Tag: Gibran Rakabuming Raka

  • Prabowo Tua, Fit, Gibran Muda, Seger

    Prabowo Tua, Fit, Gibran Muda, Seger

    JAKARTA, BANPOS – Pasangan bakal Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjalani cek kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (26/20/2023). Meskipun diperiksa hampir 9 jam, pasangan beda usia ini keluar dengan wajah ceria. Prabowo yang berusia tua, masih fit. Sedangkan Gibran yang masih muda, tampak seger.

    Prabowo-Gibran menjadi pasangan Capres-Cawapres terakhir yang menjalani tes kesehatan. Jadwal pemeriksaan ini hanya selang satu hari, pasca keduanya mendaftarkan diri ke KPU, Rabu (25/10/2023) siang.

    Seperti saat mendaftar, Prabowo-Gibran kembali menunjukkan kekompakan. Keduanya tiba bersamaan dengan menumpangi mobil Alphard berwarna putih dan mengenakan kemeja berwarna biru pukul 06.55 WIB.

    Setelah itu keduanya menyalami Kepala RSPAD dan juga sejumlah komisioner KPU serta Bawaslu yang telah menunggu. Prabowo juga tidak lupa memberi salam hormat kepada Kepala RSPAD yang notebene adalah perwira TNI.

    Sedangkan Gibran yang turut ditemani istri, Selvy Ananda melempar senyum kepada awak media yang meliput. Keduanya juga memberikan salam sembari menyalami jajaran RSPAD, KPU, dan Bawaslu.

    Setelah itu keduanya memasuki salah satu ruangan di RSPAD untuk berganti pakaian dari kemeja biru menjadi kimono berwarna hijau. Di momen ini, keduanya sempat keluar terlebih dulu untuk mengambil gambar sebelum kesehatannya dites. Tepat pukul 07.12, barulah keduanya masuk dan menjalani serangkaian cek kesehatan.

    Sembilan jam berlalu, keduanya pun keluar pada pukul 16.35. Keduanya yang sudah berganti pakaian yang dipakainya saat datang tadi. Jajaran tim dokter RSPAD ikut menemani. Keduanya diberikan berkas yang berisikan bukti pemeriksaan.

    Kepala RSPAD Albertus Budi Sulistya mengatakan, tidak ada yang berbeda ketika melakukan pemeriksaan terhadap Prabowo-Gibran. Tes kesehatan dari seluruh Capres-Cawapres yang telah mendaftar ke KPU diperlakukan dengan standar yang sama.

    “Standar pemeriksaan, tim pemeriksa, alat pemeriksaan semua diperlakukan sama sehingga hasilnya pun harus sesuai standar,” kata Budi saat memberikan keterangan pers usai di RSPAD Jakarta.

    Setelah itu, giliran Prabowo-Gibran yang diberikan kesempatan untuk bicara. Dalam keterangannya, Prabowo mengaku sempat dag dig dug saat akan menjalani cek kesehatan. Selain usianya yang sudah kepala 7, Prabowo mengaku takut jarum suntik.

    “Saya ini terus terang saja, saya boleh mengaku nggak? Saya mantan Kopassus tapi saya takut disuntik jarum,” sebut Menteri Pertahanan itu disambut tawa wartawan.

    Prabowo bercerita dulu ia lebih memilih untuk aktivitas terjun ketimbang disuntik. Namun, ia mengaku pemeriksa kesehatan di RSPAD bertindak profesional, sehingga proses mengambil darah pun tak terasa sakit.

    “Tapi Alhamdulillah tadi yang ambil darah sangat profesional, tidak terasa. Dulu saya waktu aktif, lebih baik saya terjun 10 kali daripada disuntik,” ucap dia.

    Meski begitu, Prabowo mengaku lega sebab hasil dari tes kesehatan tidak mendiagnosa dirinya mengidap hal negatif.

    “Sekarang saya nunggu vonis, tapi Alhamdulillah dokter-dokter dan perawat banyak senyum jadi kayaknya lumayan hasil pemeriksaan,” kata Prabowo.

    Eks Danjen Kopassus itu mengaku tidak ada persiapan khusus untuk menjalani cek kesehatan. Dia hanya mengikuti anjuran dari dokter untuk berpuasa pada malam hari sebelum pemeriksaan.

    “Tadi pagi sebelum ke sini, saya sempat berenang dulu,” ungkap Prabowo.

    Sedangkan Gibran dalam kesempatan ini irit bicara. Putra sulung Jokowi itu mengaku sudah menjalani semua tahapan pemeriksaan kesehatan. “Saya udah. Lancar semua ya, terima kasih,” singkat Gibran.

    Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono memastikan Prabowo dan Gibran dalam kondisi sehat. Meskipun usia Prabowo sudah tidak muda lagi, dia memastikan bila bosnya itu dalam kondisi yang prima.

    “Alhamdulillah berjalan dengan lancar, keduanya sangat sehat, sangat fit,” kata Budisatrio.

    Adapun usai menjalani tes kesehatan, Prabowo dijadwalkan akan memfinalisasi tim pemenangan.

    “Nanti malam (semalam) kita melanjutkan pertemuan, brainstorming untuk langkah-langkah selanjutnya. Sudah mulai dibahas (TPN Koalisi Indonesia Maju), sudah beberapa waktu lalu dibahas juga,” jelasnya.

    Dia menjelaskan, struktur TPN KIM baru sekadar menunjuk jabatan ketua yang diisi mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), yang juga baru saja mundur dari jabatan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rosan Roeslani.

    “Beberapa hari ke depan akan ada pertemuan mendalam untuk finalisasi struktur TKN (tim kampanye nasional),” beber dia.

    Budi juga memastikan orang-orang yang masuk TKN bakal melepas jabatannya di pemerintahan. “Nanti, tunggu tanggal mainnya. Akan diumumkan anggota-anggota TKN tersebut,” sebut Wakil Ketua Komisi IV DPR itu.

    Di kesempatan yang sama, Ketua KPU Hasyim Asy’ari menyampaikan, hasil pemeriksaan kesehatan dari tiga Capres-Cawapres 2024 akan diumumkan ke publik pada Jumat (27/10/2023) alias hari ini. “Sekitar jam 14.00 WIB akan disampaikan oleh tim pemeriksa kesehatan RSPAD Gatot Soebroto kepada KPU di Kantor KPU,” jelas Hasyim. (RMID)

    Berita Ini Telah Tayang Di RMID https://rm.id/baca-berita/pemilu/194373/cek-kesehatan-selama-9-jam-prabowo-tua-fit-gibran-muda-seger/3

  • Gibran Dinilai Cukup Pengalaman Jadi Cawapres

    Gibran Dinilai Cukup Pengalaman Jadi Cawapres

    JAKARTA, BANPOS – Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Abdul Musawir Yahya menilai, Gibran Rakabuming Raka sudah cukup pengalaman menjadi calon wakil presiden. Menurutnya, tak ada bedanya Gibran dengan Anies Baswedan yang punya rekam jejak sebagai kepala daerah.

    “Ya sama posisi Anies, posisi Gibran itu sama sama pernah memimpin menjadi kepala daerah, kalau memang kita mau cari pengalaman yang mantan Presiden ya sekalian aja Jokowi seumur hidup,” kata Abdul saat dihubungi wartawan, Jumat (27/10/2023).

    “Kalau berpengalaman okelah (Gibran), dia cukup begitu,” sambungnya.

    Abdul menyebut, putusan Mahkamah Konstitusi yang dikabulkan perihal syarat usia capres-cawapres paling rendah 40 tahun dan berpengalaman sebagai kepala daerah sudah mengikat. Maka, putusan ini mesti dihargai.

    “Gibran hari ini sudah resmi jadi pasangan cawapres dari Prabowo ya sudah kita sama sama saling menghargai,” ujarnya.

    Abdul menambahkan, kehadiran wali kota Solo itu di kancah nasional menjadi harapan besar bagi anak muda maupun milenial.

    “Saya punya harapan besar dengan majunya Gibran jadi spirit tersendiri untuk milenial, generasi muda,” kata Abdul.

    Menurutnya, Gibran bisa menyelesaikan masalah-masalah umum yang kerap dialami generasi muda. Semisal, anak muda yang setelah menikah tak punya uang, pengangguran, pendidikan, maupun judi online.

    “Pemilih mayoritas hari ini kan anak anak milenial, dan kemudian dari sekian lebih dari 60 persen itu banyak mengalami problem problem yang saya sebutkan tadi, kemiskinan, pengangguran, pendidikan, judi slot,” bebernya.

    Meski begitu, Abdul berharap bukan hanya Gibran saja yang bisa tampil di kancah kepemimpinan nasional. Menurutnya, banyak juga generasi muda lain yang potensial.

    “Termasuk juga anak anak muda yang punya kapasitas yang Kalau bisa harus di endorse, bukan Gibran aja, pun juga harus diangkat, harapan saya bukan hanya Gibran, kepala kepala daerah yang ada di Kabupaten kota pun akan muncul semua dengan segala macam kapasitas dan pengalamannya,” pungkasnya. (RMID)

    Berita Ini Telah Terbit Di https://rm.id/baca-berita/nasional/194389/jadi-wali-kota-solo-2-tahun-gibran-dinilai-cukup-pengalaman-jadi-cawapres

  • Prabowo Minta Ketemu Bu Mega

    Prabowo Minta Ketemu Bu Mega

    JAKARTA, BANPOS – Keputusan Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka yang ber-KTA PDIP sebagai Cawapres dikhawatirkan akan menimbulkan perang antara Gerindra dengan PDIP, atau retaknya hubungan Prabowo dengan Megawati Soekarnoputri. Agar kekhawatiran itu tidak terjadi, Prabowo minta waktu ke Mega untuk bertemu. Namun, sampai kemarin, Mega belum kasih jawaban.

    Keinginan Prabowo itu disampaikannya langsung usai memimpin Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra, di Hotel The Dharmawangsa Jakarta, Senin (23/10/2023). Dihadapan para kadernya, Prabowo mengakui memiliki hubungan baik dengan Mega meskipun berseberangan dalam Pilpres.

    Prabowo mengaku telah meminta waktu bertemu dengan Mega terkait keputusannya menggaet Gibran menjadi Cawapres. Diketahui, hingga kini Gibran masih menjadi kader PDIP dan sempat ditugaskan sebagai Jurkam (juru kampanye) untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Capres-Cawapres yang diusung PDIP.

    “Saya sudah minta waktu untuk menghadap Ibu Mega dan masih menunggu,” ungkap Prabowo.

    Namun, Menteri Pertahanan itu mengaku belum mengetahui kapan pertemuan dengan Presiden ke-5 itu akan terwujud. “Belum tahu kapan,” tambahnya.

    Sementara, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani memastikan, hubungan antara partainya dengan PDIP berjalan baik. “Hubungannya bagus, baik, akrab dalam suasana kekeluargaan yang baik dan mantap,” ucap Muzani.

    Apa tanggapan PDIP? Merespons hal tersebut, PDIP masih irit bicara. Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno enggan menjawab apakah Mega sudah menerima permintaan Prabowo untuk bertemu. “No comments dulu,” tandas Hendrawan, kepada Rakyat Merdeka, Senin (23/10/2023).

    Senada, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira mengaku belum tahu kabar tersebut. Andreas tidak bisa memastikan kapan Mega bakal menjamu Prabowo. “Nggak tahu saya,” jelas Andreas.

    Capres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo ikut berkomentar soal niatan Prabowo itu. Namun, seperti kader PDIP lainnya, eks Gubernur Jawa Tengah 2 periode ini, mengaku tidak tahu.

    “Ya, saya belum tahu malah,” ujar Ganjar, di kawasan M Bloc, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).

    Begitupun ketika ditanya status Gibran yang sebelumnya sempat ditunjuk sebagai juru kampanyenya, Ganjar pun mengaku belum mengetahui pasti kelanjutannya. Dia pun tak berkomentar lebih jauh. “Belum tahu saya,” tegas Ganjar.

    Terpisah, Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menilai, Prabowo sadar manuver politiknya meminang Gibran bikin PDIP gerah. Makanya, Prabowo berniat ketemu Mega untuk mengkomunikasikan hal tersebut.

    “Mungkin Prabowo ingin membangun rekonsiliasi pasca manuver politiknya menarik sejumlah kader populer PDIP, seperti Budiman Sudjatmiko dan Gibran,” nilai Saidiman, saat dihubungi Rakyat Merdeka.

    Selain itu, ada upaya dari Prabowo untuk memunculkan kesan bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan siapa pun. Termasuk dengan Ketum Banteng yang saat ini menjadi rivalnya. “Prabowo beberapa waktu terakhir ingin dikesankan sebagai tokoh yang bisa dekat dengan siapa saja,” cetus dia.

    Sekadar informasi, Gibran telah diumumkan Prabowo sebagai Cawapresnya, Minggu (22/10/2023) malam. Sehari kemudian, Gerindra menggelar Rapimnas untuk membulatkan dukungan pasangan Prabowo-Gibran menjadi peserta di Pilpres 2024 mendatang. Sedangkan untuk pendaftaran ke KPU direncanakan, Rabu (25/10/2023) atau hari terakhir pendaftaran Capres-Cawapres.

    Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan alasan pihaknya baru mendaftarkan Prabowo-Gibran di hari terakhir. Dasco bilang, masih ada beberapa persyaratan yang belum lengkap sehingga harus dilengkapkan terlebih dulu.

    “Toh baru diumumkan semalam (Minggu malam), hari ini ada beberapa persyaratan yang masih diurus,” sebut Dasco.

    Ditambah lagi, ucap Dasco, perlunya kesepakatan dari parpol koalisi untuk menguatkan dukungan kepada Prabowo-Gibran. “Kemudian juga kesepakatan dengan partai-partai koalisi dan juga tentu dengan Cawapresnya, bahwa pendaftaran akan diadakan atau dilaksanakan pada hari Rabu,” papar Wakil Ketua DPR itu.

    Menyoal teknis pendaftaran ke KPU, Dasco menyatakan masih dalam pembicaraan. Dalam waktu dekat baru diumumkan “Nanti kita akan kasih tahu awak media bagaimana prosesi, dan kalau mau meliput bagaimana caranya,” tutup dia.

    Lebih lanjut, Dasco mengungkapkan pasangan Prabowo-Gibran telah disepakati di forum rapimnas. Dia meyakini seluruh kader solid memenangkan pasangan tersebut.

    “Seluruh pengurus Gerindra baik dari tingkat provinsi sampai dengan tingkat paling bawah akan bergerak untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran,” tegas dia.

    Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Selasa (24/10), dengan judul “Setelah Gibran Dicawapreskan, Prabowo Minta Ketemu Bu Mega”. (RMID)

    Berita Ini Telah Tayang Di https://rm.id/baca-berita/pemilu/193895/setelah-gibran-dicawapreskan-prabowo-minta-ketemu-bu-mega

  • Bakal Disidang Etik oleh Jimly Cs, Ketua MK Merasa Tidak Bersalah

    Bakal Disidang Etik oleh Jimly Cs, Ketua MK Merasa Tidak Bersalah

    JAKARTA, BANPOS – Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman bakal disidang etik oleh mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie atas dugaan konflik kepentingan, saat mengabulkan gugatan batas usia minimum Capres-Cawapres. Menghadapi sidang ini, Anwar tetap santai. Dia merasa tak bersalah atas putusan yang dikeluarkan MK tersebut.

    Juru bicara bidang perkara MK, Enny Nurbaningsih menyampaikan, Jimly terpilih menjadi anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang mewakili unsur masyarakat. Nantinya, Jimly bakal menyidangkan dugaan pelanggaran etik bersama dua tokoh lain, yakni Bintan Saragih yang mewakili tokoh akademisi dan Wahiduddin Adams selaku hakim konstitusi aktif.

    Enny menjelaskan, pembentukan MKMK merupakan tindak lanjut dari banyaknya laporan yang masuk ke MK setelah mengabulkan perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait uji materi Pasal 169 huruf q Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2027 tentang Pemilu. Sejauh ini, sudah ada 7 laporan yang masuk ke MK terkait pelanggaran etik dan pedoman hakim.

    “Karena sembilan hakim MK tidak bisa memutus terkait laporan dimaksud, maka kami rapat permusyawaratan hakim untuk membentuk MKMK,” ujar Enny, saat jumpa pers, di Gedung MK, Jakarta Pusat, Senin (23/10/2023).

    Untuk proses selanjutnya, MK menyerahkan semuanya kepada MKMK. Enny yakin, Jimly Cs punya kredibilitas untuk menyidangkan masalah ini. “Kami tidak ikut campur mekanisme kerja dari MKMK,” tandasnya.

    Merespons hal ini, Anwar Usman tetap merasa tidak ada yang salah dalam membuat putusan terkait perkara nomor 90/PUU-XXI/2023. Ia pun mempersilakan masyarakat membaca dan mengkaji putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 004/PUU-1/2003. Sebab, di putusan itu tertuang makna konflik kepentingan (conflict of Interest) terkait dengan kewenangan MK.

    Anwan memastikan, seluruh hakim MK telah bekerja berdasarkan hukum acara yang berlaku dalam memutuskan sebuah perkara. “Kami hanya tunduk kepada konstitusi, serta hanya takluk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” klaimnya.

    Adik ipar Presiden Jokowi ini menyadari, setiap putusan MK pasti menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Hal itu tidak bisa dihindari, karena di internal hakim MK juga terjadi perbedaan.

    Kepada para pelapor, Anwar mengucapkan terima kasih. Dia menganggap, laporan itu bukti perhatian terhadap putusan MK. Dia pun menjamin, segala kritik dan saran akan diterima sebagai obat untuk memperbaiki diri. “Terutama untuk perbaikan lembaga yang kita cintai,” pungkasnya.

    MK Kembali Putus Gugatan Usia Capres
    Kemarin, Senin (23/10/2023), MK kembali menggelar sidang pembacaan putusan mengenai gugatan UU Pemilu. Kali ini, mengenai batas usia maksimum Capres-Cawapres.

    Dalam sidang itu, MK menolak perkara nomor 107/PUU-XXI/2023 yang menggugat Pasal 169 Huruf q UU Pemilu, terkait batas usia maksimal seorang Capres-Cawapres 70 tahun. Dalam putusannya, MK menolak gugatan yang diajukan Rudy Hartono dengan pertimbangan gugatan tersebut tidak berbeda dengan objek permohonan dalam perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023, yang telah diputus MK pada Senin (16/10/2023).

    MK juga telah menolak gugatan perkara nomor 102/PUU-XXI/2023, yang diajukan Wiwit Ariyanto, Rahayu Fatika Sari, dan Rio Saputra. Mereka mengajukan dua gugatan sekaligus. Pertama, menggugat Pasal 169 huruf d UU Pemilu yang mengatur syarat seorang Capres-Cawapres tidak pernah mengkhianati negara, melakukan korupsi, dan melakukan tindak pidana berat.

    Kedua, menggugat Pasal 169 huruf q UU Pemilu, yang meminta MK menetapkan seorang usia minum Capres-Cawapres 40 tahun dan menambah frasa batas usia maksimum 70 tahun. Pemohon menilai, masyarakat berhak mendapatkan seorang pemimpin yang sehat secara jasmani dan rohani.

    Namun, semua gugatannya ditolak. MK berasalan, soal batas usia menjadi Capres-Cawapres telah diputuskan sebelumnya dalam dalam perkara nomor 90/PUU-XXI/2023. Sehingga, MK menilai permohonan pemohon telah kehilangan objek dan menolak permohonannya.

    Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Selasa (24/10), dengan judul “Bakal Disidang Etik oleh Jimly Cs, Ketua MK Merasa Tidak Bersalah”. (RMID)

    Berita Ini Telah Tayang Di https://rm.id/baca-berita/nasional/193883/bakal-disidang-etik-oleh-jimly-cs-ketua-mk-merasa-tidak-bersalah

  • Prabowo-Gibran Akhirnya Berjodoh

    Prabowo-Gibran Akhirnya Berjodoh

    JAKARTA SELATAN, BANPOS – Tiga hari menjelang penutupan pendaftaran Capres-Cawapres, akhirnya Prabowo Subianto menemukan jodohnya. Sosok yang dipilih Ketum Gerindra itu, jatuh ke politisi muda yang baru berumur 36 tahun. Dia adalah Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi yang juga menjabat sebagai Wali Kota Solo selama hampir 3 tahun ini.

    Penetapan Gibran sebagai Cawapres diumumkan langsung oleh Prabowo, di kediamannya, di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2023) malam.

    Prabowo sudah tiba di rumahnya pada pukul 4 sore. Menteri Pertahanan itu, baru saja pulang dari Surabaya, Jawa Timur, mendampingi Jokowi hadiri apel Hari Santri.

    Tepat pukul 7 malam, para petinggi parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo, mulai berdatangan ke rumah Prabowo. Mobil yang mengangkut bos parpol wara-wiri, membuat arus lalu lintas di Jalan Kertanegara, sedikit tersendat. Tiba lebih dulu di lokasi adalah Sekjen Gerindra Ahmad Muzani yang didampingi Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

    Sepuluh menit berselang, Ketum Gelora Anis Matta datang didampingi Waketum Gelora Fahri Hamzah. Setelah itu, datang Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra. Disusul Ketum PAN Zulkifli Hasan yang didampingi Waketum PAN Yandri Susanto dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Semua bergegas masuk. Namun, Gibran tak terlihat di lokasi.

    Sekitar pukul 7.45 malam, Prabowo keluar dari pintu rumah, diikuti para ketum parpol KIM. Kepada para wartawan, Prabowo mengatakan, seluruh parpol KIM sepakat mengusung Gibran sebagai Cawapres. Kata dia, keputusan ini diambil usai petinggi KIM melaksanakan rapat. Rapat tersebut digelar dalam tempo yang singkat dengan suara bulat.

    “Seluruhnya sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden Koalisi Indonesia Maju untuk 2024-2029, dan Saudara Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden dari Koalisi Indonesia Maju. Saya kira, itu pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu,” kata Prabowo.

    Prabowo mengatakan, acara malam tersebut juga sebagai deklarasi duet Prabowo-Gibran. Rencananya, dirinya dan Gibran akan mendaftar sebagai Capres-Cawapres ke KPU, Rabu (25/10/2023). “Kita siap maju untuk Indonesia maju,” kata Prabowo, mengakhiri pidato singkatnya.

    Zulkifli Hasan menambahkan, duet Prabowo-Gibran akan mendaftar ke KPU pada pukul 10 pagi. Terkait ketidakhadiran Gibran saat pengumuman tersebut, Zulkifli tak memberi penjelasan.

    Selama ini, Prabowo memang berusaha untuk menggaet Gibran. Sebelum ramai mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia minimum Capres-Cawapres, Prabowo sudah “pedekate” dengan Gibran. Keduanya beberapa kali melakukan pertemuan yang begitu akrab.

    Kabar Gibran menjadi Cawapres menguat setelah MK mengeluarkan putusan usia di bawah 40 tahun boleh ikut Pilpres asal pernah menjabat atau sedang menjabat sebagai kepala daerah, Senin (16/10/2023). Sabtu (21/10/2023) Golkar secara resmi mengusung Gibran sebagai Cawapres. Bersamaan dengan itu, Gibran mendatangi sejumlah ketua umum parpol KIM.

    Jokowi juga sudah memberikan memberikan komentar atas pencawapresan Gibran ini. “Orang tua itu tugasnya hanya mendoakan dan merestui. Karena sudah dewasa, jangan terlalu mencampuri urusan yang sudah diputuskan oleh anak-anak kita,” kata Jokowi, usai menghadiri apel Hari Santri 2023 di Surabaya, Minggu (22/10/2023).

    Namun, Jokowi tidak mau berkomentar banyak. Dia bilang, pertanyaan terkait pencalonan Gibran sebagai Cawapres lebih tepat ditanyakan ke partai politik.

    “Tanyakan, tanyakan ke partai politik. Itu wilayahnya partai politik atau koalisi partai politik, atau gabungan partai politik, bukan urusan presiden,” kata Jokowi.

    Ibu Iriana juga tampak setuju putra sulungnya menjadi Cawapres Prabowo. Saat ditanya mengenai hal ini oleh wartawan, Iriana memberikan acungan jempol dan melempar senyum.

    Gibran Terus Sowan
    Sebelum namanya resmi diumumkan menjadi Cawapres Prabowo, Gibran menemui Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Jalan Prapanca Raya, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2023) pagi.

    Gibran tiba di lokasi pukul 08.22 WIB dengan menggunakan mobil Innova hitam. Turun dari mobil, langsung disambut AHY dan kemudian bersalaman.

    Terlihat ada perbincangan sedikit di antara keduanya, hingga langsung masuk ke dalam rumah.

    Pukul 09.26 WIB, Gibran dan AHY keluar dari rumah. Sambil berjalan, Gibran melambaikan tangan kepada para wartawan yang menungguinya.

    Gibran dan AHY berjalan menghampiri wartawan di luar gerbang. Keduanya berdiri bersandingan kemudian saling berjabat tangan.

    Gibran enggan membeberkan isi pertemuan dengan AHY. Dia langsung masuk ke mobil dan pergi dari kediaman AHY.

    Sementara itu, DPP PDIP belum merespons mengenai deklarasi duet Prabowo-Gibran. Yang baru bicara Ketua DPC Solo FX Hadi Rudyatmo. Dia mengatakan, Gibran otomatis keluar dari PDIP setelah deklarasi tersebut.

    “Setelah deklarasi, sekarang otomatis to (keluar) kalau sudah dari partai A ke partai B, sekarang sudah anggota partai B. KTA tergantung beliau sendiri,” ujar Rudy, di kediamannya. (RMID)

    Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Senin (23/10), dengan judul “Diumumkan di Kertanegara, Prabowo-Gibran Akhirnya Berjodoh”. (RMID)

  • Kasepuhan Adat Banten Kidul Dukung Gibran

    Kasepuhan Adat Banten Kidul Dukung Gibran

    LEBAK, BANPOS – Gibran Rakabuming Raka mendapatkan dukungan dari Komunitas Milenial Adat Banten Kidul (KMABK). Diketahui, dukungan tersebut di deklarasikan oleh puluhan kaum milenial Adat Kasepuhan Banten Kidul di Rangkasbitung, Kamis (12/10).

    Salah satu Deklarator, Hendi, mengatakan bahwa sosok Gibran merupakan cerminan generasi muda yang dibutuhkan oleh Bangsa dan Negara. Maka dari itu, pihaknya berkomitmen untuk mendukung Gibran sebagai pemimpin Indonesia.

    “Karena sosok Gibran inilah yang sesuai dengan visi misi kita untuk memajukan Indonesia melalui generasi muda,” kata Hendi kepada Wartawan.

    Ia menjelaskan, pihaknya telah mengamati bahwa Gibran memiliki visi yang kuat untuk membawa perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk pendidikan, ekonomi, kesejahteraan sosial dan kebudayaan.

    Lanjutnya, berkomitmen untuk mendukung Gibran dalam upayanya memajukan bangsa Indonesia dan mewujudkan mimpi-mimpi kita sebagai generasi muda.

    “Bersama-sama (Gibran), kami akan bekerja keras untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi Indonesia,” jelasnya.

    Ia menerangkan, pihaknya akan melakukan konsolidasi lebih luas agar dapat menyatukan dan menguatkan aspirasi milenial guna kemajuan bangsa.

    “Tentunya kami akan terus berjuang bersama untuk Gibran,” tandasnya.(MYU/PBN)

  • Cawapres Minimal 35 Tahun, Banteng Menolak Gerindra Menerima

    Cawapres Minimal 35 Tahun, Banteng Menolak Gerindra Menerima

    JAKARTA, BANPOS – PDIP dan Partai Gerindra berbeda sikap soal uji materi batas usia minimal Capres-Cawapres di Mahkamah Konstitusi (MK). Sebagai partai pemenang Pemilu 2019, PDIP menolak syarat umur Capres-Cawapres dari 40 tahun diturunkan menjadi 35 tahun. Sementara, Gerindra setuju batas usia Capres-Cawapres diturunkan.

    Sikap PDIP itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Politisi asal Yogyakarta itu mengatakan, partainya akan konsisten menjalankan peraturan perundangan yang sudah ada saat ini. Termasuk berbagai aturan yang tertuang dalam Pasal 169 huruf q Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Pasal tersebut mengatur syarat menjadi Capres-Cawapres adalah minimal berusia 40 tahun.

    “Bagi PDIP, peraturan yang ada dan berlaku saat ini, itulah yang kita jalankan bersama-sama,” ujar Hasto, kepada wartawan di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Sabtu (5/8).

    Soal pasal tersebut kini sedang digugat ke MK, Hasto tak mempersoalkan lebih jauh. Ia menyerahkan hasil akhir gugatan tersebut kepada para hakim konstitusi.

    Namun, Hasto berpandangan, persyaratan batas usia Capres-Cawapres tidak melanggar konstitusi. Pasalnya, aturan yang ada dalam UU Pemilu dianggap sebagai open legal policy atau diserahkan kepada pembentuk undang-undang yaitu DPR dan Pemerintah.

    “Kami melihat suasana kebatinan yang berkembang, bahwa terkait hal tersebut itu merupakan open legal policy yang dimiliki oleh DPR. Sehingga kami percaya hakim konstitusi itu sosok negarawan,” ujarnya.

    Hasto mengatakan, partainya lebih setuju dengan syarat usia minimal 40 tahun untuk menjadi Capres-Cawapres. Karena, untuk menjadi pemimpin yang baik harus melalui proses persiapan kematangan yang baik pula. Dengan alasan tersebut, partainya selalu menggembleng wawasan dan keterampilan para kader muda PDIP.

    Ia mencontohkan, jika seorang ingin mengambil gelar Doktor atau S3, seorang mahasiswa tak bisa ujuk-ujuk mengambil gelar S3. Namun, harus dimulai dengan mengambil gelar S1 lalu S2. Karena alasan itu, PDIP terus menerus melakukan pengkaderan untuk mempersiapkan para pemimpin muda.

    “Kami gembleng lahir batin, digembleng ideologinya, karakternya, wawasannya, sehingga akan menjadi pemimpin-pemimpin yang berkarakter baik dengan moralitas yang baik,” jelasnya.

    Hasto merasakan, ada manuver-manuver politik kekuasaan yang sedang mencoba melakukan pengubahan-pengubahan yang telah disepakati dalam UU. Menanggapi manuver tersebut, ia mengajak semua pihak kembali berpedoman pada aturan yang sudah ada.

    “Pedoman yang paling elementer terkait pemilu adalah konsisten kepada peraturan perundang-undangan yang ada,” tegasnya.

    Sementara itu, Partai Gerindra setuju jika syarat batas usia menjadi Capres-Cawapres diubah menjadi 35 tahun. Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman mengatakan, apa yang disampaikannya di MK beberapa waktu lalu, adalah sikap DPR. Dalam keterangan itu, DPR pada intinya menyerahkan sepenuhnya kepada majelis hakim MK.

    Lalu bagaimana sikap Gerindra? Waketum Partai Gerindra ini mengatakan, partainya mendukung usulan tersebut. “Kami sepakat dan akan mengikuti apabila MK mengabulkan permohonan tersebut,” kata Habib, kepada wartawan, kemarin.

    Habib menilai, dasar perubahan ini adalah Pasal 28D Undang Undang Dasar 1945. Pasal tersebut menyebutkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan.

    “Jadi dalam memilih pemimpin kita tidak terlalu melihat usia, baik tua maupun muda sama-sama berhak. Tinggal tergantung nanti publik menilai personal pemimpin tersebut orang per orang,” ujarnya.

    Kenapa 35 tahun? Anggota DPR dari Dapil Jakarta Timur ini mengatakan, 35 tahun adalah masa usia produktif. Banyak sekali tokoh di usia 35 tahun sudah melakukan prestasi-prestasi besar. Batas minimal usia 35 tahun juga diterapkan di negara lain seperti halnya Amerika Serikat.

    “Ditambah banyak generasi muda yang kini sudah mampu dan sukses menjadi pemimpin di perusahaan maupun institusi publik dan jabatan politik,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto memang memberikan sinyal setuju jika batas minimum Cawapres turun dari 40 ke 35 tahun atau berpengalaman sebagai penyelenggara negara. Kata Prabowo, untuk menjadi Capres-Cawapres jangan dilihat dari usianya.

    “Kalau saya lihat ya, jangan kita terlalu melihat usia-lah. Kita lihat tekad, idealisme, kemampuan seseorang. Saya melihat banyak negara dipimpin oleh anak-anak muda,” kata Prabowo.

    Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dikait-kaitkan dengan gugatan ini karena didorong menjadi Cawapres mendampingi Prabowo, enggan berkomentar panjang lebar. Putra sulung Presiden Jokowi ini mengaku tak mengikuti perkembangan gugatan tersebut di MK. Menurutnya, pertanyaan soal ini lebih pas diajukan kepada para penggugat. Karena yang kemungkinan ingin jadi Cawapres adalah para penggugat.

    “Ojo kabeh dicurigai aku (jangan semua mencurigai saya),” ucap Gibran, Kamis lalu. Gibran mengaku saat ini sedang fokus pada tugasnya sebagai Wali Kota Solo. “Kalau itu (menjadi Cawapres) tidak mungkin itu, sudah saya jawab. Umur dan ilmu saya belum cukup,” ujarnya.

    Lalu apa kata pengamat? Pengamat Pemilu dari Perludem Titi Anggraini mengatakan, dalam merumuskan batasan usia, pembentuk undang-undang tidak boleh sewenang-wenang. Mereka seharusnya melakukan pembahasan secara terbuka, transparan, akuntabel, dan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

    “Pilihan batasan usia juga harus mampu mengakomodir partisipasi politik semua golongan dan kelompok secara optimal. Apalagi, anatomi penduduk dan pemilih Indonesia saat ini 56 persen di antaranya adalah terdiri dari mereka yang berusia kurang dari 40 tahun,” kata Titi.

    Hal senada juga diungkapkan peneliti Hukum Tata Negara dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, Bivitri Susanti. Penentuan batas umur, kata Bivitri, merupakan tugas pembuat undang-undang. Dia menyetujui pengurangan batas umur tersebut karena kecerdasan, pikiran seseorang, kapabilitas politik seseorang itu tidak ditentukan oleh umur.

    “Saya setuju asalkan dibuat syarat lainnya yang benar-benar mesti memastikan dia sudah punya rekam politik. Jadi misalnya pengalaman di partai karena kan diajukan oleh partai minimal berapa tahun. Misalnya untuk jadi caleg tidak bisa yang tiba-tiba karena dia terkenal di caleg kan, tapi dia kader partai tersebut tiga tahun. Nah jadi pagarnya yang sifatnya kualitatif, jadi bukan angka umur,” kata Bivitri. (RMID)

  • Jokowi: Tanya Gibran, Gibran: Tanya Jokowi

    Jokowi: Tanya Gibran, Gibran: Tanya Jokowi

    JAKARTA,BANPOS – Kemarin, Presiden Jokowi dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ditanya soal dukungan ke satu Capres. Jokowi meminta wartawan bertanya ke Gibran. Gibran minta tanya ke Jokowi.

    Kabar mengenai dukungan Jokowi sudah mengarah ke satu Capres pertama kali disampaikan Gibran, saat bertemu dengan sejumlah relawan Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019, di Restoran Telaga Sampireun, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/7). Saat itu, Gibran menyatakan, ayahnya sudah mengantongi satu nama yang akan didukung di Pilpres 2024. “Sudah (ke satu Capres),” ucap dia.

    Namun, Gibran enggan membeberkan siapa bakal Capres yang didukung Jokowi. Termasuk juga ciri-cirinya. Dia hanya memastikan, dukungan telah mengerucut ke satu sosok. “(Ciri-cirinya) nanti saja ya,” elaknya.

    Menindaklanjuti kabar ini, kemarin, para pewarta mengkonfirmasi ke Jokowi di sela peresmian Sodetan Ciliwung, di Kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur. Namun, Jokowi mengelak. Alasannya, dia tidak pernah bicara apa-apa mengenai dukungan ke Capres. “Yang ngomong bukan saya,” ucapnya.

    Saat dibilang yang membocorkan adalah Gibran, Jokowi kemudian menyarankan wartawan bertanya kembali ke putra sulungnya tersebut. “Tanyakan ke Gibran,” ucapnya.

    Pernyataan Jokowi ini langsung ditindaklanjuti para pewarta di Solo. Saat ditanya mengenai ini, Gibran malah kembali melempar ke Jokowi.

    “Tanyakan ke beliau (Jokowi). Saya nggak jawab,” ucap Gibran, di Gedung Balai Kota, Solo, Jawa Tengah, kemarin.

    Gibran kembali enggan menjawab terkait ciri-ciri Capres yang telah didukung Jokowi. Menurutnya, ciri-ciri tersebut belum waktunya disebutkan sekarang. “Nanti aja lah ya, jangan sekarang,” elaknya.

    Suami Selvi Ananda ini juga meminta agar kabar tersebut tidak diperpanjang lagi. Dia berharap, segera disudahi. “Ya sudah. Udah ya, nggak usah dibahas,” pinta dia.

    Pihak PDIP tidak ambil pusing dengan sikap saling lempar Jokowi dan Gibran ini. Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira memastikan, Capres mereka, Ganjar Pranowo bakal meneruskan program pemerintahan Jokowi jika terpilih di Pilpres 2024.

    “Kalau Jokowi ingin program pemerintahannya berkelanjutan seharusnya beliau mendukung Ganjar,” kata Andreas, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

    Dia menerangkan, Ganjar dipersiapkan oleh PDIP bersama partai pengusung lainnya, sebagai penerus Jokowi. “Memang dipersiapkan sebagai penerus Jokowi,” tambahnya.

    Menurut Andreas, Ganjar mempunyai banyak kemiripan dengan Jokowi dalam kepemimpinan yang merakyat. Gubernur Jawa Tengah itu, juga punya segudang pengalaman di DPR dan di pemerintahan.

    “Ganjar juga lebih original substantif dalam perilaku politik. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Sikap yang sama (dengan Jokowi) akan ditampilkan ketika terpilih menjadi Presiden,” tutur dia.

    Lalu, kenapa Jokowi dan Gibran saling lempar? Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, Jokowi tidak ingin PDIP kalut dengan sikap dan manuver keluarga dan relawannya. Makanya, sampai saat ini Jokowi belum terbuka.

    “Padahal kalau memang Gibran dan Jokowi ada di dalam gerbong PDIP, ia akan jawab dengan mudah nama Ganjar,” ucap Dedi, kemarin.

    Dedi melihat, jagoan Jokowi bukan Ganjar. Karena seyogyanya mudah bagi Gibran menyebut ayahnya mendukung Ganjar jika itu benar. “Ini menguatkan dugaan bahwa Jokowi tidak ada dalam barisan PDIP dan Ganjar,” sambungnya.

    Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Selasa (1/8), dengan judul “Soal Dukungan Ke 1 Capres, Jokowi: Tanya Gibran, Gibran: Tanya Jokowi”. (RMID)

  • Erick Foto Semeja Bareng Prabowo, Ganjar Dan Gibran

    Erick Foto Semeja Bareng Prabowo, Ganjar Dan Gibran

    JAKARTA,BANPOS – Pagi ini, Menteri BUMN Erick Thohir memajang foto berempat dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di akun Instagram-nya.

    Mereka duduk mengelilingi meja bundar, dengan sajian buah-buahan, air mineral, dan minuman lainnya. Wajah keempatnya sumringah.

    Foto ini kontan menarik perhatian warganet. Betapa tidak, yang semeja dengan Erick adalah dua capres dengan tingkat elektabilitas tertinggi: Prabowo dan Ganjar.

    Sementara Erick, menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia, adalah cawapres paling dijagokan gen Z dan milenial, yang mendominasi pemilih di Pemilu 2024.

    Wah, ngomongin apa sih ini? Dalam rangka apa?

    “Sarapan pagi bersama di Bandara Adi Sumarmo Solo. Berbincang santai dan tukar pikiran untuk membangun keberlanjutan ekonomi Indonesia di situasi global ekonomi yang tidak menentu,” tulis Erick.

    Potret kekompakan para pemimpin ini, kontan menuai pujian dari netizen. “Mantap kekompakan antar pemimpin masa depan Indonesia,” kata @kidungsenjaku, yang langsung ditimpali @ibnuabidf. “Mereka orang-orang hebat,” ucapnya.

    Riskianto juga sama. Dia berharap, para pemimpin bisa menjaga keutuhan bangsa.

    “Mantap. NKRI harga mati. Kebersamaan harus terus dijalin. Walaupun berbeda, tapi kita satu bangsa satu negara,” kata @riskianto_nk.

    Pesan Jokowi

    Sebelumnya, dalam acara Syukuran 25 Tahun PKB di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak berselisih karena perbedaan pilihan politik.

    Semua bakal capres kata Jokowi, bersahabat dan minum kopi bersama.

    “Lha wong yang di atas-atas aja, ketua-ketua partai itu, sering makan-makan bareng. Capres-capres itu ngopi bareng, lha kok yang di bawah saling bertengkar dan berkepanjangan, kangge nopo (untuk apa, Jawa – Red)? Kita ini satu saudara, sebangsa, dan se-Tanah Air Indonesia. Ampun kesupen, nggih mboten? (Jangan lupa, iya tidak?, Jawa-Red),” kata Jokowi. (RMID)

  • Gibran CS Siap Diturunkan Menangkan Ganjar

    Gibran CS Siap Diturunkan Menangkan Ganjar

    JAKARTA, BANPOS – PDIP akan menerjunkan kader-kader muda sebagai juru kampanye (jurkam) pemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Beberapa nama yang diturunkan adalah Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan putra Ganjar Pranowo, Zinedine Alam Ganjar.

    Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya akan menggaet para anak muda, menteri, dan kepala daerah dari PDIP untuk menjadi jurkam Ganjar. Dari kalangan muda, beberapa nama sudah menyatakan siap. Dua di antaranya adalah Gibran dan Alam Ganjar.

    “Mas Gibran sudah menyatakan siap menjadi jurkam,” ucapnya, di Jakarta, kemarin.

    Hasto melanjutkan, di Surabaya, PDIP juga punya kader muda cemerlang bernama Aryo Seno Baskoro. Pada Pilkada 2020, Seno menjadi Ketua Tim Pemenangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi-Armuji yang diusung PDIP. Saat itu, status Seno masih sebagai mahasiswa semester 1 di Universitas Airlangga.

    “Anak-anak muda yang matang kami persiapkan (jadi jurkam). Bukan sekadar karena kemudaannya, tetapi mereka memang punya visi,” lanjut Hasto.

    Sementara, jurkam dari kalangan kepala daerah antara lain Gubernur Bali I Wayan Koster, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran.

    Hasto melanjutkan, tim pemenangan Ganjar akan melibatkan figur yang mewakili semua kalangan. Mulai dari pengusaha, militer, hingga anak muda. Untuk posisi ketua dan wakil ketua, saat ini mengemuka dua nama yang mewakili unsur tersebut. Yaitu mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid.

    “Ini merupakan kombinasi yang sangat baik,” ucapnya.

    Selain itu, lanjut Hasto, komposisi tim kampanye Ganjar juga akan berdasarkan pendekatan geografis, pendekatan segmen pemilih, berdasarkan ketokohan, dan berbagai latar belakang serta profesi.

    Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Surokim Abdussalam menilai, wajar jika parpol menerjunkan anak muda sebagai jurkam. Pasalnya, jumlah pemilih dari kalangan milenial sangat besar, yaitu 68,8 juta.

    “Generasi milenial dominan di Pemilu 2024 dan akan menentukan kemenangan,” ucap Surokim.

    Apakah jurkam muda dan capres yang memiliki semangat anak muda bisa menarik suara kalangan milenial? Menurut Surokim, belum tentu. Partai politik harus memahami pola komunikasi generasi milenial dan tren isu yang berkembang. Ini pekerjaan yang menantang dan butuh pendekatan baru.

    “Tidak hanya urusan semangat muda, tetapi harus memiliki identifikasi habit dan juga kultur pada kalangan milenial,” ungkapnya.(PBN/RMID)