Tag: COVID-19

  • Omicron di Banten Melonjak, Tapi Pemkot Serang Tetap Optimistis

    Omicron di Banten Melonjak, Tapi Pemkot Serang Tetap Optimistis

    SERANG,BANPOS – Dalam dua pekan ini kasus Covid-19 di Provinsi Banten naik signifikan. Meski begitu, Pemkot Serang meyakini lonjakan Covid-19 saat ini tidak akan membuat rumah sakit membeludak.

    Pemerintah mengimbau warga masyarakat untuk melaksanakan disiplin protokol kesehatan secara ketat serta mengikuti program vaksinasi untuk antisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron. Dalam dua pekan ini kasus Covid-19 di Provinsi Banten naik signifikan.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten Ati Pramudji Hastuti dalam siaran persnya kemarin menjelaskan, Covid-19 varian Omicron relatif menimbulkan gejala ringan namun tingkat penyebaran varian tersebut lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya.

    “Penyebarannya lebih cepat daripada delta pada gelombang kedua,” katanya.

    Tidak hanya itu, saat ini sudah memasuki ancaman gelombang ketiga. Diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dan terus melakukan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi baik dosis pertama dan kedua hingga vaksin lanjutan atau booster.

    “Sudah mulai, puncaknya itu Februari akhir dan Maret. Ya tapi bisa saja tidak sampai Maret tergantung kepada masyarakat lagi,” jelasnya.

    Dikatakan, hingga saat ini angka kematian dampak dari Covid-19 masih sangat rendah jika dibandingkan pada saat gelombang kedua pada tahun lalu.

    “Kalau yang (bergejala, red) ringan tapi ada komorbid, itu disarankan rawat di tempat isolasi terpusat (ISOTER) yang telah disediakan oleh pemerintah daerah,” kata Ati.

    Dijelaskan, mayoritas mereka yang terpapar Covid-19 varian Omicron tidak menimbulkan gejala sampai bergejala ringan sehingga dapat melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat harus dilakukan perawatan di rumah sakit.

    Ditambahkannya, tidak semua pasien Covid-19 yang tidak bergejala dan bergejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri, lantaran ada beberapa persyaratan yang membolehkan pasien untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Di antaranya tempat tinggal yang memadai, usia kurang dari 47 tahun dan tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

    Masih menurut Ati, untuk mengurangi risiko diperlukannya daya tahan atau kekebalan tubuh yang baik. Kekebalan tubuh bisa didapatkan secara alami dan juga setelah melakukan vaksinasi. Sehingga diharapkan masyarakat tidak perlu ragu untuk dapat melakukan vaksinasi untuk dapat mengurangi risiko jika terpapar Covid-19.

    “Orang yang sudah vaksin dan orang yang tidak divaksin itu gejalanya berbeda-beda, jauh lebih ringan orang yang sudah divaksin. Kekuatan daya tahannya kekebalan tubuh itu kan bisa alami dan bisa didapatkan, kalau dengan vaksinasi kan bisa didapatkan,” terang Ati.

    Berdasarkan data dari Dinkes Banten pada Kamis (12/2) lalu, tercatat penambahan kasus per harinya mencapai 7.283 kasus.

    Pemprov Banten telah menyiapkan 3.019 tempat tidur untuk isolasi di rumah sakit dengan tingkat keterisian (BOR) saat ini mencapai 47 persen. Pemprov Banten sendiri siap menambah tempat tidur apabila diperlukan. Sedangkan untuk tempat tidur isolasi terpusat mencapai 1.313 tempat tidur dengan tingkat keterisian 56,43 persen.

    Terpisah, Pemkot Serang yakin bahwa kasus Covid-19 saat ini tidak akan membuat rumah sakit membeludak, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu. Meskipun varian Omicron terbilang cepat menyebar, namun gejala yang ditimbulkan ringan.

    Kepala Dinkes Kota Serang, Ahmad Hasanudin, mengatakan bahwa varian Omicron yang saat ini tengah mewabah di Indonesia, memang cepat dalam penularannya. Akan tetapi dari segi gejala, Omicron tidak separah varian Delta.

    “Kalau varian Delta memang gejalanya berat. Namun penyebarannya lambat. Berbeda dengan varian Omicron yang penyebarannya cepat namun gejalanya hanya ringan,” ujarnya saat ditemui di kantor Kecamatan Serang, Jumat (11/2).

    Menurutnya, dengan kondisi varian Omicron tersebut, membuat pihaknya yakin bahwa tidak akan terjadi perawatan pasien yang membeludak di rumah sakit. Sebab pasien yang terpapar pun hanya bergejala ringan saja.

    “Kalau dulu lebih parah kan. Tapi seperti yang saya sebutkan, karena gejalanya tidak seperti varian Delta, maka insyaAllah pasiennya (di rumah sakit) tidak seperti pada kejadian varian Delta,” ucapnya.

    Ia mengaku, di Kota Serang telah mempersiapkan sejumlah rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19 yang perlu dirawat di rumah sakit. “Sejauh ini kita mempunyai rumah sakit insyaAllah mencukupi untuk merawat pasien-pasien,” terangnya.

    Sampai saat ini, Hasan menuturkan bahwa warga Kota Serang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 mencapai 22 orang. Sementara peningkatan kasus Covid-19, mencapai 200 pasien.

    “Ini campur kalangan pasiennya. Sampai saat ini yang dirawat di rumah sakit sebanyak 22 orang. Memang instruksi dari pusat kalau gejala berat dan sedang, dirawat di rumah sakit. Kalau ringan, cukup isolasi mandiri di rumah,” ucapnya.

    Walikota Serang, Syafrudin, menegaskan bahwa saat ini masyarakat harus lebih taat lagi dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia mengatakan, saat ini Covid-19 masih tetap ada dan harus diwaspadai.

    “Tetap harus waspada dengan Covid-19. Protokol kesehatan harus tetap dijaga, karena untuk mencegah Covid-19 harus mulai dari diri kita sendiri,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Tenda Darurat Screening Covid-19 Disiapkan di RSUD Berkah Pandeglang

    Tenda Darurat Screening Covid-19 Disiapkan di RSUD Berkah Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Antisipasi meningkatnya jumlah kasus Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang telah mempersiapkan tenda darurat untuk melakukan screening di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang.

    Wakil Direktur RSUD Berkah Pandeglang, Dokter Kodiat Juarsa mengatakan, antisipasi lonjakan kasus Covid-19, RSUD Berkah Pandeglang saat ini telah menyiapkan tenda darurat.

    “Jika terjadi lonjakan kasus Covid-19. Maka Kami telah persiapkan tenda darurat untuk melakukan Screening,” katanya.

    Menurutnya, dipersiapkannya tenda darurat tersebut, untuk melakukan screening untuk setiap pasien yang akan masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD), Ketika hasilnya positif Covid-19 maka transit atau singgah sementara di tenda darurat.

    “Jika setelah dilakukan pemeriksaan indikasi harus dirawat, maka kami dorong ke ruangan isolasi. Sudah kami siapkan 18 bed (tempat tidur). Dari 18 bed tersebut, sebanyak 6 bed diruangan tekanan negatif dan 12 bed diruang non tekanan negatif. Kami juga persiapkan 2 bed untuk ICU dan juga 2 bed ruang isolasi serta tekanan negatif untuk ibu hamil atau mau melahirkan,” terangnya.

    Selain ruangan tersebut, lanjut Kodiat, pihaknya juga telah mempersiapkan ruangan lainnya ketika jumlah pasien mengalami lonjakan.

    “Jika jumlah kasus melonjak, maka kami sudah persiapkan satu ruangan yang baru selesai di rehab tahun lalu. Kami persiapkan 24 bed, jadi itu lah kesiapan kami,” ucapnya.

    Saat ditanya berapa jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Berkah, Kodiat mengataka bahwa saat ini ada sekitar tiga pasien sedang dirawat di RSUD Berkah Pandeglang.

    “Kondisi pasien sebagian besar mengalami gangguan pernapasan, namun tidak berat. Apakah mereka positif Omicron atau bukan, belum dapat diketahui karena Laboratorium pemeriksaan Omicron itu adanya di Jakarta,” ungkapnya.

    (DHE/PBN)

  • Pemerintah Tunggak Rp25 Triliun Lebih ke Rumah Sakit

    Pemerintah Tunggak Rp25 Triliun Lebih ke Rumah Sakit

    JAKARTA, BANPOS – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, pemerintah masih memiliki tanggung jawab pembayaran klaim rumah sakit terkait Covid-19 sebesar Rp25,10 triliun per 9 Februari 2022.

    Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Siti Khalimah menjelaskan, angka tersebut diperoleh dari total klaim rumah sakit atas biaya perawatan Covid-19 per 31 Januari 2022, sebesar Rp90,20 triliun.

    Dikurangi klaim yang tidak dapat dibayarkan sebesar Rp2,42 miliar. Dengan rincian klaim kadaluarsa dan tidak sesuai sebesar Rp0,68 triliun plus klaim dispute yang tidak dapat dibayarkan senilai Rp1,74 triliun.

    Sekadar info, klaim yang diajukan rumah sakit dapat dikategorikan dispute, apabila terdapat ketidaksesuaian atau ketidaksepakatan antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit, terkait pelayanan atau tindakan klinis yang berdampak terhadap pembayaran klaim pelayanan pasien covid-19.

    “Misalnya, ada ketentuan bahwa pasien yang dirawat harus tes PCR. Tapi, rumah sakit tidak melampirkan hasil tes PCR. Atau harusnya melampirkan hasil rontgen, tapi tidak dilakukan,” jelas Siti Khalimah.

    Dengan demikian, total klaim yang dibayarkan berjumlah Rp87,78 triliun.

    “Sebanyak Rp62,68 triliun tuntas di tahun 2021, dan masih ada sisa klaim yang harus dibayarkan sebesar Rp25,10 triliun,” bebernya.
    Untuk mengatasi permasalahan tunggakan tersebut, Kemenkes telah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk memproses tunggakan yang tersisa.

    Ia memprediksi tunggakan ini bisa saja bertambah. Sebab, Kemenkes masih memberikan batas waktu hingga 28 Februari 2022 bagi rumah sakit untuk mengeklaim biaya pelayanan pasien COVID-19.

    “Kita ingatkan kepada pihak rumah sakit jangan terlambat untuk pemasukan klaim. Karena akan kedaluwarsa pada 1 Maret 2022. Ini kita ingatkan terus agar tak terlambat,” ungkap Siti.

    Selain itu, Siti pun meminta agar pihak rumah sakit untuk lebih aktif terkait informasi berkenaan dengan penyelesaian hal tersebut. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan ketidaktahuan pihak rumah sakit bila seumpama ada perubahan regulasi yang terjadi.

    “Strategi yang bisa dilakukan rumah sakit di antaranya Rumah Sakit harus selalu update, ya harus mereka mengkaji, mengikuti sosialisasi, browsing aturan yang terbaru, info dari organisasi organisasi rumah sakit, saling memberikan info ini selalu saya tekankan kalau sosialisasi saling membantu saling memberikan info supaya rumah sakit yang lain terinfo ya dan dinas kesehatan,” kata Siti.

    “Kita juga sudah sampaikan ke dinas kesehatan untuk selalu melakukan koordinasi dengan rumah sakit setiap kali terjadi perubahan aturan atau terjadi masalah yang dihadapi oleh Rumah Sakit,” tutupnya.(UMM/ENK/RMID)

  • Banyak Siswa Terpapar Covid-19, Pemprov Banten Berlakukan WFH

    Banyak Siswa Terpapar Covid-19, Pemprov Banten Berlakukan WFH

    SERANG, BANPOS – Kasus Covid-19 di Provinsi Banten terus mengalami lonjakan, termasuk di sektor pendidikan menyusul terpaparnya sejumlah pelajar di wilayah itu. Sementara, Pemprov Banten kembali memberlakukan kebijakan Work From Home (WFH), alias kerja dari rumah untuk mengantisipasi penyebaran virus yang kini menyerang dengan varian Omicron.

    DPRD Kota Serang meminta agar Dindikbud Kota Serang dapat mencari alternatif kebijakan, dalam melangsungkan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut menyusul terkonfirmasinya sejumlah pelajar Kota Serang, pada saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).

    Anggota Komisi II pada DPRD Kota Serang, Muji Rohman, menuturkan bahwa pihaknya telah mendapatkan laporan bahwa sudah banyak pelajar Kota Serang, yang terpapar Covid-19.

    “Laporan yang kami dapat memang sudah banyak. Sudah ada beberapa yang terkonfirmasi Covid-19. Tentu yang kami khawatirkan adalah mereka terkena varian baru Omicron itu,” ujarnya saat diwawancara di ruang Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Serang, Selasa (8/2).

    Menurutnya, hal tersebut perlu menjadi atensi dari Dindikbud Kota Serang, agar penyebaran Covid-19 di kalangan pelajar tidak semakin meluas. Dindikbud harus bisa merancang desain pembelajaran yang benar-benar aman dari penyebaran Covid-19.

    “Tentunya Dindikbud harus memperhatikan keselamatan dari anak didik kita. Jangan sampai misalnya, memaksakan sekolah tatap muka namun ternyata itu berbahaya bagi keselamatan mereka,” ucapnya.

    Namun di sisi lain, Muji juga meminta kepada Dindikbud Kota Serang, agar tidak membebankan orang tua pelajar dengan risiko-risiko penyebaran Covid-19, maupun beban dalam menyiapkan fasilitas pendidikan bagi anak mereka.

    “Kita semua tahu ya bagaimana orang tua siswa itu sudah kesulitan dalam membantu anak-anaknya pada saat pembelajaran daring. Belum lagi menyiapkan fasilitas seperti gawai dan kuota internet. Tapi mereka juga bimbang ketika membiarkan anak-anak mereka belajar tatap muka, khawatir terpapar Covid-19,” tuturnya.

    Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar Dindikbud dapat membuat kebijakan alternatif, dengan merancang pola pembelajaran yang dapat meringankan beban orang tua pelajar, namun tidak beresiko terhadap keselamatan dan kesehatan para pelajar.

    “Makanya, kami meminta agar dilakukan rutin rapat koordinasi dan peningkatan kapasitas guru, bagaimana membangun pola pembelajaran yang baik di tengah pandemi saat ini. Karena sudah bukan menjadi rahasia, banyak yang ingin tatap muka karena banyak murid yang kurang paham ketika belajar daring. Salah satunya akibat kapasitas guru dalam membawa materi secara daring kurang memadai,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, sebanyak satu orang guru serta enam orang pelajar di tingkat SD dan SMP terpapar Covid-19. Mereka terkonfirmasi positif setelah melakukan perjalanan ke luar daerah.

    “Iya, mereka terpapar akibat bepergian ke luar daerah,” ujar Kepala Dindikbud Kota Serang, Alpedi, beberapa waktu yang lalu.

    Maka dari itu, Dindikbud Kota Serang pun mulai melakukan vaksinasi kepada para pelajar, khususnya berusia 11 tahun ke bawah.

    Alpedi menuturkan, vaksinasi terhadap anak usia sebelas tahun ke bawah itu baru bisa dilakukan, apabila ada persetujuan dari orang tuanya. Sehingga, jika orang tua belum memberikan izin, maka pihaknya tidak akan memaksa.

    “Karena kan ini sifatnya anjuran, jadi kami akan memberikan pemahaman lagi ke orang tua kalau vaksin ini penting,” katanya.

    Kendati demikian, orang tua siswa disebutkan sangat antusias dengan pemberian vaksin bagi anak mereka tersebut. Terbukti dengan banyaknya anak usia 11 tahun ke bawah, yang ikut pada pelaksanaan vaksinasi pertama.

    “Antusias, jadi kalau ada informasi yang di sana sini yang berbeda, itu hoaks. Karena para orang tua pada antusias mengantarkan anaknya vaksinasi,” ucapnya.

    Sementara itu, Pemprov Banten kembali memberlakukan sistem kerja Work From Home (WFH). Kebijakan ini dimaksudkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang belakangan kembali meningkat.

    Kebijakan WFH itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Sekda Banten Nomor 800/258-BKD/2022 yang dikeluarkan pada tanggal 27 Januari 2022 yang ditandatangani oleh Plt Sekda Banten Muhtarom.

    SE itu membahas terkait dengan penyesuaian sistem kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat pada masa Pandemi Covid-19 di lingkungan Pemprov Banten.

    Selain itu, SE ini juga merupakan tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 06 Tahun 2022, serta Surat Edaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2022.

    Ada tiga sifat layanan yang diberlakukan dalam SE itu. Pertama, layanan pada sektor kritikal yang meliputi Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan BPBD.

    “Bagi OPD sektor kritikal, masih berlaku 100 persen kerja di kantor,” tulis Muhtarom dalam suratnya.

    Selanjutnya sifat layanan sektor esensial yang meliputi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian (Diskominfo SP), Bapenda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). “Kategori ini diberlakukan bekerja di kantor sebanyak 50 persen,” katanya.

    Selanjutnya OPD sektor non esensial dan non kritikal yang diberlakukan kerja di kantor sebanyak 25 persen yang diberlakukan kepada OPD selain yang disebutkan di atas. Selain itu, penerapan SE itu juga diberlakukan kepada balai, cabang atau UPT di masing-masing OPD.

    Muhtarom juga mengingatkan kepada OPD yang akan menyesuaikan sistem jam kerjanya, agar menyampaikan usulan itu kepada dirinya yang ditembuskan kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

    “SE ini berlaku sejak tanggal 31 Januari 2022 sampai 28 Februari 2022,” pungkasnya.

    Terpisah, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengungkapkan pijhaknya siap melaksanakan segala yang diarahkan oleh Presiden Jokowi dalam penanganan Pandemi Covid-19 serta berbagai bentuk pencegahan akan dilakukan.

    “Ada beberapa poin tadi yang ditekankan oleh Presiden, pertama peningkatan vaksinasi dan yang kedua pengaktifan kembali Satgas Covid-19 dalam rangka penerapan Prokes di masyarakat,” kata WH.

    Selain itu, lanjut dia, Presiden Jokowi juga mengingatkan Kepada Daerah yang mengalami peningkatan kasus Covid-19 untuk menyiapkan berbagai infrastruktur dalam rangka persiapan antisipasi lonjakan kasus.

    Infrastruktur itu seperti tempat isolasi terpusat, Rumah Sakit Rujukan, kamar dan tempat tidur di setiap RS Rujukan, serta Tenaga Kesehatan (Nakes), Oksigen dan penunjang lainnya.

    “Intinya Pemprov Banten sudah siap terhadap apa yang menjadi penekanan oleh Presiden tadi, karena kita sudah belajar dari pengalaman penanganan puncak kasus Covid-19 tahun lalu,” jelas WH.

    Terkait kesiapan RS rujukan dan kamar perawatan pasien, saat ini Pemprov Banten sudah meningkatkan jumlah tempat dari yang awalnya 2.000 ditambah menjadi 2.950 bad. Selain itu untuk ketersediaan oksigen, Pemprov Banten juga sudah menyiapkan, termasuk untuk Nakes dan suplay obat-obatan.

    “Semuanya sudah kita siapkan,” pungkasnya.(DZH/RUS/ENK)

  • Terkait Pandemi Covid-19 Kembali Naik, Masyarakat Diminta Tak Panik

    Terkait Pandemi Covid-19 Kembali Naik, Masyarakat Diminta Tak Panik

    TANGERANG, BANPOS – Polres Metro Tangerang Kota bakal menurunkan tim khusus dalam upaya percepatan penanganan pandemi Covid-19 gelombang tiga. Tim khusus itu terdiri dari gabungan aparat TNI, Polri dan perangkat daerah.

    Hal itu disampaikan Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Komarudin. Kata dia, kasus Covid-19 di Kota Tangerang mengalami lonjakan yang signifikan. Sehingga, pihaknya telah menyepakati untuk menurunkan tim secara maksimal sebagai langkah antisipasi.

    “Kuncinya tingkat disiplin masyarakat menjadi atensi kita saat ini edukasi dan sosialisasi akan dikedepankan, satgas akan siapkan mulai dari satgas preemtif, preventif sampai satgas penegakan hukum,” ujarnya usai melakukan rapat koordinasi penanganan Covid-19 dengan Pemerintah se Tangerang Raya yang dipimpin Gubernur Banten Wahidin Halim di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa, (8/2).

    Diketahui, Kota Tangerang kini berstatus PPKM level 3. Dalam ketentuan salah satunya daerah yang berstatus PPKM level 3 ini wajib membatasi mobilitas masyarakat seperti pusat perbelanjaan dan restoran yang hanya beroperasi sampai pukul 21.00 WIB.

    “Jadi kami imbau masyarakat bahwa tidak perlu panik kondisi saat ini namun kita juga harus tetap waspada agar kasus (Covid-19) bisa ditekan,” kata Komarudin.

    Kata Komarudin, jajaran akan rutin melakukan patroli untuk menegakkan peraturan tersebut. Patroli diterjunkan untuk mengingatkan masyarakat. “Kemarin penekanan dari presiden justru akan diutamakan salah satu diantaranya adalah percepatan vaksinasi yang kedua edukasi masyarakat untuk menerapkan prokes (protokol kesehatan),” jelasnya.

    Dia mengatakan masyarakat yang terjadi patroli Covid-19 masih akan diingatkan edukasi. Sementara untuk sanksi yang diberikan, pihaknya masih menunggu arahan Gubernur Banten. “Kita masih nunggu peraturan dari gubernur nanti akan ada turunannya tentunya yang akan diberlakukan di Tangerang Raya termasuk Kota Tangerang sanksi apa yang disiapkan untuk setiap perlanggaran yang terjadi,” pungkasnya.

    Sementara, Rumah Isolasi Terkonsentrasi (RIT) SMPN 30 Kota Tangerang Jalan Halim Perdana Kusuma, Kelurahan Jurumudi Baru, Kecamatan Benda telah siap digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Hal ini dipersiapkan untuk mengantisipasi lonjakan Covid-19.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Dini Anggraeni mengatakan, saat ini RIT SMPN 30 belum diisi oleh pasien Covid-19 kendati telah dibuka. Sebab, dari tiga RIT itu belum ada yang penuh. “SMPN 30 sudah kita siapkan. Antisipasi apabila RIT lainnya full. Jadi sudah langsung siap diisi,” katanya.

    Dia mengatakan saat ini total kapasitas 4 RIT ini sebanyak 373 dan sudah terisi 110. Sehingga yang kosong ada 263. Dia berharap, RIT SMPN 30 tidak terisi oleh pasien Covid-19. “Semoga tidak sempat terisi ya,” tuturnya.

    Kata Dini, saat ini RIT Sudimara Pinang telah iisi oleh 33 pasien Covid-19 dari kapasitas 50. Lalu, Batusari 19 pasien dengan kapasitas 60 dan Jurumudi 58 pasien dengan kapasitas 67. “Tapi dinamis ya ini tadi siang ( kemarin),” pungkasnya. (IRFAN/MADE)

  • Pemkot Tangerang Bantu Warga Isoman

    Pemkot Tangerang Bantu Warga Isoman

    TANGERANG, BANPOS – Kasus Covid-19 di Kota Tangerang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan situs covid19.tangerangkota.go.id per Senin, (7/2) jumlah konfirmasi kasus Covid-19 di Kota Tangerang mencapai 42.250. Jumlah ini bertambah 865 dari sebelumnya.

    Konfirmasi dirawat 9731, bertambah 59 dari sebelumnya. Lalu, 949 suspek aktif dirawat, jumlah ini bertambah 9 dari sebelumnya. Namun angka kesembuhan juga tinggi yakni 32.017, jumlah ini bertambah 731. Sedangkan kasus kematian 502.

    Meski demikian, pandemi Covid-19 gelombang tiga ini tak separah pada gelombang dua lalu di media Juli-Agustus 2021 lalu. Tak banyak masyarakat yang dirawat di rumah sakit. Lebih banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

    Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, pihaknya akan menyiapkan logistik bagi masyarakat yang terpapar Covid-19 dan tengah menjalani isolasi mandiri. Pihaknya pun kini sedang melakukan verifikasi bagi masyarakat yang tengah menjalani isolasi mandiri.

    “Insya Allah ada bantuan, ini lagi verifikasi,” ujarnya usai melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Tangerang Raya di Puspem Kota Tangerang, Selasa, (8/2).

    Arief mengatakan awalnya kasus Covid-19 ini melonjak karena masyarakat Kota Tangerang yang terpapar di luar Kota Tangerang. Misalnya, di Jakarta. Namun, kini sudah transmisi lokal. “Banyak dari perkejaan, banyak yang kerja Jakarta tinggal di Kota Tangerang. Tapi sekarang sudah lokal, jadi makannya tadi disepakati Tangerang raya belajar PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh),” katanya.

    Sementara, mereka iso,am diminta untuk mendaftar diri lewat aplikasi berbasis website dengan laman Covid19.tangerangkota.go.id/pendataan_isman/daftar. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Suli Rosadi. Kata dia, setelah mendaftar masyarakat akan diverifikasi oleh pihak kelurahan dan kecamatan masing-masing.

    “Selanjutnya, Dinsos akan kirim paket sembakonya ke kecamatan, bagian wilayah yang akan kirim secara door to door. Maksimal proses tiga hari, namun diusakan dihari yang sama sudah dikirim,” ungkapnya.

    Dia mengatakan, jumlah sembako yang disalurkan ini berdasarkan Peraturan Walikota tentang Anggaran dalam Bencana Alam. Seperti banjir atau kebakaran. Sehingga, dirinya mempersilakan masyarakat untuk memanfaatkan program ini.

    “Ini paket bantuan warga isomannya paket sembako yang dikirim diantaranya terdiri dari beras 5 Kilogram, mi instan satu dus, air mineral satu dus, minyak goreng dua liter, biskuit satu bungkus dan susu full cream,” jelas Suli.

    Dia berharap semangat berbagi dan jiwa gotong royong dalam pengendalian pandemi Covid-19 ini dapat digalakkan. Sehingga, Sehingga, mereka yang terpapar tidak merasa sendiri dan lonjakan kasus Covu-19 bisa sama-sama ditekan. “Berharap lewat program ini dapat sedikit membantu atau meringankan kebutuhan warga Kota Tangerang yang isoman,” pungkasnya. (IRFAN/MADE/BNN)

  • Sebagian Wilayah Banten PPKM Level 3, Polisi Gencarkan Operasi Yustisi

    Sebagian Wilayah Banten PPKM Level 3, Polisi Gencarkan Operasi Yustisi

    JAKARTA, BANPOS – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 maka wilayah Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) masuk ke dalam level 3. Level yang sama juga diterapkan pada wilayah Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bandung Raya.

    “Kami sampaikan bahwa aglomerasi Jabodetabek, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Bandung Raya akan ke level 3,” kata Luhut Pandjaitan dalam konferensi pers secara virtual, Senin (7/2).

    Luhut memaparkan, level PPKM yang terpaksa dinaikkan bukan berdasarkan tingginya angka penularan kasus Covid-18. Namun juga karena rendahnya tracing. Seperti misalnya wilayah Bali karena adanya perawatan rawat inap di Rumah Sakit (RS) yang meningkat.

    Sehingga, Luhut meminta, pasien terpapar tanpa memiliki gejala tidak perlu memasuki rumah sakit supaya Bed Occupancy Rate (BOR) tetap rendah. Apalagi, karakteristik varian Omicron sendiri tidak begitu membahayakan seperti varian Delta.

    Luhut menambahkan, pemerintah juga melakukan beberapa penyesuaian aturan level 3 dengan kebijakan pengetatan lebih terarah pada kelompok lansia, komorbid dan yang belum divaksin. Sepanjang varian Omicron hadir di Indonesia, dari sebanyak 356 pasien meninggal, 42 persen memiliki komorbid, 44 persen lanjut usia, sebanyak 69 persen belum divaksin lengkap.

    “Jadi, yang punya hipertensi, diabetes perlu perhatian. Jangan menyebarkan masukan-masukan tak jelas,” pungkasnya.

    Dengan penerapan PPKM Level 3, akan ada penyesuaian kegiatan masyarakat seiring dengan kenaikan status level PPKM pada 8 wilayah tersebut. Salah satunya terkait dengan pembelajaran tatap muka (PTM) yang sejatinya sudah dapat dilakukan 100 persen.

    Adapun, pemerintah sendiri telah memiliki panduan perihal PTM berupa Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang terbit pada 21 Desember 2021 lalu.

    Untuk pelaksanaan PTM pada PPKM level 3, satuan pendidikan dengan capaian vaksinasi dosis 2 pada pendidik dan tenaga kependidikan paling sedikit 40 persen dan capaian vaksinasi dosis 2 pada warga masyarakat lansia paling sedikit 10 persen, PTM terbatas dilaksanakan setiap hari secara bergantian, jumlah peserta didik 50 persen dari kapasitas ruang kelas dan lama belajar paling banyak 4 jam pelajaran per hari.

    Untuk PTM terbatas di dalam kelas dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, meliputi menggunakan masker sesuai ketentuan, yaitu menutupi hidung, mulut dan dagu dan menerapkan jaga jarak antar orang atau antar meja paling sedikit 1 meter. Lalu, menghindari kontak fisik dan tidak saling meminjam peralatan atau perlengkapan belajar.

    Tidak berbagi makanan dan minuman, serta tidak makan dan minum bersama secara berhadapan dan berdekatan, menerapkan etika batuk dan bersin dan rutin membersihkan tangan.

    Sebagai salah satu daerah yang masuk dalam kebijakan PPKM Level 3, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, Pemkot Tangerang mendapat instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo dalam hal percepatan penanganan Covid-19. Yakni, mendorong masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi.

    “Tadi poinnya ada dua, kata Pak Presiden jangan banyak- banyak. Memang sekarang ini Jabodetabek levelnya (PPKM) menjadi Level 3, maka perhatian buat kita semua. Buat Forkopimda Kota Tangerang salah satunya, sesuai arahan hasil rapat, mempercepat vaksinasi,” ujarnya di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.

    Kata Arief jajarannya akan mengoptimalkan vaksinasi sebab saat ini targetnya untuk dosis pertama sudah melebihi, 105 persen. Sedangkan untuk vaksinasi dosis kedua sudah 74 persen. Kata dia yang menjadi tantangan Dinas Kesehatan (Dinkes) adalah vaksinasi booster atau dosis ketiga.

    “Untuk mengurangi risiko keterpaparan dan kematian mari mari kita sama-sama menyukseskan program vaksinasi pemerintah kota dengan dukugan Polri-TNi untuk melakukan vaksinasi masyarakat,” jelasnya.

    Untuk pembatasan mobilitas masyarakat kata Arief akan ada aturan bagi pedagang dan masyarakat hanya boleh sampai pukul 21.00 WIB.

    Dirinya pun meminta masyarakat untuk memahami kebijakan tersebut. Menurut Arief, masyarakat seharusnya sudah memahami dari pengalaman di pandemi Covid-19 gelombang dua lalu. Sebab lebih parah bila dibandingkan gelombang ketiga saat ini.

    “Tentunya dari pemerintah meningkatkan status PPKM ini bukan untuk menyengsarakan, tapi untuk menyelamatkan masyarakat,” katanya.

    Dia berharap masyarakat menyikapi keputusan ini dengan bijak. “Ini untuk mengurangi angka kematian dan jangan sampai mereka keterpaparan berat, berikutnya adalah melakasankan prokes, mudah mudahan bisa kita lewati bersama,” imbuh Arief.

    Sementara, guna mempermudah memverifikasi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, aplikasi Siaga Cegah Corona atau Sigacor disempurnakan. Kini, para camat, lurah, hingga Ketua RT/RW dapat memverifikasi warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 secara langsung melalui aplikasi tersebut.

    Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Mulyani mengatakan penyempurnaan dilakukan untuk memastikan data warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah warga Kota Tangerang.

    “Belakangan ini, kasus di Kota Tangerang sedang meningkat hingga kurang lebih 1.200 kasus per-hari. Maka dari itu, aplikasi Sigacor disempurnakan untuk memastikan data new all record (NAR) yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan benar-benar terjadi di Kota Tangerang,” ungkapnya.

    Ia pun melanjutkan, saat melakukan verifikasi terdapat beberapa pilihan. Salah satunya, jika ditemui warga yang sudah pindah maka ada opsi “tidak sesuai” yang dapat dipilih dan keterangannya dapat diisi sesuai dengan domisilinya yang baru.

    “Nanti, para Ketua RT/RW dapat memverifikasi langsung apakah data warga yang dirilis secara harian di aplikasi Sigacor adalah benar warganya atau bukan. Nantinya, Ketua RT/RW dapat mengajukan revisi apakah data warganya sesuai atau tidak sesuai, dan akan diusulkan ke Dinas Kesehatan sebagai koreksi data rilis harian yang akan disampaikan Kementerian Kesehatan,” tambahnya.

    Mulyani berharap, dengan penyempurnaan aplikasi Sigacor ini data yang sudah dirilis harian sesuai dengan kondisi di lapangan.

    “Saya harap, dengan sudah disempurnakannya aplikasi Sigacor ini, data kasus warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 sesuai dengan kondisi di lapangan. Jangan sampai datanya warga Kota Tangerang tetapi tinggalnya sudah pindah ke wilayah lain. Karena ini termasuk ke penanganan lebih lanjut terkait tracing dan pemberian bantuan untuk isolasi mandiri,” harapnya.

    Terpisah, Kapolda Banten Irjen Pol. Rudy Heriyanto menyatakan akan segera menindaklanjuti keputusan penetapan PPKM itu dengan meningkatkan operasi yustisi penegakan protocol kesehatan. Kapolda mendapat arahan langsung Presiden Jokowi melalui video conference, kemarin siang.

    “Polda Banten bersama Pemprov Banten dan unsur TNI akan melakukan penegakan prokes terutama di tempat keramaian publik seperti mall, pasar, GOR, kantor, gedung pertemuan dan tempat publik lainnya. Masyarakat diharapkan dapat disiplin menjalankan prokes,” tegas Kapolda.

    Menyikapi angka terkonfirmasi Covid-19 yang terus meningkat belakangan ini, Kapolda menimbau masyarakat untuk tidak panik namun tetap harus waspada.

    “Pasien yang bergejala ringan dan tanpa gejala atau OTG cukup melaksanakan isolasi mandiri isoman atau menggunakan tempat isolasi terpadu atau isoter sehingga tidak meningkatkan prosentase hospitalisasi atau BOR Rumah Sakit,” jelas Rudy.

    (DZH/DHE/ENK/BNN)

  • 118 Siswa Positif, 70 Guru SMA CMBBS Jalani Tes PCR

    118 Siswa Positif, 70 Guru SMA CMBBS Jalani Tes PCR

    PANDEGLANG, BANPOS -Setelah sebelumnya sebanyak 118 siswa dinyatakan positif Covid-19, sebanyak 70 orang dewan guru serta pegawai SMA Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS) Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang menjalani pemeriksaan swab PCR untuk mendiagnosa dan memastikan terpapar atau tidaknya.

    Kepala SMA CMBBS , Jubaedi mengatakan, pemeriksaan swab PCR yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) dari Puskesmas Majasari dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang.

    “Tadi itu sebanyak 70 orang dewan guru dan pegawai sudah menjalani pemeriksaan swab PCR. Selanjutnya menunggu hasil uji laboratorium,” katanya kepada wartawan, Senin (7/2).

    Selama menunggu hasil uji laboratorium, lanjut Jubaedi, dewan guru dan para pegawai diminta untuk melakukan isolasi mandiri (Isoman) sampai menunggu keluarnya hasil uji laboratorium.

    “Selama isoman mereka diinstruksikan untuk betul-betul menjaga secara ketat protokol kesehatan di rumahnya masing-masing. Mudah-mudahan hasilnya sehat semua,” ujarnya.

    Menurutnya, secara kasat mata, melihat kondisi fisik tidak bergejala, termasuk sebanyak 118 siswa yang sebelumnya sudah dinyatakan positif.

    “Mayoritas 70 persen siswa yang positif tidak bergejala. Yang bergejala pun ringan-ringan saja, hanya ada demam sedikit dan ada sakit tenggorokan,” terangnya.

    Jubaedi menambahkan, secara umum yang terpapar Covid-19 tidak bergejala dan kondisi fisiknya terlihat dalam keadaan baik dan tidak terlihat sedang sakit.

    “Ya semoga saja semua sehat-sehat, karena memang semuanya juga sudah mengikuti vaksinasi,” ujarnya.

    Jubaedi mengungkapkan, pada saat ini pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMA CMBBS masih berjalan dengan baik. Hanya saja, memang tidak melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tetapi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar dari rumah baik secara daring maupun luring.

    “Kepada orang tua yang anaknya melakukan isoman, kami menghimbau untuk melapor kepada PKM setempat dan menginformasikan perkembangan putra dan putrinya kepada pihak sekolah,” ucapnya.

    Selama menjalani isoman di rumah, kata Jubaedi lagi, siswa yang positif Covid-19 akan mendapatkan pemantauan kondisi kesehatannya dari pihak Puskesmas dan diminta juga untuk menjaga protokol kesehatan.

    “Setelah melalui masa isoman, kemungkinan juga akan ada PCR lebih lanjut. Mudah-mudahan saja hasilnya negatif,” ungkapnya.

    (DHE/PBN)

  • Omicron Terus Melonjak, RS Diminta Maksimal

    Omicron Terus Melonjak, RS Diminta Maksimal

    SERANG, BANPOS – Belajar dari pengalaman kasus Covid-19 tahun 2021, pihak rumah sakit diminta untuk mengoptimalkan pelayanannya. Hal ini disebabkan, kasus Omicron yang diprediksi perlahan mulai merangkak naik.

    Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Banten, Fitron Nur Ikhsan, Kamis (3/2) meminta rumah sakit memperbaiki pembenahan layanan.

    “Prediksi puncak varian Omicron di bulan Februari harus di persiapkan segala sesuatunya, terpenting adalah layanan RS,”kata Fitron.

    Ia menjelaskan, saat ini adalah momen seluruh rumah sakit melakukan pembenahan dan mempersiapkan diri dalam mengantisipasi lonjakan pasien.

    “Sekarang waktu yang tepat untuk mengambil langkah simulasi, baik itu persiapan kamar ICU, obat obatan dan segala hal menyangkut layanan. Dan juga cek manajemen pemulasaran jenazah meski tak kita harapkan sampai ke situ,” terangnya.

    Langkah tersebut katanya, sebagai antisipasi dari kejadian yang pernah dialami tahun 2021 lalu. “Anggap aja situasinya seperti Juli dan Agustus tahun lalu. Bagaimana beban RS menghadapi membludaknya pasien Covid-19. Meski akhirnya tak setinggi itu, kalau persiapannya sudah baik kita nggak akan kedodoran apalagi collapse. Pastikan oksigen memadai, ambulan siap,” katanya.

    Fitron juga meminta semua pihak, termasuk kabupaten/kota meningkatkan kembali koordinasinya dengan provinsi, termasuk badan penanggulan bencana daerah (BPBD).

    “Dinas kami harapkan berkoordinasi dengan RS kabupaten/kota. Pastikan semua lini siap. BPBD dan instansi lain memastikan penerapan prokes (protokol kesehatan) juga tetap terjaga. Ancaman Omicron kalau bisa kita hadapi dengan persiapan yang bagus kita dapat melewatinya dengan aman akan menambah optimisme kita bahwa meski pandemi belum berakhir namun kita beradaptasi dengan baik menghadapinya,” jelasnya.

    Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy usai menghadiri rapat paripurna di DPRD meminta kepada semua jajarannya untuk tetap melakukan prokes, termasuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

    “Yang jelas prokes tetap harus kita patuhi. Semua upaya dalam pencegahan yang sudah dilakukan saat ini harus lebih ditingkatkan lagi,” kata Andika.

    Terpisah, Asda II Pemerintah Kabupaten Lebak Ajis Suhendi mengatakan, sampai hari ini, Lebak masih memberlakukan PPKM level 2. Pemkab Lebak masih menunggu evaluasi Satgas Covid-19 pusat selama 2 pekan ke depan.

    “Kami masih menunggu hasil evaluasi pusat seperti apa. Dari 1 Februari sampai 2 minggu ke depan,” kata Ajis.

    Menurutnya, ada beberapa indikator yang menjadi penilaian pemerintah pusat apakah Kabupaten Lebak kembali naik ke level 3 atau tetap di level 2 atau turun ke level 1. Di antara indikator tersebut yaitu capaian vaksinasi dosis pertama dan kelompok lansia.

    Namun begitu, capaian vaksinasi bukan satu-satunya yang dilihat. Asesmen situasi penanggulangan Covid-19 juga menjadi poin yang tetap diperhatikan.

    “Kasus meningkat, kalau indikator asesmen situasi transmisi komunitas dan kapasitas respon kita secara akumulasi baik, kita tetap di level 2. Bisa ke level 1 kalau vaksinasi mencapai target,” ujarnya.

    (CR-01/RUS/PBN)

  • Kasus Harian Covid-19 Tembus 27.000, Kasus Kematian Diam-Diam Merayap Nasional

    Kasus Harian Covid-19 Tembus 27.000, Kasus Kematian Diam-Diam Merayap Nasional

    JAKARTA, BANPOS- Kasus harian Covid-19, kini telah menyentuh angka 27.197. Sehingga, jumlah kasus terkonfirmasi kini tembus 4.418.483. Ini adalah rekor kasus harian tertinggi di tahun 2022, yang baru berjalan 34 hari. Pada 1 Januari 2022, jumlahnya hanya 274. Bisa diartikan, kasus harian meningkat nyaris 100 kali lipat, dalam 33 hari.

    DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi yang paling banyak menyumbang kasus harian, dengan angka 10.117 (9.455 kasus transmisi lokal, 662) kasus pelaku perjalanan dalam negeri/PPLN). Disusul Jawa Barat 7.308 (7.281 kasus transmisi lokal, 27 kasus PPLN), Banten 4.312 (4.228 kasus transmisi lokal, 24 kasus PPLN), Bali 1.501 (1.497 kasus transmisi lokal, dan 4 kasus PPLN), dan Jawa Timur 1.394 (1.390 kasus transmisi lokal, 4 kasus PPLN).

    Jumlah kasus harian sebanyak 27.197 (24.638 via PCR, 54 via TCM, 2.505 via antigen) diperoleh dari hasil uji terhadap 473.142 spesimen (132.215 via PCR, 271 via TCM, 340.656 via antigen), dari 307.987 orang (71.720 via PCR, 271 via TCM, dan 235.996 via antigen). Sehingga, diperoleh nilai positivity rate harian sebanyak 8,83 persen. Serta positivity rate NAAT (PCR dan TCM) 34,30 persen dan positivity rate antigen 1,06 persen.

    Sementara jumlah kasus sembuh, naik 5.993 menjadi 4.154.797 dengan tingkat kesembuhan 94,12 persen. Sedangkan kasus kematian, meningkat 38 menjadi 144.411, dengan tingkat kematian 3,27 persen. Atau naik 13 kasus dibanding kemarin.

    Pada 28 Januari 2022, jumlah kasus meninggal dunia akibat hanya 7 kasus. Ini berarti, jumlah kasus kematian harian meningkat lebih dari 5 kali lipat, dibanding 28 Januari 2022.

    Fakta ini tentunya harus diwaspadai. Kita harus lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mencegah mobilitas yang tak perlu).

    Serta terus menggencarkan vaksinasi, baik primer atau booster. Terutama pada lansia, dan kelompok rentan seperti orang-orang dengan komorbid dan gangguan sistem imun.

    (HES/ENK/RMID)