Tag: BPIP

  • Gotong Royong, BPIP Gelar Program Eksekutif Nasional

    Gotong Royong, BPIP Gelar Program Eksekutif Nasional

    JAKARTA, BANPOS – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Program Eksekutif Nasional di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada 12-13 September 2023.

    Diklat Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) ini diikuti 186 peserta. Terdiri dari: para Menteri Koordinator, Menteri, Pejabat setingkat Menteri, Kepala LPNK, dan Pejabat Pimpinan Tinggi perwakilan kementerian/lembaga, Sekretaris Daerah di 38 Provinsi, perwakilan Rektor PTN, serta perwakilan partai politik.

    “Kegiatan ini manivestasi dari aktualisasi Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat politik, berdikari ekonomi, serta berkepribadian dalam kebudayaan,” ujar Kepala BPIP Yudian Wahyudi di Gedung ANRI, Selasa (12/9).

    Secara teknis, program ini bertujuan untuk membangun konsensus, komitmen, kesamaan pandangan dan persepsi terhadap visi, misi dan strategi kebijakan nasional. Sehingga para peserta dapat melakukan pengembangan alternatif kebijakan dalam bentuk rencana aksi guna menghadapi permasalahan aktual bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.

    “Gotong royong pada tiga isu strategis yakni Grand Design Pendidikan Kebangsaan Berkarakter Pancasila, Etika Politik Pancasila dalam Rangka Persiapan Pemilu 2024 dan Pengembangan Nasionalisme Ekonomi Berbasis Pancasila,” beber Yudian.

    Adapun agenda utama pembukaan program ini antara lain penyerahan sertifikat Memory of The World (MoW) 2023 atas penetapan: Arsip Pidato Sukarno di PBB: To Build The World a New 1960 dan Arsip KTT GNB I 1961 dari Kepala ANRI kepada Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri. Lalu peresmian dan penandatanganan prasasti Pusat Studi Arsip Presiden Pertama Sukarno oleh Megawati dan keynote speech dari Presiden RI ke-5 tersebut.

    Hadir pula dalam acara di antaranya seluruh jajaran BPIP, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Yudo Margono, para Menteri, dan Plt. Kepala ANRI Imam Gunarto. (RMID)

    Berita Ini Telah Terbit Di https://rm.id/baca-berita/government-action/188217/gotong-royong-bahas-isu-strategis-bpip-gelar-program-eksekutif-nasional

  • Kepala BPIP: Jangan Pertaruhkan Nasib Bangsa Dengan Serangan Fajar

    Kepala BPIP: Jangan Pertaruhkan Nasib Bangsa Dengan Serangan Fajar

    JAKARTA, BANPOS – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, (BPIP), Yudian Wahyudi mengingatkan, masyarakat tidak pertaruhkan nasib bangsa dengan serangan fajar pada Pemilu 2024.

    Hal tersebut dikatakan Yudian saat menjadi keynote speaker dalam Sosialisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbangsa dan Bernegara Menyongsong Pemilu yang Aman dan Damai, yang diselenggarakan di Gedung Pertemuan Manggatang Tarung Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kamis (27/7).

    Dalam sambutannya, Yudian menjelaskan, nikmat kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan yang terhebat sepanjang sejarah dunia, dan tidak lepas dari bantuan Tuhan Yang Maha Esa. Pasalnya, dalam waktu 59 detik saja, Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya tanpa tumpah darah.

    “Kita sudah terjajah selama 430 tahun apabila terhitung sejak jatuhnya Kerajaan Malaka. Hanya di Indonesia, anak-anak bangsa disekolahkan oleh penjajah kurang lebih selama 30 tahun, yang kemudian mereka melawan penjajah demi Indonesia. Hanya di Indonesia, begitu mudahnya para raja, sultan, penguasa rela menyerahkan konstitusinya dengan segala macam konsekuensi untuk bersatu demi Indonesia yang pada saat itu hanya sekedar nama,” kata Yudian.

    Profesor lulusan IAIN Sunan Kalijaga ini juga mengungkapkan dua alasan mengapa Indonesia pada saat itu dikasih kemerdekaan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Pertama, karena kita beriman. Kedua, karena kita bersatu.

    Menurut dia, relegius berperan penting bagi sejarah dan perkembangan Indonesia kedepannya. Kalau kita tidak bersyukur, Pemilu yang akan datang bisa saja menjadi pintu masuknya perpecahan.

    “Zaman dahulu saja, tidak ada istilah uang pensiun yang diberikan kepada para pahlawan. Jangan sampai nasib bangsa kita ke depan, ditentukan hanya dengan 2 sampai 3 lembar uang sebagai serangan terakhir pada waktu fajar,” ungkapnya.

    Sosialisasi ini diawali dengan sambutan dari Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso. Ia menggarisbawahi Pembukaan UUD 1945 yang berisikan tentang visi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Maka dari hal itu, Pancasila sebagai pemersatu, pandangan hidup, falsafah negara harus diimplementasikan, dan diaktualisasikan dengan UU Pemilu.

    Sementara itu, Yunabut selaku Staf Ahli Bupati Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Kapuas tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada BPIP yang sudah singgah di Kapuas untuk bersosialisasi akan pentingnya Pancasila agar pemilu tahun depan terlaksana dengan aman dan damai.

    “Banyak sekali oknum-oknum yang ingin menggerus nilai-nilai Pancasila, terlebih lagi menjelang pemilu di tahun 2024 yang akan datang. Semoga para audiens menyimak apa yang dijelaskan oleh Kepala BPIP, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

    Sosialisasi ini juga dihadiri Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP Agus Moh Najib, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kapuas, Marlina Kasyfiatie, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Kapuas, para Tokoh Agama, Tokoh Adat, dan Tokoh Masyarakat Kabupaten Kapuas, serta para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan BPIP. (RMID)

  • Bicara Di Rakornas Kepala BPSDM Se-Indonesia

    Bicara Di Rakornas Kepala BPSDM Se-Indonesia

    JAKARTA, BANPOS – Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono, menyoroti pentingnya internalisasi nilai Pancasila dalam pengembangan kompetensi karakter kebangsaan bagi aparatur sipil negara atau ASN.

    Hal itu disampaikan Karjono saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) se-Indonesia yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, belum lama ini.

    Karjono menegaskan, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tidak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual semata, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter yang kuat dan berakar pada nilai-nilai luhur Pancasila.

    Karjono menjelaskan, Pembukaan UUD 1945 secara tegas menyatakan tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harus fokus pada pembentukan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.

    “Hal ini akan membantu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta membangun fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik,” kata Karjono.

    Dia pun menekankan langkah konkret yang diambil dalam rangka pembangunan karakter bangsa berlandaskan nilai Pancasila yaitu dengan dilaksanakannya Diklat PIP (Pembinaan Ideologi Pancasila) bagi para ASN. Pembinaan Pancasila ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan BPIP Nomor 2 Tahun 2020.

    Karjono lalu mengungkapkan keprihatinannya terhadap hasil survei dari Setara Institute, yaitu sekitar 83,3 persen pelajar SMA beranggapan Pancasila dapat diubah. Padahal, menurut dia, ideologi negara adalah ideologi yang harus dipertahankan. “Di era globalisasi, para milenial sangat rentan terpapar ideologi radikal melalui media sosial yang mengakibatkan ideologi Pancasila terkikis habis,” paparnya.

    Menurut dia, hal ini disebabkan oleh penghapusan TAP MPR II Tahun 1978, dan pembubaran lembaga BP7 pada era reformasi serta penggantian UU Sisdiknas yang menghilangkan mata ajar Pancasila.

    Pancasila mulai dihidupkan kembali pada masa Taufik Kiemas sebagai Ketua MPR dengan membentuk empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.

    Saat ini juga telah lahir PP 4 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional. Dalam PP tersebut terdapat ketentuan wajib mata ajar Pancasila mulai dari PAUD hingga pendidikan tinggi. Bahkan pendidikan formal maupun nonformal.

    “Selain PP tersebut, terdapat juga Keppres 24 Tahun 2016 yang menegaskan pentingnya sejarah Pancasila. Berdasarkan ketentuan tersebut, diadakanlah Upacara Hari Lahir Pancasila yang melibatkan pengibaran bendera pusaka oleh Paskibraka tingkat pusat,” ujarnya.

    Karjono menambahkan, upacara Hari Lahir Pancasila tahun ini menjadi yang teristimewa karena pengibaran bendera pusaka oleh Paskibraka, dan terbesar selama ini, karena tidak hanya dilaksanakan di 553 Kabupaten/Kota/Provinsi di seluruh penjuru tanah air, tetapi juga diikuti oleh jajaran Pangdam, Kapolda, serta pejabat tinggi pemerintahan lainnya.

    Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini menjadi momen yang sangat penting untuk mengingat kembali jasa-jasa para pendiri bangsa, utamanya Bung Karno yang telah menggali, menggagas dan ikut merumuskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara.

    Terakhir, Karjono mengingatkan pentingnya integritas. “Pemimpin yang baik melibatkan pengembangan integritas yang kokoh dalam hal kebersihan dan nilai-nilai berakhlak,” tutupnya.(RMID)