Tag: Erick Thohir PSSI FIFA Piala Dunia U-20 Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Keputusan FIFA

  • Jokowi: Ini Sejarah, Sejak 2012, Kita Belum Pernah Menang Lawan Turkmenistan

    Jokowi: Ini Sejarah, Sejak 2012, Kita Belum Pernah Menang Lawan Turkmenistan

    SOLO, BANPOS – Presiden Jokowi sangat mengapresiasi Garuda Muda, yang sukses mencetak sejarah lolos ke putaran Final Piala Asia U23 Qatar, usai menggilas Turkmenistan 2-0 di Stadion Manahan, Solo, Selasa (12/9/2023).

    Bersama Ibu Negara Iriana, putra bungsu Kaesang Pangarep, cucu tercinta dari Gibran Rakabuming Raka: Jan Ethes Srinarendra, dan Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Jokowi terlihat begitu bersemangat menyaksikan penampilan Pratama Arhan Cs.

    “Laganya saya lihat sangat keras. Saling menyerang. Yang sudah kita ketahui, hasilnya 2-0. Ini sejarah. Karena sejak 2012, kita belum pernah menang melawan Turkmenistan,” kata Jokowi usai laga.

    Jokowi berharap, persiapan Garuda Muda tampil di Piala Dunia U-23 bisa lebih di matangkan. Mengingat rentang waktunya yang masih relatif panjang.

    “Masih panjang kan waktunya ya, masih April. Kita harap, kita bisa bertanding dengan kondisi yang jauh lebih siap,” ucap Jokowi yang mengenakan kaos lengan panjang warna hitam digulung sesiku, dan celana panjang hitam. (RMID)

    Berita Ini Telah Tayang Di RMID https://rm.id/baca-berita/zona-sport/188158/indonesia-lolos-ke-putaran-final-piala-asia-u23-jokowi-ini-sejarah-sejak-2012-kita-belum-pernah-menang-lawan-turkmenistan

  • Gandeng Kapolri, Erick Nggak Main-main Sikat Mafia Sepak Bola

    Gandeng Kapolri, Erick Nggak Main-main Sikat Mafia Sepak Bola

    INDONESIA, BANPOS – Komitmen Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir untuk membenahi sepak bola tanah air tidak main-main. Untuk urusan memberantas mafia bola, Erick menggandeng langsung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Harapannya, kick of Liga 1 yang dimulai awal Juli mendatang, benar-benar bebas dari mafia sepak bola.

    Kemarin pagi, Erick sengaja datang ke Mabes Polri di kawasan Blok M, Jakarta untuk bertemu Jenderal Sigit. Turut hadir mendampingiri Erick, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus dan Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji. Selanjutnya, Erick bersama rombongan menggelar rapat tertutup dengan Kapolri.

    Sekira 1 jam, Erick dan Kapolri keluar ruangan untuk menggelar konferensi pers di Lobby Gedung Utama Mabes Polri. Keterangan pers disampaikan langsung oleh Erick bersama Kapolri.

    Dalam keterangannya, Erick mengaku pertemuannya itu untuk membahas soal mafia bola yang selama ini cukup meresahkan. Kepada Kapolri, eks Presiden klub bola asal Italia Inter Milan itu, menyerahkan data-data dugaan pengaturan pertandingan atau match fixing yang dilakukan mafia bola. Bahkan soal kecurangan ini, Erick membeberkan bahwa kasus itu sudah diketahui Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).

    Erick mengancam, akan memberi sanksi tegas berupa larangan berkecimpung dalam dunia sepak bola, bagi seluruh pelaku match fixing alias mafia sepak bola. Hal itu sejalan dengan perintah Presiden Jokowi dan FIFA untuk menciptakan iklim sepak bola yang bersih.

    “Kami mendorong hukuman seumur hidup kepada wasit, pemain, pemilik, pengurus, bahkan saya sendiri, jika ada yang terlibat mafia sepak bola,” tegas Erick, dalam konferensi persnya bersama Kapolri di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

    Erick berharap, sepak bola dapat meniru pertandingan basket yang telah menerapkan sanksi serupa. Kalau aturan ini ditegakkan, Erick optimis, penyelenggaraan sepak bola yang kondusif dapat memperbaiki citra sepak bola Indonesia yang diminta FIFA dan Presiden Jokowi.

    “Pihak kepolisian menjadi yang terdepan dalam pemberantasan mafia bola dan pengaturan skor. Ini dilandasi data dan fakta, bukan asumsi,” ungkap Erick.

    Pada kesempatan yang sama, Kapolri menegaskan, pihaknya telah membentuk satgas mafia sepak bola sejak Maret 2023. Satgas itu sebagai berperan dalam mengawal dunia olahraga, termasuk kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.

    Sigit mengatakan, Satgas mafia bola diaktifkan untuk memberantas praktek pengaturan skor dan menciptakan kelancaran kompetisi Liga 1 tahun 2023/2024 yang bakal bergulir pada 1 Juli 2023 dan berakhir pada 30 Mei 2024.

    “Liga yang berkualitas juga menghasilkan atlet-atlet berprestasi, dan tentunya siap untuk maju pada laga nasional dan internasional,” tuturnya.

    Eks Kabareskrim ini menambahkan, berdasarkan laporan yang disampaikan PSSI, saat ini pihaknya telah menemukan adanya indikasi pelanggaran atau kecurangan yang dilakukan perangkat pertandingan. Karena itu, dalam waktu dekat, Satgas Anti Mafia Bola akan bergerak melakukan penyidikan.

    Namun, Sigit belum dapat mengungkapkan kasus indikasi pelanggaran atau kecurangan tersebut. Karena Tim Satgas masih bergerak melakukan penyidikan dan pendalaman.

    “Kami membuka ruang bagi siapapun untuk melapor. Berikan informasi, untuk kami dalami. Jika kita dapatkan, kami akan proses. Kalau di Polri, prosesnya ya pidana. Hasilnya, akan kami laporkan ke PSSI,” pungkasnya.

    Sementara itu, Presiden Madura United Achsanul Qosasi menyambut baik pembentukan Satgas Mafia Bola. Dia berharap, Satgas itu mampu menciptakan Liga yang bersih dan bebas dari praktik pengaturan pertandingan.
    Achsanul, mendukung penuh langkah PSSI dan Polri yang ingin menciptakan iklim sepak bola yang bersih. Sebab hal itu dapat menyuburkan tim lokal maupun para pemain. “Bagus. Ini bentuk keseriusan Pengurus PSSI saat ini,” ungkap Achsanul, semalam.

    Dukungan juga datang dari pengamat sepak bola nasional, Kesit Budi Handoyo. Dia mengaku bersyukur dengan ketegasan Erick yang akan menjatuhkan sanksi berat bagi siapapun yang terlibat melakukan match fixing.

    Menurutnya, para pelaku match fixing tidak pantas berada dalam dunia olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas dan hanya akan mengotori sepak bola Indonesia.

    “Memang seharusnya hukuman berat dijatuhkan buat para pelaku match fixing. Siapa pun yang terlibat jangan lagi diberi kesempatan terlihat di sepak bola. Kita nggak butuh orang-orang seperti itu,” ujar Kesit, kemarin.

    Menurutnya, bila PSSI tegas, maka akan timbulkan efek jera bagi lingkaran mafia bola. Para mafia bola itu, kata dia, akan berpikir ribuan kali jika masih berupaya untuk cawe-cawe di kejuaraan Liga 1 dan 2.
    Terpenting, lanjut dia, tindakan menghukum para mafia bola tidak boleh pandang bulu.

    Mulai tingkatan paling atas sampai bawah, semua harus diberikan hukuman supaya industri sepak bola Indonesia bersih dan berprestasi.

    “Termasuk jika ada pengurus PSSI atau pengurus klub yang terlibat. Ketum PSSI juga harus tegas, jangan hanya sekadar lips service,” tuturnya.

    Kesit juga menyarankan, jika terbukti ada oknum yang terlibat, para pelaku tindak hanya dijauhkan dari sepak bola tapi juga diberikan sanksi pidana sesuai dengan tingkat pelanggarannya. “Hukuman organisasi dan juga pidana harus sejalan,” pungkasnya. (RMID)

  • Gagal Mencetak Goal, Ini Curhatan Elkan Baggot

    Gagal Mencetak Goal, Ini Curhatan Elkan Baggot

    JAKARTA, BANPOS – Bek tengah Elkan Baggott (20) sukses menampilkan aksi terbaiknya dalam laga FIFA Matchday melawan Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Senin (19/6).

    Pemain Ipswich Town yang baru pertama kali tampil resmi bersama tim Garuda, nyaris menyumbang satu gol untuk Indonesia di awal babak kedua. Dia berhasil meneruskan bola lemparan ke dalam dari Pratama Arhan, lewat sundulannya.

    Tapi sayang, peluang tersebut gagal menjadi gol. Emiliano Martinez yang merupakan kiper terbaik dunia, mematahkan upaya Elkan Baggot, sambil menjatuhkan badan.

    “Ketika itu, saya hanya berusaha menyundul bola yang datang. Dan itu menjadi shot on target. Saya mendapat support dari Pratama Arhan,” ungkap Elkan Baggott.
    Elkan Baggott bukan satu-satunya punggawa Garuda yang membikin Emiliano Martinez ketar-ketir.
    Sambaran Ivar Jenner di akhir babak pertama pun, sempat bikin kiper Aston Villa itu kelimpungan. Meski akhirnya berhasil dikandaskan.

    “Sangat senang dapat bermain melawan Argentina. Meski hasil belum berpihak kepada Indonesia, kami telah berjuang. Terima kasih kepada suporter timnas Indonesia, yang memberikan dukungan luar biasa dan memenuhi stadion,” papar pemain blasteran Thailand, Inggris, dan Indonesia itu.

    Duel Garuda Vs Albiceleste tadi malam, berakhir dengan kemenangan Argentina 2-0, sumbangan Leandro Paredes di menit 38 dan Cristian Romero menit ke-55. (RMID)

  • Erick Sudah Berjuang Keras

    Erick Sudah Berjuang Keras

    JAKARTA,BANPOS – Buntut penolakan kehadiran Timnas Israel di Tanah Air, FIFA akhirnya membatalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebelum keputusan pahit ini keluar, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sudah berjuang keras melobi FIFA agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah. Saat ini, Erick juga terus berjuang agar Indonesia tidak diberikan sanksi tambahan oleh FIFA.
    Usai mendapat arahan dari Presiden Jokowi, Erick bersama tim segera terbang ke Doha, Qatar untuk bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino, Selasa (28/3) malam. Erick terbang ke Qatar usai menonton laga uji coba Indonesia vs Burundi.

    Menggunakan pesawat komersial, Erick menempuh sekitar 8 jam, hingga akhirnya tiba di Bandara Internasional Hamad, Doha, Qatar. Ia dan tim segera bergegas ke salah satu hotel untuk melakukan persiapan akhir sebelum melobi Gianni Infantino.

    “Alhamdulillah, sudah sampai di Qatar. Tentu, tim semua sudah siap, untuk bertemu dan bernegosiasi dengan FIFA. Mudah-mudahan ada jalan keluarnya. Bagaimana kita bisa memberikan solusi terbaik untuk situasi saat ini. Mohon doanya dari masyarakat Indonesia,” tulis Erick, di akun Instagramnya.

    Erick kemudian menuju tempat pertemuan. Dalam sebuah foto yang beredar, Erick dan Gianni Infantino terlihat sedang berbicara empat mata di sudut ruangan. Erick juga menyampaikan surat Jokowi ke Gianni Infantino.

    Lalu, apa hasilnya? FIFA tetap pada pendirian. Mereka membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. FIFA akan menunjuk tuan rumah baru sesegera mungkin. Sedangkan, tanggal penyelenggaraannya masih belum berubah yaitu Mei mendatang. Selain dibatalkan, Indonesia juga terancam kena sanksi dari FIFA.

    Terlepas dari keputusan itu, FIFA tetap berkomitmen untuk secara aktif membantu PSSI melakukan transformasi sepakbola Indonesia. Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Erick.
    “Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Presiden PSSI untuk diskusi lebih lanjut akan segera dijadwalkan,” tulis FIFA dalam keterangannya, semalam.

    Apa tanggapan Erick soal keputusan FIFA ini? Erick mengaku, sudah berjuang semaksimal mungkin agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tetap berjalan di Tanah Air. Namun, posisi Indonesia yang menjadi salah satu anggota FIFA, harus tunduk pada kewenangan dan keputusan yang diberikan FIFA.

    “Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu,” ujar Erick, dari Doha, Qatar.

    Ia menambahkan, keputusan lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia itu, tidak bisa ditolak lagi. “FIFA menilai situasi saat ini tidak bisa dilanjutkan penyelenggaraannya, maka kita harus tunduk,” lanjut Erick.

    Erick meminta semua pecinta sepakbola Indonesia tegar terkait keputusan FIFA itu. “Ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA melakukan transformasi sepakbola, menuju sepakbola bersih dan berprestasi,” tukasnya.

    Mendengar keputusan ini, Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali sedih, dan kecewa. Pasalnya, persiapan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 telah dilakukan sejak 2020. Usai diputuskan jadi tuan rumah pada Oktober 2019, Jokowi meminta para menteri menyiapkan segala sesuatunya. Bahkan, Jokowi sudah mengeluarkan Keppres dan Inpres.

    “Daya dan upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah dan PSSI. Akibat pro-kontra kehadiran Tim Israel, kita dibatalkan jadi tuan rumah. Sangat sedih,” ujar politisi senior Partai Golkar ini.

    Padahal, kata dia, punggawa Timnas Indonesia U-20 berharap banyak kepada Erick agar Indonesia tidak dicoret dari tuan rumah. Menurut mereka, ini kesempatan baik untuk sepakbola yang belum tentu datang lagi. “Saya mengawal ini dari 2019, hasilnya seperti ini. Saya belum bisa bayangkan masa depan sepakbola kita,” sesal eks Menpora ini.
    Komite Exco PSSI, Arya Sinulingga mengatakan, pembatalan ini menjadi pukulan telak bagi Indonesia. Indonesia dianggap tidak mampu memberikan kesetaraan terhadap peserta Piala Dunia U-20.

    Menurut dia, Erick telah menyampaikan opsi, seperti diselenggarakan di dua negara sampai Timnas Israel berlaga tanpa menggunakan bendera atau menyanyikan lagu kebangsaan. Namun, semua ditolak FIFA.

    Arya justru mengkhawatirkan potensi sanksi yang akan diberikan ke Indonesia. “Pak Erick sudah berjuang maksimal. Saat ini, yang kita perjuangkan adalah bagaimana kita tidak kena sanksi dari FIFA. Karena mereka masih mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia,” harap Arya.(RMID)