Tag: Daging Sapi

  • Harga Garam dan Bawang Putih Diprediksi Naik

    Harga Garam dan Bawang Putih Diprediksi Naik

    SERANG, BANPOS – Jelang hari raya Idul Adha tahun ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten memperkirakan akan ada dua komoditas mengalami kenaikan harga di pasaran.

    Dua komoditas yang dimaksud justru bukan pada harga daging sapi maupun kerbau, melainkan harga bawang putih dan juga garam beryodium.

    Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Disperindag Provinsi Banten Babar Suharso saat ditemui di Gedung Pendopo Gubernur Banten pada Senin (29/5).

    ”Ada dua ini malah bawang putih sama garam beryodium sedang kita teliti kita intervensi untuk dikendalikan,” katanya.

    Untuk harga bawang putih Babar menjelaskan kenaikan itu sudah terjadi bahkan sejak hari raya Idul Fitri tahun 2023, hanya saja menurutnya, kenaikan yang terjadi tidak begitu signifikan.

    ”Kalau bawang putih sih udah lama sebetulnya, sejak Lebaran juga sudah mulai naik walau sedikit,” tuturnya.

    Sedangkan untuk kenaikan harga garam yodium, Babar meyakini bahwa hal itu tidak akan berlangsung lama.

    Karena menurut penuturannya kenaikan harga garam itu terjadi lantaran disebabkan oleh kepanikan sesaat masyarakat saat mengetahui stok garam di pasaran terbatas.

    ”Nah sekarang nambah lagi garam beryodium. Biasanya sih kalau garam tidak berlangsung lama, bisa diatasi. Cuma kadang masyarakat suka panik gitu, jadi mahal gitu tuh. Dibilang stok kurang mahal,” jelasnya.

    Berbeda halnya dengan harga bawan putih dan garam yang mengalami kenaikan, Babar menjelaskan, jika harga cabai di pasaran justru mengalami kestabilan harga.

    Padahal sebelumnya, cabai selalu menjadi komoditas yang kerap mengalami kenaikan harga di pasaran, terutama menjelang peringatan hari raya seperti Idul Adha.

    ”Cabai aman sudah mulai terkendali kalau cabai,” ucapnya.

    Tidak hanya cabai, harga daging baik sapi maupun kerbau juga mengalami hal yang serupa di pasaran.

    Menurut penjelasan Babar, kestabilan harga daging terjadi setidaknya disebabkan oleh lancarnya impor daging baik sapi dan kerbau ke Indonesia.

    Ditambah lagi kini masyarakat sudah mulai terbiasa untuk mengkonsumsi daging beku impor sapi dan kerbau dari luar negeri.

    ”Harga daging stabil karena sekarang importasi daging beku, sapi maupun kerbau lancar. Jadi masyarakat punya pilihan, dan masyarakat sudah mulai ada kecenderungan baru gitu ya, mau mengkonsumsi daging beku,” tuturnya.

    Terkait dengan harga, ia menjelaskan, harga daging segar berada di kisaran harga Rp120-Rp130 ribu. Sementara untuk daging beku jauh lebih murah, yakni berkisar di angka Rp90-Rp100 ribu. (MG-01/PBN)

  • Bos Bapanas Belajar Ke Brazil

    Bos Bapanas Belajar Ke Brazil

    JAKARTA, BANPOS – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, Indonesia harus mulai mengembangkan peternakan sapi modern untuk memenuhi kebutuhan daging nasional. varietas sapi dengan proporsi karkas yang tinggi juga harus menjadi bagian dari pengembangan peternakan modern

    Hal tersebut dikatakannya saat kunjungan ke fasilitas pengolahan daging sapi terintegrasi hulu hilir JBS Frigorifico di Lins, Sao Paulo, Brazil, Kamis (17/5).

    Arief mengatakan, varietas sapi dengan proporsi karkas yang tinggi juga harus menjadi bagian dari pengembangan peternakan modern. Sejalan dengan hal tersebut, juga perlu dikembangkan rumah pemotongan hewan yang terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi industri sapi.

    “Kami optimis pemenuhan kebutuhan daging sapi yang selama ini sebagian masih dipenuhi dari impor dapat dikurangi,” ujarnya.

    Sebagai informasi, JBS Frigorifico merupakan pabrik terbesar yang ada di Amerika Selatan dengan total pegawai mencapai 6.800 orang. Adapun produk yang dihasilkan meliputi daging, organ sapi, olahan daging sapi seperti hamburger patty, bakso dan corned beef, pengolahan kulit sapi, dan biodiesel.

    Setiap hari perusahaan ini menyembelih 1.150 ekor sapi dengan perkiraan nilai produksi sebesar 7,5 juta Real Brazil atau setara Rp 22,5 triliun.(RMID)

  • Harga Daging Sapi Tembus Rp135 Ribu per Kg, Tukang Bakso Mengeluh

    Harga Daging Sapi Tembus Rp135 Ribu per Kg, Tukang Bakso Mengeluh

    PANDEGLANG, BNAPOS – Harga minyak goreng yang disusul harga kacang kedelai, mengalami kenaikan. Kini harga daging sapi pun di Pasar Badak Pandeglang, ikut meroket. Biasanya harga daging sapi hanya dibandrol Rp 100 ribu/Kg, kali ini harganya mencapai Rp 130 ribu – Rp 135 ribu/Kg. Kondisi itu, membuat para pedagang bakso di Kabupaten Pandeglang galau.

    Seorang pedagang bakso di Pandeglang, Agus Setiawan mengaku, harga daging sapi kini mencapai Rp 130 ribu – Rp 135 ribu/Kg. Menurutnya, dengan kenaikan harga tersebut membuat pedagang bakso menjerit, lantaran harga bahan baku olahan bakso mengalami kenaikan yang signifikan.

    “Kenaikan harga daging sapi sudah berjalan dua hari. Sekarang sampai Rp 130 ribu – Rp 135 ribu/Kg. Biasanya kami beli hanya Rp 100 ribu saja, saya juga tidak tahu. Tiba-tiba harganya naik,” kata Agus, saat ditemui di lapak jualan baksonya, Minggu (27/2).

    Akibat mahalnya harga daging sapi itu, ia juga mengaku, dengan terpaksa harus mengecilkan ukuran bakso yang dijualnya, dari biasanya.

    “Ya, mau gimana lagi. Kami juga butuh daging sapi, untuk olahan pembuatan bakso. Terpaksa ukuran juga dikecilkan, tapi saya juga adain ukuran yang besar,” tambahnya.

    Maka dari itu ia berharap, harga daging sapi bisa kembali normal seperti biasanya. Ia meminta, pemerintah segera turun tangan menangani persoalan tersebut.

    “Di sisi lain, saya juga butuh daging sapi, untuk olahan bakso. Semoga harganya bisa kembali stabil,” tandasnya.

    Seorang pembeli bakso, Rani mengaku, dengan harga daging sapi yang mengalami kenaikan, ukuran bakso diperkecil dari biasanya. “Kasian juga ke pedagang bakso dan masyarakat, dengan kenaikan daging sekarang ini. Pengennya bakso seperti biasanya, jangan diperkecil,” keluhnya.

    Apalagi tambahnya, saat ini bakso menjadi kuliner favorit masyarakat. Maka dari itu ia berharap, pemerintah bisa menurunkan harga daging sapi. Agar harga bakso juga tak naik.

    “Sudah minyak goreng, kacang kedelai. Sekarang, harga daging sapi naik. Ko nggk henti – hentinya, rakyat tetap yang dikorbankan,” imbuhnya.

    (nipal/mardiana)

  • Pedagang Daging Sapi di Pasar Anyar Mogok Jualan Lima Hari

    Pedagang Daging Sapi di Pasar Anyar Mogok Jualan Lima Hari

    TANGERANG, BANPOS – Para pedagang daging sapi di Pasar Anyar Kota Tangerang memutuskan untuk mogok berjualan. Aksi mogok ini berlangsung selama lima hari mulai Senin (28/2/2022) hingga Jumat, (4/3/2022) mendatang.

    Mogok jualan ini merupakan bentuk protes para pedagang. Sebab, harga daging sapi yang melambung tinggi. Kini, harganya menyentuh Rp 150 ribu per kilogram.

    Mahalnya harga daging sapi membuat para pedagang kalang kabut. Lantaran, harga tinggi itu membuat para pembeli sepi.“Harganya Rp 150 ribu. Ini kita beli dari pemotongan aja berapa kita kita segini (Rp 150 ribu). Jadinya sepi,” ujar salah satu pedagang daging sapi di Pasar Anyar, Anim.

    Para pedagang sepakat melakukan mogok jualan berdasarkan surat imbauan dari Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI). Aksi itu sebagai bentuk protes atas tingginya harga daging sapi.“Kami sepakat mogok mulai hari ini sampai lima hari kedepan se-Jabodetabek,” kata AnimIa mengatakan, saat ini harga daging sapi bergerak naik kisaran Rp 145 ribu sampai Rp 150 ribu per kg. Harga itu jauh dari normalnya yakni Rp 120 ribu hingga Rp125 ribu per kg.

    “Semoga bisa turun lah, para pelanggan juga banyak yang komplen. Kita juga gabisa berbuat apa-apa,” paparnya.

    Hal serupa dikatakan pedagang lainnya Bewok. Dia mengatakan, selain agar harga daging sapi bisa turun, diharapkan para konsumen memahami bahwa harga sedang tinggi-tingginya.

    “Supaya pembeli juga tahu harga sedang mahal. Karena banyak yang ngeluh menuduh pedagang main naikin harga seenaknya,” jelasnya.

    Pantauan di lokasi, terlihat tidak ada aktivitas para penjual daging. Sejumlah pedagang berjaga yang ditakutkan adanya pedagang yang tetap memaksa berjualan.

    Direktur Utama PD Pasar Kota Tangerang Titien Mulyati mengatakan pihaknya akan melakukan sidak. Serta berkoordinasi dengan pihak terkait.“Berkoordinasi dengan Bulog. Akan melakukan operasi pasar. Tapi untuk teknisnya melalui Disperindagkop dan UKM,” katanya.

    (IRFAN/BNN)