Tag: Ferry Hasanudin

  • Baznas Pandeglang Berikan Bantuan Bagi Korban Bencana Angin Puting Beliung

    Baznas Pandeglang Berikan Bantuan Bagi Korban Bencana Angin Puting Beliung

    PANDEGLANG, BANPOS – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pandeglang memberikan bantuan untuk dua orang korban meninggal dunia akibat bencana angin puting beliung di Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, Rabu (1/11).

    Bantuan tersebut diberikan secara langsung oleh Ketua Baznas Pandeglang, Fery Hasanudin ke rumah korban di Kompleks Karang Indah, Kelurahan Kadumerak atas nama almarhum Anasya Dafira, dan Kampung Badengong, Kelurahan Pagadungan atas nama almarhum Rukman.

    Fery Hasanudin mengatakan, pihaknya mengucapkan turut berduka cita dan belasungkawa kepada para korban. Bantuan yang diberikan ini sebagai wujud kepedulian para muzakki (para ASN Pandeglang,red) untuk para korban.

    “Bantuan ini dari zakat yang diberikan oleh para ASN, kami sebagai pengelola harus menyalurkan apa yang menjadi hak penerima,” kata Fery.

    Selain itu, Fery juga mengucapkan terimakasih kepada para ASN yang sudah menitipkan zakatnya ke Baznas Pandeglang. Karena selama ini menurut Fery, zakat yang dikelola oleh Baznas paling besar dari para ASN sesuai instruksi Bupati.

    “Instruksi Ibu Bupati, ASN harus menitipkan zakatnya ke Baznas. Insyaallah bantuan yang kita salurkan ini tepat sasaran,” terangnya.

    Menurutnya, bantuan yang diberikan untuk masing-masing korban tidak seberapa hanya sebesar satu juta rupiah. Kendati demikian, pihaknya berharap bantuan ini bisa berguna bagi para korban bencana.

    “Semoga bermanfaat yah, sekali lagi ini adalah titipan dari para ASN Pandeglang yang menitipkan zakatnya ke kami,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua Rukun Tetangga (RT), Sujai salah satu putra dari almarhum Rukman mengucapkan terimakasih kepada Baznas umumnya, khususnya kepada para ASN Pandeglang yang telah menitipkan zakatnya ke Baznas.

    “Kami atas nama keluarga almarhum mengucapkan terimakasih baik kepada Baznas ataupun para muzaki diantaranya ASN, semoga amal baik ini mendapat balasan dari Allah.SWT,” katanya. (dhe/pbn)

  • Pandeglang Bentuk Model Ponpes Ramah Anak

    Pandeglang Bentuk Model Ponpes Ramah Anak

    Sekda Pandeglang, Fery Hasanudin saat memberikan sambutan pada acara Rakor Stakeholder dan Penguatan Pesantren Ramah Anak, Rabu (30/10)

    PANDEGLANG,BANPOS – Sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap anak di Pondok Pesantren (Ponpes), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) membentuk model pesantren ramah anak di Kabupaten Pandeglang.

    Kepala Bidang Partisipasi Organisasi Keagamaan Kementerian PPPA, Dodi M Hidayat mengatakan, Kementerian PPPA terus berupaya mencegah kekerasan dan memberikan perlindungan terhadap anak, salah satunya di pondok pesantren.

    “Dimana pondok pesantren dalam proses belajar mengajar harus ramah terhadap anak, untuk mewujudkan hal tersebut maka harus ada pesantren ramah anak,” kata Dodi saat menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Stakeholder dan Penguatan Pesantren Ramah Anak di Oproom Setda, Rabu (30/10).

    Menurutnya, untuk memenuhi hak-hak anak di pesantren saat ini Kementerian PPPA telah membentuk lima model pondok pesantren ramah anak, diantaranya di Provinsi Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Banten.

    “Dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sesuai dengan assesment Kabupaten Pandeglang terpilih sebagai model pondok pesantren ramah anak, adapun pondok pesantren yang di tunjuk sebagai pesantren ramah anak yaitu pondok pesantren Atohariyah,” terangnya.

    Dodi menambahkan, dengan di tunjuknya model pesantren ramah anak, tentunya harus memiliki tenaga pendidik yang profesional, sehingga bisa mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.

    “Selain itu, selama menempuh pendidikan pihak Ponpes harus dapat memberikan pengasuhan dan pemenuhan hak anak yang baik dan optimal, sehingga unsur kekerasan baik fisik maupun psikis dapat di cegah,” ujarnya.

    Sementara itu, Sekda Pandeglang, Fery Hasanudin mengatakan, setiap lembaga pendidikan yang sistem boarding school atau asrama memiliki tenaga pendidik yang profesional.

    “Tapi belum tentu memiliki tenaga pengasuh profesional, padahal lembaga pendidikan yang demikian harus menerapkan standar pelayanan yang optimal.

    “Pesantren ramah anak akan bisa menjadi lembaga pendidikan yang paripurna,” katanya.

    “Saya sangat mengapresiasi dan menyambut baik program ini, dengan adanya model pesantren ramah anak di Kabupaten Pandeglang dapat mencegah kekerasan dan melindungi hak anak yaitu dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang terintegrasi, dengan begitu pondok pesantren ramah anak akan terwujud dengan baik,” ungkapnya.(dhe/imi)