Tag: HNSI

  • Ratusan Nelayan Demo PT Dover Chemical di Tengah Laut Selat Sunda 

    Ratusan Nelayan Demo PT Dover Chemical di Tengah Laut Selat Sunda 

    CILEGON, BANPOS – Ratusan nelayan yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC HNSI) Kota Cilegon menggelar aksi unjuk rasa di tengah laut. Aksi berlangsung di depan TUKS (Terminal Untuk Kepentingan Pribadi) atau Jetty PT Dover Chemical, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Rabu (13/11/2024).

    Berdasarkan hasil pantauan di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB. Puluhan perahu nelayan tampak berjejer di atas laut mengitari TUKS/Jetty PT Dover Chemical. Sambil mengibarkan bendera merah putih dan bendera biru bertuliskan HNSI, ratusan nelayan menyampaikan orasi di depan jajaran direksi PT Dover Chemical.

    Dalam aksinya, mereka menuntut sejumlah hal kepada PT Dover Chemical Kota Cilegon. Di antaranya para nelayan menuntut pihak PT Dover Chemical untuk saling menghargai sesama pemanfaat pesisir kelautan Kota Cilegon.

    Kemudian mereka juga mendesak PT Dover Chemical untuk menjalankan amanah regulasi tentang lingkungan hidup. Mereka meminta PT Dover Chemical memperhatikan nelayan sebagai salah satu masyarakat terdampak.

    Selain itu, para nelayan juga mendesak PT Dover Chemical menjalankan amanah regulasi tentang Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaat Ruang Laut (PKKPRL). “Kita di sini tidak menuntut apa-apa, kita hanya meminta untuk diperhatikan,” ujar pria berseragam warna biru saat berorasi di atas perahu.

    Hingga berita ini ditayangkan, para nelayan masih terus menyerukan aksinya di atas Jetty PT Dover Chemical didampingi oleh jajaran pihak kepolisian Polres Cilegon. (LUK)

  • Momen Hari Nelayan Internasional, Nippon Paint Donasikan Cat di Cikubang Banten

    Momen Hari Nelayan Internasional, Nippon Paint Donasikan Cat di Cikubang Banten

    SERANG, BANPOS – Ratusan nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) wilayah Serang, Banten, bersukacita merayakan Hari Nelayan Internasional pada Sabtu (29/6) dengan berpawai melakukan arak-arakan, di sepanjang perairan laut utara tepatnya di Kepuh Margagiri, Kampung Cikubang, Desa Argawana, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, Banten. Menjadi momen sakral para nelayan di seluruh dunia, karena diperingati sebagai Hari Nelayan Internasional atau Fisherman’s Day.

    Nelayan berperan besar dalam menyuplai ikan sebagai sumber protein penting dalam komposisi menu makanan masyarakat Indonesia. Melansir situs resmi Kementerian Kelautan, dan Perikanan https://statistik.kkp.go.id/ diinformasikan bahwa ikan dapat dijadikan salah satu komoditas untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan dan gizi.

    Peran penting ikan dalam ketahanan pangan ini ditopang oleh daerah produksi perikanan.

    Melihat peran nelayan yang begitu besar bagi ketahanan pangan bangsa Indonesia, Nippon Paint senantiasa berkomitmen untuk dapat berkontribusi memberikan dukungannya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Nippon Paint Indonesia dengan melakukan aksi nyata Warnai Kehidupan #ColouringLives untuk membantu nelayan dan masyarakat pesisir di berbagai daerah pesisir yang ada di Indonesia.

    Regional Sales Manager Nippon Paint Indonesia Topan Wijaksono,  mengatakan bahwa dukungan yang diberikan Nippon Paint yaitu dengan mendonasikan 1.115 liter cat Bee Brand 1000 dan Nippon Copper Paint Anti-Fouling guna peremajaan 150 kapal nelayan peserta rempug nelayan. Dengan produk-produk Nippon Paint yang berkualitas tinggi, peremajaan melalui pengecatan kapal nelayan diharapkan dapat memperindah tampilan kapal dan membuat kapal tampak lebih bersih, layak, dan memaksimalkan fungsi jangka panjang.

    “Cat Bee Brand 1000 adalah cat enamel premium berbahan dasar resin alkyd dengan keistimewaan tampilan akhirnya yang mengkilap, cepat kering, tahan lama, dan memiliki proteksi yang baik terhadap karat sehingga badan kapal dapat maksimal terlindungi dari korosi air laut dengan tampilan warna yang  lebih hidup. Selain itu, kapal-kapal juga menggunakan Nippon Copper Paint Anti-Fouling untuk menjaga kapal kayu tetap aman dari teritip,” ujarnya.

    Dengan dilakukannya aksi kolaborasi bersama dengan HNSI yang dapat memberikan banyak manfaat bagi para nelayan, Nippon Paint berharap ke depannya melalui program CSR pengecatan kapal nelayan dapat menjangkau lebih banyak lagi wilayah pesisir lainnya yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara.

    “Dengan demikian, kita dapat memaksimalkan potensi-potensi dari kawasan tersebut sehingga semakin memberikan dampak yang berkelanjutan. Tak hanya bagi nelayan namun juga bagi Masyarakat pesisir di Indonesia,” tandasnya.

    Ketua HNSI Kabupaten Serang, Sabihis, mengatakan Kampung Cikubang yang terletak di Kabupaten Serang, Banten, merupakan salah satu daerah produksi perikanan yang penghidupannya bergantung pada hasil laut. Menurutnya, keberadaan nelayan di Indonesia sangatlah penting karena telah memberikan kontribusi besar dalam sektor perikanan negara ini bahkan disebut sebagai salah satu pejuang pangan.

    “Melihat pentingnya peran nelayan dan bertepatan dengan diperingatinya Hari Nelayan Internasional atau setiap tanggal 29 Juni, maka HNSI menyelenggarakan Syukuran Nelayan Kabupaten Serang 2024 dengan mengusung semangat ‘Nelayan Sejahtera Negara Kuat’,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, melalui perayaan ini HNSI Kabupaten Serang sebagai organisasi nelayan ingin merealisasikan aspirasi masyarakat nelayan serta mendorong peningkatan kesejahteraan para nelayan, pemberdayaan nelayan dalam menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan dalam bidang perikanan. Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama masyarakat Nelayan.

    “Memperkuat hubungan yang dapat diandalkan antara komunitas nelayan, pedagang, pengolah, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, serta berbagai pemangku kepentingan untuk membangun sektor perikanan yang menguntungkan dan berkelanjutan, serta meningkatkan eksistensi masyarakat nelayan di Kabupaten Serang, Banten,” tandasnya.

    Ketua komunitas nelayan Cikubang, Ali Musrofi, mengungkapkan rasa terima kasihnya mewakili para nelayan yang telah mendapatkan bantuan cat dari Nippon Paint. Pihaknya merasa sangat berterima kasih karena pengecatan dengan menggunakan cat yang berkualitas tinggi dari Nippon Paint ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan kapal sebagai sarana utama nelayan untuk mencari ikan.

    “Semoga dengan kondisi kapal yang lebih baik, nelayan menjadi semakin bersemangat dan tangkapan ikannya pun semakin maksimal sehingga terwujud kesejahteraan ekonomi kerakyatan bagi nelayan,” ungkapnya. (MUF)

  • Nelayan Wajib Pakai Jaket Pengaman

    Nelayan Wajib Pakai Jaket Pengaman

    LEBAK, BANPOS – Selain perlengkapan keselamatan melaut yang minim, tingkat kesadaran para nelayan tradisional Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam pun disebut masih rendah. Namun kini, mereka sudah diwajibkan melengkapi diri dengan alat keselamatan melaut, khususnya jaket pelampung, sebagai antisipasi saat terjadi kecelakaan di laut.

    Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lebak, Norman, mengatakan bahwa kini para
    nelayan Binuangeun telah diwajibkan melengkapi pengamanan diri saat melaut.

    "Saat ini gelombang perairan laut tidak terprediksi. Cuaca ekstrem lebih banyak terjadi sejak beberapa bulan ini. Sebagian nelayan sudah sadar. Dan para nelayan sudah kita instruksikan untuk melengkapi diri dengan alat pengaman life jacket saat mau berlayar," ujarnya, Senin (25/9).

    Menurut Norman, dengan perlengkapan tersebut, nelayan lebih besar potensi keselamatannya jika
    dibandingkan dengan tidak menggunakan rompi pengamanan.

    "Iya ini penting, minimal jika terjadi hal yang tak diinginkan di tengah lautan saat mencari ikan, ia tak akan tenggelam karena akan mudah mengapung dan mudah mendapat pertolongan," terangnya.

    Salah seorang nelayan di Binuangeun, Wahyu, mengaku ia dan kawan-kawan sudah melengkapi fasilitas
    kapal motornya dengan jacket dan pelampung.

    "Iya mungkin ini baru kami lakukan, juga beberapa nelayan lain juga sudah memakai life jacket. Benar juga sih ini penting buat keselamatan kita juga," jelasnya.

    Sementara nelayan lain yang saat datang mendarat tak terlihat memakai jacket pengaman, saat ditanya
    BANPOS mengaku hanya karena tidak leluasa bergerak.

    "Sebenarnya karena kita tidak terbiasa dengan memakai jaket gitu. Kaya pakai motor gak pakai helm, kan kadang tak semua pakai juga kan gitu. Apalagi saat di tengah laut biasanya cuaca panas, jadi kalau pakai jaket gitu gerah, lagian jaketnya terlalu tebal dan tidak leluasa bergerak. Tapi sekarang diwajibkan dan memang sih jaket itu penting juga untuk keselamatan," ungkapnya. (WDO/DZH)

  • Pemancing Korban Laka Laut di Lebak Belum Ditemukan

    Pemancing Korban Laka Laut di Lebak Belum Ditemukan

    PENCARIAN Aceng (42), salah seorang pemancing yang jadi korban hilang pada kecelakaan laut (Laka laut) karena terpeleset hingga hari ke-2 masih belum membuahkan hasil. Hingga Senin malam (10/7), tim gabungan masih melakukan pencarian korban di perairan Kembang Ranjang Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam.

    Sebelumnya diketahui, pada Minggu 9 Juli 2023 sekitar pukul 15.30 WIB, korban Aceng (42) pamit ke istrinya untuk pergi memancing di pinggir pesisir Pantai Kembang Ranjang, Binuangeun dan dilaporkan mengalami laka laut dan hilang.

    Bapolmas Polair Binuangeun, Bripka Yadi Supriyadi, mengatakan bahwa pihaknya bersama tim gabungan pada hari kedua masih melakukan pencarian dengan menyisir semua titik pantai.

    “Pada hari ini hari ke-2 pencarian korban terseret ombak di perairan Kembang Ranjang, kami bersama tim gabungan dimulai pada Pukul 07.00 WIB melaksanakan apel konsolidasi. Selanjutnya melakukan pencarian dibagi menjadi 2 tim ke arah timur dan barat pesisir Pantai Kembang Ranjang,” ungkapnya.

    Ketua HNSI Lebak, Norman, kepada BANPOS mengatakan bahwa sampai saat ini, tim bersama semua elemen masih melakukan pencarian. Termasuk tim penyelam pun sudah diturunkan di lokasi sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Iya, hingga malam ini kita masih berupaya melakukan penyisiran termasuk menurunkan tim penyelam warga ada 10 orang yang kini masih berusaha di TKP.

    Korban masih belum ketemu. Mungkin kita lanjutkan besok atau kemungkinan nunggu korban timbul sendiri. Tapi kita ini masih terus koordinasi dengan semua pihak terkait,” terangnya Senin malam.

    Diketahui, korban Aceng saat itu tengah memancing pada hari Minggu sore di titik pesisir Kembang Ranjang Binuangeun. Saksi Rohman Sape (30), saat itu tengah memasang jaring udang. Saksi sempat mendengar teriakan minta tolong.

    “Ya saat itu ada yang minta tolong, Saya melihat korban terjatuh dan tenggelam terbawa ombak, dan saat dicari bersama semua nelayan korban tidak ketemu sampai saat ini,” jelasnya. (WDO/DZH)