Tag: dampak kekeringan

  • Dana Darurat Kekeringan Pandeglang Belum Ditentukan Peruntukannya

    Dana Darurat Kekeringan Pandeglang Belum Ditentukan Peruntukannya

    PANDEGLANG, BANPOS – Pemkab Pandeglang bertindak cepat dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 Miliar dari pos dana Tidak Terduga (TT) APBD Pandeglang Tahun Anggaran 2023 dalam rangka mensiasati dampak kekeringan yang melanda daerah tersebut selama dua bulan terakhir. Sejalan dengan penetapan status siaga darurat bencana kekeringan yang berlaku selama 14 hari kedepan, penggunaan dana TT tersebut sedang dibahas oleh instansi terkait untuk menentukan peruntukannya.

    Menurut Bupati Pandeglang, Irna Narulita, dana TT tersebut dapat segera digunakan dengan adanya tanda tangan dari dirinya. Luaran dari dana tersebut, Pemkab Pandeglang masih dalam tahap pembahasan mengenai besaran yang akan dipakai serta peruntukannya untuk apa saja.

    “Ibu (Irna, red.) sudah tanda tangan, artinya dana TT bisa digunakan. Ada Rp1 Miliar lebih dananya. Tetapi kita masih membahas besaran yang akan dipakai, dan peruntukannya untuk apa saja, anggaran yang kita miliki sebesar itu,” kata Irna dalam wawancara pada Rabu (11/10).

    Irna juga meminta bantuan dari Pemprov Banten untuk membantu mengatasi krisis air bersih akibat terjadinya bencana kekeringan di Kabupaten Pandeglang selama beberapa bulan terakhir. Irna menyatakan bahwa Pemkab Pandeglang telah mengirimkan lebih dari satu juta liter air bersih bersama dengan stakeholder lain sebagai respons atas keadaan yang terjadi, tetapi bantuan ini akan terus diberikan sampai bencana kekeringan berakhir.

    Bupati Pandeglang juga menambahkan bahwa ia sudah berkoordinasi dengan pihak swasta di wilayah tersebut agar mereka juga bisa memberikan bantuan berupa CSR dengan membangun sumur bor atau sumur pantek sebagai solusi atas permasalahan kekeringan air.

    “(Kita) harapkan pihak swasta, juga bisa membantu membuatkan sumur bor atau pantek untuk mengatasi kekeringan,” ujar Irna lagi.

    Irna menegaskan bahwa anggaran TT tersebut bisa digunakan untuk membangun sumur bor atau pantek, tetapi ia memastikan bahwa peruntukan dana tersebut akan disesuaikan dan didiskusikan dengan Instansi terkait yang terlibat dalam penanganan permasalahan kekeringan.

    Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta, mengatakan bahwa secara keseluruhan alokasi anggaran pada pos dana TT senilai lebih dari Rp1 Miliar. Namun, dana yang akan digunakan untuk penanganan terhadap bencana kekeringan belum dapat dialokasikan karena masih dalam tahap pembahasan mengenai teknisnya.

    Fahmi menekankan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk memberikan bantuan pasokan air bersih bagi warga Pandeglang yang mengalami krisis air. Setiap hari, bersamaan dengan stakeholder terkait, pihaknya terus memberikan bantuan pasokan air bersih.

    “Bantuan pasti terus kita lakukan, karena banyak masyarakat yang membutuhkan pasokan air bersih,” imbuhnya.(PBN/BNN)

  • Sawah di Baksel Kekeringan, BPBD Siapkan Langkah Penanganan

    Sawah di Baksel Kekeringan, BPBD Siapkan Langkah Penanganan

    LEBAK, BANPOS – Musim kemarau tahun ini yang ditenggarai dampak El Nino telah berdampak pada kekeringan yang luar biasa pada area persawahan. Menghadapi hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak kini melakukan perencanaan kesiagaan atas kekeringan tersebut.

    Pantauan BANPOS pada Rabu (2/8), sejumlah persawahan di Lebak Selatan (Baksel) mengalami kekeringan signifikan. Hampir semua lahan persawahan mengalami kekeringan dan tanahnya pada retak.

    Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, menyampaikan bahwa terdapat sebanyak 16 titik wilayah persawahan di berbagai kecamatan di Kabupaten Lebak, mengalami kekeringan selama musim kemarau tahun ini.

    Menurut Febby, wilayah kecamatan yang rawan mengalami kekeringan selama kemarau meliputi Maja, Curugbitung, Kalanganyar, Cipanas, Bayah, Cibadak, Cimarga, Leuwidamar, Cirinten, Banjarsari, Warunggunung, Bojongmanik, Malingping, Wanasalam, Cihara dan Cilograng.

    Dalam hal ini, terang Febby, pihak BPBD Lebak sudah berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait untuk mengatasi dampak kekeringan yang mungkin terjadi selama musim kemarau.

    “Kami dari BPBD telah berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait dalam menyiapkan bantuan air bersih untuk daerah-daerah yang berpeluang mengalami kekeringan signifikan,” terangnya.

    Dikatakannya, BPBD Lebak sudah menyiagakan tiga mobil tangki dengan kapasitas masing-masing 6.000 liter untuk mendistribusikan bantuan air bersih ke daerah terdampak kekeringan.

    Kata dia, bahwa warga yang daerahnya mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih bisa mengajukan permintaan bantuan air bersih ke pemerintah kabupaten, melalui pemerintah desa dan kecamatan.

    “Musim kemarau yang kering juga bisa meningkatkan risiko kebakaran. Oleh karena itu, BPBD Lebak meminta warga tidak melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kebakaran, seperti membuka lahan dengan cara membakar,” tandasnya. (WDO/DZH)