LEBAK, BANPOS – Dampak fenomena El Nino mulai menjalar ke berbagai sektor kehidupan. Bermula dari
kekeringan ekstrem yang terjadi di berbagai daerah yang bahkan membuat Lebak menetapkan status
darurat kekeringan, hingga berpotensi meningkatkan laju inflasi.
Kemarin, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lebak menggelar High Level Meeting dengan
pembahasan fenomena El Nino, dan memprediksi fenomena itu dapat meningkatkan laju inflasi di
daerah.
Asisten Daerah (Asda) Kabupaten Lebak bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ajis Suhendi, dalam
keterangan yang diterima BANPOS pada Rabu (23/8), mengatakan bahwa untuk menjaga stabilitas harga
sampai dengan Triwulan II ini, dilaksanakan pasar murah pada tujuh komoditas yaitu beras, minyak
goreng, gula pasir, terigu, telur, bawang merah dan bawang putih.
Selain itu, pihaknya juga melakukan penyaluran bantuan telur ayam dan daging ayam bagi 41.628 KRS
(Keluarga Risiko Stunting), dengan rincian per KRS menerima 10 butir telur ayam dan satu kg daging
ayam.
Ajis mengatakan, sebagai upaya untuk mengatasi dampak El Nino, dilakukan percepatan tanam di
wilayah yang terdapat sumber air dan menggunakan varietas tahan kekeringan, melakukan
pemeliharaan terhadap embung, saluran irigasi dan pipanisasi yang telah dibangun.
”Selain itu juga, menginventarisir wilayah yang rentan terjadinya kekeringan dengan melakukan
pendataan jumlah dan kondisi pompa serta ketersediaan sumber air, meningkatkan frekuensi
monitoring,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Lebak, Yani, mengatakan bahwa hingga
saat ini ketersediaan dan harga bahan pokok masih stabil dan diperkirakan akan bertahan hingga akhir
tahun 2023. Namun, ia mengaku pihaknya telah menyiapkan beberapa upaya untuk mengantisipasi
terjadinya peningkatan inflasi.
”Dampak dari El Nino ini kan adalah kekeringan, nah kekeringan ini bisa mengakibatkan gagal panen.
Otomatis, jika terjadi gagal panen ketersediaan berkurang dan harga akan naik,”kata Yani saat ditemui
BANPOS di ruang kerjanya.
Yani menjelaskan, kenaikan harga bisa disebabkan oleh dua faktor yakni distribusi yang terhambat atau
produksi yang terganggu. Pada kekeringan ini misal, produksi beras atau panen padi terganggu. Hal
tersebutlah yang bisa mengakibatkan harga melonjak.
”Iya jika membicarakan dampak El Nino terhadap Inflasi ini memang berdampak namun secara tidak
langsung,” jelasnya.
Ia menerangkan, salah satu upaya untuk mengantisipasi kurangnya suplai bahan baku untuk daerah
dapat melakukan produksi atau penanaman sendiri.
Ia menghimbau kepada masyarakat, untuk menjaga dan mempersiapkan kebutuhan pokok dan pangan
sendiri guna menghadapi kebutuhan yang tidak bisa diprediksi di beberapa waktu mendatang.
”Misal, kalau selama ini mereka (masyarakat) ketika sudah ada gabah hasil panen langsung dijual, nanti
bisa ditahan dulu untuk antisipasi dini terhadap dampak yang tidak bisa diprediksi pada fenomena El
Nino ini,”tandasnya. (MYU/DZH)