Tag: impor sampah

  • Warga Cilowong Lobi Pemkot untuk Naikkan Kompensasi ‘Impor’ Sampah

    Warga Cilowong Lobi Pemkot untuk Naikkan Kompensasi ‘Impor’ Sampah

    SERANG, BANPOS – Masyarakat kampung Pasir Gadung Tengah, Kelurahan Cilowong, melobi Pemkot Serang agar dapat merubah besaran kompensasi dampak negatif (KDN) yang bakal diterima oleh mereka. Pasalnya, mereka menilai besaran tersebut kurang sebanding dengan dampak yang mereka terima dari kerja sama impor sampah.

    Ketua RW 06 Kampung Pasir Gadung Tengah, Hasarikam, mengatakan bahwa KDN yang diberikan oleh Pemkot pihaknya anggap tidak sebanding. Sebab, kampung Pasir Gadung merupakan wilayah yang paling terdampak dan dekat dengan TPAS Cilowong.

    “Makanya saya minta ke Dinas LH untuk direvisi. Masa disamakan dengan warga yang jaraknya jauh (dari TPAS Cilowong). Makanya kami minta supaya bisa lebih diperhatikan lagi, yang penting warga saya ini diperhatikan,” ujarnya, Kamis (24/3).

    Hasarikam pun mengaku selama ini warga Kampung Pasir Gadung Tengah tidak pernah ikut-ikutan setiap kali demo penolakan kerjasama pengelolaan sampah dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel).

    “Karena bukan apa-apa, sebetulnya warga di sini yang back up, jadi kami merasa tidak diperhatikan. Warga semua menegur ke saya, jadinya kan berat ke saya ini,” ungkapnya.

    Menurut dia, pembagian dana kompensasi tersebut tidak sama rata, dan terkesan pilih kasih karena jumlah yang diberikan berbeda-beda. Bahkan menurutnya, jumlah kompensasi yang pihaknya terima jauh lebih kecil dibandingkan RT lain yang tidak dekat dengan TPAS Cilowong.

    “Kalau RT saya dikasihnya Rp36 juta, yang Rp180 juta itu RT lain. Makanya warga Pasir Gadung semua menegur saya, padahal saya dan warga sini yang membantu. Saya minta warga Pasir Gadung lebih diperhatikan lagi,” tuturnya.

    Meski demikian, ia dan warganya tidak menolak apabila kerja sama pengelolaan sampah dilanjutkan kembali. Namun dia meminta Pemkot Serang untuk merevisi dana kompensasi untuk warga Pasir Gadung.

    Bahkan, ia menjamin warganya satu suara dengan dirinya dan tidak menolak apabila kerja sama tersebut dilanjutkan. Asalkan Dinas LH bisa adil dalam memberikan bantuan, khususnya warga Pasir Gadung yang terkena dampak langsung.

    “Kalau misalnya LH ini berpihak untuk masyarakat, ya dilanjut. Karena kan ada pemasukan juga buat warga, yang penting RT/RW bisa menyikapi warga, ada manfaatnya. Kalau warga sini semua ngikut saya. Untuk pembayaran kalau kami inginnya dibayar dulu, supaya tidak ada warga yang suudzon,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Dinas LH Kota Serang, Farach Richi, mengaku bahwa dana kompensasi warga Pasir Gadung memang jumlahnya cukup kecil. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan kajian ulang atas dasar hukum yang digunakan untuk pemberian kompensasi itu.

    “Untuk kompensasi warga Pasir Gadung yang dapat kompensasinya kecil. Jadi nanti kami akan kembali untuk dasar hukumnya, karena kan perlu ada dasar hukum untuk review (besaran dana kompensasi),” ujarnya.

    Selain itu, masyarakat Kelurahan Cilowong juga meminta kepada Pemkot Serang agar melakukan upaya dan mencari solusi terkait bau tidak sedap yang ditimbulkan dari tumpahan air lindi pada saat pengangkutan sampah dari Tangsel.

    “Jadi intinya masalah air lindi itu harus ada penanganan supaya tidak bau. Makanya ada dua alternatif, apakah modifikasi truk supaya tidak jatuh (tumpah), dan penyemprotan jalannya supaya tidak bau,” tandasnya.(DZH/PBN)

  • Pemkot Serang Keukeuh ‘Ngarep’ Impor Sampah Tangsel

    Pemkot Serang Keukeuh ‘Ngarep’ Impor Sampah Tangsel

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang kembali ‘ngarep’ kerja sama impor sampah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), setelah sekitar dua bulan lebih impor sampah itu dihentikan untuk dilakukan evaluasi. Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) pun telah menggelar rapat, dan hasilnya telah disampaikan ke Walikota Serang.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, Farach Richi, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap kerja sama tersebut. Menurutnya, keputusan lanjut atau tidaknya kerja sama menjadi keputusan Walikota Serang.

    “Kami selaku OPD terkait sudah melakukan evaluasi dan menyampaikan kepada TKKSD. Kami juga dimintai pertimbangan mulai dari sosial kemasyarakatan, aspek legal hingga pemanfaatannya. Nanti hasilnya disampaikan kepada pak Walikota,” ujarnya, Selasa (15/3).

    Farach menuturkan, secara hasil evaluasi yang pihaknya lakukan, kerja sama tersebut dapat kembali dilakukan. Namun dengan catatan, ada sejumlah aspek teknis yang harus diperhatikan.

    “Pertama kita harus atur berapa jumlah tonasenya, berapa jumlah bantuan keuangannya, lalu kami juga akan menyampaikan surat kepada Tangsel mengenai proses-proses tindaklanjut dari TKKSD ini,” ucapnya.

    Ia menuturkan, nantinya DLH Kota Serang akan melakukan komunikasi intensif dan formal kepada masyarakat yang terdampak kerja sama impor sampah itu. Dengan demikian, tidak terjadi penolakan-penolakan sebagaimana pada awal pelaksanaan tersebut.

    “Kalau komunikasi secara informal sudah kami lakukan. Makanya nanti akan dilakukan komunikasi secara intensif lagi dengan masyarakat, dari hati ke hati,” ungkapnya.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang, Nanang Saefudin, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan kajian bersama TKKSD serta Dinas LH selaku OPD teknis. Saat ini, pihaknya tinggal menunggu kajian mendetail dari Dinas LH, terkait dengan kerja sama tersebut.

    “Kami sudah kaji tadi bersama TKKSD dan LH. Secara lisan saya sudah lapor ke pak Wali, kami nunggu kajian lengkap dulu dari LH. Dan kami juga akan komunikasi dengan mitra kami Komisi 3 DPRD Kota Serang,” ujarnya.

    Menurutnya, Pemkot Tangsel melalui Dinas LH setempat, sudah bersurat dengan Dinas LH Kota Serang berkaitan dengan kerja sama itu. Akan tetapi, kepastian kerja sama tetap harus menunggu kajian lebih detail.

    “Ya tentu kami akan kaji secara matang terlebih dahulu. Kami juga lihat pengalaman tahun yang lalu terlebih dahulu,” tandasnya.

    (DZH/PBN)

  • Pemkot Serang Klaim Anggaran Impor Sampah Efektif

    Pemkot Serang Klaim Anggaran Impor Sampah Efektif

    SERANG, BANPOS – Penggunaan anggaran hasil kerja sama impor sampah antara Pemkot Serang dengan Pemkot Tangsel diklaim berjalan optimal dan sesuai peruntukkannya. Bahkan, anggaran tersebut sama sekali tidak dialokasikan untuk OPD lainnya yang tidak terkait dengan TPAS Cilowong.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Walikota Serang, Syafrudin, usai melakukan pemantauan secara langsung pembangunan TPAS Cilowong pada Rabu (19/1). Menurut Syafrudin, hampir seluruh anggaran kerja sama terserap untuk pembangunan TPAS Cilowong.

    “Bantuan dari Tangsel sebesar Rp21 miliar ini masih ada SILPA sebesar Rp2 miliar untuk perbaikan beberapa hal. Sedangkan Rp19 miliar sudah digunakan untuk pembangunan sarpras seperti jalan, pagar, bronjong, jembatan timbang dan lainnya,” ujarnya saat diwawancara awak media.

    Selain bantuan sebesar Rp21 miliar, Pemkot Serang dari kerja sama impor sampah tersebut pun mendapatkan retribusi sebesar Rp8 miliar. Retribusi itu pun kembali digunakan untuk pembangunan TPAS Cilowong.

    “Jadi semuanya yang dari Pemkot Tangsel itu untuk di sini semua, tidak ada sepeser pun untuk OPD lain. Termasuk juga retribusi, itu untuk sarpras di TPAS Cilowong,” katanya.

    Syafrudin mengklaim bahwa dari hasil kerja sama antara Pemkot Serang dengan Pemkot Tangsel itu, mampu merubah sarana dan prasarana TPAS Cilowong secara signifikan.

    “Banyak perkembangan luar biasa pada TPAS. Saya lihat sendiri pekerjaan sudah hampir selesai semua. Ada juga yang masih beberapa persen lagi selesainya, namun insyaAllah nanti bulan ini akan selesai. Itu sudah ada berita acaranya,” ungkap Syafrudin.

    Sementara untuk bantuan kepada masyarakat yang sempat dipermasalahkan oleh sejumlah warga, Syafrudin mengaku bahwa saat ini sudah ada 36 Rukun Tetangga (RT) yang telah menerima kompensasi kerja sama tersebut.

    “Dari Tangsel juga ada bansos untuk masyarakat. Sudah dibagikan semua kepada 36 RT, dua diantaranya itu berbeda besarannya karena terdekat dengan TPAS,” ucapnya.

    Syafrudin pun masih menemui beberapa hal yang masih perlu segera diselesaikan. Salah satunya yaitu pengoperasian mesin pengolah sampah yang baru dibeli oleh Pemkot Serang.

    “Yang belum itu mesin pengelolaan sampah, akhir Januari ini sudah mulai (digunakan). Saya kira ke depan kalau kerja sama berlanjut, kami akan beli mesin pengolahan sampah lagi,” ucapnya.

    Kepala DLH Kota Serang, Farach Richi, mengatakan bahwa perkembangan pesat TPAS Cilowong membuktikan Pemkot Serang serius dalam menangani permasalahan sampah. “Jadi hasil kerja sama dengan Tangsel dapat kami gunakan seoptimal dan akuntabel mungkin,” ujarnya.

    Sementara untuk mesin pengolahan sampah yang belum berfungsi, Farach mengaku bahwa hal itu hanya sebatas belum dilakukan penyetelan saja.

    “Sebenarnya semua sudah selesai. Tinggal penyetingan saja, karena kan ini mesin mahal. Jadi khawatir gimana-gimana kalau terburu-buru (settingnya),” tandas Farach. (DZH)