LEBAK, BANPOS – Seiring dengan rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI yang akan menetapkan kabupaten menjadi sentra Patin Nasional, masyarakat di Kabupaten Lebak didorong melakukan budidaya ikan Patin.
Terkait kebutuhan ekspor ikan Patin itu, Dinas Perikanan Kabupaten Lebak berharap masyarakat bisa memanfaatkan peluang strategis bisnis tersebut di wilayahnya masing-masing.
Diharapkan, dari budidaya ikan yang dilakukan masyarakat, Lebak mampu memproduksi 30 ton ikan patin per hari untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke mancanegara seperti Timur Tengah, Afrika hingga Jepang.
Saat ini, budidaya ikan Patin di Lebak yang sudah berjalan yakni di Kampung Cisilad, Desa Prabugantungan, Kecamatan Cileles. Bahkan, Kampung Patin Cisilad diresmikan langsung oleh Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono.
Pengelola Kampung Patin Cisilad Agus Wisas mengatakan, setiap kali panen ikan Patin hasil budidaya tidak kurang mampu menghasilkan 4 ton ikan Patin. Panen tersebut sudah bisa dilakukan setiap hari.
“Sekarang ini panennya sudah setiap hari, baru 4 ton per hari. Bukan karena nggak ada ikannya, tetapi memang cara memanennya harus hati-hati,” kata Agus Wisas kepada wartawan, Sabtu (29/1).
Menurut Agus, saat ini hasil panen Kampung Patin Cisilad yang digagas mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Timur Tengah diakui Agus Wisas permintaannya sangat tinggi. Ratusan ton ikan Patin hasil budidaya tercatat sudah diekspor ke wilayah tersebut. Karena permintaan begitu tinggi, Agus mengaku masih kekurangan banyak.
“Yang pasti kami pun masih kurang banyak untuk memenuhi itu, belum lagi Jepang juga sudah menunggu ekspor dari kita,” ujar dia.
Maka dari itu, ia sangat mendukung langkah Pemerintah Kabupaten Lebak yang saat ini tengah mendorong masyarakat baik melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), kelompok petani budidaya, koperasi maupun perorangan untuk membudidayakan Patin.
Agus berharap, dengan adanya budidaya ikan Patin di Kabupaten Lebak ini tidak hanya mampu memenuhi permintaan tetapi juga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat.
“Saya kira sangat bagus karena permintaan ekspornya sangat tinggi dan menjanjikan untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lebak sendiri,” jelasnya.
(CR-01/PBN)