Tag: DPD

  • Fadel Puji Keberhasilan Pembangunan Di Ranah Minang

    Fadel Puji Keberhasilan Pembangunan Di Ranah Minang

    SUMATRA BARAT, BANPOS – Wakil Ketua MPR dari Kelompok DPD Prof. Fadel Muhammad melakukan kunjungan sekaligus bersilaturahim dengan Wakil Gubernur Sumatera Barat Dr. Ir. Audy Joinaldy. Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman Wakil Gubernur Sumbar, di Kota Padang Senin (06/11/2023) malam.

    Kehadiran Fadel disambut dengan ramah oleh tuan rumah, layaknya sahabat yang sudah lama tidak saling bertemu.

    Pada kesempatan itu, Fadel mengapresiasi keberhasilan Pemerintah Sumbar mempertahankan capaian pembangunan ekonomi yang sudah diraih pada tahun-tahun sebelumnya.

    Terbukti, data Badan Pusat Statistik menunjukkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar -1,61, tahun 2021 sebesar 3,29 dan tahun 2022 sebesar 4,36.

    Anggota DPD Dapil Gorontalo itu juga turut bahagia karena Pemprov Sumbar berhasil menekan orang miskin sehingga jumlahnya menjadi semakin kecil.

    Berdasar data BPS, tahun 2022 jumlah orang miskin di Sumbar mencapai 335,22 atau turun dari 370,67 pada 2021 dan 344,23 pada 2020.

    “Pertama sekali kedatangan saya kemari adalah untuk bersilaturrahim. Sudah agak lama saya tidak ketemu, padahal orang-orang disekitar beliau, termasuk teman dan orangtuanya saya kenal semua. Saya senang melihat beliau dalam keadaan sehat, tak kurang satu apapun, lebih senang lagi karena pembangunan Sumbar berjalan dengan baik,” ungkap Fadel.

    Sektor pertanian yang menjadi salah satu prioritas pembangunan di Sumbar menurut Senator asal Provinsi Gorontalo, itu berhasil dilaksanakan dengan baik. Dan itu membuat banyak petani Sumatera Barat yang ekonominya meningkat.

    Keberhasilan tersebut, menurut Fadel, tak berlebihan, karena kemampuan wagubnya dibidang pertanian sangat mumpuni.
    Disinggung mengenai dukungan politik bagi pasangan petahana jelang Pilkada serentak 2024, menurut Fadel Muhammad, kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar yang sangat baik bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Dan itu menjadi modal serta dukungan politik tersendiri dari masyarakat Sumbar.

    “Beliau ini tidak memerlukan dukungan politik dari saya. Cukup dari kinerja mereka selama ini, itu sudah lebih dari yang dibutuhkan. Apalagi baik gubernur maupun wakilnya, terkenal sangat kompak, saling mengisi satu dengan yang lainnya,” pungkas Fadel.(RMID).

    Berita Ini Tealah Tayang Di RMID https://rm.id/baca-berita/parlemen/195870/bertemu-wagub-sumbar-fadel-puji-keberhasilan-pembangunan-di-ranah-minang.

  • Saat Ini Momentum Tepat Beringin Bersiap Menang

    Saat Ini Momentum Tepat Beringin Bersiap Menang

    JAKARTA, BANPOS – Ada hal istimewa di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Partai Golkar. Perayaan hari jadinya tahun ini bertepatan dengan pesta demokrasi lima tahunan. Karenanya, HUT kali ini dijadikan momentum bagi beringin untuk memenangkan Pemilu.

    Harapan ini terucap dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Jawa Barat, Ace Hasan Syadzily. Ia menerangkan, Golkar menjadi yang tertua di antara para kontestan Pemilu 2024. Istilahnya, Golkar lebih banyak makan asam garam ketimbang partai lain. Usianya yang telah melewati setengah abad banyak melahirkan kader yang berkiprah dalam pembangunan Indonesia. Tentu tidak mengejutkan, mengingat partai mengusung ideologi: karya kekaryaan.

    “Golkar dilahirkan sebagai pendukung bagi jalannya pemerintahan agar dapat menjalankan fungsi pembangunan tersebut. Karena bagi Golkar, kehidupan bernegara itu harus mencapai tujuannya, yaitu mendorong kesejahteraan masyarakat,” jelas Ace, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, Minggu (15/10/2023).

    Istimewanya, HUT Golkar kali ini menjelang kontestasi Pemilu 2024. Target yang diusung pun sangat jelas. “Momentum HUT Golkar tahun 2023 ini kami jadikan sebagai upaya untuk memenangkan Golkar di tahun 2024,” tegas Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini.

    Dimulai dari legislatif, di bawah kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto, Golkar menargetkan mengisi 20 persen komposisi parlemen, atau sekitar 115-120 kursi DPR. Begitu juga dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilakukan tahun depan.

    Tak sampai di situ, Ace juga menargetkan partainya menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres). Saat ini, Golkar tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) bersama Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat. Turut di dalamnya partai nonparlemen seperti Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Prima.

    Mungkinkah Golkar bisa memenangkan Pilpres? Saat ini ada anggapan bahwa banyaknya partai tak menjamin salah satu pasangan calon bisa memenangkan Pilpres. Namun, jika dilihat rekam jejak Golkar, tak ada yang menyangkal bahwa partai ini memiliki DNA pemenang.

    “Saya kira harus dipahami, sesuai dengan ideologi Golkar, yaitu karya kekaryaan, tujuan utamanya adalah menjadi bagian dari kekuasaan politik yang dapat berkontribusi dari pengambilan kebijakan bagi bangsa ini,” ungkap Ace.

    Menurutnya, dengan menjadi bagian di pemerintahan, Golkar memiliki kesempatan untuk berkontribusi lebih besar dalam pembangunan bangsa. Alasannya sederhana, karena dengan masuk di pemerintahan, Golkar menjadi bagian dari pengambilan kebijakan bangsa ini.

    Jika di luar kekuasaan, tentu kesempatan untuk bisa menempatkan diri dalam proses pengambilan kebijakan sangat terbatas. “Kecuali kami ada di dalam parlemen,” ujar politisi kelahiran Pandeglang, 47 tahun silam ini.

    Menariknya, di sejumlah lembaga survei, suara Golkar diprediksi hanya berkisar 10 persen. Capaian ini masih di bawah PDIP dan Gerindra. Lantas, apakah Golkar mampu kembali ke era kejayaannya sebagai partai pemenang Pemilu nomor satu?

    Bagi Ace, peluang itu tetap ada. Ia tidak alergi terhadap hasil sejumlah lembaga survei. Namun, hasil tersebut dianggap belum menunjukkan kondisi spesifik pada daerah pemilihan (dapil) masing-masing calon legislatif (caleg), karena sifatnya masih menggunakan proporsional tertutup. Padahal, kekuatan kemenangan partai sangat ditentukan sejauh mana memperoleh raihan suara di DPR.

    “Itu pernah ditunjukkan Golkar dalam Pemilu 2019. Kami memperoleh 85 kursi, sementara Gerindra 78 kursi, dengan perolehan suara yang berbeda. Suara Gerindra lebih besar dari Golkar saat itu,” terang Ace.

    Ace lalu membeberkan formula yang diracik Golkar untuk memenangkan Pemilu 2024. Terlebih, banyak kader Golkar yang berprestasi.

    “Kekuatan Golkar adalah kekuatan para figur di daerah pemilihannya. Karena itu, strategi kami dengan menempatkan kader-kader dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) sebagai kunci kemenangan Golkar,” ungkap lulusan Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini.

    Strategi yang dimaksud adalah, Golkar tak henti-hentinya membekali para caleg untuk melakukan berbagai pendekatan kepada masyarakat. Salah satunya dengan metode micro targeting.

    “Jadi kami meminta calon legislatif di daerah pemilihannya untuk menyasar kelompok, terutama yang berbasis pada teritorial dengan target yang jelas dan terukur,” kata Ace.

    Terlebih, sistem kaderisasi Golkar dianggap yang paling baik di antara partai lain. Publik tentu pernah mendengar bahwa Golkar mengadopsi sistem urut kacang, yakni mendahulukan yang lebih besar atau lebih senior.

    “Sebagai partai yang senior, dan banyak kader partai yang telah berproses di Golkar, tentu dalam penempatan kader partai baik di legislatif maupun di eksekutif, Golkar mengedepankan sistem urut kacang,” ucap Ace.

    Bukan hanya menggunakan sistem yang unik, Golkar juga menjadi satu-satunya partai yang terbuka, tidak dimiliki keluarga, sehingga terbebas dari anggapan partai dinasti. Kata Ace, Golkar adalah partai milik semua. Satu-satunya partai inklusif yang demokratis. Semua pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan musyawarah, dan itu adalah semangat Pancasila. Bahkan diklaim partai yang paling Pancasila.

    “Karena pendekatannya tentu lebih mengedepankan musyawarah dalam proses pengambilan kebijakan. Karena kami demokratis, maka tentu Golkar sangat terbuka kepada kader bangsa yang ingin mengabdikan dirinya pada negara,” tuturnya.

    Karena sangat demokratis, tak ayal jika banyak faksi di dalam tubuh Golkar. Namun, karena kematangannya, partai ini tetap mampu bersatu.

    Ace menerangkan, politik adalah mengelola berbagai kemungkinan. Politik juga tidak akan pernah lepas dari kepentingan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya.

    “Golkar sebagai partai terbuka tak bisa menghindari adanya faksionalisasi di tubuh Golkar. Tergantung dari sejauh mana terdapat kesamaan cita-cita, dan kesamaan tujuan,” bebernya.

    Ia menyatakan, faksionalisasi tak bisa dihindarkan. Namun, seluruh kader sadar betul ketika menghadapi kekuatan dari luar, Golkar kembali bersatu. Sehingga yang dikedepankan adalah kepentingan yang lebih besar. “Bukan hanya kepentingan pribadi atau faksi, tetapi kepentingan yang lebih besar. Ada saatnya kami beda pendapat, tapi perbedaan pendapat itu dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan partai,” tegas Ace.

    Sebab itu, di momentum yang baik ini, Ace berharap kepada masyarakat untuk kembali mempercayakan aspirasinya kepada Golkar. Karena sebagai partai yang terbuka, partai tengah, Golkar telah teruji membawa kemajuan bangsa. “Golkar selalu hadir dalam berbagai penyelesaian krisis bangsa. Ini tentu menjadi modal bagi Golkar untuk dipercaya kembali oleh masyarakat dalam Pemilu 2024,” pungkas Ace. (RMID)

    Berita Ini Telah Terbit Di https://rm.id/baca-berita/parpol/193389/hut-ke59-partai-golkar-saat-ini-momentum-tepat-beringin-bersiap-menang

  • Spanduk Caleg Jangan Hamburkan Uang Rakyat

    Spanduk Caleg Jangan Hamburkan Uang Rakyat

    SERANG, BANPOS – Menjelang penetapan daftar calon tetap (DCT), semakin bertebaran spanduk atau baliho Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota. Kondisi ini membuat kota atau jalan terlihat kumuh dan kotor. Sudirman, salah seorang warga Kota Serang kepada BANPOS, Rabu (20/9) mengaku kesal dan kecewa dengan tindakan para calon wakil rakyat baik dipusat maupun daerah,.

    Mereka enak dan cuek memajang foto atau gambar. Tak sedikit pajangan itu merusak lingkungan.

    “Setiap ada pemilihan kepala daerah, atau wakil rakyat. Saya sebagai warga Kota Serang sudah bosan disuguhkan dengan gambar-gambar calon legislatif (Caleg),” katanya.

    Ia berharap ada kesadaran besar dan tinggi dari pada calon wakil rakyat, yang memasang spanduk atau baliho di sepanjang jalan.

    “Masak iya, calon wakil rakyat, tindakannya tidak mengerti dengan lingkungan dan keindahan. Harusnya mereka memberikan contoh dengan baik kepada masyarakat, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan keindahan,” katanya.

    Senada diungkapkan oleh Ahmad. Menurutnya, sikap tidak baik oleh para calon wakil rakyat ini seharusnya menjadi perhatian dan point penting bagi masyarakat menjadi referensi tidak terpilih.

    “Ini juga harus jadi pertimbangan agar pemilih tidak memberikan respon positif kepada calon wakil rakyat yang dengan sengaja membuat kotor jalan dengan pemasangan spanduk-spanduknya.,” katanya.

    Diakuinya, para kandidat calon wakil rakyat yang memasang spanduk-spanduk dengan berbagai ukuran tidak gratis. Ada pembiayaan pembuatan spanduk.

    “Mulai dari Cetak, sampai dengan spanduk itu berdiri kokoh. Bahkan untuk pengamanan spanduk, supaya tidak rusak atau dicabut juga memerlukan uang tidak sedikit, istilahnya untuk pengamananya. Banyak kocek (uang) yang harus dikeluarkan para wakil rakyat,” ujarnya.

    Selama ini, setiap menjelang Pemilu atau Pilkada, spanduk dengan gambar seseorang itu selalu yang disalahkan adalah pemerintah daerah, baik provinsi atau kabupaten/kota.

    “Kita selama ini terkecoh dengan,sebutan bahwa satuan polisi pamong praja (Satpol PP) lah yang bertugas membersihkan. Padahal ini tidak benar, yang bertanggung jawab atas spanduk adalah calon wakil rakyat itu sendiri, Bukan petugas Satpol PP,” katanya.

    Dan jika aparat pemerintah sampai turun tangan, untuk membersihkan spanduk maupun baliho, maka masyarakat lah yang akan dirugikan.

    “Satpol PP itu tugasnya bukan membersihkan spanduk, Ini yang harus dipahami, karena kalau mereka sudah turun tangan, artinya ada uang rakyat dari APBD provinsi maupun kabupaten/kota dipakai untuk kegiatan penertiban. Ini kan tidak adil, lah wong calon wakil rakyat yang berbuat kesalahan dengan memasang spanduk, tapi uang APBD yang dikumpulkan dari masyarakat melalui pembayaran pajak, digunakan untuk menertibkan spanduk atau baliho. Ini kan salah kaprah,” ujarnya.

    Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Agus Supriyadi dihubungi melalui telepon genggamnya mengaku tengah menunggu surat resmi dari Bawaslu untuk melakukan penertiban spanduk dan baliho yang merusak pemandangan di kabupaten/kota.

    “Itu adanya di Bawaslu. Kami sudah beberapa kali koordinasi dengan Bawaslu. Kita tinggal menunggu lagi langkah selanjutnya,” kata Agus.(RUS/PBN)

  • Kampanye di Sekolah Dewasakan Demokrasi

    Kampanye di Sekolah Dewasakan Demokrasi

    SERANG, BANPOS – Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terbaru, saat ini mengizinkan peserta pemilu berkampanye di fasilitas pemerintah dan pendidikan. Asalkan tanpa adanya atribut kampanye yang ditampilkan. Hal tersebut tertuang dalam putusan MK Nomor 65/PUU-XXI/2023.

    Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Serang, Hasan Basri mengaku putusan yang MK putuskan merupakan salah satu hal yang baik untuk menumbuhkan jiwa demokrasi para siswa dan mahasiswa. Karena sebuah kampanye di sekolah juga menjadi salah satu ajang yang bagus untuk mendiskusikan gagasan yang inovatif dan inspiratif.

    “Responnya bagus ya. Misalnya anak-anak di sekolah dan di kampus sudah mulai belajar berdemokrasi. Jadi anak-anak sudah belajar berdemokrasi,” ujarnya, Kamis, (24/8)

    Hasan menjelaskan, bahwa para siswa dan mahasiswa ini merupakan stok pemimpin masa depan. Jadi memang sejak dini perlu untuk dikenalkan tentang demokrasi yang baik.

    “Kalau steril, kan kapan mereka akan belajar. Apalagi sekarang pendidikan demokrasi juga sudah masuk di sekolah-sekolah. Jadi misalnya mereka ada kunjungan ke kantor pemerintahan ke DPRD-nya,” jelasnya.

    “Pemilihan ketua OSIS yang ada di sekolah pun sudah mirip-mirip pemilihan umum. Artinya memang sudah mulai dikenalkan. Tentu lebih jauh dari itu, bagus juga kalau putusan MK membolehkan kampanye di lingkungan sekolah dan kampus terutama karena itu merupakan proses pembelajaran bagi mereka,” tambahnya.

    Hasan mengungkapkan, mungkin dalam pelaksanaannya saja yang perlu untuk lebih di tata lebih kepada pemahaman dan memberikan wawasan terkait gagasan-gagasan yang saat ini menjadi hal-hal yang dikampanyekan oleh para calon legislatif maupun calon kepala daerah.

    “Hanya mungkin pada metodologinya saja atau caranya yang harus di tata biar berbeda caranya. Kalau di sekolah atau di kampus itu lebih elegan. Mungkin kampanye di sekolah dan di kampus itu lebih kepada kampanye-kampanye gagasan. Misalnya bisa dikemas tentang bagaimana kita mendiskusikan gagasan-gagasan pembangunan untuk daerah dan sebagainya,” ungkapnya.

    “Dan bebas disitu, mau calon kepala daerah, calon anggota dewan. Diundang di kampus, diskusi, berdebat tentang gagasan bagaimana memajukan daerah,” tambahnya.
    Menurut Hasan, MK mengeluarkan putusan itu tentu berdasarkan dengan kajian-kajian yang matang. Dan memang, hal tersebut bisa berdampak baik bagi perkembangan demokrasi yang ada di daerah maupun negeri ini.

    “Insyaallah secara demokrasi kita semakin dewasa. Karena di sekolah atau kampus, siswa bisa diajak diskusi tentang gagasan, mau dibawa kemana negeri ini, daerah ini, nanti akan ada pengayaan dari teman-teman di sekolah atau di kampus itu,” ucapnya.

    Hasan juga mengaku bahwa hal tersebut juga menjadikan sebuah kampanye menjadi lebih hidup. Karena kampanye tidak hanya dengan tema-tema kampanye yang cuma begitu-begitu saja. Seperti amanah dan membela rakyat. Tetapi seperti apa konsep dan implementasinya saat mendapat jabatan bisa lebih jelas.

    “Kalau ditanya, misalnya caleg buat baliho ada tag line seperti jujur dan amanah, itu seperti apa implementasinya. Misalnya dia mendapatkan jabatan sebagai kepala daerah atau anggota dewan. Kan itu susah, tidak terukur. Tetapi kalau kita punya gagasan untuk membangun daerah dikampanyekan di sekolah, di kampus, wah itu mantap. Karena nantinya, gagasan itulah yang menjadi tema-tema perjuangannya ketika terpilih,” tandasnya.(CR-01)