CILEGON, BANPOS – Dipengaruhi faktor alam berupa musim kemarau yang berkepanjangan. Peristiwa kebakaran meningkat tajam pada Agustus 2023 ini. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Cilegon Achmad Jubaedi mengatakan, peristiwa kebakaran mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Saat ini, pihaknya melakukan siaga penuh dalam penanganan kebakaran.
“Mayoritas terjadi pada alang-alang atau lahan kosong,” kata Jubaedi ditemui di Kantor DPKP Kota Cilegon, Rabu (30/8).
Jubaedi mengatakan saat ini personil maupun sarana prasarana tidak ada kendala dalam penanganan kebakaran yang terjadi. Hanya saja, jika kebakaran terjadi pada gedung bertingkat, pihaknya belum mempunyai peralatan tersebut.
“Kalau sekarang kan yang kebakaran ilalang, lahan kosong, kita tidak ada kendala. Kita yang belum punya untuk penanganan kebakaran di gedung bertingkat, tapi itu juga harganya mahal, sekitar 30 miliar,” ujarnya.
Selain itu, Jubaedi juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah atau membuang puntung rokok secara sembarangan. Tentunya, potensi kebakaran saat musim kemarau lebih tinggi dibandingkan hari biasa.
“Kami selalu mengimbau masyarakat dalam beberapa kesempatan agar tidak membuang puntung rokok, ataupun pembakaran sampah, karena bisa menjadi pemicu kebakaran,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Seksi Pemadaman pada DPKP Kota Cilegon Suroto mengatakan, pada 2023 ini, sudah ada 54 kejadian hingga 31 Juli 2023. Namun, pada Agustus 2023 terjadi lonjakan kejadian kebakaran. “Kalau data yang sudah kita rekap sampai akhir Juli ada 54 kejadian. Tapi, Agustus ini meningkat tajam, ada puluhan kali kebakaran. Hari ini saja 3 kejadian,” kata Suroto.
Meski meningkatnya kasus kebakaran, kata Suroto, didominasi oleh lahan kosong berupa ilalang. Pada Rabu (30/8), terjadi 3 kasus kebakaran lahan di Palm Hills, di tepi Jalan Tol Tangerang-Merak Kelurahan Panggungrawi, dan di Kelurahan dekat Pintu Tol Cilegon Barat. “Dari 54 kejadian kebakaran dari Januari sampai Agustus 2023, sekitar 85 persen adalah kebakaran lahan. Tidak ada korban jiwa dalam kasus kebakaran,” ujarnya.
Kata Suroto, kasus kebakaran didominasi oleh kebakaran lahan kosong atau ilalang sekitar 85 persen. Sisanya kebakaran rumah atau pemukiman. Sementara, kebakaran di industri tidak ada pada tahun ini. “Kalau kita melihat kerugian ratusan juta. Kalau lahan kosong kan tidak ada kerugian sebenarnya,” ujarnya.
Kemudian Suroto menambahkan, terjadinya kebakaran lahan kosong pemicunya biasanya akibat pembakaran sampah, ada juga pembuangan puntung rokok, ada juga dugaan pembukaan lahan untuk pertanian. “Kami juga meminta aparatur di kelurahan dan kecamatan untuk tidak bosan mengimbau warga agar tidak membakar sampah sembarangan dan membuang puntung rokok,” tandasnya.(LUK/PBN)