Tag: COVID-19

  • Polisi Larang Dua Resepsi Pernikahan di Malingping

    Polisi Larang Dua Resepsi Pernikahan di Malingping

    MALINGPING, BANPOS – Berbarengan dengan suasana Social/ Physical Distancing karena Covid-19, dua kegiatan resepsi pernikahan yang berada di dua desa Kecamatan Malingping terpaksa diminta bubar oleh jajaran kepolisian setempat, Minggu (29/3).

    Informasi yang didapat, resepsi pernikahan itu berada di Desa Sukaraja dan Sukamanah.

    “Iya, sohibul hajat (pelaksana resepsi, red) bingung, masalahnya undangan udah disebar sejak dua minggu lalu, puncak hajatnya hari ini, mudah-mudahan tamu pun memaklumi. Dan tadi pihak kepolisian datang ke sini. Kita diminta polisi untuk tidak mengadakan acara resepsi meriah. Dan Alhamdulillah acara tetap berjalan walau sederhana, undangan pun sebagian datang, walau kita ngadainnya tidak meriah,” ujar salah seorang kerabat pelaksana hajat salah satu kampung di Desa Sukaraja, Eri Sariati, Minggu (29/03).

    Sementara di Desa Sukamanah, pernikahan di rumah pengantin Novi Rindiani berlangsung sederhana tanpa resepsi. Akad nikah pun hanya dihadiri oleh dua keluarga inti dari pasangan ke dua mempelai saja.

    “Ya, kita juga udah seminggu lalu nyebar undangan. Tapi karena ada larangan pemerintah sedang musim corona dan harus lock down, jadi keluarga kami sejak dua hari lalu udah menyebar WA dan mendatangi yang diundang untuk permohonan maaf tidak melakukan resepsi. Mungkin resepsi mah nanti aja, itu kalau ada rejeki dan situasi udah normal,” ujar Novi Rindiani, sang pengantin wanita kepada BANPOS.

    Kanit Intelkam Polsek Malingping Iptu Rhenaldi kepada BANPOS mengharapkan warga untuk tidak melakukan aktivitas keramaian masa, ini demi kenyamanan warga dalam menghadapi penyebaran pandemi Korona.

    “Ya, saat ini saya kebetulan sedang di Rangkas. Soal itu kita udah jauh hari mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas keramaian publik, termasuk ngadain acara resepsi hajatan. Tapi kita melakukannya secara preventif, tidak represif. Kalaupun ada yang ngadain, kita datangi untuk diimbau membatasi keramaiannya saja secara persuasif, ini demi keselamatan kita semua,” ujar Rhenaldi.(WDO/PBN)

  • Kerahkan Seluruh SDM, PKS Kota Serang Akan Lakukan Disinfeksi ke Kampung-kampung

    Kerahkan Seluruh SDM, PKS Kota Serang Akan Lakukan Disinfeksi ke Kampung-kampung

    SERANG, BANPOS – DPD PKS Kota Serang mengerahkan setiap DPC untuk ‘blusukan’ ke setiap kampung di wilayahnya, untuk melakukan disinfeksi sebagai bentuk pencegahan Covid-19. Setiap DPC di 6 kecamatan dibekali alat disinfeksi dan beberapa APD untuk menjalankan tugas tersebut.

    Ketua DPD PKS Kota Serang, Hasan Bashri, menuturkan bahwa pihaknya telah membagikan berbagai perlengkapan untuk melakukan disinfeksi kepada setiap DPC PKS di 6 kecamatan. Ini dilakukan agar tindakan pencegahan dapat lebih menyeluruh sampai ke kampung-kampung.

    “Kami membekali para pengurus DPC alat untuk melakukan disinfeksi di wilayah mereka masing-masing. Mereka yang akan melayani masyarakat yang hingga saat ini masih belum tersentuh tindakan pencegahan dengan penyemprotan,” ujarnya, Minggu (29/3).

    Ia mengaku bahwa seluruh sumber daya manusia pada DPD PKS dikerahkan untuk membantu masyarakat. Hal ini sesuai dengan slogan yang melekat pada setiap kader dan simpatisan partai ini.

    “Kami menggerakkan seluruh SDM yang ada di DPD maupun DPC. Karena tidak mungkin DPD bergerak sendiri, DPC yang mengetahui daerah mana saja yang membutuhkan tindakan disinfeksi,” ucapnya.

    Selain itu, Hasan mengatakan bahwa apabila masyarakat menginginkan adanya tindakan disinfeksi, pihaknya telah menyediakan nomor layanan yang dikelola oleh Tim 820 DPD PKS Kota Serang.

    “Tim 820 menerima sumbangan baik itu sembako dari mereka yang memiliki rezeki yang lebih dan akan disalurkan ke mereka yang membutuhkan. Untuk masyarakat yang ingin daerahnya dilakukan disinfeksi, bisa hubungi 087808810181,” katanya. (DZH)

  • Potong Gaji Anggota, F-PKS Kota Serang Bagi-bagi Masker dan Hand Sanitizer

    Potong Gaji Anggota, F-PKS Kota Serang Bagi-bagi Masker dan Hand Sanitizer

    SERANG, BANPOS – DPRD Kota Serang Fraksi PKS melakukan bagi-bagi 6.000 masker dan 3.000 hand sanitizer secara gratis untuk masyarakat. Kegiatan itu dilakukan di depan perumahan Kota Serang Baru (KSB).

    Selain itu, Fraksi PKS juga memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) kepada RSUD Kota Serang berupa masker N95 sebanyak 100 buah. Bantuan itu diterima langsung oleh Direktur RSUD Kota Serang, Tedja Ratri.

    Seluruh bantuan tersebut diketahui merupakan hasil pemotongan gaji para anggota Fraksi PKS yang berjumlah lima orang. Pemotongan tersebut rencananya akan dilakukan selama dua bulan.

    Ketua Fraksi PKS, Tb. Ridwan Akhmad, mengatakan bahwa kegiatan yang pihaknya lakukan merupakan salah satu upaya dalam mencegah penyebaran Covid-19. Meskipun menurutnya, dengan jumlah tersebut dirasa masih kurang.

    “Pada prinsipnya kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat di tengah pandemi Covid -19. Mungkin ini upaya kecil yang akan kami lakukan, sebagai bagian dari masyarakat Kota Serang,” ujarnya, Sabtu (28/3).

    Menurut Ridwan, dalam dua bulan kedepan pihaknya telah bersepakat untuk melakukan pemotongan gaji para anggota Fraksi PKS, untuk dapat digunakan membeli APD serta kebutuhan lainnya dalam pencegahan Covid-19.

    “Gaji kami pada bulan Maret ini sudah dipotong, minimal 50 persen. Semuanya dikumpulkan untuk menjadi bantuan yang kami salurkan ini. InsyaAllah dua bulan kami akan lakukan pemotongan gaji,” jelasnya.

    Sementara itu, langkah yang akan diambil oleh Fraksi PKS dalam pemerintahan yakni membantu melalui badan anggaran, dalam melakukan pergeseran anggaran dan pencairan biaya tak terduga (BTT).

    “Saya kira pak Walikota sudah melakukan hal itu dan kami akan dukung. Kami juga akan mendorong agar Pemkot Serang membuat skenario dampak Covid-19 ini bagi para pelaku UMKM di Kota Serang,” jelasnya.

    Direktur RSUD Kota Serang, Tedja Ratri, mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh Fraksi PKS kepada RSUD Kota Serang. Menurutnya bantuan tersebut sangat berarti di tengah kelangkaan APD saat ini.

    “Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Fraksi PKS karena telah membantu kami dengan memberikan APD. Ini sangat berarti karena saat ini APD baik masker maupun lainnya, sangat langka,” ucapnya.

    Senada disampaikan oleh salah satu masyarakat, Aisyah. Ia yang kesehariannya berjualan nasi padang di depan perumahan KSB mengaku sangat berterimakasih dengan bantuan yang diberikan Fraksi PKS.

    “Karena kan saat ini langka yah. Selain itu juga emang mahal harganya. Kami kalau keluar rumah pun jadi takut. Ini baru pertama kali ada yang membagikan masker dan hand sanitizer. Sebelumnya hanya ke ojek saja tidak ke masyarakat,” tandasnya. (DZH)

  • Mengaku Dibajak, Mahasiswa UIN Bantah Positif Korona

    Mengaku Dibajak, Mahasiswa UIN Bantah Positif Korona

    SERANG, BANPOS – Sivitas akademika UIN ‘SMH’ Banten sempat dihebohkan dengan adanya status dari salah satu mahasiswanya yang menyatakan diri terpapar Covid-19. Status tersebut diperkuat dengan foto dirinya yang sedang berada di salah satu ruangan dengan petugas yang menggunakan APD.

    Dalam status tersebut, mahasiswa Fakultas Syariah itu menuliskan bahwa dirinya sedang menjalani karantina di RS rujukan di Tangerang.

    “Teruntuk teman-teman, mohon doanya ya untuk kesembuhan saya. Terhitung hari ini saya menjalankan karantina di RS rujukan di Tangerang,” tulisnya.

    Berdasarkan hasil penelusuran, akhirnya BANPOS dapat berkomunikasi langsung dengan mahasiswa tersebut. Hasilnya, ia mengaku bahwa ternyata WhatsApp miliknya terkena bajak oleh seseorang.

    “Iyah benar, WhatsApp saya ada yang membajak,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/3) malam.

    Ia mengatakan bahwa status WhatsApp yang tersebar itu merupakan hasil bajakan orang yang tidak bertanggungjawab. Bahkan, percakapan antara dirinya dengan Kepala Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) bukan dirinya yang melakukan.

    “Saya tidak chattan sama sekali dengan kepala jurusan. Saya sangat meminta maaf apabila ada yang dirugikan oleh postingan tersebut,” jelasnya.

    Padahal menurutnya, ia belum dinyatakan positif Covid-19. Berdasarkan keterangan dokter, ia hanya terkena infeksi saluran pernapasan ringan saja.

    “Iyah, saya tidak positif Korona. Hanya paringitis (infeksi saluran pernapasan). Cuma dari dokternya jika tidak kunjung membaik baru ada rujukan,” tandas dia. (DZH)

  • DPRD Kota Serang Dorong Disperdaginkop Siapkan Pasar Daring

    DPRD Kota Serang Dorong Disperdaginkop Siapkan Pasar Daring

    SERANG, BANPOS – DPRD Kota Serang meminta kepada Disperdaginkop UKM Kota Serang agar dapat segera menyiapkan layanan pasar dalam jaringan (daring), atau online dan portable. Hal ini untuk mempermudah masyarakat dalam membeli bahan pokok dan mencegah adanya kerumunan di pasar.

    Anggota Komisi II pada DPRD Kota Serang, Nur Agis Aulia, mengatakan bahwa saat ini pasar menjadi salah satu lokasi yang paling rawan menyebarkan Covid-19. Sebab, di sana masyarakat berkumpul untuk melaksanakan kegiatan jual beli.

    “Jadi nanti untuk mengurangi tingkat kerumunan, maka kami mendorong agar Disperdaginkop Kota Serang untuk segera membuat mekanisme jual beli online bagi penjual pasar,” ujarnya seusai mengunjungi Disperdaginkop UKM Kota Serang, Jumat (27/3).

    Ia juga mendorong agar Disperdaginkop UKM dapat membuat program pasar portabel. Mekanismenya, Disperdaginkop UKM menggunakan mobil losbak atau semacamnya, berkeliling menghampiri masyarakat.

    “Jadi ini untuk mereka yang belum terbiasa dengan belanja secara online. Makanya disiapkan pasar portabel untuk menghampiri masyarakat. Tujuannya sama, supaya intensitas masyarakat mendatangi pasar itu semakin kecil,” jelas politikus PKS ini.

    Selain itu, Agis juga menjelaskan bahwa pihaknya bersama Disperdaginkop UKM akan melakukan sosialisasi, fasilitasi dan advokasi kepada pelaku UMKM terkait relaksasi dan restrukturisasi kredit atau pembiayaan. Hal ini sebagai kebijakan yg telah dikeluarkan oleh OJK.

    “Ini juga untuk membantu pelaku UMKM tetap bertahan dan mencegah terjadinya PHK massal dampak adanya Covid-19. Harus ada langkah konkrit untuk membantu pelaku ekonomi mikro, sektor informal yang mengandalkan pemasukan harian,” katanya.

    Senada diaampaikan Rizki Kurniawan, anggota Komisi II dari fraksi Gerindra. Ia mengatakan, untuk menyukseskan program tersebut maka Disperdaginkop UKM harus melakukan pendataan pedagang secara menyeluruh yang ada di pasar.

    “Kami meminta untuk Disperdaginkop untuk mendata seluruh pedagang yang ada di seluruh pasar agar bisa melakukan penjualan dengan sistem online. Mungkin saat ini memang belum semua pedagang terdaftar, karena ini masih berproses,” tuturnya.

    Untuk menjaga agar tidak terjadi tindakan penimbunan bahan pokok oleh oknum, maka pihaknya meminta agar sistem penjualannya dapat dibatasi. Apabila ditemukan oknum yang melakukan tindakan penimbunan, maka pihaknya akan menindak secara tegas.

    “Untuk pembeli yang membeli dengan jumlah yang tidak wajar, itu kan harus ada rekomendasi dari Disperindagkop, pembelian itu tujuannya untuk apa. Nanti kalau ada oknum yang ternyata bermain, kami siap tindak tegas hingga ke ranah hukum,” ucapnya.

    Untuk itu, ia mengaku akan segera berkoordinasi dengan pihak Kepolisian agar dapat bersinergi dalam mengawal jalannya program ini. Selain itu, ia juga akan berkoordinasi agar penimbun barang pokok dapat segera ditemukan.

    “Kami akan libatkan juga nanti pihak Kepolisian untuk menekan orang-orang yang melakukan tindakan seperti itu. Karena sama-sama kita ketahui, ada beberapa bahan pokok yang hari ini agak sedikit berkurang jumlahnya, dan langka,” terangnya.(DZH/PBN)

  • Anggota Dewan ‘Lady Biker’ Gotong Royong Bersihkan Masjid

    Anggota Dewan ‘Lady Biker’ Gotong Royong Bersihkan Masjid

    TEMBONG, BANPOS – Berangkat dari kekhawatiran dengan adanya penyebaran virus Corona (Covid-19), Anggota DPRD Kota Serang, Fraksi Demokrat Heni Sulastri bantu warga Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang untuk membersihkan dan menyemprotkan disinfektan di masjid-masjid, untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Menurutnya, masyarakat Kota Serang rajin sholat berjamaah di masjid, terutama saat sholat Jumat.

    “Kami gotong royong untuk penyemprotan disinfektan ke masjid-masjid, karena di masjid ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk sholat berjamaah, jadi kami berinisiatif dan saya mengajak pak Lurah juga, untuk menyemprot disinfektan agar masyarakat aman,” ungkapnya, Rabu (25/3).

    Pantauan di lokasi, Heni bersama Lurah Tembong dan masyarakat setempat, melakukan aksi gotong royong di masjid dan sekitarnya untuk dibersihkan, kemudian disemprot dengan disinfektan.

    “Sementara (disemprot) disini dulu, nanti kami pasti ke tempat-tempat yang lain. Karena saya liat pemberitaan di Cipocok itu ada 4 orang yang sudah ODP. Jadi kami mengajak masyarakat, hayu kita hidup sehat,” terangnya, seraya mengajak masyarakat untuk hidup sehat.

    Heni juga mengajak masyarakat untuk mengikuti imbauan dari pemerintah. Yaitu menjaga kebersihan lingkungan, kesehatan diri dan tidak keluar rumah, apabila tidak ada kepentingan mendesak.

    “Hayu hidup bersih, rajin cuci tangan. kalau tidak ada keperluan mendesak untuk keluar (rumah), lebih baik di rumah saja ikuti himbauan pemerintah untuk lockdown diri sendiri. Kita mulai dari diri kita sendiri untuk melawan virus Covid-19 ini,” tuturnya.

    Kendati demikian, dirinya menyayangkan saat masyarakat yang ingin mencari masker, antiseptik dan bahan-bahan untuk membuat disinfektan, sulit ditemukan di Kota Serang. Padahal menurutnya itu semua penting untuk kesehatan masyarakat, agar dapat mencegah penyebaran Covid-19.

    “Saya heran, bahan dasar untuk membuat disinfektan itu tidak ada. Saya juga menyuruh tim, mereka tidak menemukan. Tolong lah jangan menimbun apalagi seperti masker, hand sanitizer, dan cairan pembersih seperti disinfektan juga,” pintanya.

    Di akhir, ia menghimbau kepada masyarakat apabila ingin melakukan tes Covid-19, agar lebih mengedepankan kejujuran. Hal itu dapat membantu tim medis yang sedang berjuang melawan virus Korona.

    “Kebetulan, teman juga ada yang jadi dokter. Masyarakat juga harus jujur kalau mau tes covid-19, mulai asal dari mana dan segala macam, kita harus membantu tim medis juga, agar tidak kesulitan,” pungkasnya.

    Ditempat yang sama, Ketua RW 02 Lingkungan Tembong Sawo, M Saribi mengatakan, pihaknya mengapresiasi dengan dilakukannya penyemprotan disinfektan tersebut, sebagai salah satu langkah mencegah penyebaran Covid-19.

    “Kami warga sangat apresiasi terhadap Bu dewan yang sudah mau membantu kami. Kami juga sangat membutuhkan penyemprotan ini untuk masyarakat, agar ibadah juga tenang, tidak was-was,” ungkapnya.

    Ia pun turut menghimbau kepada warganya, apabila ingin melaksanakan solat berjamaah di masjid, untuk membawa sajadah masing-masing sebagai upaya pencegahan.

    “Kepada masyarakat juga, diimbau untuk membawa sajadah sendiri apabila ingin melaksanakan solat berjamaah. Sebagai antisipasi penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (MUF)

  • Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    SERANG, BANPOS – Informasi mengenai adanya mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19 dibenarkan oleh Humas Untirta, Veronica Dian. Namun menurutnya, mahasiswa tersebut masih belum positif Covid-19. Sebab saat ini diketahui statusnya masih Orang Dalam Pemantauan (ODP).

    “Berdasarkan informasi, statusnya masih ODP belum menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Berbeda dengan bapaknya, jadi masuk isolasinya ruang biasa,” ujarnya saat dihubungi BANPOS melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Ia mengatakan, mahasiswa berinisial YB itu tidak mengikuti UTS yang digelar beberapa waktu yang lalu, dengan alasan karena bapaknya sedang jatuh sakit. Sehingga, ia memastikan tidak ada mahasiswa lainnya yang terpapar Covid-19.

    “Anak itu tidak ikut UTS. Bukan karena sakit tapi justru bapaknya yang sakit. Jadi yang terpapar parah itu bapaknya. Dia tidak datang ke kampus setelah itu, jadi tidak ada mahasiswa lain yang berinteraksi dengan YB,” kata Dian.

    Menurutnya, YB pada mulanya merasakan sesak nafas. Sehingga ia merasa khawatir bahwa dirinya terjangkit Covid-19. Namun setelah dirawat, rasa sesaknya sudah berangsur membaik.

    “Jadi masih ringan, anak ini tiba-tiba merasa sesak. Anak ini khawatir. Kalau yang diisolasi itu bapaknya dengan kondisi agak parah. Sekarang dikabarkan sudah agak ringan,” jelasnya.

    Berdasarkan komunikasi pihak Dekanat FEB Untirta dengan YB, diketahui bahwa saat ini hanya YB dan bapaknya saja yang dirawat di RSUD Banten.

    “Ibunya alhamdulillah tidak kenapa-kenapa, hanya dia dan bapaknya. Bapaknya yang tadinya agak parah, kemudian dirujuk ke RSUD Banten bersama dirinya,” terangnya.

    Dia pun berharap kondisi YB dapat segera pulih. Selain itu ia juga berharap hasil tes swab yang dijalani oleh YB mengeluarkan hasil negatif.

    “Mudah-mudahan semua berangsur membaik, bapaknya bisa kembali sehat. Si anaknya juga hasil labnya mudah-mudahan negatif,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Sivitas Akademika Untirta dihebohkan dengan adanya pesan berantai yang mengatakan bahwa terdapat salah satu mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19.

    Dalam pesan tersebut, dituliskan bahwa mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu dinyatakan positif Covid-19.

    “Assalamu’alaikum, selamat siang pak mohon izin untuk melaporkan bahwa rekan KKM saya (YB – FEB Untirta) saat ini dinyatakan positif terkena virus Corona/Covid-19,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS. (DZH)

  • Kadinkes Kota Serang Sebut Video di TPU Kedalingan Hoaks

    Kadinkes Kota Serang Sebut Video di TPU Kedalingan Hoaks

    SERANG, BANPOS – Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, membantah jenazah yang dimakamkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) karena terpapar Covid-19. Hal ini menjawab berbagai pertanyaan masyarakat atas beredarnya video pemakaman jenazah menggunakan APD.

    “Memang ini banyak yang menanyakan. Jadi dari 16 wilayah kerja Puskesmas dan berdasarkan verifikasi data yang kami input bahwa tidak ada data orang meninggal karena Covid-19. Jadi itu hoaks, ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Menurut hematnya, para petugas yang mengurus jenazah tersebut menggunakan APD sebagai bentuk kehati-hatian mereka di tengah pandemi Covid-19. Kendati jenazah tersebut belum tentu terpapar virus.

    “Saya membacanya itu merupakan bentuk kehati-hatian para petugas. Karena kan sekarang sedang maraknya Covid-19. Meskipun belum tentu jenazah itu terpapar virus Corona, namun pemahaman bahwa kita semua bisa saja menjadi sumber infeksi,” terangnya.

    Ikbal mengatakan, langkah yang diambil oleh para petugas pemakaman tersebut merupakan langkah yang tepat. Meskipun menurutnya, APD yang digunakan masih belum memenuhi standar.

    “APD yang digunakan memang masih di bawah standar. Jadi itu hanya untuk meminimalisir kontak dan paparan dengan jenazah. Tapi yah itu upaya yang dilakukan sudah tepat,” katanya.

    Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya video yang beredar. Sebab, apabila memang jenazah tersebut meninggal karena Covid-19, maka pihak rumah sakit sudah pasti akan konfirmasi kepada Dinkes Kota Serang.

    “Karena kalau meninggalnya karena Covid-19, sudah pasti datanya akan masuk ke kami. Karena itu merupakan data yang harus diketahui oleh kami,” tandasnya. (DZH)

  • Mahasiswa Untirta Dikabarkan Positif Corona, Opsi Perpanjangan Kuliah Daring Muncul

    Mahasiswa Untirta Dikabarkan Positif Corona, Opsi Perpanjangan Kuliah Daring Muncul

    SERANG, BANPOS – Sivitas Akademika Untirta dihebohkan dengan adanya pesan berantai yang mengatakan bahwa terdapat salah satu mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19.

    Dalam pesan tersebut, dituliskan bahwa mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu dinyatakan positif Covid-19.

    “Assalamu’alaikum, selamat siang pak mohon izin untuk melaporkan bahwa rekan KKM saya (YB – FEB Untirta) saat ini dinyatakan positif terkena virus Corona/Covid-19,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS, Rabu (25/3).

    BANPOS pun mencoba mencari tahu nomor mahasiswa terkait. Setelah mendapatkan nomornya, BANPOS berupaya menghubungi nomor tersebut. Namun, nomor itu sudah tidak dapat dihubungi.

    Sementara itu, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Untirta, Suherna, mengaku masih belum tau terkait dengan informasi tersebut.

    “Yah saya belum tahu yah informasinya. Dia tinggal di Tangerang yah? Siapa namanya?” ujar Suherna saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

    Saat diberitahu nama serta fakultas pasien, ia mengatakan akan segera menghubungi pihak Dekanat FEB untuk melakukan konfirmasi berkaitan dengan informasi tersebut.

    “Saya mau konfirmasi ke fakultas yang bersangkutan. Kalau dari FEB berarti saya akan segera telpon dekannya untuk konfirmasi,” tuturnya.

    Suherna juga mengaku jika memang informasi tersebut benar, maka terdapat kemungkinan kuliah secara dalam jaringan (Daring) akan diperpanjang.

    “Nah ini, menurut saya mah pasti akan ada usulan agar kuliah Daring diperpanjang pada satu semester ini,” tandasnya. (DZH)

  • Minim APD Lawan Covid-19, Tenaga Kesehatan : Kami Seperti Perang Tanpa Senjata

    Minim APD Lawan Covid-19, Tenaga Kesehatan : Kami Seperti Perang Tanpa Senjata

    SERANG, BANPOS – Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam melawan pandemi Covid-19. Bukan hanya mereka yang ada di rumah sakit rujukan saja, melainkan juga para tenaga kesehatan yang berada di seluruh Puskesmas.

    Sebagai garda terdepan dalam ‘peperangan’ ini, sudah pasti mereka memiliki ketakutan tersendiri atas Covid-19. Karena, mereka juga memiliki keluarga, kerabat dan teman-teman yang menunggu mereka agar pulang dengan selamat.

    Seperti yang diceritakan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Banten Girang, Uwen Yuheni. Menurutnya, pada awal mula penyebaran Covid-19 para tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas Banten Girang biasa saja dalam menyikapinya. Sebab, mereka sebagai tenaga kesehatan sudah terbiasa dengan adanya suatu wabah.

    “Namun ternyata semakin lama, kami para tenaga kesehatan khususnya di Puskesmas pun timbul rasa takut. Karena ternyata ini menjadi pandemi, artinya seluruh dunia terpapar virus ini,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (25/3).

    Terlebih, ketersediaan Alat Perlindungan Diri (APD) sangat minim pada fasilitas kesehatan, khususnya Puskesmas, yang ada di Kota Serang. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor timbul rasa takut dari para tenaga kesehatan.

    “Tentunya kami sebagai manusia yah, walaupun dokter ataupun perawat tentu akan timbul rasa takut. Apalagi dengan ketersediaan APD yang sangat minimal sekali,” terangnya.

    Dengan minimnya APD tersebut, ia pun menggambarkan bahwa saat ini, pihaknya sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19, seolah-olah seperti berperang tanpa membawa senjata.

    “Kami ini memang seperti berperang tanpa membawa senjata. Senjata yang kami butuhkan yaitu APD, disinfektan, dan perlengkapan medis lainnya. Tapi karena minim, jadinya seperti itu. Makanya kami sangat senang ketika baik pemerintah pusat maupun daerah akan mendistribusikan senjata kami dalam waktu dekat ini,” katanya.

    Senada disampaikan oleh Kapus Serang Kota, Yayat Cahyati. Ia mengatakan bahwa wajar saja jika tenaga kesehatan sekalipun merasakan takut dengan Covid-19 ini.

    “Karena kan kita ketahui bahwa penularan Covid-19 ini cukup cepat. Jadi meskipun kami ini dokter ataupun perawat sekalipun tentu merasakan takut,” ujarnya.

    Bahkan menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan ‘senjata perang’, beberapa Puskesmas termasuk yang ia pimpin, menggunakan alat alternatif. Meskipun ia akui alat tersebut belum tentu memenuhi standar.

    “Karena kan kami ini palingan hanya memiliki masker dan sarung tangan saja. Sedangkan APD itu tidak ada. Makanya kami inisiatif menggunakan jas hujan, meskipun mungkin tidak sesuai dengan standar,” jelasnya.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa saat ini masyarakat banyak yang menyerbu Puskesmas untuk melakukan tes kesehatan. Mayoritas mereka bahkan tidak benar-benar sakit, hanya tersugesti oleh rasa takut mereka.

    “Jadi awalnya kami kira dengan adanya imbauan agar tidak keluar rumah, masyarakat yang datang ke Puskesmas akan berkurang. Tapi justru malah melonjak drastis. Dan ternyata, dari banyaknya yang berobat justru yang sakit benar-benar hanya setengahnya saja,” tuturnya.

    Mengenai upaya pencegahan yang dilakukan Puskesmas Serang Kota, ia mengatakan bahwa setiap orang yang datang ke Puskesmas, akan di skrining terlebih dahulu di gerbang masuk. Sehingga, pihak Puskesmas dapat membedakan ruang tunggu setiap pasien.

    “Jadi kami berlakukan juga social distancing atau jaga jarak di ruang tunggu. Kami juga mengimbau agar pasien yang berobat jangan banyak-banyak yang mengantar. Karena banyak kasus yang sakitnya satu, sekeluarga ikut mengantar. Jadi kayak piknik,” tandasnya. (DZH)