Tag: Final Piala Dunia

  • Prediksi Final Piala Dunia 2022: Prancis vs Argentina

    Prediksi Final Piala Dunia 2022: Prancis vs Argentina

    JAKARTA, BANPOS – Setelah digelar hampir satu bulan penuh dengan kejutan, Piala Dunia 2022 akhirnya membuka bab penutupnya dengan mempertemukan Argentina dan Prancis di Stadion Lusail, Minggu malam nanti.

    Ini adalah final impian antara juara Copa America dan juara bertahan, antara dua superstar beda usia, Lionel Messi dan Kylian Mbappe, antara dua kutub sepak bola yang bermain efisien tetapi beracun untuk lawan-lawannya.

    Argentina sempat terkulai di hadapan Arab Saudi. Demikian Prancis yang bertekuk lutut kepada Tunisia. Namun kekalahan itu hanya membuat mereka semakin ganas dari laga ke laga berikutnya.

    Argentina akhirnya memuncaki grupnya dan kemudian membungkam Australia 2-1 dalam 16 besar, lalu menang adu penalti melawan Belanda dalam perempatfinal setelah Oranye bangkit usai tertinggal 0-2.

    Laga semifinal Kroasia menjadi pembuktian bahwa Argentina sudah pulih kepada sebenar-benarnya kekuatan mereka hingga kemudian menghentikan tim yang finalis 2018 yang menyingkirkan Brazil dalam perempatfinal tersebut.

    Sementara Prancis yang sepertinya bakal menjadi tim terbaik dalam turnamen tersebut, malah kandas di tangan Tunisia. tapi kemudian bangkit untuk menggasak Polandia 3-1 dalam 16 besar.

    Mereka memulihkan dirinya sebagai tim yang paling klinis dalam memaksimalkan peluangnya ketiga membuang Inggris dari turnamen ini lewat kemenangan 2-1, sebelum menghentikan perjalanan dongeng Maroko dengan 2-0 dalam semifinal.

    Keduanya kini bertemu untuk membuktikan siapa di antara mereka yang terbaik di dunia. Tetapi ini juga laga untuk menjawab apakah Lionel Messi mampu meraih trofi dambaannya setelah empat edisi lalu gagal mendapatkannya. Apakah dia akan sejajar dengan Diego Maradona yang mengantarkan Argentina juara dunia pada 1986.

    Selain menjadi final Piala Dunia keduanya, laga ini juga menjadi pertandingan Piala Dunia yang ke-26 bagi Messi yang tak bisa disamai oleh pemain mana pun.

    Prancis jelas menjadi aral bagi Messi dalam mewujudkan impian menjuarai Piala Dunia. Sebelum Messi mencetak gol atau membuat assist, mungkin Kylian Mbappe yang lebih dulu melakukannya atau bahkan melampauinya, karena sebagaimana Messi yang memiliki Julian Alvarez dan Angel di Maria, Mbappe juga memiliki deputi-deputi hebat pada diri Olivier Giroud, Antoine Griezmann, dan Ousmane Dembele.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Argentina (4-3-3): Emiliano Martinez; Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Marcos Acuna; Rodrigo De Paul, Enzo Fernandez, Alexis Mac Allister; Angel Di Maria, Lionel Messi, Julian Alvarez

    Prancis (4-2-3-1): Hugo Lloris; Jules Kounde, Raphael Varane, Dayot Upamecano, Theo Hernandez; Aurelien Tchouameni, Adrien Rabiot; Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe; Olivier Giroud

     

    Skenario pertandingan

    Ini adakan menjadi pembuktian siapa yang terbaik antara Lionel Messi dan Kylian Mbappe. Tetapi laga final ini juga menjadi kontes bagaimana Nahuel Molina bisa melumpuhkan Mbappe, dan sebaliknya bagaimana Lionel Messi dijinakkan oleh Aurelien Tchouameni, atau pertarungan lapangan tengah antara Enzo Fernandez melawan Antoine Griezmann.

    Namun di pihak Argentina, Angel Di Maria yang menjadi pemain cadangan saat semifinal melawan Kroasia hampir pasti dipasang sebagai starter menggantikan Leandro Paredes, sementara Molina tetap sebagai bek kanan, namun Nicolas Tagliafico di bek kiri mungkin digantikan oleh Marcos Acuna.

    Pelatih Lionel Scaloni mungkin mengocok formasi bermain Argentina yang disesuaikan dengan jenis lawan. Sebelum ini dia memasang 4-3-3 saat melawan Australia dan 5-3-2 ketika menghadapi Belanda, lalu beralih ke 4-4-2 ketika ditantang Kroasia yang memiliki lini tengah kelas dunia.

    Namun menghadapi Prancis kemungkinan dia tetap memasang formasi empat bek di mana Cristian Romero dan Nicolas Otamendi berada di jantung pertahanan.

    Tetapi apa pun formasi yang dipasangnya, Messi akan selalu menjadi jantung timnya di mana semua orang bekerja untuknya, termasuk Rodrigo De Paul yang hampir pasti kembali menjadi pengawal pribadi Messi.

    Bersama Alexis Mac Allister, de Paul akan menjadi pengurai pertahanan lawan dan sekaligus pembuka jalan bagi Messi, di Maria dan Julian Alvares untuk mengancam gawang Prancis.

    De Paul menjadi satu-satunya gelandang yang bisa melakukan semuanya, mulai dari tekel terukur nan berani, sampai mengirimkan umpan yang mengoyak pertahanan lawan.

    Sedangkan Messi sebagaimana biasa menjadi pembaca permainan yang mahir yang berusaha mengeksploitasi setiap kelemahan Prancis dengan visi bermain yang tajam. Dia juga masih memiliki kemampuan hebat dalam melewati seorang bek.

    Argentina masih memiliki sumber kreativitas bermain pada diri Di Maria yang dipadukan dengan kecepatan, dribel dan manuver langsung ke depan yang menjadi sisi baik Alvarez jika Prancis memilih lebih menunggu serangan Argentina.

    Argentina juga memiliki tim pertahanan yang kuat yang sejauh ini menjaga dengan baik gawang mereka. Hampir seluruh lini belakang dan lini tengahnya bertahan dalam sebuah unit yang solid dan tak mau memberikan peluang kepada lawan untuk melancarkan serangan balik.

    Apalagi mereka memiliki Emiliano Martinez yang dengan kepercayaan dirinya membuat gawang Argentina selamat dari puluhan peluang emas lawan.

    Di pihak Les Bleus, Adrien Rabiot yang absen saat melawan Maroko karena virus, kemungkinan menempati lagi jatah starternya yang sama dengan Dayot Upamecano. Dengan demikian Youssouf Fofana dan Ibrahima Konate bertukar tempat sebagai pemain cadangan.

    Semua perhatian mungkin tertuju kepada Mbappe yang mencetak dua gol ke gawang Argentina pada Piala Dunia 2018. Dia tak akan memberi ampun kepada Messi yang rekan bermainnya di Paris Saint Germain, sebagaimana dia lakukan kepada sahabatnya, Achraf Hakimi, kala melawan Maroko.

    Dia kembali didampingi dua deputi dalam trisula penyangga Olivier Giroud, bersama Ousmane Dembele dan Griezmann yang sudah menjadi playmaker top yang piawai menciptakan ruang dan gol serta pekerja keras.

    Sedangkan Tchouameni akan kembali ditemani Rabiot di poros lapangan yang menjadi pihak pertama yang melapis lini pertahanan dan sekaligus membuka gerbang kepada para bek ketika terbuka peluang bagi mereka dalam membantu serangan.

    Duet gelandang ini menjadi kunci yang bisa melumpuhkan agresivitas lini tengah Argentina.

    Bek kiri Theo Hernandez akan berusaha menimbulkan masalah kepada lini belakang Argentina dengan kecepatannya dari sisi kiri lapangan, sedangkan bek kanan Jules Kounde sering sigap melapis lini pertahanan manakala Hernandez ke depan dengan membentuk pertahanan tiga bek yang bisa menyulitkan Messi cs melancarkan serangan balik.

    Sedangkan di jantung pertahanan, Raphael Varane kemungkinan berduet lagi dengan Upamecano setelah yang terakhir ini tak menjadi pilihan kala melawan Kroasia.

    Yang pasti, melumpuhkan Messi akan menjadi resep utama Prancis dalam mengendalikan Argentina, sebaliknya memastikan Mbappe tak dilumpuhkan seperti dilakukan Hakim Ziyech dan Achraf Hakimi saat semifinal, adalah taktik penting lainnya yang dijalankan Prancis.

     

    Statistik dan head to head

    Ini adalah pertemuan keempat Argentina dan Prancis dalam putaran final Piala Dunia. Terakhir kali terjadi di Rusia pada 2018 ketika Prancis menang 4-3 dalam babak 16 besar. Dalam dua pertemuan lainnya Argentina menang pada 1930 dan 1978.

    Bagi Argentina ini adalah final Piala Dunia keenamnya setelah menang pada 1978 dan 1986, namun kalah pada 1930, 1990, dan 2014.

    Argentina hanya kalah sekali dari 42 pertandingan internasional terakhirnya saat menyerah kepada Arab Saudi dalam fase grup Piala Dunia 2022. Sejauh ini di Qatar mereka telah mencetak 12 gol yang merupakan paling banyak sejak 1986 ketika mereka mencetak 14 gol.

    Messi akan memainkan final Piala Dunia keduanya setelah kalah dari Jerman pada 2014. Trofi Piala Dunia adalah satu-satunya gelar turnamen utama yang belum bisa dia koleksi.

    Prancis memainkan final Piala Dunia keempatnya setelah menang pada 1998 dan 2018, tetapi kalah pada edisi 2006.

    Prancis menjadi finalis dua kali berturut-turut pertama sejak Brazil pada 2002, dan akan menjadi negara ketiga yang dua kali menjuarai Piala Dunia secara berturut-turut setelah Italia pada 1934 dan 1938, dan Brazil pada 1958 dan 1962.

    Mbappe mencetak lima gol dalam enam pertandingan yang melampaui jumlah golnya selama Piala Dunia 2018. Pemain berusia 23 tahun itu telah mencetak total sembilan gol Piala Dunia dari 13 pertandingan. (ANT)

  • Pasar Taruhan Harapkan Kylian Mbappe Sisihkan Lionel Messi

    Pasar Taruhan Harapkan Kylian Mbappe Sisihkan Lionel Messi

    JAKARTA, BANPOS – Pasar taruhan terkemuka mengatakan kepada AFP bahwa mereka mendoakan Kylian Mbappe dan Prancis menang atas Lionel Messi dan Argentina dalam final Piala Dunia 2022 esok.

    Piala Dunia sudah menjadi tambang emas untuk para bandar taruhan, namun penampilan mengesankan Messi dalam memimpin timnya telah membuat sejumlah bandar judi ketakutan.

    William Woodhams, CEO bandar taruhan tertua di dunia Fitzdares, mengaku menjagokan Prancis.

    “Kami takut kepada gol Messi dan kemenangan Argentina,” kata dia seperti dikutip AFP. “Kami membutuhkan Mbappe untuk mencetak gol yang lebih banyak ketimbang Messi dan agar Prancis menang.”

    Woodhams mengatakan Messi sudah menjadi favorit semua orang sehingga menyisihkan Mbappe sekalipun kedua pemain masuk final sebagai pencetak gol terbanyak dengan masing-masing lima gol.

    Mbappe gagal mencetak gol sejak menyarangkan dua gol ke gawang Polandia dalam pertandingan 16 Besar.

    “Semua taruhan menempatkan Messi menjadi pemenang Sepatu Emas,” kata Woodhams. “Sebelum turnamen, taruhan lebih dipasang di Mbappe tetapi orang-orang melihat peluang itu kini ada di Messi.”

    “Jika dia memenangkan Sepatu Emas, bisa memaksa kami mengeluarkan 500 ribu pound (Rp9,49 miliar).

    David Stevens, kepala hubungan masyarakat bandar taruhan Coral, mengatakan kedua belah pihak imbang

    “Mengingat begitu tipisnya pertaruhan yang dipasang kepada kedua tim ini, maka tidak mengherankan jika final ini berlanjut kepada adu penalti,” kata Stevens. (ANT)

  • Membayangkan Pertarungan Messi melawan Mbappe

    Membayangkan Pertarungan Messi melawan Mbappe

    JAKARTA, BANPOS- Lionel Messi dan Kylian Mbappe sama-sama bermain untuk Paris Saint Germain. Keduanya mitra sekaligus bersaing dalam klub raksasa Liga Prancis itu.

    Keduanya tampil menawan dan inspiratif selama Piala Dunia 2022 di Qatar yang memiliki klub mereka yang royal mengeluarkan dana besar untuk membeli pemain-pemain terhebat di dunia, termasuk mereka dan Neymar.

    Kini kedua pemain berbeda usia itu bertarung dalam partai puncak turnamen sepak bola terbesar sejagat yang awalnya dipenuhi kontroversi namun kemudian pupus begitu turnamen ini mulai.

    Pertarungan Prancis dengan Argentina bukan saja laga klasik antara dua kutub sepak bola yang sama-sama sudah dua kali menggenggam trofi lambang supremasi sepak bola global itu. Laga ini juga pembuktian siapa di antara Lionel Messi dan Kylian Mbappe yang terbesar.

    Sudah empat Messi mengikuti Piala Dunia dan selalu saja trofi ini lepas dari jangkauan sang superstar.

    Kini pada edisi yang kelimanya dan setahun setelah dia akhirnya memasukkan trofi turnamen besar bersama timnasnya, Copa America, dalam almari pialanya, Messi berpeluang mewujudkan mimpi seumur hidupnya bersama skuad Tim Tango edisi 2022 yang disebutnya memiliki visi dan pandai membaca arah permainan.

    Sedangkan bagi Mbappe, ini adalah Piala Dunia keduanya. Dia bersiap menjadi salah satu dari segelintir orang yang berusaha menyamai generasi Pele menjadi juara dunia dua kali berturut-turut.

    Kedua superstar ini berbeda jauh usianya. Messi 35 tahun, Mbappe 23 tahun. Namun di lapangan hijau, perbedaan usia itu tak terlihat.

    Ini karena mereka sama-sama tampil menawan. Mereka membuat orang-orang berdecak kagum oleh caranya mencari ruang, oleh bagaimana mengolah bola, oleh betapa piawainya mereka memperdaya lawan, dan oleh visinya dalam memetakan arah permainan.

    Mereka berdua juga sama kreatifnya. Hanya sedikit perbedaan di antara keduanya, termasuk soal kecepatan berlari.

    Messi yang sudah dimakan usia tentu tidak secepat dulu. Sebaliknya, dengan kecepatan berlari 35,3 km per jam kala melawan Polandia, Mbappe bersama Kamaldeen Sulemana, Nico Williams, David Raum, Antonee Robinson, Daniel James, Achraf Hakimi dan Ismaila Sarr adalah sprinter-sprinter fantastis.

    Tetapi dalam soal kreativitas, Messi tak kalah dari Mbappe. Bahkan mungkin di atasnya.

    Dua pertandingan terakhir Piala Dunia 2022 membuktikan keluhuran kreativitas mereka itu kala Messi melakukannya saat menghadapi Kroasia, sedangkan Mbappe saat melawan Maroko.

    Messi merancang gol ketiga Argentina dalam pertandingan semifinal melawan Kroasia dengan cara yang sensasional. Tetapi kemaestroannya segera disamai Mbappe yang juga meliuk-meliuk mengelabui lima pemain lawan sebelum merancang gol kedua Prancis kala melawan Maroko.

     

    Atraksi paling ditunggu

    Aksi mereka menjadi atraksi yang sangat ditunggu suporter bola, apalagi berbeda dari sebelum ini ketika mereka sering tampil bareng untuk saling mendukung menciptakan gol untuk PSG, mereka kini masuk lapangan berbarengan dalam kondisi saling berhadapan untuk saling memangsa.

    Keduanya memiliki para deputi yang tahu apa mau mereka. Mereka memiliki asisten-asisten haus gol yang sama pintarnya dalam membaca permainan, dan tahu bagaimana membebaskan dua superstar dari kawalan lawan.

    Tapi sering pula kedua pemain ini sendiri yang kreatif menciptakan ruang bagi dirinya sendiri. Mereka juga tahu pasti kapan harus menggiring bola sendirian dan kapan harus mengirimkan bola kepada rekan-rekannya.

    Jika Mbappe sering ditaruh dalam posisi sayap yang mengapit Olivier Giroud bersama Ousmane Dembele di kanan, dan Antoine Griezmann sebagai false nine, maka Messi ditempatkan sebagai ujung tombak kembar yang belakangan disandingkan dengan Julian Alvarez.

    Keduanya berusaha disembunyikan dalam posisi yang membuat lawan ragu mengawalnya. Mbappe membuat lawan ragu apakah harus mengawal Giroud, Dembele atau dia. Messi membuat lawan terpecah antara harus mengawal Alvares dan lainnya, atau dia.

    Tetapi tetap saja, mereka berdua yang akhirnya menjadi sasaran utama bek-bek lawan.

    Mbappe dikuntit Kyle Walker kala melawan Inggris dan kemudian Achraf Hakimi saat melawan Maroko, sementara Borna Sosa menjadi salah satu yang setia membuntuti gerakan Messi.

    Semuanya tak begitu berhasil, karena andai pun pengawalan berhasil membuat kedua megabintang tak mencetak gol, umpan-umpan kedua superstar lapangan hijau ini sungguh tak bisa dikendalikan.

    Itulah yang terjadi ketika Prancis menutup kisah dongeng Maroko dalam semifinal lalu, dan Argentina dalam membuyarkan impian Kroasia masuk final Piala Dunia untuk kedua kali berturut-turut dalam semifinal lainnya.

    Kini, apakah Nahuel Molina akan pula ditugaskan meredam Mbappe, dan apakah Theo Hernandez yang cukup berhasil meredam Hakim Ziyech bisa melumpuhkan Messi nanti.

    Butuh lebih dari sekadar kekuatan fisik dan energi untuk menjinakkan mereka karena semua pemain yang ditugaskan membuntuti kedua superstar membutuhkan pula kecerdasan dalam membaca gerakan mereka.

    Tanyakan ini kepada Josko Gvardiol yang dengan tubuh besarnya dan mungkin menyangka Messi sudah lamban, tak bisa mengatasi gerakannya yang meliuk-liuk di tepi kotak penalti Kroasia sebelum mengirimkan umpan dari sudut sempit di dalam kotak penalti kepada Julian Alvarez.

    Tanyakan itu kepada Sofyan Amrabat dan Achraf Dari, serta tiga pemain Maroko lainnya yang gagal menghentikan Mbappe walaupun umpan terusan Mbappe kepada Randal Kolo Muani berbau keberuntungan mengingat sempat terbelokkan kaki pemain Maroko.

    Mungkin saja pelatih Argentina Lionel Scaloni akan langsung menurunkan Lisandro Martinez untuk membentuk formasi tiga bek bersama Cristian Romero dan Nicolas Otamendi, guna menangkal agresi Mbappe. Tetapi tubuh besar Ibrahima Konate atau jam terbang tinggi yang dimiliki Raphael Varanejuga bukan jaminan bisa menjinakkan Messi. Josko Gvardiol, Borna Sosa, Nathan Ake, Daley Blind, dan lainnya dibuat keteteran oleh Messi.

     

    Paling menonjol dalam timnya

    Mengawal kedua pemain ini tak saja dibutuhkan fokus kepada bola dan kaki kedua pemain, karena bek-bek lawan membutuhkan aspek yang mustahil mereka miliki, yakni mengontrol jalan pikiran kedua megabintang, tentang ke mana mereka akan mengarahkan bola, apakah akan menembakkannya sendiri atau meneruskannya kepada rekan-rekan satu timnya.

    Tetapi dua bintang klub Prancis yang dimiliki penguasa Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani ini memang mutlak dikawal karena membiarkan mereka bebas berkeliaran sama artinya melepas macan di kebun binatang.

    Mereka sama-sama sudah mencetak lima gol dan paling banyak menciptakan peluang gol untuk timnya masing-masing. Mbappe menciptakan 25 peluang, Messi membuat 27 peluang.

    Tak hanya itu, mereka juga pemain yang paling sering menjadi sasaran umpan rekan-rekannya, termasuk kala menerima bola di antara lapangan tengah dan lini pertahanan lawan. Di sektor ini, Mbappe sudah 147 kali menerima bola, sedangkan Messi 123 kali.

    Mereka bisa begitu karena mempunyai mitra-mitra yang membuat mereka bisa mencapai statistik-statistik itu.

    Oleh karena itu, kalaupun Messi versus Mbappe adalah episode paling menarik dalam laga final Piala Dunia 2022 nanti itu, sebenarnya ini juga pertarungan antara Rodrigo de Paul dengan Aurelien Tchouameni.

    Dua gelandang pekerja keras ini adalah pembuka gerbang pertahanan lawan dan sekaligus jangkar yang menangkal lawan sebelum merangsek teritori pertahanan.

    De Paul malah lebih istimewa lagi. Ini adalah pemain Argentina yang paling tinggi jelajah berlarinya, paling sering menusuk dan memotong serangan lawan, serta paling sering menerima dan mengirimkan bola.

    Dia adalah satu dari tiga pemain Argentina berstatistik tinggi selain Messi dan Angel de Maria. Sedangkan dari Prancis, ada empat pemain paling menonjol termasuk Mbappe. Tiga lainnya adalah Tchouameni, Antoine Griezmann dan Ousmane Dembele.

    Laga ini juga kontes untuk dua kiper hebat yang masih tersisa dalam Piala Dunia 2022, antara Emiliano Martinez dengan Hugo Lloris. Martinez sudah 34 kali menyelamatkan gawang Argentina, sedangkan Lloris sudah 53 kali menghindarkan gawang Prancis dari kebobolan.

    Tetapi cara semua pemain kedua, termasuk bek-bek mereka, akan paralel dengan bagaimana Messi dan Mbappe memainkan bola.

    Mereka juga dua calon pasti peraih Sepatu Emas, namun siapa di antara mereka yang meraih trofi, lebih sulit diprediksi.

    Messi mungkin lebih bernafsu ketimbang Mbappe yang sudah mendapatkan trofi itu pada 2018 dalam usia hanya satu tahun lebih tua dibandingkan ketika Messi melakukan debut Piala Dunia pada 2006.

    Namun Messi mungkin tak peduli dengan rivalitas diam-diamnya dengan Mbappe. Sebaliknya Mbappe mungkin menganggap sekuen ini salah satu bagian paling menarik dalam balik sekuel akhir Piala Dunia 2022 ini.

    Apakah ini puncak dari segala puncak karier Messi atau justru pengukuhan untuk era cemerlang Mbappe? Dua hari lagi jawabannya. (ANT)