CILEGON, BANPOS – Kekesalan warga Linkungan Gunung Asem, Kelurahan Lebakdenok, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon kepada angkutan truk pasir yang melintas di wilayahnya memuncak. Puncak kekesalan warga diluapkan dengan membolakde jalan provinsi dan menyetop puluhan truk pengangkut pasir.
Pantauan di lapangan, aksi blokade jalan jalan ini dilakukan mulai pukul 09.30 WIB dimana diikuti sekitar ratusan warga terdiri gabungan warga Link. Lebakkelapa, Pekaja wetan, Pekaja kulon, dan gunung Asem yang merupakan gabungan dari empat rukun tetangga (RT) yakni dari 07, 02, 08 dan 03.
Aksi blokade jalan provinsi yang berbatasan antara wilayah Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang dan wilayah Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon ini bukan juga diikuti sebagian warga Desa Batukuda, Kecamatan Mancak.
Ketua pemuda Link.Gunung Asem Ade Rohmat yang ditemui wartawan di lokasi aksi menyatakan bahwa aksi blokade jalan ini dilakukan secara spontan dimana pada malam harinya terdapat ceceran pasir bercampur air limbah pasir yang berserakan di jalan provinsi yang mengganggu kenyamanan warga setempat.
“Aksi blokade jalan dari warga Gunung Asem, Keluarahan Lebak Denok ini secara spontan karena kesal dengan debu dan polisi pasir yang setiap hari berceceran dari angkutan truk pasir di wilayah kami. Warga sudah sangat kesal dengan debu polusi pasir yang diakibatkan dari angkutan truk. Setiap hari setiap waktu siang dan malam warga kami harus menerima polusi debu pasir,” tandas Ade dengan nada kesal.
Menurutnya, warga Link. Gunung Asem sebelumnya sudah beberakan kali melayangkan surat protes kepada pengusaha galian pasir dan truk pengangkut pasir agar tidak melakukan pencemaran lingkungan, akan tetapi tidak pernah ditanggapi.
“Kita sudah sering bersurat ke penambang pasir di wilayah Batu Kuda, Mancak. Namun surat protes warga tidak diindahkan sehingga warga dirugikan dimana setiap harinya terdampak debu. Kesehatan warga terganggu dan lingkungan rumah juga terdampak debu pasir,” ujar Ade.
Untuk diketahui, pada aksi blokade jalan ini dihadiri Camat Citangkil Ikhlasunufus, Lurah Lebakdenok Nurcholis, Kepala Desa Batukuda, Sabit, para anggota Babinsa dan Babinkamtibmas, Kaniit Iintel Polsek Mancak dan Kanit Intel Polsek Ciwandan dan Satuan Intel Polres Cilegon, serta ratusan warga Gunung Asem dan Batukuda.
Namun sayang, saat aksi blokade berlangsung, tidak ada satupun perwakilan pemilik tambang pasir di wilayah Desa Batukuda yang datang menemui warga.
Pada nota tuntutan yang disampaikan yang ditanda- tangani Camat Citangkil, Kades Batukuda dan diketahui aparat kepolisian, ratusan warga ini menyuarakan 12 tuntutan di antaranya agar truk pengangkutan pasir dialihkan ke jalan lain terhitung mulai hari ini.
Selanjutnya mulai Sabtu (31 Agustus, red) tidak ada lagi truk angkutan pasir yang diperbolehkan melintas. Kemudian pihak penambang pasir diminta untuk membersihkan ceceran pasir yang menumpuk disepanjang jalan.
Sementara itu Camat Citangkil Ikhlasunufus didampingi Kades Batukuda, Sabit dan Ketua Pemuda gunung Asem, Ade Rohmat mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera mempertemukan warga dengan para pemilik penambang pasir pada Senin depan (2 September, red) yang akan difasilitasi oleh Satintel Polres Cilegon.
Pertemuan itu, kata Ikhlasunufus agar aspirasi warga yang mendambakan hidup sehat dan nyaman serta bisa kembali menikmati udara segar tanpa debu pasir bisa kembali dinikmati warganya.
Sementara itu salah seorang warga Link Gunung Asem Rohayati mengungkapkan kegetiranya dimana setiap hari dirinya dan para tetangga lainnya harus menderita akibat polusi debu pasir dan suara bising kendaraan truk yang melintas.
Akibat polusi debu pasir tersebut, rumah dan halaman serta seluruh warga yang terdampak sangat menderita. Rumah dan halaman menjadi kotor serta dampak kesehatan tak jarang harus dia alami.
Selain itu keselamatan warga Gunung Asem juga terancam, dimana setiap waktu baik siang dan malam hari para sopir angkutan truk sering ugal- ugalan saat melintas dijalanan padat penduduk.
“Warga disini (Gunung Asem, red) sudah sangat lama menderita semenjak banyak truk angkutan pasir melintas yang menimbulkan polusi udara dan dampak lainnya. Tuntutan kami meminta agar angkutan truk pasir dipindah ke jalur lain. Warga disini ingin hidup sehat dan tenang seperti hari- hari sebelumnya,” ucap Nurhayati dengan nada sedih.
Untuk diketahui, akibat aksi blokade jalan oleh warga, puluhan kendaraan truk tertahan beberapa jam. Aksi ini juga mendapat pengaman dari anggota Polsek Mancak, Polsek Ciwandan dan Polres Cilegon.
Atas desakan warga, puluhan truk pengangkut pasir diputar balik dan dilarang melintas. Selain itu, aparat kepolisian juga mengambil surat- surat kendaraan truk pengangkut pasir.(BAR)