Tag: Cegah Covid-19

  • Cegah Covid-19, Polres Serang Bagi-bagi Masker di Komplek Ponpes Syekh Nawawi Al Bantani

    Cegah Covid-19, Polres Serang Bagi-bagi Masker di Komplek Ponpes Syekh Nawawi Al Bantani

    SERANG, BANPOS- Personil Polres Serang bersama Kapolsek jajaran yang dipimpin Wakapolres Kompol Didid Imawan membagikan masker kepada pengunjung maupun pedagang di Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Nawawi al-Bantani di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.

    Bagi-bagi masker tersebut dimaksudkan untuk membantu mencegah penularan maupun penyebaran virus corona atau Covid-19.

    “Pembagian masker ini merupakan sebagai langkah membantu mencegah penyebaran virus corona (COVID-19). Pemerintah telah mewajibkan penggunaan masker bagi masyarakat ketika berada dan beraktivitas di luar rumah,” kata Kompol Didid Imawan kepada wartawan, Sabtu (12/6/2021).

    Wakapolres menuturkan, penanganan penyebaran Covid-19 tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah maupun petugas kesehatan semata namun harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.

    “Penanganan pandemi Covid-19 ini, bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, melainkan tanggungjawab seluruh elemen masyarakat. Penggunakan masker di tempat umum menjadi salah satu cara yang diyakini dapat mengurangi risiko penularan virus corona,” kata Wakapolres.

    Wakapolres juga mengimbau agar masyarakat Kabupaten Serang untuk bersama-sama menjaga lingkungan yang aman, nyaman dan sehat. Warga juga diimbau untuk tertib dalam beraktifitas dan agar selalu patuhi protokol kesehatan dimasa pandemi Covid-19 ini.

    “Kita juga mengimbau kepada masyarakat, untuk saling menjaga dan selalu menerapkan protokol kesehatan 5M, salah satunya tidak keluar rumah jika tidak penting. Hal ini sebagai upaya memutus mata rantai atau menghilangkan pandemi Covid 19,” tandasnya. (AZM)

  • Cegah Covid-19, Personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa di Cikande Bagikan Masker

    Cegah Covid-19, Personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa di Cikande Bagikan Masker

    SERANG, BANPOS – Dalam upaya mencegah penyebaran kasus Covid-19 dimasa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara mikro, personil Polsek Cikande bersama Koramil menggelar Operasi Yustisi Covid-19 disejumlah titik di wilayah Kecamatan Cikande, utamanya di gerbang-gembang komplek perumahan, Senin (1/3/2021).

    Selain memberikan imbuan pentingnya melaksanakan protokol kesehatan (prokes) yaitu memakai masker secara benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencegah kerumunan, dalam operasi yustisi itu, petugas juga membagikan masker kepada pengendara.

    Kapolsek Cikande Kompol Salahuddin mengatakan dimasa PPKM, kegiatan pendisiplinan masyarakat mematuhi prokes, khususnya dalam pemakaian masker menjadi perhatian utama. Pembagian masker tersebut merupakan dukungan dalam kegiatan PPKM oleh personil Polsek dan Koramil Cikande.

    “Tingkat penyebaran Covid-19 di wilayah Cikande yang merupakan wilayah industri masih cukup tinggi sehingga gerakan prokes harus selalu ditaati kapanpun dan di manapun,” ungkap Kompol Salahuddin.

    Dalam kesempatan itu, Kapolsek juga mengimbau masyarakat untuk turut serta mensukseskan program vaksinasi Covid-19 yang digaungkan pemerintah dengan turut serta melaksanakan vaksinasi. Ditegaskan Salahuddin, masyarakat tidak perlu khawatir dengan vaksin sinovac karena sudah melalui uji medis maupun agama.

    “Program vaksinasi merupakan upaya pemerintah dalam upaya memutus penyebaran Covid 19. Saya mengimbau kepada masyarakat tidak perlu ragu. Dari berbagai pendekatan, baik dari aspek ilmiah, klinis, medis dan agama, vaksin ini telah melalui proses hingga aman dan halal untuk digunakan,” tegasnya.

    Kapolsek juga mengimbau agar masyarakat tetap melaksanakan prokes secara ketat, sesudah vaksin diberikan, sebab vaksin tidak menjamin orang akan imun terhadap serangan penyakit.

    “Saya minta usai menjalani vaksinasi, kita terus menjaga prokes secara ketat sehingga bisa memutus rantai penularan Covid 19 sesuai harapan kita semua,” ujarnya. (MUF)

  • Ikatan Ahli Kesmas Sebut Tes Massal Sebagai Syarat New Normal

    Ikatan Ahli Kesmas Sebut Tes Massal Sebagai Syarat New Normal

    JAKARTA, BANPOS – Pemerintah sudah menunjukkan tanda-tanda untuk menggerakkan kembali ekonomi dengan merelaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pada awal Juni mendatang.

    Protokol The New Normal pun sudah diterbitkan oleh pemerintah untuk meminimalisasi dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), akibat lumpuhnya ekonomi.

    Terkait hal ini, Pengurus Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Dono Widiatmoko mengingatkan, pelonggaran PSBB harus dilakukan secara hati-hati. “Semua kebijakan harus bersumber pada fakta, evidence yang kuat, dan bisa dipertanggung jawabkan,” ujar Dono dilansir dari RMCo.id, Minggu (31/5).

    Berkumpulnya para pekerja dalam satu waktu dan satu tempat, dinilainya sangat memungkinkan terjadinya klaster-klaster baru Covid-19, jika tidak diantisipasi sedini mungkin.

    Serangkaian prosedur untuk menjaga keamanan dan kesehatan pekerja selama masa The New Normal penting dilakukan. Salah satunya, dapat dilakukan dengan mewajibkan prosedur tes massal secara berkala.

    Saat ini, untuk mendeteksi virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19, tes PCR adalah standar utama dalam mengkonfirmasi positif tidaknya seseorang. Tapi, ada kendalanya.

    “Data kasus terkonfirmasi dari PCR tidak cukup, mengingat keterbatasan kemampuan kita melakukan tes tersebut,” jelas Dono.

    Keterbatasan itu antara lain mencakup minimnya jumlah laboratorium dan alat PCR, reagen, serta tenaga terlatih yang mampu melakukan tes secara akurat. Selain itu, tes PCR juga memerlukan biaya yang cukup besar, dan waktu yang relatif lama.

    Untuk itu, metode tes yang lain seperti tes serologi cenderung lebih efisien, lebih mudah digunakan dan harganya relatif tidak mahal. Sehingga, sangat memungkinkan tes massal.

    “Sebagai alternatif, tes serologi bisa dilakukan. Jika dilakukan pada populasi secara random, tes ini bisa melihat sejauh mana infeksi Covid terjadi pada populasi tersebut,” tutur Dosen Senior di University of Derby, Inggris itu.

    Tes serologi digunakan untuk mengecek antibodi pasien yang dilakukan, untuk mencari bukti respon kekebalan tubuh (berupa antibodi IgM dan IgG) terhadap virus SARS-Cov-2.

    “Dengan diketahuinya informasi ini, pemerintah bisa merancang program-program kesehatan masyarakat. Termasuk, pelonggaran PSBB,” imbuh Dono.

    Saat melakukan tes serologi, tingkat spesifik dan sensitivitas produk yang digunakan perlu diperhatikan, agar tingkat akurasi hasil yang diharapkan semakin tinggi.

    Jika pasien mendapatkan hasil uji positif terhadap virus, maka pasien akan dirujuk tes PCR, untuk mendapatkan hasil paling akurat.

    “Tes ini harus dilakukan secara massal, dan berkala atau berulang. Misalnya, pada pekan ini dilakukan survey serologi pada 1.000 orang warga Jakarta secara acak. Maka, pekan depan dapat diulang, dan seterusnya,” ucapnya.

    Tes ini, kata Dono, harus dilakukan untuk pabrik-pabrik dan tambang dengan jumlah pekerja yang mencapai ratusan dan ribuan. “Bisa juga pada komunitas-komunitas tertentu. Seperti tenaga kesehatan, Polri, driver ojol, dan petugas transportasi seperti Transjakarta, MRT, Commuter Line,” beber Dono.

    Hanya saja, untuk menggelar tes ini, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dono menyatakan, pemerintah mesti menanggung biaya tes ini. “Tentu saja, ini harus dibiayai pemerintah. Bukan bersumber dari biaya masing-masing,” tandas Dono. [OKT/RMCO/PBN]

  • Jalani Rapid Tes, Satgas Covid-19 100 Persen Non Reaktif

    Jalani Rapid Tes, Satgas Covid-19 100 Persen Non Reaktif

    SERANG, BANPOS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang Kabupaten Serang menggelar pemeriksaan Rapid tes untuk OPD yang tergabung dalam tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Serang, Kamis (28/5). Bertempat di aula TB Suwandi, pemeriksaan tersebut diikuti oleh 161 anggota.

    “Alhamdulillah hasil rapid tes kali ini Non Reaktif semua,” ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), pada Dinkes Kabupaten Serang, Riris Budiarni.

    Dikarenakan keterbatasan alat rapid tes, yang mengikuti pemeriksaan ini hanya meliputi Danramil, Koramil, Polsek, Kecamatan, Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD), dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang.

    “Kami menyediakan alat rapid tes sebanyak 200 unit,” tuturnya.

    Lebih lanjut ia mengatakan, pada pelaksanaan rapid tes tersebut, belum semua anggota dari tim gugus tugas Covid-19 mengikutinya. Sebab, jumlah alat yang dibutuhkan untuk dapat melakukan rapid tes secara keseluruhan anggota, dapat mencapai lebih dari 500 alat yang dibutuhkan.

    “Belum bisa semua, karena kalau dihitung lebih dari 500 orang. Sementara peralatan yang kita miliki hanya ada 200 unit,” terangnya.

    Untuk saat ini, lanjut Riris, Puskesmas sudah menuntut untuk dilakukan rapid tes. Hal itu dikarenakan para petugas yang ada di Puskesmas, bersinggungan langsung dengan masyarakat.

    “Puskesmas juga sudah menuntut untuk di rapid tes, mereka juga harus diakomodir dan juga mereka ingin mengetahui status mereka,” katanya.

    Meskipun demikian, alat rapid tes untuk Puskesmas sudah diamabil oleh pihak Puskesmas. Ia berharap, dalam kurun waktu dua sampai tiga hari kedepan, Puskesmas sudah menyerahkan hasil rapid tes.

    “Hal itu untuk mengetahui apakah mereka non reaktif atau reaktif covid-19,” tandasnya.

    Diketahui, yang dapat mengikuti pemeriksaan rapid tes di Puskesmas yaitu semua pegawai yang ada di Puskesmas, baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun tenaga Honorer.

    Terpisah, Plt Kepala Dinkes Kabupaten Serang, drg Agus Sukmayadi mengatakan, dalam rapid tes tersebut, sementara hanya dapat dilakukan kepada Satgas Covid-19 yang langsung terjun ke lapangan. Kemudian, untuk hasil dari pemeriksaan tersebut, semuanya dinyatakan non reaktif.

    “Alhamdulillah semua non reaktif. Kalau nanti ada dana yang mencukupi, kami akan melaksanakan pemeriksaan rapid tes untuk semua pegawai yang ada di lingkungan Pemkab Serang,” tandasnya.(MUF)

  • Tim Gugus Tugas Covid-19 Lebak Bagikan 50 Ribu Masker

    Tim Gugus Tugas Covid-19 Lebak Bagikan 50 Ribu Masker

    LEBAK,BANPOS – Tim gugus tugas Covid-19 Kabupaten Lebak membagikan sebanyak 50 ribu masker kain produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Lebak, kepada masyarakat.

    Pembagian masker yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, Triatno Supiono dan Asda III Setda Lebak, Feby Hardian dilakukan tersebar di 8 titik diantaranya Terminal Kalijaga, Pasar Rangkasbitung, Pintu Masuk Stasiun Rangkasbitung, Jalan Sunan Kalijaga, Jalan RT Hardiwinangun, Jalan Multatuli, Lampu Merah Malangnengah dan Jalan Iko Jatmiko.

    “Ya, hari ini gugus tugas Covid-19 membagikan masker untuk para pengendara motor dan mobil. Ini,” kata Feby kepada wartawan Kamis (30/4).

    Menurutnya, pembagian masker tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya selaku ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Lebak.

    Selain itu, bagi-bagi masker tersebut juga menjadi salah satu cara pencegahan penyebaran Covid-19 di bumi Multatuli. Saat ini, angka positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga perlu kesadaran semua pihak untuk bisa memutus penyebarannya.

    “Memakai masker itu salah satu poin protokol kesehatan yang harus dilakukan masyarakat selain social distancing dan rajin mencuci tangan,” terangnya.

    Saat ini, kata Feby, di Kabupaten Lebak belum ditemukan adanya kasus positif Covid-19. Meski demikian, anggota gugus tugas Covid-19 ini meminta masyarakat untuk tetap waspada.

    “Semoga bermanfaat, tetap waspada dan jaga kesehatan. Ikuti anjuran pemerintah, ini untuk kebaikan semua pihak,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Positif Bertambah, Dicurigai Transmisi Lokal Covid-19 Sudah Terjadi di Pandeglang

    Positif Bertambah, Dicurigai Transmisi Lokal Covid-19 Sudah Terjadi di Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Tim Gugus Tugas Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kabupaten Pandeglang mencurigai telah terjadi transmisi lokal penyebaran virus korona di Kabupaten Pandeglang.

    Hal ini berdasarkan dari adanya hasil swab positif atas orang yang melakukan kontak dengan PDP yang meninggal pada tanggal 8 April yang lalu.

    “Seminggu yang lalu, kami sempat melakukan tes swab kepada keluarga pasien pdp yang meninggal pada 8 april. Dari 9 anggota keluarga, baru satu yang ada hasilnya dan hasil swabnya positif. Setelah dilakukan pemantauan beberapa hari, ada gejala mencurigakan ke arah Covid dan akhirnya dirujuk ke RSUD Banten,” jelas Juru Bicara Tim Gugus Tugas Kabupaten Pandeglang, Achmad Sulaeman, dalam keterangan resminya, Selasa (28/4).

    Dengan hal tersebut, maka Tim Gugus Tugas Pandeglang mencatat, sudah terjadi dua kasus positif di Kabupaten Pandeglang.

    “Keduanya berasal dari Kecamatan Carita, dan hasil swabnya sudah melewati uji laboratorium,” lanjutnya.

    Adapun untuk kasus pertama, pasien diketahui positif saat sudah meninggal, sedangkan untuk pasien kedua adalah keluarga yang sempat kontak dengan pasien pertama.

    Ia berharap, dengan adanya kasus ini, kewaspadaan masyarakat semakin meningkat, dan juga menaati aturan-aturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

    “Dari kejadian ini kita ketahui bahwa transmisi lokal telah terjadi di kabupaten kita,” terangnya.(PBN)

  • MUI Banten Cegah Covid-19 Lewat Literasi

    MUI Banten Cegah Covid-19 Lewat Literasi

    SERANG, BANPOS – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Mereka akan melakukan mencegahan korona melalui gerakan literasi. Sementara, penggalangan bantuan dilakukan FSPP, Dewan Masjid Indonesia dan Laz Harfa.

    Hal tersebut terungkap dalam rapat persiapan rencana aksi pencegahan covid-19 dan penanganan dampak virus tersebut, di Gedung MUI Banten, KP3B, Selasa (21/4).

    Ketua Gugus Tugas Covid-19 MUI Banten, Fadlullah seusai rapat persiapan pengatakan, pembentukan Gugus Tugas Covid-19 MUI Banten merupakan bagian dari peran MUI dalam mencegah penyebaran virus korona.

    Namun, gerakan MUI dalam mencegah penyebaran virus korona lebih banyak soal pemberian pemahaman kepada warga tentang kegiatan keagamaan di saat mewabahnya virus korona.

    Itu sebabnya, MUI mendorong ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat atau pihak-pihak lain bersama melakukan gerakan literasi, baik melalui tulisan maupun rekaman video.

    Adapun materi yang disampaikan antara lain berisi imbauan keagamaan, pembahasan fatwa MUI terkait covid-19, dan cerita inspiratif masyarakat tentang aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di rumah masing-masing.

    Materi, kata Fadlullah, bisa juga berkaitan dengan isu-isu terkini, termasuk menangkal berita bohong (hoaks) yang disebarkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

    “Oleh karena itu, kami mendorong para ulama, tokoh masyarakat untuk bersama menuliskan dan menyampaikan imbauan. Apalagi, sekarang ini menjelang bulan Ramadadan. Para ulama bisa menyampaikan bagaimana pelaksanaan tarawih, idul fitri dan Salat Jumat di tengah wabah korona ini,” katanya.

    Selain itu, MUI juga akan terus menyebarkan fatwa ulama yang berkaitan dengan covid-19.

    “Kami berharap bisa menghimpun dan menyebarkan seratus pesan melalui artikel dan seratus pesan melalui video,” ucapnya.

    Terkait dengan bantuan, kata Fadlullah, diserahkan kepada pihak FSPP dan Laz Harfa, baik dalam menghimpun maupun mendistribusikan bantuan, termasuk sasaran penerima bantuan.

    Litbang FSPP Banten, Wari Sadeli mengusulkan, agar areal masjid menjadi krisis center penanganan warga terdampak covid-19.

    Ia mencontohkan, areal masjid bisa menjadi pusat logistik, sehingga ketika ada masyarakat yang terdampak covid-19 bisa langsung ditangani.

    “Selain menghimpun bantuan, kami juga akan mengidentifikasi kondisi masyarakat. Kami khawatir ada masyarakat yang mengalami kelaparan, sebagai dampak dari penyebaran covid-19,” katanya.

    Hadir dalam kesempatan itu, Ketua DMI Banten, Rasna Dahlan, perwakilan dari Laz Harfa, perwakilan FSPP Banten dan tim Gugus Tugas Covid-19 MUI Banten. Sebelum rapat, Gugus Tugas menerima bantuan 500 masker dari Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Banten. Banten diterima Ketua MUI Banten AM Romly.(RED)

  • PWI Lebak dan Yayasan Mengetuk Pintu Langit Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Desa Sukamanah

    PWI Lebak dan Yayasan Mengetuk Pintu Langit Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Desa Sukamanah

    LEBAK,BANPOS – Dalam upaya melakukan pencegahan dan penyebaran Covid-19, Persatuan Wartawan Indoensia (PWI) Kabupaten Lebak, bekerjasama dengan yayasan Mengetuk Pintu Langit melakukan penyemprotan disinfektan di Kampung Babakan, Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Selain melakukan penyemprotan disinfektan, organisasi profesi wartawan tersebut juga membagikan masker dan hand sanitizer kepada masyarakat setempat.

    Ketua PWI Lebak, Fahdi Khalid mengatakan, kegiatan penyemprotan disinfektan tersebut merupakan upaya dari wartawan dalam rangka membantu dan mendukung pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lebak. Dalam kegiatan bakti sosial tersebut, pihaknya menggandeng Yayasan Mengetuk Pintu Langit dalam pelaksanaannya.

    “Aksi ini dalam rangka mendukung dan membantu pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lebak. Pada kegiatan ini juga, kita membagi bagikan masker dan disinfektan kepada warga,” kata Fahdi Khalid, kepada wartawan, Sabtu(18/4).

    Dalam kegiatan bakti social tersebut, pihaknya menghimbau kepada warga agar memberitahukan kepada sanak keluarganya yang bekerja dikota-kota besar agar jangan mudik saat hari raya. Karena dikhawatirkan membawa virus Covid-19 ke Lebak.

    “Kita tidak tahu siapa yang membawa virus tersebut kedaerah kita. Lebih baik mengambil langkah aman, kasih tahu kepada semua sanak famili, agar jangan mudik dulu,” ujarnya.

    Sementara Ketua Yayasan Mengetuk Pintu Langit, Aden Sunandar mengatakan, pihaknya merasa antusias bekerja sama dengan PWI Lebak, dalam melakukan bakti social tersebut. Apalagi kegiatannya dinilai memberikan manfaat kepada masyarakat. Bahkan, kegiatan penyemprotan disinfektan yang dilakukannya bukan kali ini saja akan tetapi sudah berjalan didaerah Tangerang, Cilegon dan Serang.

    “Kita bersyukur masih bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Apalagi saat ini, pandemi Korona sedang melanda belahan bumi. Untuk itu, kami merasa terpanggil untuk berbuat lebih bagi masyakarat, dengan harapan pandemi korona ini segera berlalu,” katanya.

    Ketua RT 01/05 Kampung Babakan, Muhadi mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada PWI Lebak dan Yayasan Mengetuk Pintu Langit. Karena, dengan adanya penyemprotan disinfektan tersebut membuat warganya merasa lega.

    “Minimal warga kami merasa nyaman setelah dilakukan penyemprotan ini,” katanya.(dhe)

  • Anggaran Penanganan Covid-19 di Lebak Belum Final

    Anggaran Penanganan Covid-19 di Lebak Belum Final

    LEBAK, BANPOS – Anggaran kebutuhan untuk pencegahan dan percepatan penanganan wabah virus Covid-19 sebesar Rp165 miliar belum final.

    Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lebak, Budi Santoso kepada BANPOS, Sabtu (18/4).

    Menurut Budi, terkait anggaran yang dibutuhkan Pemerintah Kabupaten Lebak untuk percepatan penanganan wabah virus Covid-19 ini pihaknya masih menyelaraskan dengan data yang masuk dan data dari Provinsi.

    “Belum final, nanti kalau sudah final diinfokan, masih diselaraskan dengan data yang masuk dan data Provinsi,” katanya.

    Sebelumnya, rencana alokasi anggaran dari hasil refocusing itu dibutuhkan sekitar Rp100 miliar untuk kebutuhan hingga bulan Oktober mendatang.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Dede Jaelani kepada wartawan mengatakan, postur anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) Covid-19 akan ditambah sebesar Rp65 miliar.

    “Kemarin bantuan keuangan Provinsi Banten Rp65 miliar kan Rp5 miliarnya refocusing. Sekarang yang refocusing jadi Rp65 miliar. Jadi total dana yang dialihkan ke BTT Rp165 miliar,” ungkap Dede.

    Menurutnya, kalau Belanja Tidak Terduga (BTT) misalkan dibutuhkan sebesar Rp200 miliar sampai Oktober, tapi ternyata sampai Agustus selesai maka sisa anggaran akan masuk ke perubahan.

    “Misalkan kita butuh Rp200 miliar sampai Oktober dari BTT dan ternyata Agustus itu selesai, pasti kan ada sisa ya sisa anggaran itu masuk ke perubahan. Yang bingung, kita nyiapin Rp100 miliar ternyata pandemi belum selesai-selesai, nah duitnya itu dari mana,” ujarnya.(CR-01/PBN)

  • 55. 653 Data Terdampak COVID-19 di Lebak Masih Divalidasi Dinsos

    55. 653 Data Terdampak COVID-19 di Lebak Masih Divalidasi Dinsos

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak kini sedang melakukan validasi terhadap data masyarakat terdampak Covid-19 yang segera diusulkan untuk mendapat bantuan sosial.

    Hal tersebut sebagaimana dinyatakan Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamas) Dinas Sosial (Dinsos) Lebak, Endin Toharudin kepada wartawan menyebut, data yang masuk dari 28 kecamatan di Lebak diungkanya masih belum maksimal dan butuh validasi dari semua Kepala Keluarga (KK) terdampak.

    “Belum fiks, masih harus dilakukan validasi terlebih dahulu. Data yang masuk dari 28 kecamatan sebanyak 55.653 KK, ini yang sedang kami validasi,” kata Endin Toharudin, Rabu malam (15/4).

    Dikatakan, validasi perlu dilakukan karena tak sedikit desa yang mendata semua warganya meski sebenarnya sudah masuk dalam penerima program lain, seperti Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako atau masuk pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    “Data di luar DTKS akan diberi Bansos bersumber dari APBD I (Kabupaten-red). Nah, untuk warga yang masuk dalam DTKS tapi belum dapat PKH atau Program Sembako rencana dapat bantuan dari provinsi/pusat berupa Bantuan Langsung Tunai atau BLT,” kata Endin.

    Kata dia, proses validasi akan memilah, mana warga yang akan menerima bantuan yang bersumber dari APBD Kabupaten, provinsi dan pusat.

    “Diharapkan semua warga tidak mampu yang terdampak Covid-19 mendapat bantuan walaupun sumber dananya berbeda,” jelasnya. (WDO/PBN)