Tag: HUT

  • Pidato HUT Partai Rakyat Demokratik ke 24

    Pidato HUT Partai Rakyat Demokratik ke 24

    Assalammualaikum WAR WAB

    Salam Rakyat Adil Makmur

    Kepada seluruh Kader, Anggota dan Simpatisan PRD, baik di dalam maupun di luar negeri, Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik, mengucapkan selamat HUT PRD, selalu  bersama rakyat, dengarkan dan rasakan apa yang rakyat rasakan, itulah energi perjuangan kita, menuju Indonesia yang adil makmur dan dunia yang damai.

    Tidak ada kata henti dalam perjuangan, selama di sekitar kita masih banyak persoalan.

    Berjuanglah dengan penuh semangat dan penuh kegembiraan.

    Saudara-saudaraku,

    Seni, Sastra, Filsafat dan ilmu Pengetahuan telah membimbing bangsa Eropa, menuju zaman baru, zaman modernisasi, keluar dari abad tengah dengan humanisme sebagai pandangan hidup.

    Humanisme adalah anak kandung Renaisance, satu paham yg menempatkan manusia sebagai subyek kehidupan, yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yg lebih baik.

    Penemuan kompas, mesin cetak dan mesiu, membawa  kehidupan bangsa Eropa melompat jauh ke depan, ilmu pengetahuan berkembang secara massif, dimulailah penjelajahan yang disertai dengan penaklukan umat manusia. 

    Mesin telah menggantikan tenaga manusia, modernisasi mengubah peradaban, meletus revolusi industri di Inggris, revolusi filsafat di Jerman dan revolusi politik di Perancis.

    Feodalisme dengan monarchi absolutnya runtuh, muncul sistem baru, penguasa baru, Kapitalisme dengan demokrasi liberalnya.

    Walaupun terjadi perubahan revolusioner, dari Feodalisme ke Kapitalisme, secara fundamental belum mengubah kehidupan umat manusia, bentuknya saja yang berubah, isinya tidak, hanya kekuasaan saja yang berubah, masyarakatnya tidak, penindasan serta penghisapan manusia terhadap manusia masih terus terjadi, bahkan sampai zaman digital sekarang ini.  

    Humanisme yang digaungkan oleh Bangsa Eropa dengan semboyan kebebasan, persamaan dan persaudaraan, pada kenyataanya menjadi pedang bermata dua, hanya kaum kapital yang menikmati kehidupan, di sisi lain justru bersifat ekspansif, eksploitatif dan diskriminatif.

    Terjadilah penjajahan bangsa atas bangsa dan penjajahan manusia atas manusia.

    Kapitalisme, walau terus menerus melakukan reformasi-reformasi tetap tidak mengubah hakekatnya sebagai sistem yang rakus.

    Kita semua menyaksikan serta merasakan begitu rapuhnya Kapitalisme, saat Pandemi Covid 19 melumpuhkan aktivitas ekonomi mereka.

    Saudara-saudaraku,

    Semua manusia yang hidup di alam dunia ini menginginkan kebahagiaan serta kedamaian, baik lahir maupun batin, baik material maupun spiritual.

    Demikian juga dengan bangsa Indonesia, kebahagiaan serta kemerdekaan hidup yang mestinya dinikmati di tengah kekayaan serta kesuburan alamnya, cukup lama diinterupsi oleh penjajahan.

    Catatan sejarah perjalanan hidup bangsa Indonesia dirampas, mentalitas bangsa pun dihancurkan. Kebanggaan serta kepercayaan diri bangsa Indonesia dihilangkan agar tetap tunduk dan bisa dikontrol oleh Penjajahan dengan segala macam bentuknya.

    Saudara-saudaraku,

    Sebagai bangsa Timur,  Indonesia tidak hanya menempatkan rasionalitas objektif sebagai landasan hidup, maka konsep untuk membangun bangsa, baik raga maupun jiwa, harus berangkat dari kenyataan tersebut. 

    Jika bangsa Barat dengan modernisasi dan humanismenya melahirkan konsep individualisme, kebebasan dan kapitalisme, sedangkan Timur lebih condong kepada semangat gotong royong, dengan menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

    Maka lahirlah Pancasila yang bersumber dari kepribadian bangsa Indonesia, yang kemudian disepakati menjadi konsep dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Pancasila lahir sebagai bentuk perlawanan atas sistem liberal kapitalistik, termaktub dalam Preambule UUD Proklamasi 1945, sudah semestinya menjiwai isi UUD 1945 beserta Haluan Negara.

    Di dalam Pasal 33 UUD 1945 sudah sangat jelas, bahwa prinsip ekonomi Indonesia bukanlah ekonomi liberal kapitalistik, tetapi ekonomi kekeluargaan yang menempatkan sumber daya alam digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

    Konsep itulah yang mestinya disusun oleh pemimpin.