PANDEGLANG, BANPOS-Sebagai bentuk komitmen dalam membangun Kabupaten Pandeglang, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Pandeglang, bantu menyelesaikan pembuatan sertifikat tanah hibah seluas kurang lebih 7 hektar untuk pembangunan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Desa Kaduela, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.
“Kita betul-betul komit ingin membangun Kabupaten Pandeglang, khususnya di wilayah Cadasari ini supaya ada bangunan universitas negeri, di Pandeglang,” kata Kepala BPN Pandeglang, Suraji kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, bentuk komitmen BPN dengan membantu penerbitan sertifikat tanah hibah dari Pemkab Pandeglang kepada Untirta tersebut dengan mempercepat waktu penerbitannya.
“Tidak lebih dari 2,6 bulan ini pembuatan sertifikat sudah selesai. Karena kalau sertifikat belum jadi di awal tahun 2022, maka Untirta tidak bisa membangun kampusnya di Cadasari Pandeglang,” terangnya.
Bahkan, jika tanah hibah tersebut tidak bisa disertifikatkan, maka lokasi pembangunan kampus Untirta akan dialihkan ke Kabupaten Lebak.
“Saya bilang kepada wakil rektor Untirta agar jangan dialihkan. Tapi saya minta untuk mengundang Kepala Desa (Kades) dan Camat untuk diskusi di ruangan saya, dua kali pertemuan clear dan sertifikat rampung,” katanya.
Suraji menambahkan, setelah sertifikat hibah tanah selesai, pihaknya langsung menyerahkan kepada Rektor Untirta pada 16 Februari lalu dengan luas tanah kurang lebih 7 hektar.
“Kemarin saya sudah wanti-wanti ini Untirta mau bangun kampus, berlian sudah didepan mata. Jangan sampai anggaran sekian untuk membangun Untirta disini akan beralih ke kabupaten lain, betul-betul saya cegat. Sayang berlian sudah didepan mata,” ujarnya.
Suraji mengungkapkan, berlian ini artinya mau kapan lagi ada kesempatan di Pandeglang mau dibangun Universitas Negeri.
“Kesempatan belum tentu muncul dua kali, kan begitu. Ini adalah kesempatan emas, berlian didepan mata ayo kita tangkap,” katanya.
Suraji optimis, Ketika kampus Untirta sudah dibangun, maka wilayah setempat akan berkembang serta harga tanah akan melambung.
“Misalkan saat ini harga tanah Rp 30 ribu. Kalau setelah jadi Universitas, di situ harga bisa naik menjadi Rp 300 ribu permeter, luar biasa,” ucapnya.
Selain berdampak terhadap harga tanah, kata Suraji lagi, masyarakat juga bisa mengembangkan usahanya dengan berjualan dan bisa membangun kos-kosan.
“Kampus Untirta bisa hadir disini sangat luar biasa. Maka dari itu, saya berjuang mati-matian untuk Untirta bisa membangun di Cadasari Pandeglang,” ungkapnya.
(DHE/PBN)