SERANG, BANPOS – Dampak El Nino semakin hari semakin terasa, musim kemarau yang
berkepanjangan membuat proses tanam pun menjadi terganggu bahkan petani banyak yang
mengalami gagal panen. Hal tersebut akhirnya berdampak pada mahalnya harga beras di
pasaran yang juga mengakibatkan penjual beras pun mengalami penurunan pendapatan.
Salah seorang penjual beras di Pasar Induk Rau, Bahrudin mengungkapkan, harga beras saat
ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari harga biasanya.
“Harga beras saat ini untuk yang kualitas medium Rp15 ribu perkilogram yang sebelumnya
hanya Rp13 ribu perkilogram. Untuk beras kualitas sedang berada pada kisaran Rp14 ribu
perkilogram sebelumnya Rp12 ribu perkilogram, kemudian untuk yang kualitas standar Rp13
ribu perkilogram dari sebelumnya hanya Rp10 ribu perkilogram,” ungkapnya, Rabu (27/9).
Bahrudin mengatakan, untuk minggu ini harga beras cenderung stabil karena tidak ada
kenaikan. Pasalnya, harga beras setiap hari biasa mengalami kenaikan sebesar Rp200
perkilogram, hal itu membuat banyak konsumen mengeluhkan harga beras yang terus
mengalami kenaikan.
Bahrudin juga menerangkan, akibat dari kenaikan harga tersebut, juga mempengaruhi pada
daya beli masyarakat yang biasanya membeli satu karung beras saat ini hanya separuhnya.
“Jangka waktu naiknya cepet, setiap hari biasanya naik Rp200. Makanya konsumen itu
banyak mengeluh kok harganya naik terus. Ya info dari sana naik jadi mau tidak mau kita
naikin, masa di produsen naik kita harganya tetap,” katanya.
“Omset penjualan juga turun, biasanya Rp25 juta perhari sekarang paling dapet Rp15 juta
perhari, jadi merosot banget,” sambungnya.
Menurutnya, harga beras mengalami kenaikan lantaran harga padi yang saat ini cukup tinggi.
Selain itu juga banyak petani yang mengalami gagal panen karena kemarau.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, harga beras satu karung biasanya hanya Rp200 ribu
perkarung, namun saat ini lebih dari Rp300 ribu perkarung. Selain itu, ia memprediksi pada
bulan November dan Desember 2023 harga beras satu karung akan menyentuh kisaran Rp400
ribu.
“Prediksi toko harga beras bulan Februari 2024 stabil, untuk bulan November dan Desember
2023 diprediksi akan meledak karena sedang dalam masa tanam dan musim kemarau,”
ungkapnya.
Bahrudin berharap harga beras bisa segera kembali stabil, sehingga para konsumen tidak lagi
mengeluhkan harga beras yang mahal.
Sementara itu, salah satu pembeli beras, yang juga merupakan seorang penjual nasi uduk di
Kota Serang, Somi mengatakan, harga beras terus mengalami kenaikan sedangkan harga
penjualan nasi uduknya tidak ia naikan. Hal tersebut juga akhirnya membuat pendapatannya
pun menurun.
“Beras sekarang makin naik, sedangkan kita penjualan sebagai tukang uduk harganya masih
segitu ngejualnya,” katanya.
“Biasanya beli satu liter beras seharga Rp9 ribu sampai Rp10 ribu perkilogram, tetapi saat ini
naik menjadi Rp11 ribu hingga Rp12 ribu perkilogram. Ya pendapatannya turun, pas-pasan,” tambahnya.
Dirinya juga mengatakan, meskipun ada kenaikan harga beras, ia tidak mengurangi porsi
nasinya. Karena jika mengurangi porsi nasi, kemungkinan akan membuat pelanggannya
berpindah ke tempat lain. Selain itu, Somi berharap agar harga beras bisa secepatnya kembali
turun.
“Harapan saya sih normal lagi. Supaya kita ada lebihnya. Kalau terus-terusan begini kita
jualan tidak ada lebihnya,” tandasnya. (CR-01/AZM)