Tag: Cikulur

  • Camat Cikulur Dukung Pemberdayaan Perempuan BTPN Syariah Lewat Kumpulan

    Camat Cikulur Dukung Pemberdayaan Perempuan BTPN Syariah Lewat Kumpulan

    LEBAK, BANPOS – Pertemuan Rutin Sentra (PRS) setiap dua minggu sekali yang digelar oleh BTPN Syariah di Kampung Cilame Desa Cigoong Utara, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak mendapatkan apresiasi dari Sukmajaya, Camat Cikulur, Kabupaten Lebak.

    Menurut Sukmajaya, pelayanan yang dilakukan oleh BTPN Syariah membantu masyarakat mewujudkan mimpi dan keluar dari kemiskinan.

    “Ini luar biasa, BTPN Syariah tak hanya memberikan pembiayaan, melainkan juga pendampingan berupa pelatihan hingga pengetahuan demi memajukan usaha ibu-ibu nasabah ultra mikro,” kata Sukmajaya kepada BANPOS, Jumat (17/5).

    Ia pun mengimbau masyarakat memilih lembaga keuangan formal dan membayar seluruh kewajiban atau angsurannya tepat waktu.

    “Kemarin kan sempat ramai tentang bank keliling atau bank emok yang meresahkan, bahkan sempat ada penolakan dari masyarakat. Saya harap masyarakat bisa selektif dan cermat untuk memilih lembaga keungan yang legal seperti BTPN Syariah ini,” tandasnya.

    Sementara itu, salah satu Nasabah BTPN Syariah, Siska Ramayani mengaku telah bergabung menjadi nasabah BTPN Syariah sejak 2015 dengan pembiayaan awal sebesar Rp3 juta yang digunakan untuk modal membanngun usaha sembako. Kini, usaha Siska terus berkembang dan telah mendapatkan pembiayaan dari BTPN Syariah hingga Rp20 juta.

    “Saya merasa mendapatkan banyak pengetahuan dan pelatihan dalam memajukan usahanya dari pendampingan yang dilakukan BTPN Syariah melalui kumpulan,” singkatnya.

    Terpisah, Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin mengatakan bahwa BTPN Syariah terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat inklusi dengan memberikan pembiayaan modal usaha dan pendampingan di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Lebak. Bahkan, BTPN syariah ini menjadi satu-satunya bank yang fokus melayani masyarakat prasejahtera produktif, terutama bagi kaum hawa.

    “Visi misi kami adalah menciptakan kesempatan tumbuh bersama demi mengubah hidup jutaan masyarakat inklusi Indonesia menjadi lebih sejahtera,” kata Ainul.

    Ia menjelaskan, melalui PRS tersebut, BTPN Syariah member- dayakan masyarakat inklusi dengan program pelatihan, pendampingan, transaksi keuangan dan angsuran.

    “Kunjungan kami ini untuk memberikan support kepada warga khususnya nasabah BTPN Syariah sehingga pembiayaan, pelatihan dan pember- dayaan dapat terus tumbuh hingga meningkatkan perekono- mian keluarga,” tandasnya. (MYU)

  • Warga Cikulur Terdampak Pergerakan Tanah Akan Direlokasi

    Warga Cikulur Terdampak Pergerakan Tanah Akan Direlokasi

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Lebak, siap merelokasi masyarakat Curugpanjang di Kecamatan Cikulur yang terdampak bencana pergerakan tanah.

    “Kita siapkan lahan untuk relokasi seluas 2,5 hektare dengan 38 rumah, ” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, Minggu (27/2).

    Pemerintah Kabupaten Lebak, katanya, berkomitmen untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana pergerakan tanah di Curugpanjang Kecamatan Cikulur.

    Saat ini, masyarakat setempat merasa ketakutan akan roboh rumah mereka dan menimpa pemiliknya, karena setiap hari terjadi pergerakan tanah, terlebih curah hujan tinggi.

    Pemerintah daerah memberikan solusi yang tepat untuk melakukan relokasi dan masyarakat sudah bersepakat untuk menerima relokasi tersebut. Bahkan, lahan milik masyarakat Curugpanjang bersedia lahannya ditukar dengan lahan yang ditempatkan relokasi itu. Apalagi, mereka kini tinggal di pengungsian dan hidup tanpa nyaman.

    “Kami secepatnya merelokasikan rumah warga, terlebih menjelang Ramadhan dan Lebaran, ” katanya.

    Menurut dia, pembangunan relokasi nanti akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten. Pembangunan rumah instan sederhana itu, katanya. sangat layak sehingga kehidupan warga lebih sejahtera di tempat relokasi itu.

    “Kami menjamin lokasi lahan yang direlokasi itu aman dari ancaman bencana alam,” kata Febby Rizky Pratama.

    Ketua Relawan Tagana Kabupaten Lebak Iwan Hermansyah mengatakan pihaknya saat ini kembali membangun tenda pengungsian, karena daya tampung tiga tenda yang ada masih kurang untuk menampung masyarakat.

    Mereka warga yang tinggal di pengungsian juga mendapat makan tiga kali sehari dari dapur umum itu.

    “Kami mengutamakan makanan nasi dan lauk pauk agar pengungsi tidak kelaparan, ” katanya.

    “Kami berharap relokasi itu secepatnya direalisasikan karena sudah disediakan lahan seluas 2,5 hektare untuk 38 rumah,” kata Febby.

    Pemerintah Kabupaten Lebak jangan sampai warga korban pergerakan tanah berlarut-larut tinggal di pengungsian sehingga berdampak terhadap kehidupan dan kenyamanan masyarakat.

    Masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak sebanyak 38 rumah, 47 kepala keluarga dan 174 jiwa sangat ketakutan terlebih curah hujan tinggi di daerah itu.

    Bahkan, kondisi rumah mereka, satu di antaranya roboh dan 37 retak-retak dan ambles akibat tanah bergerak.

    “Beruntung, rumah roboh milik Pak Misto bersama keluarganya tidak mengalami korban jiwa maupun luka-luka, karena mereka sudah mengungsi,” katanya menjelaskan.

    Menurut dia, relokasi masyarakat korban pergerakan tanah di Kampung Cihuni Curugpanjang Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten.

    Pembangunan rumah warga yang direlokasi itu dibangun dari APBD Lebak dan dana desa setempat.

    Masyarakat telah menyepakati relokasi di lahan seluas 2,5 hektare dan mereka tidak boleh kembali menempati tinggal di kawasan bencana alam.

    “Kami sudah melaporkan kepada Bupati agar bisa secepatnya pembangunan relokasi,” kata Febby Rizky Pratama.

    Camat Cikulur Kabupaten Lebak Sukmajaya mengatakan masyarakat bersedia direlokasi ke lahan milik pemerintah desa seluas 2,5 hektare.

    “Lokasi relokasi itu aman dari ancaman bencana alam itu,” katanya menjelaskan.

    Sementara itu warga korban tanah bergerak mengatakan bahwa mereka menyambut positif adanya bantuan relokasi ke tempat yang lebih aman, karena jika berlangsung lama tinggal di lokasi tanah bergerak khawatir rumah roboh.

    Selama ini, masyarakat merasa ketakutan, terlebih cuaca buruk yang ditandai hujan meningkat sehingga terpaksa jika malam hari menginap di tenda pengungsian.

    “Kami merasa senang jika pemerintah daerah merelokasi ke tempat yang lebih aman (dari tanah bergerak),” kata Mamay (40) warga Curugpanjang Kabupaten Lebak.

    (ANT/PBN)