Tag: COVID-19

  • TPT Tinggi, Job Fair Untuk Menampung Pengangguran 

    TPT Tinggi, Job Fair Untuk Menampung Pengangguran 

    SERANG. BANPOS – Job Fair 2023 ini merupakan rangkaian agenda HUT Ke-23 Provinsi Banten. Kegiatan ini bagian upaya kita untuk mengurangi angka pengangguran. Demikian disampaikan Pj Gubernur Banten Al Muktabar saat membuka Job Fair 2023 yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten di Halaman Masjid Raya Al Bantani, KP3B Curug, Kota Serang, kemarin.

    Dikatakan, Job Fair tersebut juga sebagai langkah Pemprov Banten dalam memfasilitasi perusahaan
    dan para pencari kerja. Adapun perusahaan yang terlibat dalam kegiatan tersebut merupakan
    perusahan yang ada di Provinsi Banten, baik yang bergerak pada bidang jasa, kimia dasar, logam,
    plastik dan lainnya.

    "Tadi juga ada BP2MI yang memberikan informasi terkait lapangan pekerjaan untuk ke luar negeri," katanya.

    "Ini juga menjadi momen kita melakukan link and match sistem pendidikan vokasi kita yang disesuaikan dengan lapangan pekerjaan, mudah-mudahan ini menjadi langkah kita dalam mengurangi angka pengangguran," lanjutnya.

    Al Muktabar juga menyampaikan, saat ini pihaknya terus mendorong hilirisasi industri. Harapannya
    langkah itu dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

    "Hilirisasi juga membuka peluang lapangan pekerjaan, sehingga hulu dan hilir itu kita penting
    menjadi perhatian bersama," jelasnya.

    Pada kesempatan tersebut, Al Muktabar juga meninjau stand perusahaan-perusahaan yang
    mengikuti Job Fair 2023. Dirinya juga menyapa para pelamar pekerjaan yang sedang menunggu
    verifikasi lamarannya.

    Kepala Disnakertrans Banten Septo Kalnadi mengungkapkan l, Job Fair tersebut dilaksanakan selama 2 hari, mulai dari 25-26 (kemarin) Oktober 2023. Melibatkan 53 perusahaan yang ada di Provinsi
    Banten.

    "Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat dalam
    mencari pekerjaan," ujarnya.

    Disampaikan, pada hari pertama Job Fair 2023 tersebut terdapat 5.469 orang yang telah mendaftar secara online. Pada hari kedua jumlah pelamar diprediksi masih akan terjadi penambahan pendaftaran.

    "Dalam proses administrasi Job Fair ini kita lakukan secara digitalisasi. Kita berharap pada job fair ini dapat menyerap tenaga kerja kurang lebih 5.000. Termasuk peluang kerja ke luar negeri," katanya.

    "Job Fair juga dilakukan secara berjenjang oleh Kabupaten/Kota," pungkasnya. 

    Jumlah pengangguran di Provinsi Banten tertinggi di Indonesia, dan terbanyak diwilayah perkotaan yakni 8,06 persen sedang di perdesaan 7,73 persen.  Berdasarkan data BPS, Februari 2023 tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebanyak 486,35 ribu orang atau 7,97 persen.

    Disebutkan, terdapat 253,07 ribu orang atau 2,73 persen penduduk usia kerja yang terdampak
    COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 sebanyak 30,99 ribu orang, Bukan Angkatan
    Kerja (BAK) karena COVID-19 sebanyak 8,10 ribu orang. Sementara tidak bekerja karena COVID-19
    sebanyak 19,58 ribu orang, dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena
    COVID-19 sebanyak 194,40 ribu orang. (RUS/AZM)

  • Komite MTsN 1 Kota Serang Bantah Tarik Duit dari Wali Murid Hingga Rp5 Juta

    Komite MTsN 1 Kota Serang Bantah Tarik Duit dari Wali Murid Hingga Rp5 Juta

    SERANG, BANPOS – Komite Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Serang membantah bahwa pihaknya menarik duit dari para wali murid, khususnya peserta didik baru, hingga hampir Rp5 juta seperti pemberitaan yang telah beredar di masyarakat.

    Meski demikian, Komite MTsN 1 Kota Serang mengakui menarik sumbangan dari para wali murid, dengan masing-masing tingkatan yang berbeda untuk kelas VII, VIII dan IX.

    Ketua Komite MTsN 1 Kota Serang, Amin, mengatakan bahwa sumbangan tersebut ditarik berdasarkan hasil kesepakatan antara pihak komite dengan wali murid, yang disepakati melalui rapat pada 29-30 Agustus 2023.

    “Untuk sumbangan ini sudah ada kesepakatan dengan para wali murid pada rapat minggu lalu yah. Jadi faktanya, ini sudah berdasarkan kesepakatan antara pihak wali murid dengan komite sekolah,” ujarnya, Rabu (6/9).

    Menurutnya, sumbangan itu merupakan iuran untuk program kegiatan madrasah selama tahun ajaran 2023/2024, yang terdapat tambahan program sebanyak 12 kegiatan.

    “Tahun ini ada tambahan program sebanyak 12 untuk kegiatan madrasah. Kalau dulu itu kan masa Covid-19, maka kita tidak jalankan. Sekarang sudah selesai Covid, kita jalankan lagi programnya, baik akademik maupun non-akademik,” terangnya.

    Ia menuturkan bahwa nominal tersebut telah disepakati bersama, tanpa ada keluhan dari para wali murid. Terlebih, ada pula kesepakatan bahwa apabila wali murid kesulitan membayar iuran tersebut, akan mendapatkan keringanan.

    “Jadi jika memang ada yang kurang mampu, kita akan sesuaikan untuk besaran iuran sumbangannya. Kesepakatan ini juga sudah ditandatangani oleh para wali murid. Mungkin narasumber yang menyampaikan keluhan, tidak hadir dalam rapat, jadinya bingung. Cuma tidak bertanya ke kami,” tuturnya.

    Sementara terkait dengan seragam sekolah, meski tidak masuk ke dalam surat yang diedarkan terkait sumbangan, ia menuturkan bahwa tidak ada kebijakan yang mengharuskan para wali murid membeli seragam dari sekolah.

    “Sebenarnya tidak ada paksaan untuk membeli seragam di sekolah, kecuali memang untuk seragam khusus sekolah seperti batik. Kalau yang lainnya silakan saja untuk beli di luar atau menggunakan yang sudah ada. Untuk harga yang disebutkan mahal, itu diatur oleh pihak koperasi,” jelasnya.

    Di akhir, ia meminta kepada wali murid apabila ada pertanyaan atau hal-hal lain yang masih kurang dipahami, dapat berkomunikasi dengan pihak sekolah untuk mendapat penjelasan. (DZH)

  • Pencabutan Status Pandemi Covid-19

    Pencabutan Status Pandemi Covid-19

    JAKARTA,BANPOS – Covid tak lagi berstatus darurat kesehatan global. Presiden Jokowi telah mengumumkan pencabutan status pandemi Covid-19 di Indonesia pada Rabu (21/6) kemarin, menyusul pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 5 Mei 2023.

    Sejumlah negara juga telah melakukan langkah yang sama. Sebut saja Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Australia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

    Terkait hal tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid Prof. Wiku Adisasmito memastikan, pencabutan status pandemic Covid telah dipertimbangkan dengan matang. Mengacu pada kondisi faktual membaiknya statistik Covid di Tanah Air.

    Dalam konferensi pers virtual yang terpantau melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada hari ini, Prof. Wiku menjelaskan, statistik Covid seperti jumlah kasus positif, angka kematian, total kasus aktif, dan angka keterisian tempat tidur (BOR) terus menunjukkan perkembangan yang membaik dari waktu ke waktu.

    “Kondisi faktual ini cukup menjadi dasar pencabutan status pandemi di Indonesia,” kata Prof. Wiku, Kamis (22/6).

    Dia memaparkan, selama periode Covid di Indonesia yang bermula pada 2 Maret 2020, Indonesia mengalami dua kali masa puncak pandemi.

    Pertama, puncak gelombang Delta pada 15 Juli 2021. Kedua, puncak gelombang Omicron pada 16 Februari 2022.

    Pada gelombang pertama akibat varian Delta 2021, rata-rata penambahan jumlah kasus positif harian mencapai 16.041 kasus. Di masa puncak Omicron pada tahun 2022, angkanya bertambah menjadi 18.138. Tapi saat ini, rata-rata penambahan kasus positif harian di sepanjang Januari – Juni 2023, hanya berjumlah 533 kasus. Turun lebih dari 97 persen, dibanding rata-rata masa puncak kedua.

    Sementara kasus kematian harian menunjukkan, terdapat penurunan signifikan hingga lebih dari 94 persen, jika dibanding gelombang kedua akibat varian Omicron dan gelombang pertama akibat varian Delta.

    Untuk kasus aktif, angkanya kini jauh lebih rendah dibanding masa dua kali gelombang Covid. Saat ini, jumlah kasus aktif hanya 0,14 persen. Gelombang dua 8,96 persen dan gelombang satu 17,61 persen.

    Tingkat keterpakaian tempat tidur (BOR) rumah sakit, juga dilaporkan terus mengalami perbaikan. Di masa puncak gelombang Delta pada 15 Juli 2021, BOR mencapai 78 persen dari total kapasitas 72.944.

    Di masa puncak gelombang Omicron pada 16 Februari 2022, BOR mencapai 60 persen dari total kapasitas 91.439. Per 21 Juni 2023, angka BOR hanya 1,7 persen dari total kapasitas 39.094.

    Prof. Wiku menyebut, membaiknya situasi Covid saat ini, tak lepas dari peran vaksin. Cakupan vaksinasi tiga dosis mencapai 38,01 persen. Angka ini masih tetap penting untuk ditingkatkan.

    “Selain itu, Sero Survei Antibodi SARS Cov-2 pada Januari 2023 menunjukkan, 99 persen penduduk Indonesia telah memiliki imunitas terhadap Covid-19,” ucapnya.

    Masuk Endemi
    Pencabutan status pandemi Covid, dapat dimaknai dengan masuknya Indonesia ke fase endemi.

    Mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), endemi adalah suatu kondisi penyakit yang berjangkit di suatu wilayah terbatas, pada populasi tertentu.

    “Dari definisi ini, endemi tak berarti Covid sudah menghilang sepenuhnya dari Indonesia. Hanya saja, risiko penularannya sudah menurun. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga diri, agar tidak tertular Covid dengan menerapkan prokes 3M yang kita terapkan selama 3 tahun ke belakang,” papar Prof. Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/6).

    “Masyarakat diharapkan tetap menggunakan masker, bila sedang tidak sehat atau berisiko tertular Covid, rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta memantau kesehatan pribadi dengan menerapkan perilaku hidup bersih sehat. Segera berobat, bila sakit,” imbuhnya.

    Tak kalah penting, pengelola fasilitas publik harus tetap melakukan upaya preventif untuk mencegah berjangkitnya Covid. Meski tingkat penularan Covid saat ini sudah relatif rendah. (RMID)

  • Kasus Covid Melonjak Lagi, Pemerintah Perpanjang PPKM Level 1 Mulai Hari Ini

    Kasus Covid Melonjak Lagi, Pemerintah Perpanjang PPKM Level 1 Mulai Hari Ini

    JAKARTA, BANPOS – Pemerintah memutuskan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 di Seluruh wilayah Indonesia. Menyusul lonjakan kasus Covid, terutama di Jawa dan Bali, yang mencapai angka 5.000 pada awal November 2022.

    Untuk wilayah Jawa dan Bali, perpanjangan tersebut dilakukan melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 47 Tahun 2022, yang berlaku mulai hari ini, 8 November, hingga 21 November mendatag.

    Di luar Jawa Bali, kebijakan ditetapkan melalui Inmendagri Nomor 48 Tahun 2022, yang berlaku mulai hari ini, 8 November, hingga 5 Desember mendatang.

    “Hari ini kami sampaikan, bahwa PPKM tetap akan diperpanjang untuk menekan laju kenaikan kasus Covid-19,” kata Dirjen Bina Adwil Kementrian Dalam Negeri, Safrizal dalam keterangannya, Selasa (8/11).

    Subvarian Omicron XBB disebut menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus aktif di indonesia. Namun, beberapa pakar mengatakan, sebaran subvarian Omicron XBB di Indonesia masih relatif rendah.

    Sehingga, muncul kecurigaan bahwa kenaikan kasus aktif Covid-19, disebabkan oleh longgarnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan di komunitas.

    “Kami meminta kepada seluruh jajaran pemerintah daerah untuk tidak lengah, dan terus bersiaga dengan ancaman lonjakan kasus. Galakkan kembali penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Maksimalkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Tak kalah penting, vaksinasi dosis ketiga/booster harus terus didorong. Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan,” tegas Safrizal. (RED/RMID)

  • Kasus Covid di Tangerang Terus Menurun, Sempat 14.000 Orang, Kini Tinggal 1.300 Orang

    Kasus Covid di Tangerang Terus Menurun, Sempat 14.000 Orang, Kini Tinggal 1.300 Orang

    TANGERANG, BANPOS – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan dan Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Tangerang, mencatat kasus aktif positif corona terus mengalami penurunan selama beberapa pekan terakhir. Awalnya mencapai 14. 000 orang kini tinggal 1.300 orang saja.

    “Bila dibandingkan dengan kasus-nya pada tahun lalu yang mencapai sekitar 14 ribu dalam satu pekan. Sekarang tersisa 1.300 kasus saja,” kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, Minggu (20/3).

    Hendra menjelaskan, kasus aktif COVID-19 di Kabupaten Tangerang pada awal bulan Februari 2022 pernah menyentuh angka 1.400 kasus perharinya. Namun, hingga saat ini berdasarkan laporan terakhir pada Sabtu (19/3) kasus baru harian hanya mencapai 100 sampai 200 kasus.

    “Untuk kasus penularan hingga saat ini di Kabupaten Tangerang masih ditemukan setiap harinya dengan kasus COVID-19 gejala ringan dan berat,” katanya.

    Ia mengatakan, selain kasus baru, jumlah pasien COVID-19 yang selesai isolasi atau dinyatakan sembuh dari paparan virus corona di Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan dengan angka keseluruhan mencapai 54.398 orang.

    Disamping itu, kata dia, jumlah kematian pasien COVID-19 juga ada penambahan menjadi 414 orang, dengan rata-rata status pasien memiliki penyakit penyerta serta belum mendapat vaksin tahap ke dua.

    “Rata-rata pasien yang meninggal karna COVID-19 ini memiliki penyakit penyerta, seperti jantung, gagal ginjal dan stroek,” ujar dia.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Muchlis menambahkan, bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mencatata, secara keseluruhan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Tangerang sebanyak 5.6081 kasus, yang terdiri atas 1.200 orang isolasi, 69 orang dirawat di rumah sakit, 54.398 kasus sembuh dan 414 kasus meninggal dunia.

    Dia berharap, jasus Covid-19 bisa terus menurun dan tidak ada lagi masyarakat yang terpapar atau terkena virus Covid-19 itu. Sehingga masyarakat bisa menjalankan aktivitas secara normal. Dia juga menghimbau, agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan.

    “Meski begitu, masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan, agar terhindar dari berbagai macam virus, khususnya Covid-19,” harapnya.

    Sebelumnya diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang terus menggencarkan vaksinasi dosis ketiga (booster) di sentra-sentra vaksin seluruh wilayah Kabupaten Tangerang. Saat ini vaksinasi booster sudah mencapai 8,9 persen atau lebih dari 195.420 orang.

    Hal ini diungkapkan Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmizi saat meninjau pelaksanaan vaksinasi booster di Supermal Karawaci Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Minggu (13/3) lalu.

    “Kita (Pemkab Tangerang) sedang gencar melakukan vaksinasi booster di berbagai tempat. Selain di puskesmas dan rumah sakit, kita juga mengadakan di sentra vaksin. Seperti di Supermal Karawaci ini kita lakukan selama tiga hari dengan target 2.850 orang,” ucapnya.

    Hendra menjelaskan, data cakupan vaksinasi di Kabupaten Tangerang hingga Minggu (13/3), untuk dosis pertama sebesar 2.234.293 orang dan untuk dosis kedua sebesar 1.777.194 orang dari total sasaran vaksinasi sebesar 2.851.583 orang.

    Kemudian, vaksinasi dosis ketiga atau booster sudah disuntikkan kepada 195.420 orang sasaran. “Sasaran vaksinasi booster adalah masyarakat berusia 18 tahun ke atas, dengan memprioritaskan orang lanjut usia dan masyarakat rentan,” katanya.

    Hendra mengingatkan, meski telah divaksin, masyarakat tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan, serta terus waspada terhadap penularan COVID-19 varian Omicron.

    Sementara itu, Kepala Puskesmas Kelapa Dua, drg. Raden Roro Trully Kartikawatie mengatakan, untuk total petugas vaksin di tempat tersebut terdiri dari 60 petugas yang berasal dari tim nakes puskesmas dan tim nakes dari faskes swasta yg berada di wilayah Puskesmas Kelapa Dua dan dibantu juga oleh 20 orang dari tim Supermall Karawaci (5 filter link pendaftaran, 5 untuk cek suhu dan nomer antrian dan 10 input data di meja 1 )

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Supermal Karawaci yang sudah memfasilitasi tempat untuk pemberian vaksin dosis ketiga ini dan Lurah Kelapa Dua serta Ibu Camat Kelapa Dua,” ujarnya.

    (ALFIAN/BNN/NET)

  • Pemkab Targetkan April Ini Vaksinasi Dosis 2 Capai 70 Persen

    Pemkab Targetkan April Ini Vaksinasi Dosis 2 Capai 70 Persen

    SERANG, BANPOS – Pada bulan April mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang menargetkan vaksinasi dosis kedua mencapai angka 70 persen. Dalam data yang dimiliki oleh Pemkab Serang pertanggal 12 Maret 2022, berdasarkan KTP tercatat sekitar 818.555 jiwa atau 64,98 persen warga Kabupaten Serang yang sudah melakukan vaksinasi dosis kedua.

    Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa, mengatakan bahwa persentase vaksinasi dosis kedua di Kabupaten Serang belum mencapai angka 70 persen.

    “Dosis dua kita sudah 64 persen, jadi kita masih kekurangan kurang 18 persen kalau berdasarkan KTP Kabupaten Serang,” tuturnya.

    Pandji pun menargetkan Pemkab Serang akan mencapai angka 70 persen dalam waktu dekat.

    “Kita (Kabupaten Serang) belum mencapai 70 persen untuk vaksinasi dosis dua, Insya Allah dalam bulan-bulan ini bisa mengejar untuk dosis dua 70 persen,” ujarnya.

    Hal ini disampaikan oleh Pandji usai mengikuti Rapat Koordinasi PPKM virtual yang dipimpin Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Pendopo Bupati Serang pada Minggu (13/3).

    Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada 12 Maret 2022 sebanyak 1.113.533 jiwa atau 88,39 persen telah menerima vaksin dosis pertama, dan dosis dua sebanyak 658.859 jiwa atau 52,30 persen dari target 1.259.754 jiwa.

    “Tapi kalau berdasarkan data per KTP Kabupaten Serang dosis satu mencapai 103,93 persen atau 1.309.232 jiwa, dan dosis dua kita sudah 64,98 persen atau 818.555 jiwa yang sudah di suntik vaksin,” paparnya.

    Staf Ahli Bupati Bidang Sumber Daya Manusia, Rahmat Fitriadi, mengimbau kepada masyarakat agar mau untuk melakukan vaksinasi.

    “Vaksin sangat bermanfaat untuk kekuatan tubuh kita,” tandasnya.

    (MG-03/AZM)

  • Innalillahi, Varian Omicron Renggut Nyawa 265 Balita

    Innalillahi, Varian Omicron Renggut Nyawa 265 Balita

    Anak harus mendapatkan perhatian dan perlindungan. Sebab, mereka termasuk dalam kelompok rentan terinfeksi Covid-19. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, sebanyak 265 balita meninggal akibat terinfeksi virus Corona varian Omicron.

    Koordinator Substansi Penyakit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Endang Budi Hastuti mengatakan, berdasarkan data per 21 Januari-6 Maret, dari 8.230 pasien meninggal terinfeksi Covid-19, sebanyak 3 persen di antaranya balita.

    “Dari usia, ternyata 3 persen atau 265 pasien berada di rentang umur 0-5 tahun. (Sebanyak) 82 persen pasien meninggal dengan usia di atas 45 tahun,” ungkap Endang, dalam acara virtual yang disiarkan Media Publik BBPK Ciloto Kemenkes, kemarin.

    Fakta lain, dari 8.230 pasien Covid-19 yang meninggal selama gelombang Omicron di Indonesia, 51 persen di antaranya dilaporkan memiliki komorbid alias penyakit penyerta.

    Dari jumlah itu, 56 persen di antaranya kelompok lanjut usia alias lansia. Sementara 49 persen lainnya tanpa komorbid.

    Penyakit komorbid yang mendominasi kematian pada pasien Covid-19 adalah diabetes melitus.

    Selain itu, 16 persen pasien yang meninggal akibat komorbid tercatat memiliki riwayat komorbid lebih dari satu jenis penyakit.

    Berdasarkan data itu juga, pasien Covid-19 yang meninggal 30 persen di antaranya sudah menerima vaksin primer lengkap dosis 1 dan 2. Sedangkan 70 persen lainnya baru menerima vaksin 1 dosis, atau bahkan belum divaksinasi sama sekali.

    “Jadi, vaksinasi sangat penting untuk mencegah keparahan bahkan meninggal. Dan dari 8.230 pasien meninggal, rata-rata terinfeksi 5,9 bulan dari vaksinasi kedua,” bebernya.

    Endang pun meminta masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi segera mendatangi Terpisah, Dokter spesialis anak konsultan penyakit infeksi dan pediatri tropis Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari memberikan beberapa tanda bahaya saat anak terkena Covid-19.

    Menurut Hindra, meski gejala Covid-19 pada anak seringkali ringan, namun ada tanda bahwa anak memerlukan perawatan darurat.

    Tanda-tanda itu, antara lain kuduk kaku, ruam, silau, kejang, lengan dan kaki dingin, pucat atau kebiruan, menangis yang tidak tidak seperti biasa, hingga penurunan kesadaran.

    “Tanda bahaya juga termasuk sesak, tidak mau menyusui, tidak bereaksi karena otaknya kena, tidak mau makan dan minum, dan tidak mau beraktivitas seperti biasa,” kata Hindra, dalam diskusi daring, kemarin.

    Hindra juga mengingatkan adanya Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) yang bisa menjangkiti anak dengan riwayat pernah terinfeksi atau melakukan kontak dengan penderita Covid-19.

    Menurutnya, MIS-C merupakan kondisi saat berbagai organ tubuh seperti jantung, paru-paru, otak, ginjal, kulit, mata, dan saluran cerna, mengalami peradangan. MIS-C bisa bersifat serius hingga mengakibatkan kematian.

    “Namun, sebagian besar dapat sembuh dengan pengobatan,” terang Ketua Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) itu.

    MIS-C ditandai dengan demam berkepanjangan ditambah satu atau lebih dari gejala. Misalnya, nyeri lambung, mata kemerahan, diare, pusing, ruam dan muntah. Gejala tersebut dapat berbeda pada tiap anak.

    Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, anak-anak yang memiliki komorbid harus dilindungi dari penularan Covid-19.

    Sebab, Covid-19 bisa membuat kondisi anak yang memiliki komorbid semakin memburuk, bahkan meninggal dunia. [DIR]

  • Endemi Covid-19 Makin Keliatan, Ikuti Aturan Perjalanan Domestik Ya

    Endemi Covid-19 Makin Keliatan, Ikuti Aturan Perjalanan Domestik Ya

    Satgas Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan aturan terbaru untuk pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN). Kini, para pelaku perjalanan dalam negeri atau domestik yang telah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua atau ketiga tak perlu lagi menunjukkan hasil negatif tes antigen atau PCR.

    Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Satgas COVID-19 Nomor 11 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19. maksimal 3×24 jam sebelum berangkat atau antigen maksimal 1×24 jam sebelum berangkat dan surat keterangan tidak bisa vaksin dari dokter. Usia anak usia di bawah 6 tahun wajib didampingi.

    “Setelah tes tak lagi jadi syarat wajib, inilah aturan terbaru perjalanan dengan moda transportasi darat, laut maupun udara,” ujar Perupadata Netizen menyambut baik kebijakan Pemerintah yang meniadakan tes antigen atau PCR bagi pelaku perjalanan dalam negeri. Netizen menilai kebijakan ini sebagai langkah awal menuju endemi. Akun @Sapto_Nugroho mengucap syukur alhamdulilah dengan kebijakan bebas tes PCR atau Antigen. Dia menilai, kebijakan Pemerintah ini sebagai harapan baru bagi Indonesia dan dunia.

    “Ayo lengkapi vaksin biar bisa menikmati bebas tes PCR & antigen pada perjalanan domestik darat, laut, udara,” ajak dia. Akun @Hachioji mengatakan, kebijakan bebas tes PCR atau Antigen bagi perjalanan domestik patut diapresiasi. Kata dia, memang sudah seharusnya negara ini segera bisa move on dari pandemi Covid-19.

    “Mantap, ada kemajuan. Kalau mau balik lagi pakai tes antigen atau PCR jangan mendadak saat hari H. Minimal H-3 biar ada persiapan,” saran @Wargamu. Akun @badrvn memastikan, kebijakan bebas tes PCR dan Antigen untuk perjalanan domestik sudah fixed untuk semua moda transportasi. Dia berharap kebijakan ini diberlakukan seterusnya agar yang mau mudik bisa booking tiket jauh-jauh hari.

    “Kebijakan ini sebagai langkah awal menuju endemi. Jadi, Covid-19 sudah tidak lagi menjadi ancaman serius,” kata @aqiledscnt. Akun @FredyIstiati berharap, dengan kebijakan vaksin 2 kali bebas bepergian tanpa PCR dan Antigen dapat menaikkan lagi geliat bisnis transportasi dan pariwisata di Indonesia, serta menaikan kembali perekonomian masyarakat.

    “Kenapa baru sEndemi Covid-19 Makin Keliatan, Ikuti Aturan Perjalanan Domestik Ya… [TIF/RM.id]

  • Dewan Minta Pemerintah Sekolah Daring Diminimalisir

    Dewan Minta Pemerintah Sekolah Daring Diminimalisir

    SEKTOR pendidikan lagi-lagi harus mengalami dampak dari peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berjalan beberapa waktu ini harus diminimalisir dan dipertimbangkan kembali.

    Ketua Komisi II DPRD Kota Serang, Jumhadi, mengungkap bahwa Covid-19 varian Omicron ini tersebar dengan cepat. Bahkan, sudah ada sejumlah siswa yang terpapar.

    “Menurut data yang ada di Dinas Kesehatan, angka pastinya berapa saya kurang tahu, tapi ada di beberapa sekolahan yang sudah terpapar siswanya,” ungkapnya.

    Jumhadi pun menegaskan bahwa hal ini harus dijadikan sorotan oleh pihak terkait sebelum PTM tetap dilangsungkan.

    “Ini harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kota dan kemudian dinas pendidikan untuk mengevaluasi terkait masalah PTM ini,” terangnya.

    Ia pun mengatakan bahwa setelah melewati tahapan evaluasi, diputuskan bahwa PTM akan diberlakukan untuk 50 persen siswa perkelasnya.

    “Kalau kita lakukan daring semua, ini juga artinya akan dampak ke siswa ya, tahu sendiri berapa bulan, hampir setahun mereka diliburkan daring, setelah mereka daring larinya ke gadget, artinya main handphone,” jelasnya.

    Jumhadi pun mengutarakan bahwa ia tidak setuju bila pembelajaran dilakukan secara daring secara keseluruhan. Menurutnya, bila pembelajaran daring diberlakukan 100 persen, ini akan berdampak pada kepribadian dan juga kecerdasan siswa.

    “Dampaknya ini sangat luar biasa mempengaruhi motorik anak itu sendiri ketika mereka diputuskan untuk total 100 persen daring, saya tidak setuju,” tegasnya.

    Ia pun menganjurkan, bila PTM tetap dilangsungkan, pihak sekolah dapat menerapkan protokol kesehatan secara aktif. Ia juga menyarankan agar pihak sekolah membuat jadwal piket guru untuk mengawasi kegiatan siswa di luar kelas, untuk menghindari kerumunan.

    “Kalau bisa dewan guru itu yang khusus mengawasi anak-anak ketika libur buatkan jadwal, itu solusi yang terbaik ya, ada yang mengawasi ketika anak-anak siswa di luar kelas, buat jadwal gitu buat guru yang mengawasi,” tandasnya. (ADV)

  • Kapolres Pandeglang Bantu Warga Pasireurih

    Kapolres Pandeglang Bantu Warga Pasireurih

    SEBAGAI bentuk kepedulian terhadap warga kurang mampu khususnya lansia dan hidup sebatang kara di tengah pandemi Covid-19, Polres Pandeglang memberikan bantuan sembako kepada warga Desa Pasireurih, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang.

    Kapolres Pandeglang, AKBP Belny Warlansyah mengatakan, pemberian paket sembako yang kepada masyarakat sebagai bentuk kepedulian Polres Pandeglang. Dimana, salah satu sasaran yang mendapat bantuan sembako yakni masyarakat yang lanjut usia dan hidup sebatang kara.

    “Kegiatan bantuan ini diberikan sebagai wujud kepedulian dari Polres Pandeglang kepada masyarakat yang kurang mampu dan terdampak pandemi Covid-19 seperti saat ini. Kegiatan ini rutin kami lakukan,” kata Belny kepada wartawan, Senin (14/2).

    Dengan diberikannya bantuan paket sembako tersebut, lanjut Belny, pihaknya berharap dapat meringankan beban masyarakat di tengah pandemic Covid-19.

    “Mudah-mudahan sedikitnya dengan kegiatan ini bisa membantu masyarakat di tengah masih adanya pandemi ini,” ujarnya.

    Belny menambahkan, selain itu pihaknya juga meminta agar masyarakat bisa tetap mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran Covid-19.

    “Tidak bosannya kita lakukan himbauan protokol Kesehatan agar memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ini kami lakukan demi kebaikan kita bersama,” ungkapnya.

    (DHE/PBN)