Tag: Bupati Pandeglang

  • Irna Ajak Masyarakat Sukseskan Pemilu 2024

    Irna Ajak Masyarakat Sukseskan Pemilu 2024

    PANDEGLANG, BANPOS – Pemilihan Umum (Pemilu) adalah agenda rutin lima tahunan sebagai pesta demokrasi masyarakat untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dan Legislatif. Oleh sebab itu, guna tercipta pemilu yang aman dan damai, Bupati Pandeglang, Irna Narulita meminta semua elemen masyarakat ikut mensukseskan jalannya Pemilu tahun 2024.

    “Kita semua mulai dari Pemerintah, anggota Parpol, Ormas dan masyarakat harus memberikan pendidikan politik yang cerdas agar Pemilu damai bisa terwujud,” kata Irna saat kegiatan deklarasi pemilu damai 2024 di Mapolres Pandeglang, Jumat (8/9).

    Menurutnya, mengawal jalannya Pemilu 2024 bukan hanya tugas pemerintah saja sebagai penyelenggara, akan tetapi semua pihak khususnya Parpol dan semua warga negara.

    “Kita semua penyelenggara pemilu, kita wujudkan pemilu tertib, aman dan kondusif. Kita jangan terpecah belah, kemurnian suara masyarakat harus dikawal, karena masyarakat punya penilaian tersendiri terhadap parpol,” terangnya.

    “Maka dari itu harus siap menang dan harus siap kalah, sehingga keduanya akan bermartabat tidak menimbulkan perpecahan,” ungkapnya.

    Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pandeglang, Nunung Nurazizah mengatakan kurang lebih sebanyak 18 Partai Politik (Parpol) yang jadi kontestan pemilu 2024 yaitu Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra, Partai Demokrasi Indonesia, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Nusantara, Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Umat.

    “Para peserta pastinya mereka adalah orang-orang yang dikehendaki dari partainya maupun orang yang memiliki kompetensi, kami ingin peserta pemilu baik secara partai maupun personal menunjukkan sikap yang berbudi luhur bijaksana dan tidak memecah kemudian memaksakan terhadap pribadi ataupun golongan,” katanya.

    Menurutnya, perbedaan adalah sebuah keniscayaan karena Indonesia menganut multi partai. Maka, pemilu harus dimaknai sebagai sebuah seleksi atau pemilihan siapa yang paling dikehendaki dan paling diinginkan oleh rakyat untuk memimpin atau memegang kekuasaan.

    “Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa pemenang adalah yang terbaik dan yang kalah adalah pecundang. Yang harus kita kedepankan adalah bhineka tunggal ika yang mana berbeda tetapi satu tujuan untuk membangun bangsa,” terangnya.

    Kapolres Pandeglang AKBP Belny Warlansyah mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi dalam mengawal pemilu tahun 2024 agar berjalan aman dan kondusif.

    “Belajar dari pengalaman, tahun lalu kita punya bekal dalam pengamanan pemilu. Tapi kita tidak boleh underestimate karena pemilu 2024 terbesar serentak semua dilaksanakan tahun ini,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Irna: Pertahankan Pelayanan Prima

    Irna: Pertahankan Pelayanan Prima

    PANDEGLANG, BANPOS – Bupati Pandeglang, Irna Narulita, meminta agar Mall Pelayanan Publik (MPP) terus mempertahankan predikat pelayanan prima yang telah diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dua tahun secara berturut-turut.

    Menurut Irna, predikat tersebut diberikan oleh Kemenpan RB karena MPP sudah memberikan pelayanan yang prima untuk masyarakat.

    ”Ini harus dipertahankan, kami yakin MPP bisa terus menambah pelayanannya untuk mempermudah pelayanan publik” kata Irna Narulita saat perayaan milad MPP ke-3 di Gedung MPP, Kamis (31/8).

    Menurutnya, sebelum hadirnya MPP, pelayanan publik baik perizinan atau pelayanan non perizinan harus diselesaikan dengan waktu yang lama. Namun setelah hadir MPP, semua bisa diselesaikan dengan hitungan jam.

    ”Perizinan sebelumnya bisa berbulan bulan, kami jawab tantangan itu dengan menghadirkan MPP untuk melayani masyarakat” terangnya.

    Oleh karena itu, lanjut Irna, untuk terus meningkatkan kualitas palayanan MPP, pada setiap harinya gerai yang ada di MPP dipantau oleh Manager on Duty (MOD).

    ”MOD ini orang yang ditugaskan untuk menangani setiap permasalahan pada saat memantau kegiatan pelayanan setiap hari untuk bahan evaluasi” ujarnya.

    Irna menambahkan, pihaknya mendapat masukan dari Kemenpan RB, agar Pemda Pandeglang membuat terobosan atau inovasi lagi untuk memudahkan pelayanan agar lebih mudah dan terjangkau.

    ”Kita akan coba inventarisir lagi seperti pelayanan instansi yang ada di provinsi misalkan, itu akan kita ajak kerjasama, sehingga masyarakat Pandeglang tidak usah jauh ke Serang” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Mursidi, mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya telah mencatat sebanyak 44 instansi dan kabupaten/kota, yang sudah berkunjung dan melaksanakan study banding ke MPP Pandeglang.

    ”Tercatat sekitar 162.700 orang sudah berkunjung ke MPP dari tahun 2020 sampai dengan semester 1 2023 dan nilai SKM kami 94,48 dengan kategori sangat baik” katanya.

    Dijelaskannya, jumlah layanan yang ada saat ini sebanyak 1.348 layanan dan terbagi dalam 28 gerai dari Kementerian, Lembaga, Swasta dan OPD.

    ”Pada saat milad ke tiga MPP, ada penambahan pelayanan gerai yaitu Badan Pengawasan Obat – obatan dan Makanan (BPOM” pungkasnya. (DHE/DZH)

  • Damha Gantikan Helena Pimpin Kejari Pandeglang

    Damha Gantikan Helena Pimpin Kejari Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Damha menjabat Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pandeglang menggantikan Helena Oktavianne. Hal ini terungkap saat acara pisah sambut Kepala Kejari Pandeglang di Pendopo, Senin (28/8).

    Damha sebelumnya menjabat Kejari Kabupaten Gunung Sitoli, Provinsi Sumatera Utara, dan Helena Oktavianne dipindah tugaskan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Jambi menjabat sebagai Asisten Pengawasan (Awas) .

    Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengucapkan terimakasih kepada Helena Oktavianne yang kurang lebih menjabat Kajari Pandeglang selama 1,6 tahun.

    “Saya selaku Bupati mengucapkan banyak terimakasih, karena Pemerintah Daerah Pandeglang banyak dibantu diantaranya penyelesaian aset dan piutang pajak,” kata Irna saat memberikan sambutan.

    “Selamat bertugas ditempat yang baru untuk Ibu Helena, tetap sukses dan amanah. Selamat datang kepada Bapak Damha, kami siap bekerjasama dalam melaksanakan tugas dari apa yang telah dibangun oleh pejabat yang sebelumnya,” katanya.

    Helena Oktavianne mengatakan, banyak kenangan manis saat tugas di Pandeglang. Walaupun dirinya sudah pindah ke provinsi lain,akan tetapi tetap terbuka untuk seluruh pejabat Pandeglang dalam hal koordinasi.

    “Walaupun kami sudah tidak disini, tetap kami merasa dekat dengan Pemerintah Daerah Pandeglang,” katanya.

    Sementara itu, Kajari Pandeglang yang baru dilantik Damha mengatakan, sebelum dilantik sebagai Kajari Pandeglang, dirinya menjabat Kajari Gunung Sitoli di Pulau Nias.

    “Kami asli dari Palembang, tapi tugas di Provinsi Banten bukan hal yang baru dan ini merupakan yang ketiga kalinya,” katanya.

    Damha mengaku, dirinya memang paling lama bertugas di Kejaksaan Agung (Kejagung). Namun pada tahun 2002 -2006 , 2012 – 2014 pernah bertugas di Provinsi Banten, sehingga sempat berdomisili di Serang Banten.

    “Tahun 2019 kami ditugaskan ke Kejati Kalimantan Barat, selanjutnya ke Gunung Sitoli dan sekarang mendapatkan amanah menjabat Kajari Pandeglang,” terangnya.

    Menurutnya, sebagai Kajari yang baru, ia meminta kerjasamanya kepada seluruh pejabat di Kabupaten Pandeglang agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.

    “Jika ada hal yang perlu didiskusikan kami siap, karena tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan niat baik. Saya mohon dukungan, apa yang sudah dirintis oleh Ibu Helena semua hal positif kita akan meneruskan,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Tekan Stunting, Peran Kader Posyandu Strategis

    Tekan Stunting, Peran Kader Posyandu Strategis

    PANDEGLANG, BANPOS – Bupati Pandeglang, Irna Narulita meminta kepada para kader posyandu untuk terus gencar melakukan edukasi tentang penanganan stunting terhadap ibu-ibu hamil atau yang memiliki anak balita maupun kepada para calon pengantin.

    “Para kader posyandu harus proaktif dalam mensosialisasikan masalah stunting ke masyarakat, sebab dengan aktif memberikan penyuluhan ataupun sosialisasi mengenai stunting dan pencegahannya, maka masalah kesehatan stunting dapat dicegah sejak dini,” Irna Narulita saat memberikan arahan kepada para kader posyandu pada kegiatan workshop peningkatan kapasitas kader di gedung PGRI Kecamatan Sukaresmi, Senin (21/8) lalu.

    Menurutnya, stunting telah menjadi perhatian pemerintah, oleh karena itu dalam menekan angka stunting di Kabupaten Pandeglang, perlu peran serta semua pihak.

    “Perlu peran serta semua pihak dalam menekan angka stunting di Kabupaten Pandeglang. Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan dan kerjasama semua komponen masyarakat khususnya para kader posyandu yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,“ terangnya.

    Irna menambahkan, Pemkab Pandeglang telah berhasil menurunkan angka stunting, dari 37,8 persen menjadi 29,4 persen dan hasil keputusan rembuk stunting, Pemkab Pandeglang menargetkan penurunan angka stunting menjadi 24 persen pada tahun 2024.

    “Pemkab Pandeglang tahun 2024 menargetkan penurunan angka stunting menjadi 24 persen. Maka dari itu, komitmen ini perlu peran serta seluruh lapisan masyarakat, terutama para kader posyandu, agar terus gencar melakukan edukasi dan sosialisasi stunting kepada masyarakat,“ ungkapnya.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Jaenal Mutaqin mengatakan, tujuan digelarnya workshop bagi para kader posyandu adalah untuk meningkatkan kapasitas para kader.

    “Workshop ini dalam rangka peningkatan kapasitas kader posyandu yang diikuti oleh para kader posyandu dari Kecamatan Angsana dan Kecamatan Sukaresmi,” katanya.

    Dengan adanya workshop ini, lanjut Jaenal, pihaknya berharap dapat meningkatkan kompetensi para kader posyandu.
    “Saya berharap dari peningkatan kapasitas kader posyandu ini, mampu meningkatkan kompetensi dan Sumber Daya Manusia (SDM) para kader posyandu agar angka stunting di Kabupaten Pandeglang menurun,“ ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Ciptakan Keluarga Berkualitas, Remaja Pandeglang Diberikan Pembekalan

    Ciptakan Keluarga Berkualitas, Remaja Pandeglang Diberikan Pembekalan

    PANDEGLANG, BANPOS – Remaja adalah agent of change (Agen Perubahan) yang dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik. Perubahan tersebut tidak akan terwujud tanpa adanya upaya yang gigih.

    Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang memberikan edukasi kepada remaja putra dan putri untuk menciptakan keluarga yang berkuallitas.

    “Kami harus siapkan generasi unggul, berkualitas dan profesional untuk membangun negeri dengan manajemen hidup yang lebih baik,” kata Bupati Pandeglang, Irna Narulita saat kegiatan promosi dan sosialisasi kependudukan dan kesehatan reproduksi bagi Pusat Informasi Konseling (PIK) remaja di Kecamatan Majasari, Rabu (16/8).

    Menurutnya, remaja putra dan putri merupakan calon orang tua bagi anak-anaknya. Jika tidak diedukasi tentang pemahaman reproduksi, akan berdampak kepada kualitas keluarga.

    “Kami ingin mencetak keluarga berkualitas, kalian adalah calon ibu dan bapak. Pandeglang banyak balita stunting, ini karena ketidak pahaman terhadap pola hidup yang baik,” ujarnya.

    “Jika sekarang sudah paham tentang pola hidup dan kualitas diri kita, tentu kedepan akan mencetak anak yang hebat, berkualitas, soleh dan solehah,” sambungnya.

    Oleh karena itu, lanjut Irna, ia meminta agar para remaja baik putra dan putri dapat menjaga diri dari hal-hal negatif agar masa depannya tidak hancur.

    “Jika akan melakukan hal buruk lihat wajah orang tua kita. Hidup ini singkat, jangan dibuat lebih singkat dengan hal yang sia-sia,” pungkasnya.

    Salah satu narasumber dari Badan Pembinaan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Provinsi Banten, Ikeu Yuliani, mengatakan bahwa para remaja harus dapat memahami tentang kesehatan reproduksi, dengan memahami itu akan mengenali diri sendiri.

    “Permasalahan muncul ketika seseorang itu kurang stabil, remaja sangat rentan karena dalam kondisi tidak stabil yang dipengaruhi hormon. Namun Itu bisa diantisiipasi dengan cara mengenal diri sendiri,” katanya.

    Dijelaskannya, saat mulai tumbuh remaja, ada hal yang belum dikenali tentang kondisi diri sendiri, baik remaja putra maupun remaja putri.

    “Masa remaja, masa peralihan anak – anak menjadi dewasa dengan ditandai perubahan fisiik dan psikis serta perubahan emosi, seperti pada saat mau menstrurasi yang dialami remaja putri,” ungkapnya. (DHE/DZH)

  • Irna Raih Penghargaan Adhikarya Pratama Pembangunan Pertanian

    Irna Raih Penghargaan Adhikarya Pratama Pembangunan Pertanian

    PANDEGLANG, BANPOS – Bupati Pandeglang, Irna Narulita meraih penghargaan Adhikarya Pratama Pembangunan Pertanian dari Kementerian Pertanian. Penghargaan tersebut sebagai wujud apresiasi kepada pemangku kepentingan dalam menSukseskan pembangunan pertanian.

    Penyerahan penghargaan Adhikarya Pratama diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin kepada Bupati Pandeglang, Irna Narulita di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia Jakarta, Senin (14/8).

    Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin mengatakan, sektor pertanian membuktikan mampu menjadi barometer ekonomi pasca pandemi, dampak perubahan iklim ekstrem, dan peningkatan ketegangan geopolitik internasional.

    “Sektor pertanian semakin diuji di tengah krisis pangan akibat El-Nino, sehingga harus ada upaya mitigasi risiko yang komprehensif dan kolaboratif dan inovatif,” katanya.

    Oleh karena itu, ia menekankan kepada para Kepala daerah untuk terus melakukan pendampingan kepada para petani di wilayahnya masing-masing.

    “Terutama dalam pengembangan dan peningkatan sektor pertanian bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bidang pemasaran. Sehingga UMKM di Indonesia mampu berdaya saing,” ungkapnya.

    Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan, penghargaan ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, terutama para petani di Kabupaten Pandeglang.

    “Penghargaan ini kami persembahkan untuk para petani sebagai pahlawan pangan dan masyarakat Kabupaten Pandeglang,” katanya.

    Menurutnya, kontribusi para petani mampu mewujudkan kedaulatan pangan, hal ini terbukti Kabupaten Pandeglang sebagai daerah pemasok pangan terbesar di Provinsi Banten dan berkontribusi terhadap kedaulatan pangan nasional.

    “Penghargaan Ini untuk petani dan masyarakat Pandeglang yang semakin tangguh dalam mewujudkan kedaulatan pangan,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • ASN Harus Kreatif dan Inovatif

    ASN Harus Kreatif dan Inovatif

    PANDEGLANG, BANPOS – Menghadiri acara Pelatihan Dasar (Latsar) menuju Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Balai Pelatihan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Banten pada Jumat (12/5) lalu. Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan bahwa para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2021, harus inovatif dan kreatif untuk memajukan daerah.

    “Anda adalah orang pilihan menjadi ASN, hadir sebagai langkah perubahan di lingkungan kerja Pemerintah Daerah,” kata Irna.

    Menurutnya, inovasi dan kreativitas para ASN dapat diimplementasikan kedalam pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.

    “Kami harap anda bisa merubah wajah Pandeglang dan membawa Pandeglang maju diantaranya pelayanan publik. Berikan mereka pelayanan yang mudah, murah dan cepat,” terangnya.

    Selain itu, pihaknya juga mengingatkan karena para pejabat dan ASN digaji oleh masyarakat. Untuk itu, sebagai wujud pengabdian harus bekerja dengan baik dalam memberikan pelayanan optimal.

    “Kami harap kita semua bisa mensejahterakan masyarakat dengan pelayanan prima,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Pandeglang, Moh Amri mengatakan, peserta Latsar adalah CPNS formasi tahun 2021, dengan jumlah sebanyak 425 orang.

    “Yang latsar sekarang dibagi 4 gelombang 11 angkatan. Ini gelombang pertama angkatan 88, 89 dan 90 berjumlah 120 orang kebetulan 3 orang sedang sakit,” katanya. (DHE/PBN)

  • Ribuan Botol Miras Dimusnahkan

    Ribuan Botol Miras Dimusnahkan

    PANDEGLANG, BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, memusnahkan sebanyak 4.086 botol minuman keras hasil razia antara apparat kepolisian dan petugas Satpol PP Pandeglang, di Pancaniti Alun-alun Pandeglang, Sabtu (1/4).

    Dalam pemusnahan miras tersebut, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan, pemusnahan botol miras ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah dengan Polres Pandeglang.

    “Pemusnahan ribuan botol miras ini sangat menyelematkan generasi bangsa, karena seperti kita ketahui barang haram ini tentu saja berdampak negatif yang bisa menjerumuskan masa depan generasi bangsa saat ini,” kata Irna.

    Menurutnya, pemerintah daerah bersama aparat kepolisian, TNI serta para sukarelawan berkomitmen untuk memberantas penyakit masyarakat diantaranya minuman keras ini.

    “Kami bersatu padu untuk menghalau berbagai penyakit masyarakat diantaranya peredaran miras ini, agar generasi muda kita mampu menjadi generasi yang bermanfaat tanpa minuman keras,” terangnya.

    Oleh karena itu, lanjut Irna, dalam menyelamatkan generasi bangsa dari penyakit masyarakat. Pemusnahan minuman keras pada bulan Ramadan merupakan momentum yang baik.

    “Pemusnahan ribuan botol miras ini menjadi momentum baik di bulan suci Ramadan dan di momen hari jadi Kabupaten Pandeglang ke-149,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kapolres Pandeglang, AKBP Bellny Warlansyah melalui Kabag Ops Polres Pandeglang, Kompol Yogie Roozandi mengatakan, saat ini telah dilakukan pemusnahan barang bukti miras hasil dari operasi Bina Kusuma dan operasi pekat diwilayah hukum Polres Pandeglang.

    “Dimomentum hari jadi Kabupaten Pandeglang ke-149, ada sekitar 4.086 botol miras yang dimusnahkan saat ini,” katanya.

    Oleh karena itu, lanjut Yogie, untuk menjaga generasi muda dari pengaruh miras, pihaknya terus melakukan upaya dengan menggelar razia penyakit masyarakat.

    “Polres Pandeglang terus berupaya menjaga generasi muda Kabupaten Pandeglang agar tidak terjerumus kepada hal–hal yang tidak baik, karena dampak dari miras ini sangat berpengaruh terhadap tindak pidana kriminalitas,” tegasnya. (DHE/PBN)

  • Protes Irna ke Pj Gubernur dan Kajati: 22 Tahun Masih Terjadi Disparitas

    Protes Irna ke Pj Gubernur dan Kajati: 22 Tahun Masih Terjadi Disparitas

    SERANG, BANPOS – Bupati Pandeglang, Irna Narulita, memprotes terjadinya disparitas antara daerah-daerah di Banten Selatan dengan daerah lainnya. Sejumlah kewenangan perizinan yang ditarik ke pusat pun tak luput dari protes Irna, karena dianggap sebagai penghambat pembangunan.

    “Kami sebagai daerah penghasil, sampai urusan galian C saja harus sampai ke Pemerintah Pusat. Kalau bahasa Sunda mah teungteuingeun (keterlaluan),” ujarnya pada saat forum tanya jawab Penandatanganan Pakta Integritas Mewujudkan Provinsi Banten Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Jumat (24/6).

    Agenda yang diselenggarakan di Pendopo Gubernur Banten dan dihadiri oleh para Kepala Daerah se-Provinsi Banten itu memang bukan hanya membahas Pakta Integritas yang ditandatangani saja, namun juga membahas sejumlah permasalahan yang terjadi di masing-masing daerah.

    Irna menuturkan, ditariknya kewenangan perizinan, khususnya tambang, ke Pemerintah Pusat merupakan bentuk pelanggaran terhadap reformasi birokrasi. Karena, hal itu justru membuat birokrasi menjadi semakin rumit.

    “Katanya mau ada reformasi birokrasi, tapi ini malah menghambat reformasi birokrasi,” katanya.

    Ia juga menyoroti terkait dengan hal-hal yang menjadi kewenangan Pemprov Banten, namun masih kurang perhatian. Salah satunya terkait dengan pemaksimalan laut dan hutan.

    Menurutnya, masyarakat kerap menyalahkan dirinya sebagai Bupati atas persoalan-persoalan di dua sektor itu. Padahal, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menyelesaikan permasalahan pada sektor itu.

    “Tapi kan permasalahannya masyarakat tidak tahu bahwa itu merupakan urusan Gubernur, tahunya Bupati. Ada banyak hal-hal teknis yang perlu diselesaikan pada sektor itu,” ucapnya.

    Ia mengatakan, di usianya yang menginjak 22 tahun, Provinsi Banten masih menunjukkan disparitas yang sangat signifikan. Apalagi bagi daerah Banten Selatan yakni Pandeglang dan Lebak.

    “Kita ini (Provinsi Banten) melepaskan diri dari Jawa Barat kan yang disebut-sebut Pandeglang dan Lebak yang susah, sulit, miskin, terbelakang dan lain sebagainya. Sampai dengan sekarang, kami mohon perhatiannya,” ungkap Irna.

    Meski disebut-sebut sebagai daerah yang susah, sulit, miskin dan terbelakang, namun Irna menegaskan bahwa Pandeglang dan Lebak merupakan daerah penghasil komoditas pertanian terbesar, sekaligus penyumbang udara terbersih di Banten.

    “Jadi sudah sewajarnya kami mendapatkan perhatian yang lebih dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi untuk keberadaan kami sebagai warga Banten Selatan. Kami ingin sejajar dengan Tangerang, Serang dan Cilegon,” tegasnya disambut tepuk tangan hadirin. (DZH)