Tag: COVID-19

  • Wow, Warga Kota Serang Berprofesi PNS Dapat JPS Tunai Dari Kemensos

    Wow, Warga Kota Serang Berprofesi PNS Dapat JPS Tunai Dari Kemensos

    SERANG, BANPOS – Data penerima bantuan jaring pengaman sosial (JPS) tunai Kemensos RI disebut tidak jelas. Sebab, data tersebut sama sekali tidak sesuai dengan data yang telah disetorkan oleh pihak RT kepada Dinsos Kota Serang.

    Bahkan, diketahui bahwa ada salah satu penerima bantuan JPS tunai yang berada di Kelurahan Cipocok Jaya, merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Padahal diketahui bahwa JPS tidak diperuntukkan bagi PNS.

    Salah satu ketua RT di Kelurahan Cipocok Jaya, Samlawi, mengaku bahwa dirinya saat melakukan pendataan, tidak memasukkan warganya yang bekerja sebagai PNS atau ada anggota keluarga dalam satu KK tersebut yang bekerja sebagai PNS.

    “Saya dalam melakukan pendataan, tidak akan memasukkan orang yang bekerja sebagai PNS. Karena kan itu sudah jadi ketentuannya. Bahkan saya juga tidak memasukkan orang yang bekerja sebagai honorer (di pemerintahan) ke dalam daftar penerima bantuan,” ujarnya, Senin (11/5).

    Ia pun mengaku kaget ketika salah satu warganya yang memiliki istri PNS bisa mendapatkan bantuan JPS tunai sebesar Rp600 ribu rupiah tersebut. Sehingga ia merasa data tersebut bukan berasal dari dirinya.

    “Saya tidak tau yah kenapa bisa dapat. Mungkin itu data beberapa tahun yang lalu. Gak jelas, data dari saya tidak digunakan. Padahal harapan saya semua bantuan dapat tepat sasaran,” jelasnya.

    Sementara itu, Lurah Cipocok Jaya, Romli Maulana, mengatakan bahwa dirinya memang merasa aneh ketika pihaknya menyetorkan data kepada Dinsos Kota Serang, ternyata dari pusat juga memberikan data penerima bantuan.

    “Loh kan jadinya aneh. Data kami setorkan, pusat juga menyetorkan data. Jadi data kami itu untuk apa? Sedangkan kan kami yang lebih tahu kondisi di masyarakat itu seperti apa,” ujarnya kepada BANPOS melalui sambungan telepon.

    Menurutnya, dengan adanya laporan PNS yang masuk ke daftar penerima bantuan JPS tunai Kemensos RI, membuktikan bahwa data yang dari pusat memang tidak akurat. Ia pun berharap Dinsos Kota Serang dapat segera melakukan verifikasi ulang data tersebut.

    “Saya belum lihat data orang yang mendapatkan bantuan. Nanti saya coba lihat datanya ke Dinsos. Saya orangnya paling kritis soal itu. Kalau yang tidak mampu enggak dapat bantuan, saya pasti akan protes,” tegasnya. (DZH)

  • JPS Kabupaten Serang Disalurkan Paling Terakhir

    JPS Kabupaten Serang Disalurkan Paling Terakhir

    SERANG, BANPOS – Jaring Pengaman Sosial (JPS) dari APBD Kabupaten Serang akan disalurkan terakhir setelah JPS dari Kemensos, Bantuan Program Sembako (BPS) dan bantuan sosial dari APBDes.

    Pemkab Serang menganggarkan sebesar Rp42 miliar, dengan asumsi penerima manfaat sebanyak 42.018. Atau jika dihitung, rata-rata penerima manfaat sebanyak 8 kepala keluarga (kk) per RT.

    Demikian disampaikan oleh Sekretaris Dinsos Kabupaten Serang, Sri Rahayu Basukiwati. Ia mengatakan, JPS dari APBD Kabupaten Serang diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak menerima bantuan PKH, bantuan dari Kemensos dan bantuan dari Provinsi.

    “Besarannya situasional dan tidak jauh dari nilai bantuan Provinsi. Provinsi kan Rp500 ribu per KK, kita mungkin di bawah dari nilai bantuan provinsi,” ungkapnya saat menyambut Mentri Sosial di kantor Pos Serang, Sabtu (9/5).

    Jika dihitung, Rp42 miliar dibagi untuk 42.018 KK selama 3 bulan. Maka didapatkan angka sebesar Rp333ribu per bulan untuk setiap KK penerima manfaat. Penyaluran tersebut berbentuk sembako.

    Sri pun mengakui bahwa bantuan dari APBD Kabupaten Serang akan diberikan di akhir setelah bantuan dari pusat, provinsi, serta bantuan dari APBDes disalurkan. “Untuk bersih-bersih gitu. Siapa yang belum dapat, nanti kebagian itu,” terangnya.

    Ia pun membantah bahwa pelaksanaan penyaluran tersebut terlambat. Menurutnya, dalam waktu dekat bantuan dari APBD Kabupaten Serang akan segera disalurkan. Sebab, bantuan dari Kemensos pun akan selesai disalurkan.

    “Kan kami memprioritaskan dulu bantuan dari pusat, terus bantuan provinsi dan setelah bantuan dari Provinsi nanti APBDes dan APBD Kabupaten terakhir. Tidak terlambat, kami jaga-jaga kalau ada yang belum kebagian, nanti APBD Kabupaten menyesuaikan,” jelasnya.

    Kendati demikian, pihaknya belum bisa menentukan kapan penyaluran bantuan tersebut dilakukan. Sebab, pembagian dari Kemensos diperkirakan sampai akhir Mei.

    “Kemudian minggu depan itu mulai dibagikan bantuan dari provinsi yaitu BST, tapi yang besaran Rp500.000. Setelah itu bantuan dari Kabupaten, kalau Provinsi sudah jalan setengah,” katanya.

    Untuk data, ia memastikan tidak tumpang tindih. Hanya saja, terdapat data baru dan pihaknya belum sempat memvalidasi.

    “Jadi semua itu serba terburu-buru. Apalagi kondisi seperti ini, saya kira semua pasti terkena dampak Covid-19,” ucap Sri.

    Terlebih, kata dia, nanti ada tambahan tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebab berdasarkan data dari Disnakertrans Kabupaten Serang, sebanyak 16.413 tenaga kerja terkena PHK.

    “Makanya kami masih menunggu. Karena saat ini kami masih pusing didata,” katanya.

    Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa, menyebutkan bahwa total keseluruhan sebanyak 317 ribuan KK akan menerima bantuan untuk tiga bulan ke depan.

    “Jadi yang PKH sebanyak 34 ribuan dan dengan sembako 65 ribuan itu sudah by name by adress, sudah rutin dan tidak boleh diganggu gugat. Nah yang 110 ribuan ini, untuk yang betul-betul terdampak masalah Covid-19 ini,” jelasnya.

    Menurut dia, Pemkab terlibat dalam penganggaran bantuan sosial, saat ada masyarakat yang tidak terkoordinir oleh bantuan dari Kementerian dan Provinsi.

    “Kita juga menganggarkan Rp42 miliar. Kita akan bayarkan selama tiga bulan,” tandasnya. (MUF/DZH)

  • Bantuan Kabupaten Serang Belum Hadir, Warga Ciruas Kebantu JPS Kota

    Bantuan Kabupaten Serang Belum Hadir, Warga Ciruas Kebantu JPS Kota

    SERANG, BANPOS – Jadwal penyaluran bantuan jaring pengaman sosial (JPS) di Kabupaten Serang hingga kini masih belum jelas. Uniknya, di tengah harapan akan bantuan dari Pemkab Serang, salah satu warga Ciruas, Adib Rahma, justru tertolong oleh bantuan JPS Kota Serang dari rekannya.

    Adib bercerita, saat itu keluarganya memang sedang membutuhkan bantuan pangan. Sebab, ia yang bekerja sebagai pegawai keamanan di salah satu bimbel di Kota Serang sedang dirumahkan.

    “Butuh, kan saya sudah berapa lama ini tidak bekerja. Saya kerja sebagai petugas keamanan di salah satu bimbel di Kota Serang. Kondisinya kan sekarang sedang libur,” ujarnya kepada BANPOS, Sabtu (10/5).

    Ia mengatakan, rekannya yang merupakan warga Kota Serang saat itu sudah mendapatkan bantuan dari Pemkot Serang, menawarkan kepada dirinya untuk mengambil jatah bantuan sembako yang rekannya dapat.

    “Jadi dia menawarkan ke saya, bilangnya ‘ini saya dapet bantuan dari Pemkot Serang, mau gak?’. Mungkin dia berfikir kalau saya lebih butuh bantuan itu. Dan karena memang butuh, makanya saya ambil saja,” ucapnya.

    Namun tidak serta merta ia mengambil seluruh bantuan itu. Ayah dua anak ini mengaku, bantuan tersebut ia bagikan juga kepada tetangganya yang saat ini mengalami kesulitan yang sama dengan dirinya.
    “Saya bagikan lagi kepada tetangga saya yang membutuhkan. Enggak semuanya saya ambil bantuan itu,” terangnya.

    Ia menuturkan, sudah lama pihak RT meminta data dirinya untuk didaftarkan sebagai penerima JPS Kabupaten Serang. Namun hingga saat ini, tidak ada informasi lebih lanjut terkait bantuan itu.

    “Kalau bantuan-bantuan seperti PKH atau lainnya saya juga gak tau. Soalnya RT di sini gak aktif. Jadi informasi seperti itu tidak dapat,” ucapnya.

    Dengan kondisi seperti saat ini, ia berharap bahwa bantuan dari pemerintah dapat segera dikucurkan. Sebab, banyak masyarakat yang sedang kesusahan di tengah pandemi Covid-19.

    “Apalagi kalau sampai lama banget seperti sekarang ini. Kan kami masyarakat di bawah akhirnya berfikir yang macam-macam. Apa ini lagi ada main-main dalam penyaluran, apa disunat bantuannya. Kan kami tidak dapat informasinya,” tegas Adib. (DZH)

  • Pasien Positif Bertambah, Ada Dua Klaster di Pandeglang

    Pasien Positif Bertambah, Ada Dua Klaster di Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pandeglang memastikan, warga Gardutanjak, Kecamatan Pandeglang yang dievakuasi pada Sabtu (9/5) merupakan pasien positif berdasarkan hasil rapid test dan Swab. Pasien tersebut diketahui bekerja di Jakarta sebelumnya.

    Juru Bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Pandeglang, Achmad Sulaeman menyatakan, awalnya pasien tersebut tercatat reaktif rapid test pada tanggal 22 April yang lalu di pasar Cikupa, kemudian langsung dilakukan tes swab.

    “Ia langsung disuruh isolasi di rumah. Awal-awal sih patuh, namun selanjutnya kita tidak tahu, karena fokus di Carita,” jelasnya kepada BANPOS melalui telepon, Sabtu (9/5).

    Diketahui, pasien tersebut bekerja di Jakarta. Namun kepada BANPOS, Achmad belum berani menyatakan, apakah hasil SWAB di Jakarta, ataukah di Banten, yang menyatakan pasien tersebut positif.

    “Karena ada dua kali, apakah di Jakarta pernah terjaring, saya belum berani menyatakan,” kata Achmad.

    Menurutnya, pihaknya akan melakukan test kepada keluarga pasien. Dan dengan hal ini, maka terdapat dua klaster Covid-19 di Kabupaten Pandeglang, setelah sebelumnya tercatat klaster Carita menjadi zona merah.

    “Besok akan dirilis lebih jelasnya,” tandasnya.(DHE/PBN)

  • Siap-siap Pemudik ke Kota Serang Akan Dikarantina di Rumah Singgah 1,6 Miliar

    Siap-siap Pemudik ke Kota Serang Akan Dikarantina di Rumah Singgah 1,6 Miliar

    SERANG, BANPOS – Pemkot Serang menganggarkan sebesar Rp1,6 miliar untuk ‘menyulap’ Rusunawa di Margaluyu menjadi rumah singgah bagi orang dalam pantauan (ODP) dan pemudik yang datang ke Kota Serang.

    Hal ini berdasarkan surat Walikota Serang yang ditujukan kepada Gubernur Banten dengan nomor 050/323-Bapp/2020 perihal perubahan usulan bantuan keuangan Provinsi Banten tahun anggaran 2020.
    Kendati demikian, hingga saat ini masih belum diketahui kapan Rusunawa tersebut akan diubah menjadi rumah singgah oleh Pemkot Serang.

    Juru Bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, mengatakan bahwa hingga saat ini masih belum ada laporan dari Dinkes Kota Serang, berkaitan dengan rencana rumah singgah itu.

    “Belum ada report lagi dari Dinkes Kota Serang. Tapi secara fisik sih sudah oke, sudah dicek oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPRKP), lalu sudah dapat izin juga dari kementrian. Tinggal Dinkes saja yang menyiapkan sarana dan prasarana,” ujarnya, Sabtu (9/5).

    Menurutnya, tidak ada target kapan Rusunawa tersebut dapat digunakan sebagai rumah singgah. Hanya saja, apabila suatu saat Kota Serang ternyata memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka rusunawa itu sudah harus siap. Mengingat diperkirakan gelombang mudik akan terjadi sebentar lagi.

    “Yah pasti kalau dipersiapkan, sesuai dengan tahapan saja. Kalau memang sudah saatnya misalkan kita menerapkan PSBB, maka itu sudah harus ready (siap). Tapi kalau lihat dari eskalasi sekarang, penerapan PSBB itu hanya rencana cadangan saja,” terangnya.

    Terkait dengan sudah ditempatinya Rusunawa oleh warga umum, Hari mengaku itu hanya di salah satu menara saja. Sedangkan Rusunawa Margaluyu memiliki 4 tower yang dapat ditempati sebanyak kurang lebih 300 orang.

    “Itu kan ada 4 tower (menara) yah. Itu dalam satu tower memang ada yang menghuni sekitar 8 orang. Mereka nanti bisa pindah ke tower yang paling belakang, rencananya seperti itu. Keseluruhan Rusunawa dapat menampung sekitar 300 orang,” tandasnya. (DZH)

  • Dewan Panggil Dinsos, JPS Kabupaten Serang Masih Angan-angan

    Dewan Panggil Dinsos, JPS Kabupaten Serang Masih Angan-angan

    SERANG, BANPOS – Bantuan Kabupaten Serang dianggap belum jelas kapan disalurkan. Sebab, berdasarkan keterangan dari Komisi II DPRD Kabupaten Serang, setelah melakukan pemanggilan terhadap Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang pada Rabu (6/5), belum dilakukan penyaluran Bantuan jaring pengaman sosial (JPS).

    “Saya juga dapat pengaduan dari masyarakat. Maka saya uji petik ke lapangan,” ujar Ketua komisi II DPRD Kabupaten Serang, Suja’i A Sayuti, saat dihubungi oleh BANPOS melalui sambungan telepon seluler, Jumat (8/5).

    Lebih lanjut ia mengatakan, hingga kini pihaknya belum mengetahui berapa total anggaran yang digelontorkan untuk JPS tersebut. Menurutnya, saat pemanggilan, Dinsos menyatakan bahwa belum melakukan penyaluran dengan alasan masih mengolah data.

    “Belum ada nilai fixnya. Boleh konfirmasi ke Dinsos, supaya kita sama-sama mengawal, semata-mata untuk kepentingan masyarakat tidak mampu dalam rangka terdampak Covid-19,” tegasnya.

    Pada intinya, kata Suja’i, untuk penyaluran JPS, pihak Dinsos mengikuti sumber data, yaitu pusat data dan informasi (Pusdati), kemudian ada beberapa data yang sudah direkomendasi dari pihak Kecamatan, serta dikawal oleh tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) atau pendamping masyarakat tidak mampu.

    “Kita hanya menanyakan terkait dengan data, bagaimana mekanismenya, supaya tidak terjadi fenomena yang mampu mendapatkan bantuan, sementara yang miskin tidak mendapatkan bantuan,” tuturnya.

    Menurut dia, fenomena tersebut terjadi di lapangan. Oleh karena itu, pihaknya melakukan uji petik di beberapa desa. Hasilnya, ada yang tidak mampu tetapi tidak mendapatkan bantuan, tetapi yang mampu sudah mendapat BLT atau bantuan dari Kemensos yang baru dekat ini sudah disalurkan melalui PT POS Serang.

    “Ketika saya telusuri ke RT, ternyata warga tidak mampu pun semua didata. Kembali ke masalah kuota mungkin, jadi benar-benar harus diverifikasi ulang,” ujarnya.(PBN)

  • JPS Tunai Lebih Didukung

    JPS Tunai Lebih Didukung

    SERANG, BANPOS – Dorongan agar bantuan jaring pengaman sosial (JPS) Kota Serang dalam bentuk tunai semakin menguat.

    Pasalnya, selain dapat masyarakat dapat mengirit pembelian kebutuhan pokok, bantuan tunai juga dapat menggairahkan perekonomian rakyat.

    Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untirta, Muhammad Abduh, mengatakan bahwa kebutuhan pokok masyarakat sangat variatif.

    Dengan diberikannya bantuan berbentuk tunai, masyarakat diberikan pilihan dalam memenuhi kebutuhan mereka.

    “Jika dilihat secara seksama, kebutuhan masyarakat menengah kebawah bentuknya sangat variatif. Bantuan dalam bentuk uang, mampu memberikan kemudahan dalam prioritas pemenuhan kebutuhan,” ujarnya kepada BANPOS, Kamis (7/5).

    Dosen jurusan Ekonomi Syariah ini juga mengatakan bahwa apabila pemerintah menyalurkan bantuan dalam bentuk sembako, berkemungkinan terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi.

    “Sedangkan kalau menggunakan bantuan dalam bentuk uang, kemampuan untuk menjangkau terpenuhinya kebutuhan lain yang dirasa sangat diperlukan disaat seperti ini,” ucapnya.

    Terlebih, lanjutnya, jika bantuan dikonversi dalam bentuk uang, tidak mengurangi kemampuan masyarakat dalam memperoleh sembako. Bahkan, mereka dapat lebih irit dalam pemenuhan kebutuhannya.

    “(Jika bantuan berbentuk uang) dalam tahap distribusi pun dapat diawasi nilainya. Berbeda dengan (bantuan) dalam bentuk barang, karena rentan akan upaya marking (menaikkan nilai) dari penyalur (penyedia) barang,” ungkapnya.

    Selain itu, dengan disalurkan bantuan berbentuk uang, maka perekonomian rakyat dapat semakin bergairah. Sebab, dipastikan anggaran sebesar Rp10 miliar per bulan untuk JPS tersebut, akan berputar di masyarakat.

    “Perputaran uang ada pada pelaku usaha yang lebih luas. Kalau paket sembako biasanya diambil dari agen besar. Lagi-lagi nantinya yang kaya makin kaya dalam kondisi seperti ini,” jelasnya.

    Sebelumnya diberitakan BANPOS, Pemkot Serang mempertimbangkan untuk merubah skema JPS dari non tunai menjadi tunai.

    Hal ini menyikapi banyaknya kritikan dan pertanyaan dengan nilai besaran bantuan yang dikonversi dalam bentuk sembako yang dirasa tidak sesuai dan memberi keuntungan terlalu besar kepada penyedia.

    Walikota Serang, Syafrudin, menuturkan bahwa pengadaan paket sembako itu memang melalui pihak ketiga. Menurutnya, jika melalui pihak ketiga, mereka memiliki hak untuk mengambil keuntungan.

    “Saya kira memang wajar yah kalau pihak ketiga mengambil keuntungan. Karena memang mereka berhak untuk untung karena itu pengusaha,” ujar Syafrudin di gedung Diskominfo Kota Serang, Rabu (6/5).

    Namun Syafrudin mengaku, akan mendiskusikan kembali terkait penyaluran dalam bentuk sembako dan dirumah menjadi berbentuk tunai.

    Sebab, ia juga mengakui bahwa penyaluran JPS tahap pertama menimbulkan beberapa masalah.

    “Memang ini awalnya kesepakatan agar penyalurannya berbentuk sembako. Tapi karena ternyata ada banyak masalah, maka akan kembali dibahas untuk disalurkannya berbentuk tunai,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Pasien positif Covid-19 Kabupaten Serang Naik 150 Persen

    Pasien positif Covid-19 Kabupaten Serang Naik 150 Persen

    SERANG, BANPOS – Pasien positif Covid-19 di Kabupaten Serang bertambah menjadi lima orang per Kamis (7/5). Diketahui, penambahan kasus positif Covid-19 ini diantaranya yaitu di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Kopo.

    Juru bicara Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Serang, drg Agus Sukmayadi saat dikonfirmasi oleh BANPOS, mengatakan bahwa hasil Swab keluar hari ini dan dinyatakan tiga positif. Dua orang disebut tanpa gejala dan satu orang sedang dirawat di RS umum Banten.

    “Hari ini ada tiga terkonfirmasi positif, dari Anyer dua dan satu lagi dari Nyompok Kecamatan Kopo,” ungkapnya, saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Kamis (7/5) malam.

    Pasien positif asal Nyompok, kata Agus, tidak ada keluhan dan sedang melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Setiap harinya ia berdagang di Jakarta, namun saat dilakukan swab hasilnya positif.

    “Sudah ditracking, dan hasil pemeriksaan Rapid tes keluarga sekitar pasien hasilnya non reaktif. Hanya pasiennya saja yang positif,” jelas Agus.

    Sementara itu, untuk pasien positif tanpa gejala asal Anyer, bukan warga asli Kabupaten Serang. Menurut Agus, kartu tanda penduduk (KTP) pasien tersebut bukan dari Kabupaten Serang.

    “Saat ini sedang berada di Tangerang, bekerja di wilayah Cilegon dan bertempat tinggal atau kos di Anyer. Kami belum tahu alamat pastinya dimana, diketahui bekerja subkontraktor di Cilegon, dan sedang dilacak oleh Dinkes Cilegon,” paparnya.

    Melihat kondisi tersebut, Agus menegaskan kepada masyarakat, agar menjalankan sesuai dengan apa yang disarankan oleh Pemerintah, baik daerah maupun pusat, untuk tidak melakukan bepergian ke daerah yang sudah zona merah.

    “Terutama Jabodetabek, untuk tidak melakukan mudik atau kembali ke daerah asal dan melakukan sosial distancing, melakukan pola hidup bersih dan sehat. Menggunakan masker saat bepergian, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, serta meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan-makanan bergizi dan seimbang,” tandasnya.

    Untuk diketahui, berdasarkan peta identifikasi sebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Serang, disebutkan pasien positif sebanyak lima orang, Pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 12 orang dan orang dalam pantauan (ODP) sebanyak 140 orang. (MUF)

  • Hasil Rapid Test 170 Warga Carita Negatif

    Hasil Rapid Test 170 Warga Carita Negatif

    PANDEGLANG, BANPOS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang melakukan uji Rapid Test terhadap warga disalah satu Kampung yang berada di Kecamatan Carita, hari ini, Rabu (6/5).

    Uji cepat dilakukan menyusul tiga warga Carita yang terkonfirmasi positif Korona, yang salah satunya meninggal dunia. Sementara yang dua orang masih dalam perawatan di Rumah Sakit, akibatnya kini wilayah pesisir tersebut ditetapkan sebagai zona merah.

    Juru bicara Tim Gugus Tugas, Dr.Achmad Sulaeman menuturkan, uji cepat dilakukan terhadap warga disalah satu kampung yang berada dikecamatan Carita.

    “Hari ini tanggal 6 Mei 2020, kami melaporkan bahwa Tim Gugus Tugas dari Dinas Kesehatan yang dibantu olah Tim Gugus Tugas Kecamatan Carita, telah melakukan Rapid Test massal disalah satu kampung yang berada di Kecamatan Carita,” ucapnya kepada BANPOS, Rabu (6/5).

    Sulaeman juga menerangkan bahwa dari tiga orang warga Kecamatan Carita positif korona, satu diantaranya meninggal dunia dan dua lainnya masih dirawat di Rumah Sakit.

    “3 warga disalah satu kampung yang berada di Kecamatan Carita tersebut sudah terkonfirmasi hasil SWAB nya adalah positif. Dari 3 orang tersebut salah satunya meninggal dunia dan 2 orang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit,” katanya.

    Pihaknya menjelaskan, untuk dua orang pasien positif tersebut telah mengalami peningkatan kesehatan.

    “2 pasien yang dirawat dirumah sakit tersebut berangsur membaik dan semoga dalam waktu dekat ini dapat dipulangkan, dan tetap dilakukan pemantauan sambil menunggu hasil pemeriksaan SWAB nya,” terangnya.

    Ia juga meminta agar tim yang berada di Desa dan di Kampung tersebut dapat bekerja sama. Hal ini sangat dibutuhkan oleh keluarga tersebut agar dapat mencegah rantai penularan COVID-19 diwilayah itu.

    “Kami sangat berharap adanya kerjasama dari Desa dan dari Kampung sangat dibutuhkan sekali untuk mendukung keluarga tersebut agar dapat mencegah rantai penularan Virus Korona ini,” jelasnya.

    Kegiatan Rapid Test telah dilakukan terhadap 200 warga Carita pada hari ini, dan jumlah warga yang mengikuti Test tersebut sebanyak 170 orang. Dia tidak menampik jika uji cepat dilakukan menindaklanjuti rekam jejak tiga pasien positif COVID-19 di daerah tersebut.

    “Hal ini kami lakukan, guna menindak lanjuti hasil dari 3 pasien positif korona kemarin. Dan dari 200 target warga yang akan kami lakukan Rapid Rest, hanya 170 warga yang mengikuti dan Alhamdulillah hasilnya negatif semua,” tandasnya.(MG-02/PBN)

  • Astaghfirullah, PSK di Alun-alun Tidak Takut Covid-19

    Astaghfirullah, PSK di Alun-alun Tidak Takut Covid-19

    SERANG, BANPOS – Imbauan pemerintah untuk melakukan physical atau social distancing (jaga jarak) berdampak terhadap tidak berjalannya beberapa usaha yang digeluti oleh masyarakat.

    Namun ternyata, hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa “usaha” jasa lain-lainnya.

    Pantauan BANPOS, walaupun sedang dalam masa bulan suci Ramadan dan ditengah Pandemi Covid-19, di beberapa titik seperti di Alun-alun Kota Serang dan Taman Sari masih terlihat para Pekerja Seks Komersil (PSK) mangkal dan menjajakan dagangannya.

    Jurnalis BANPOS sempat dihampiri oleh salah seorang germo (mami, red) PSK, yang menawarkan untuk melakukan transaksi dengan tarif Rp250 ribu sekali berhubungan plus dengan kamarnya.

    Mami ini menyatakan, dirinya dan para PSK lainnya tidak takut dengan ancaman penularan virus korona. “Kan ada pemeriksaan (virus korona, red) di sini mah, jadi aman,” ujarnya meyakinkan.

    Saat ditanya, apa tidak khawatir jika nanti ada penggrebekan dari pihak Satpol PP. Ia menjawab bahwa kondisi di alun-alun tersebut aman, karena jika ada penggrebekan, maka lokasi tersebut akan ditutup sementara.

    “Tadi saja ada satpol pp datang. Cuma ngusir gitu doang, biar gak kumpul,” ungkapnya.

    Dari yang terlihat, mami tersebut membawahi sebanyak 8 PSK yang tersebar di lingkungan alun-alun. Kepada BANPOS, dia menawarkan salah satunya yang terlihat masih berusia belasan tahun.

    “Buat aa mah yang itu disamain aja. 250 ribu. Sudah sama kamar, tinggal buka celana aja,” katanya setengah becanda.(DZH/PBN)