Tag: Erupsi

  • Polda Banten Imbau Masyarakat Pesisir dan Nelayan Selat Sunda Untuk Waspada Erupsi Anak Krakatau

    Polda Banten Imbau Masyarakat Pesisir dan Nelayan Selat Sunda Untuk Waspada Erupsi Anak Krakatau

    SERANG, BANPOS – Gunung Anak Krakatau (GAK) saat ini tengah aktif, dan berkali-kali erupsi. Polda Banten pun mengimbau warga pesisir dan nelayan di perairan Selat Sunda, untuk mewaspadai aktivitas tersebut.

    Kabidhumas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pada Rabu (6/12) telah terjadi dua kali erupsi GAK.

    “Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.06 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 1.157 meter di atas permukaan laut,” ujarnya.

    Kemudian erupsi yang kedua terjadi pada pukul 09.54 WIB dengan ketinggian kolam abu kurang lebih 500 meter di atas puncak atau kurang lebih 657 meter di atas permukaan laut.

    Dan hasil pengamatan visual dan instrumental teramati Gunung Anak Krakatau berada pada Level III (Siaga) mengalami peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi.

    Didik juga mengimbau agar nelayan termasuk warga pesisir tidak mendekati GAK atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.

    “Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III siaga, kami menghimbau kepada warga di pesisir khususnya nelayan agar tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer,” katanya.

    Ia menjelaskan, sejak kelahiran GAK pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi, sehingga GAK tumbuh semakin besar dan tinggi.

    Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara satu sampai enam tahun. (ANT)

  • Warga Pesisir Lebak Diimbau Waspada Letusan Gunung Anak Krakatau

    Warga Pesisir Lebak Diimbau Waspada Letusan Gunung Anak Krakatau

    LEBAK, BANPOS – Untuk mengurangi risiko kebencanaan, warga pesisir pantai di Kabupaten Lebak diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda.

    Letusan GAK diketahui terjadi sejak Selasa (28/3) hingga mengakibatkan tinggi asap abu mencapai 2.000 meter di atas puncak kawah.

    Demikian disampaikan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Agust Riza Faizal pada Rabu (29/3).

    “Kami berharap masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir pantai selatan selalu waspada terhadap dampak letusan Gunung Anak Krakatau,” ujarnya.

    Selama ini, kata dia, lokasi gunung berapi itu berada di Perairan Selat Sunda bagian utara, sedangkan pesisir Kabupaten Lebak berada di Selat Sunda bagian selatan.

    Pesisir Selat Sunda bagian selatan itu mulai Pantai Binuangeun, Tanjung Panto, Bagedur, Wanasalam, Cihara, Sukahujan, Cibobos, Panggarangan, Bayah dan Sawarna.

    Oleh sebab itu, BPBD Kabupaten Lebak mengimbau masyarakat di daerah tersebut agar meningkatkan kewaspadaan letusan GAK untuk mengurangi risiko kebencanaan.

    Meski BPBD setempat belum menerima surat peringatan kewaspadaan dini dari Badan Geologi Kementerian ESDM perihal adanya aktivitas erupsi GAK, namun tetap agar warga waspada terhadap dampak letusan gunung berapi itu.

    “Kami minta warga pesisir mematuhi petugas untuk keselamatan,” tandasnya. (ANT/MUF)

  • Level Siaga, Jarak Luncur Awan Panas Guguran Merapi Capai 4 Kilometer

    Level Siaga, Jarak Luncur Awan Panas Guguran Merapi Capai 4 Kilometer

    YOGYAKARTA, BANPOS – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menggelar konferensi pers virtual, Sabtu (11/3) berkaitan dengan kondisi Gunung Merapi. Disebutkan bahwa awan panas guguran yang ke luar dari Gunung Merapi pada Sabtu memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.

    Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengatakan berdasarkan pantauan sejak meluncur pertama pada pukul 12.12 WIB hingga 16.00 WIB, awan panas guguran tercatat ke luar dari Merapi sebanyak 24 kali.

    “Setidaknya intensitasnya terbesar kedua setelah (erupsi) pada 27 Januari 2021. Saat itu rentetan awan panasnya sebanyak 52 kali ke arah Kali Boyong,” ujarnya.

    ia menjelaskan, awan panas guguran itu terekam di seismograf dengan amplitudo antara 25-70 mm dan durasi 128-458 detik. Kemudian, hujan abu tipis akibat erupsi Merapi itu dilaporkan terjadi di sektor barat laut-utara dengan intensitas bervariasi yang di antaranya mencapai Kota Magelang, Jawa Tengah.

    Sebaran abu juga dilaporkan menjangkau hingga wilayah Wonosobo, Jawa Tengah atau mencapai 33 Kilometer dari puncak Merapi.

    “Jauhnya sebaran abu Merapi ini tidak berarti kemudian erupsinya sangat besar, karena ini tergantung kekuatan angin juga. Tapi memang intensitasnya saat ini terhitung cukup besar,” ucapnya.

    Hingga saat ini, Budi menyampaikan bahwa BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong yaitu sejauh maksimal 5 Kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng yang berjarak sejauh maksimal 7 Kilometer.

    Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 Kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 Kilometer.

    “Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius 3 Kilometer dari puncak gunung,” tandasnya. (ANT/MUF)