Tag: Farach Richi

  • PKS Sampah Tangsel Tak Diperpanjang

    PKS Sampah Tangsel Tak Diperpanjang

    SERANG,BANPOS – Pemkot Serang berencana tidak akan memperpanjang kerja sama dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terkait dengan pengelolaan sampah. Pasalnya, Momerandum of Understanding (MoU) terkait pengelolaan sampah antara Pemkot Tangsel dan Pemkot Serang akan selesai pada akhir tahun 2023.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, Farach Richi mengatakan, Pemkot Serang tidak akan memperpanjang kerja sama pembuangan sampah Tangsel ke TPAS Cilowong, lantaran masyarakat yang tinggal di sekitaran TPAS Cilowong menolak untuk diperpanjang.

    “Karena masa MoU atau PKS hanya sampai 3 tahun. Dari masyarakat juga menyampaikan tidak mau memperpanjang,” katanya, Minggu (8/10).

    Diketahui, beberapa waktu lalu tepatnya pada 27 Oktober 2022, warga Lingkungan Jakung, Kelurahan Cilowong sempat membuat protes dengan melakukan aksi mengarahkan armada pengangkut sampah dari Tangsel di depan Kantor Kelurahan Cilowong dan Kecamatan Taktakan.

    Akibatnya, ke dua kantor pemerintah itu lumpuh total lantaran bau busuk dari tumpukan sampah tersebut. Aksi warga tersebut dipicu karena deadlock-nya pembahasan mengenai Kompensasi Dampak Negatif (KDN) pada pertemuan yang digelar Senin, 25 Oktober 2022 lalu. Pemkot Serang dan RT se-Kelurahan Cilowong juga tidak menemui kata sepakat.

    Pemkot Serang belum bisa merealisasikan pembayaran KDN untuk satu tahun sekaligus. Atas dasar tersebut, warga di Kelurahan Cilowong secara tegas menolak pengiriman sampah dari Tangsel, dan meminta Pemkot Serang untuk memberhentikan kerja sama tersebut.

    Farach mengaku hingga saat ini, kapasitas sampah yang bisa ditampung oleh TPAS Cilowong masih terbilang aman. “TPAS Cilowong tidak overload,” ucapnya.

    Selain itu, Farach juga mengaku, selama kerja sama pembuangan sampah ke TPAS Cilowong itu, Pemkot Serang mendapatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari Pemkot Tangsel sebesar kurang lebih Rp40 miliar. “PAD yang diterima Pemkot Serang selama tiga tahun itu kurang lebih Rp40 miliar,” tandasnya. (CR-01/AZM)

  • Pemkot Serang Keukeuh ‘Ngarep’ Impor Sampah Tangsel

    Pemkot Serang Keukeuh ‘Ngarep’ Impor Sampah Tangsel

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang kembali ‘ngarep’ kerja sama impor sampah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), setelah sekitar dua bulan lebih impor sampah itu dihentikan untuk dilakukan evaluasi. Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) pun telah menggelar rapat, dan hasilnya telah disampaikan ke Walikota Serang.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, Farach Richi, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap kerja sama tersebut. Menurutnya, keputusan lanjut atau tidaknya kerja sama menjadi keputusan Walikota Serang.

    “Kami selaku OPD terkait sudah melakukan evaluasi dan menyampaikan kepada TKKSD. Kami juga dimintai pertimbangan mulai dari sosial kemasyarakatan, aspek legal hingga pemanfaatannya. Nanti hasilnya disampaikan kepada pak Walikota,” ujarnya, Selasa (15/3).

    Farach menuturkan, secara hasil evaluasi yang pihaknya lakukan, kerja sama tersebut dapat kembali dilakukan. Namun dengan catatan, ada sejumlah aspek teknis yang harus diperhatikan.

    “Pertama kita harus atur berapa jumlah tonasenya, berapa jumlah bantuan keuangannya, lalu kami juga akan menyampaikan surat kepada Tangsel mengenai proses-proses tindaklanjut dari TKKSD ini,” ucapnya.

    Ia menuturkan, nantinya DLH Kota Serang akan melakukan komunikasi intensif dan formal kepada masyarakat yang terdampak kerja sama impor sampah itu. Dengan demikian, tidak terjadi penolakan-penolakan sebagaimana pada awal pelaksanaan tersebut.

    “Kalau komunikasi secara informal sudah kami lakukan. Makanya nanti akan dilakukan komunikasi secara intensif lagi dengan masyarakat, dari hati ke hati,” ungkapnya.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang, Nanang Saefudin, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan kajian bersama TKKSD serta Dinas LH selaku OPD teknis. Saat ini, pihaknya tinggal menunggu kajian mendetail dari Dinas LH, terkait dengan kerja sama tersebut.

    “Kami sudah kaji tadi bersama TKKSD dan LH. Secara lisan saya sudah lapor ke pak Wali, kami nunggu kajian lengkap dulu dari LH. Dan kami juga akan komunikasi dengan mitra kami Komisi 3 DPRD Kota Serang,” ujarnya.

    Menurutnya, Pemkot Tangsel melalui Dinas LH setempat, sudah bersurat dengan Dinas LH Kota Serang berkaitan dengan kerja sama itu. Akan tetapi, kepastian kerja sama tetap harus menunggu kajian lebih detail.

    “Ya tentu kami akan kaji secara matang terlebih dahulu. Kami juga lihat pengalaman tahun yang lalu terlebih dahulu,” tandasnya.

    (DZH/PBN)

  • TPS-3R Jadi Tempat Semedi Hantu, Ini Jawaban Kepala DLH Kota Serang

    TPS-3R Jadi Tempat Semedi Hantu, Ini Jawaban Kepala DLH Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang, Farach Richi mengungkapkan alasan dibalik terbengkalainya Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) yang berdiri di Kelurahan Trondol, Kecamatan Serang, Kota Serang. Melalui via chat, ia menyatakan bahwa kurangnya sumber daya manusia (SDM) adalah penyebab utama TPS3R itu tidak lagi berfungsi atau ‘mati’ terbengkalai.

    “TPS3R Terondol terkendala SDM yg akan mengelola,” tulisnya melalui pesan Whatsapp, Rabu (16/2).

    Diduga pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang sebelumnya tidak memberikan pendampingan atau sosialisasi pemahaman kepada warga Kelurahan Trondol dalam teknis pengelolaan sampah.

    Seperti yang diungkapkan oleh mantan Camat Taktakan itu, bahwa pihaknya akan melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat setempat agar paham dalam teknis pengelolaan sampah.

    “Rencana kita melibatkan untuk kita berikan pelatihan, dan nanti akan dilakukan sosialisasi,” kata Farach.

    Agar bangunan tersebut tidak sia-sia, pihaknya berencana bahwa TPS yang kini nyaris lenyap tertutup ilalang tinggi akan kembali diaktifkan dan dibenahi pada tahun ini.

    “Di 2022 rencana TPS3R terondol kita akan mengaktifkan kembali, bismillah kita akan benahi di 2022,” ujarnya.

    Tak hanya sebagai tempat pengelolaan sampah, pihaknya berencana mengaktifkan kembali bangunan terbengkalai itu untuk memberikan pelatihan bagaimana cara budidaya maggot. Dalam usaha rencana sosialisasinya, dirinya akan melibatkan para stakeholder yakni pihak RT, RW, Lurah, pemuda setempat, hingga tokoh agama.

    “Termasuk bagaimana budidaya magot, yang nanti akan melibatkan mulai dari RT,RW, Lurah, Pemuda termasuk tokoh agama,” tutur Farach.

    Berdasarkan situs resmi Bappeda Kota Serang, madanisisatur.serangkota.go.id, tersebar sebanyak 159 TPS di Kota Serang, tetapi menurutnya hanya TPS di Kelurahan Trondol lah yang tidak berjalan pengelolaannya.

    “Hanya di terondol,” tegasnya.

    (MG-01/PBN)