Tag: Guiding Blok

  • Penyandang Tunanetra Sweeping Trotoar

    Penyandang Tunanetra Sweeping Trotoar

    SERANG, BANPOS – Puluhan penyandang tunanetra yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Serang melakukan sweeping trotoar yang ada di Kota Serang. Dalam aksi tersebut, ditemukan berbagai hal yang merintangi keberadaan guiding block atau jalan pemandu bagi penyandang tunanetra.

    Aksi sweeping trotoar tersebut dimulai dari lampu merah Sumur Pecung, hingga ke Alun-alun Kota Serang. Dalam aksinya, Pertuni Kota Serang membagi dua kelompok untuk menyisir trotoar itu.

    Berdasarkan pantauan, beberapa kali anggota Pertuni mendapati rintangan di atas guiding block mereka. Seperti adanya pedagang yang berjualan di sana, kendaraan yang parkir hingga benda berbahaya yang bisa melukai mereka.

    Sekretaris DPC Pertuni Kota Serang, Wendy Rumatumian, mengatakan bahwa pihaknya sengaja melakukan aksi sweeping trotoar tersebut, untuk mensosialisasikan hak penyandang disabilitas, sekaligus merayakan Hari Disabilitas Internasional.

    “Alhamdulillah aksi berjalan lancar, meskipun ditemukan berbagai rintangan yang kami hadapi saat melakukan aksi tersebut,” ujarnya, Kamis (16/12).

    Ia mengatakan, masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan hak penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Sebab berdasarkan temuannya, banyak masyarakat yang tahu mengenai guiding block, namun tetap menggunakannya untuk berdagang maupun memarkir kendaraan.

    “Sebenarnya banyak yang tidak mau berpindah pada saat kami beritahu. Namun setelah pak Polisi yang mengawal kami ikut membantu, akhirnya mereka mau pindah. Tapi kami khawatir di kemudian hari mereka masih melakukan hal yang sama,” ucapnya.

    Selain itu, ada pula tiang yang pihaknya temukan berada tepat di atas jalur guiding block. Hal itu menurutnya sangat berbahaya dan berpotensi melukai pengguna trotoar, khususnya penyandang tunanetra.

    “Jika ditanya kepada penyandang tunanetra terkait kepercayaan diri mereka untuk berjalan di atas guiding block Kota Serang, pasti berada di bawah 50 persen. Karena berbahaya,” tegasnya.

    Sementara itu, perwakilan mahasiswa Pendidikan Khusus (PKh) Untirta, Nedi Saputra, yang juga menjadi pendamping aksi tersebut mengatakan bahwa seharusnya Pemkot Serang bisa melakukan penertiban di atas trotoar yang ada di Kota Serang.

    “Ini dilakukan agar tidak ada lagi hak penyandang disabilitas yang diambil oleh orang lain, baik untuk parkir kendaraan maupun berdagang,” ujarnya.

    Ia menegaskan, pihaknya bukan ingin mematikan rezeki pedagang kaki lima yang berjualan di atas guiding block. Pihaknya hanya berharap jangan sampai aktifitas yang dilakukan justru mengganggu aktifitas penyandang disabilitas.

    “Ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini. Bagaimana infrastruktur bisa terakses dengan baik oleh penyandang disabilitas, juga masyarakat tetap tetap bisa berdagang,” tandasnya. (DZH)