Tag: Budidaya Cabai

  • BPP Cijaku Beri Penyuluhan Petani Cabe dan Pembuatan Pupuk Organik

    BPP Cijaku Beri Penyuluhan Petani Cabe dan Pembuatan Pupuk Organik

    LEBAK, BANPOS – Tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cijaku memberikan edukasi pembuatan pupuk organik kepada para petani cabai. Hal itu guna meningkatkan pengetahuan para petani dalam budidaya tanaman, terkait tingkat keasaman dan kebasahan tanah untuk pertanian.

    Para PPL dari BPP Kecamatan Cijaku itu juga turun melakukan pengecekan potensial Hydrogen (pH) tanah pada Budidaya Cabai kelompok Tani di Desa Sukasenang, Kecamatan Cijaku, Kamis (13/7).

    Saat kunjungan pemantauan lapangan uji cobanya, Korwil BPP Kecamatan Cijaku, Yogi Maulansyah, menyebut jika petani cabai di kelompok tani Cijaku Desa Sukasenang memantau tanaman tumbuh dengan baik.

    “Namun ada beberapa tanaman kerdil dan daun menguning, hal itu disebabkan budidaya cabai merah mempunyai toleransi yang sedang terhadap kemasaman tanah, dan dapat tumbuh baik pada kisaran pH tanah antara 5,5-6,8. Pada pH lebih 7,0. Tanaman cabai merah seringkali menunjukan gejala klorosis, yakni tanaman kerdil dan daun menguning karena kekurangan hara besi,” ujarnya.

    “Juga pada pH < 5,5 tanaman cabai merah juga akan tumbuh kerdil karena kekurangan Calsium, Magnesium dan Pospor atau keracunan Al dan Mn (Knott 1962)," lanjut Yogi. Menurut Yogi pula, dalam usaha budidaya tanaman, tanah berfungsi sebagai media tanam dan sebagai sumber unsur hara, dimana akar tanaman memperoleh nutrisi atau makanan. "Syarat utama media tanam yang baik adalah mengandung unsur hara yang cukup yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga tanaman mampu tumbuh dengan baik dan berproduksi secara maksimal. Faktor penting lainnya yang juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha budidaya tanaman adalah kadar keasaman pH tanah itu," jelasnya. Dalam pemantauan lapangan tersebut, juga didampingi tim BPP lain diantaranya, Devi Ida Rahayu, Sahroni, Hadimi dan Tisna. Ikut hadir juga mantri tani Desa Cihujan, Ciapus, Mekarjaya dan pengurus kelompok Tani Cijaku. Mereka pun memandu para petani membuat pupuk bokashi dengan bahan sekam, larutan dekomposer (EM4), serbuk gergaji/dedak, kotoran ternak yang telah kering dan gula pasir atau gula merah. Sementara, salah seorang petani cabai yang dikunjungi, Kandi, kepada BANPOS mengaku bersyukur lahannya telah dikunjungi. "Alhamdulilah pihak dari BPP mau berkunjung ke kebun saya, jadi bisa langsung mendengarkan keluhan kami kaum tani. Sehingga atas arahan mereka sangat bermanfaat bagi saya dalam menambah wawasan, apalagi untuk pembuatan pupuk itu bermanfaat karena pupuk sekarang mahal," tuturnya. (WDO/DZH)

  • Relawan Mak Ganjar Ajak Ibu-ibu Di Pegadungan Budidaya Cabe

    Relawan Mak Ganjar Ajak Ibu-ibu Di Pegadungan Budidaya Cabe

    JAKARTA BARAT,BANPOS – Sukarelawan Mak Ganjar mengajak puluhan ibu-ibu di Pegadungan, Jakarta Barat untuk budidaya cabe di dalam pot pada Rabu (31/5). Puluhan emak-emak pecinta Ganjar Pranowo ramai mengikuti program ‘Petik Masak’ budidaya cabai.

    Koordinator Mak Ganjar Jakarta Barat, Listiawati menjelaskan program ini juga sebagai gerakan untuk ketahanan pangan di Jakarta. Mak Ganjar turut memberikan pelatihan kepada para ibu-ibu untuk cara budidaya cabe.

    “Jadi Petik Masak ini juga kegiatan mengajarkan menanam pohon cabe kepada ibu-ibu, mereka juga sebelumnya sudah menanam tapi belum membuahkan hasil makanya kita beri pelatihan,” kata Listi, Minggu (28/5).

    Listi menyambung, sekitar 300 bibit pohon cabe dibagikan oleh Mak Ganjar di Pegadungan. Ia juga berharap dengan program ini ibu-ibu bisa mengembangkannya hingga membantu perekonomian keluarga.

    “Karena cabe itu kan penting di dalam rumah tangga, apalagi harga di pasar suka mahal, dengan program ini ibu-ibu bisa panen sendiri dan menikmati hasilnya,” kata Listi.

    Sementara itu salah satu peserta Petik Masak, Erni Setiawati mengatakan kedatangan Relawan Mak Ganjar sangat memotivasi kalangan ibu rumah tangga seperti dirinya.

    “Program ini sangat bagus karena menambah pengetahuan dan kita bisa memiliki kebun sendiri dan juga bisa memetik hasil yang kita tanam,” terang Erni.

    Erni berharap Mak Ganjar bisa lebih banyak merangkul emak-emak seperti dirinya agar bisa terlibat untuk ketahanan pangan dan penghijauan.

    “Semoga ini bisa berkelanjutan untuk emak-emak di Jakarta supaya bisa lebih bermanfaat dan lingkungan menjadi lebih hijau,” katanya. (RMID)