di Kecamatan Warunggunung.

    Diketahui, penyaluran tersebut merupakan tindak lanjut dari dampak fenomena El Nino yang memicu kekeringan di beberapa wilayah yang ada di indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Lebak.

    “Menurut prakiraan dari BMKG, cuaca panas dan kekeringan akibat El Nino akan terus terjadi beberapa bulan ke depan. Puncak musim kemarau yang kering diprakirakan terjadi sampai pekan terakhir bulan Agustus, maka dari itu kami berupaya membantu masyarakat yang berada di wilayah rawan kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizky Pratama, saat dihubungi BANPOS, Kamis (10/8).

    Febby menjelaskan, air bersih yang disalurkan kepada masyarakat terdampak kekeringan sebanyak 47.000 liter air bersih, dan dibawa menggunakan kendaraan distribusi yang diturunkan atas kejadian tersebut, sebanyak 9 unit mobil tangki air bersih.

    “Dalam kejadian fenomena El Nino yang memicu kekeringan ini ada 15 Kampung dari tiga desa yang terdampak di Kecamatan Warunggunung,” jelasnya.

    Ia berharap, masyarakat dapat bijak menggunakan air saat di musim kemarau ini. Ia juga mengimbau kepada masyarakat, untuk melakukan panen air hujan saat datangnya hujan, karena bisa membantu kebutuhan air.

    “Bisa menghemat, tidak hambur dan menampung air hujan untuk menjaga-jaga,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Tanggulangi Bencana, BPBD Provinsi Banten Teken MoU dengan Baznas Banten

    Tanggulangi Bencana, BPBD Provinsi Banten Teken MoU dengan Baznas Banten

    SERANG, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten lakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Baznas Provinsi Banten terkait penanggulangan bencana di Provinsi Banten, Jumat (10/3). Kegiatan penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana dan Ketua Baznas Provinsi Banten Syibli Syarjaya di Aula Kantor BPBD Provinsi Banten.

    “Salah satu upaya untuk menanggulangi bencana di Provinsi Banten adalah dengan memperkuat kerjasama, karena kebencanaan ini merupakan tugas kita semua dalam rangka meringankan dan membantu warga yang terkena musibah,” ujar Syibli.

    Pada kesempatan tersebut, Syibli mengungkapkan bahwa Baznas Provinsi Banten memiliki satuan kerja kebencanaan yang disebut dengan Baznas Tanggap Bencana (BTB). Meskipun demikian, satuan tersebut masih perlu kerjasama dengan pihak lain agar semakin maksimal dalam penanggulangan bencana.

    “Personil BTB kami masih kurang banyak untuk menangani sebuah bencana. Maka dari itu, kami memerlukan kerjasama ini yang juga untuk dapat meningkatkan komitmen dari Baznas, guna mewujudkan budaya sadar bencana di masyarakat,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana, menyampaikan bahwa bencana di Provinsi Banten khususnya daerah selatan memang menjadi sebuah pekerjaan yang harus dituntaskan bersama. Hal itu tentu agar lebih terprogram dan terukur, sehingga perjanjian kerjasama itu ditandatangani.

    “Ini merupakan tujuan dari penanggulangan bencana yang dilaksanakan bersama dengan pentahelix, kekuatan-kekuatan itulah yang nanti kita himpu,” katanya.

    Nana berharap, dengan adanya kerjasama ini bencana-bencana yang seringkali dianggap biasa, akan dapat lebih di minimalisir agar tidak terjadi korban jiwa.

    “Kedepannya, penanggulangan bencana lebih dititikberatkan kepada mitigasi pada saat sebelum terjadi bencana, terutama pada bencana yang sifatnya bisa diprediksi,” tandasnya. (MUF)