TANARA, BANPOS – Pemkab Serang terus berkolaborasi dengan Universitas Gajah Mada (UGM)
untuk membangkitkan wisata religi di tanah kelahiran ulama besar Syeikh Nawawi Albantani,
Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang. Salah satunya, untuk kedua kali menggelar Festival Budaya
Tanara yang menampilkan berbagai atraksi kebudayaan khas Kabupaten Serang.
“Program kerjasama Pemda Serang dengan UGM ini berjalan tahun kedua. Kami bersama
menyiapkan dan membangkitkan wisata religi. Diperlukan keterlibatan masyarakat, maka digelar
kegiatan festival,” kata Tatu kepada wartawan, Kamis (3/8).
Berbagai lomba dan atraksi digelar dalam kegiatan ini. Antara lain lomba jurus Silat Kaserangan dan
Tari Ringkang Jawari, yang menjadi khas Kabupaten Serang. Jurus Silat Kaserangan diciptakan 13
sesepuh pendekar dari 12 aliran silat yang ada di Kabupaten Serang. Sementara Tari Ringkang Jawari
merupakan simbolisasi perjuangan jawara Banten dari kalangan perempuan atau Jawari. Keduanya
digagas langsung Ratu Tatu selaku Bupati Serang.
Kemudian ada juga lomba kaligrafi dan videografi budaya Islam. “Dalam menyiapkan kawasan wisata
religi, butuh keterlibatan masyarakat. Sebab untuk membangun fisik itu mudah, ada anggaran.
Namun untuk kesadaran masyarakat, terutama menciptakan sapta pesona daerah wisata, kawasan
yang bersih, ini butuh terus diperkuat bersama,” ujarnya.
Menurut Tatu, Pemkab Serang bersama UGM telah membuat grand design Wisata Religi Tanara,
termasuk menyusun target-target yang harus dicapai. Dalam hal ini, UGM melibatkan mahasiswa
yang tengah melakukan kuliah kerja nyata (KKN).
“Banyak hal yang harus dipersiapkan. Misalnya tentang kebersihan, kuliner, dan semua ada proses
pembinaan yang sudah dilakukan teman-teman mahasiswa UGM,” ujarnya.
Sekadar diketahui, Kecamatan Tanara merupakan daerah kelahiran Syeikh Nawawi Albantani (Lahir
sekitar tahun 1230 H/1813 M dan wafat di Mekkah sekitar tahun 1314 H/1897 M). Syeikh Nawawi
merupakan ulama bertaraf internasional dan pernah menjadi imam Masjidil Haram. Ia adalah
seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, jumlah karyanya tidak kurang
dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadist.
Pemkab Serang berencana membangun Pusat Kajian Kitab Kuning, yang fokus pada karya intelektual
Syeikh Nawawi Albantani. “Kita ingin, jika bicara kitab kuning, di mana pun rujukannya ke Kabupaten
Serang. Namun rencana kami harus diperkuat oleh semangat masyarakat juga,” ujarnya.
Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan, Profesor Wening Udasmoro mengatakan, pihaknya siap
mengaplikasikan berbagai keilmuan dan teknologi tepat guna yang dimiliki civitas akademika UGM
untuk masyarakat. “Semua bergerak bersama. Setiap masyarakat berbeda persoalannya berbeda
pandangannya, jadi mahasiswa KKN turun ke setiap daerah termasuk Kabupaten Serang,” ujarnya.
Ia mengapresiasi seni budaya Kabupaten Serang terutama Silat Kaserangan. “Pencak silat, debus dan
sebagainya, itu memang sudah selayaknya untuk diangkat tidak hanya di tingkat lokal dan nasional
tetap juga internasional. Itu akan mendukung ke depannya wisata religi yang sedang di gagas oleh
Bupati Serang dan jajaran,” ujar pengurus IPSI bidang kelembagaan ini.
Wiyonarko, Ketua Tim Kerja Wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif mengatakan, dalam mengembangkan wisata religi, masyarakatnya harus
bangkit dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) bergerak.
“Apalagi setiap tahun ada haul Syeikh Nawawi Al-Bantani, itu sangat bagus untuk pengembangan
wisata religi di Tanara. Semua harus saling mendukung, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
(AZM)