Tag: ISPA

  • Ribuan Warga Kota Serang terpapar ISPA, Caleg Nasdem Wibowo: Ini Tidak Bisa Dibiarkan

    Ribuan Warga Kota Serang terpapar ISPA, Caleg Nasdem Wibowo: Ini Tidak Bisa Dibiarkan

    SERANG, BANPOS – Kota Serang sempat dilaporkan Lembaga Data Kualitas Udara (IQAir) menduduki peringkat pertama sebagai daerah yang udaranya paling buruk. Saat dilaporkan, kualitas udara Kota Serang pada level 170 AQI US.

    Setelah laporan tersebut, Dinas Kesehatan Kota Serang melansir penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Serang meningkat tajam. Terdapat 8.740 orang yang terpapar ISPA di Kota Serang. Kondisi ini yang membuat Caleg Nasdem Kota Serang, Wibowo, bereaksi.

    Menurut Wibowo, tidak ada tindakan konkrit dari Pemerintah Kota Serang menghadapi kondisi seperti ini. “Pemerintah Kota Serang seperti membiarkan kondisi seperti ini dengan korban terus berjatuhan,” ungkap Wibowo, Senin (4/9).

    Seharusnya, tambah Wibowo, Pemerintah Kota Serang lebih sigap menghadapi kondisi seperti ini. Misalnya membagikan masker gratis kepada masyarakat atau membuka posko-posko kesehatan agar masyarakat dapat dengan mudah memeriksa kondisi kesehatannya, atau tindakan konkrit lainnya.

    “Ini tidak bisa dibiarkan. Segera lakukan tindakan, jangan menunggu korban lebih banyak, baru bertindak,” pinta Wibowo.

    Selain itu, dengan adanya posko-posko kesehatan, setidaknya Pemerintah Kota Serang dapat mencegah masyarakat terpapar ISPA. Sedangkan masyarakat yang sudah terpapar ISPA dapat diobati.

    “Posko kesehatan itu tidak hanya untuk mencegah, tapi juga mengobati masyarakat yang sudah terkena ISPA,” ujar Caleg Nasdem Kota Serang Dapil 1 ini.

    Lebih lanjut, Wibowo mencontohkan tindakan yang sudah dilakukan daerah lain yang juga terdampak polusi udara, seperti Jakarta dan Depok. Kedua daerah yang dekat Kota Serang sudah melakukan WFH.

    “Lihatlah Jakarta dan Depok, mereka sudah melakukan WFH untuk mengurangi polusi udara dan jatuhnya korban baru,” ujar Wibowo geram. (AZM)

  • ISPA ‘Hantui’ Warga Ibu Kota Banten

    ISPA ‘Hantui’ Warga Ibu Kota Banten

    SERANG, BANPOS – Dalam beberapa waktu terakhir, warga Kota Serang menghadapi masalah kesehatan yang serius dengan peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

    Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Serang,  jumlah kasus ISPA selama satu bulan terakhir telah mengalami peningkatan yang sangat cukup signifikan.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, Ahmad Hasanuddin menjelaskan, bahwasanya ISPA di Kota Serang dari beberapa bulan terakhir alami kenaikan.

    “Menurut data yang diperoleh dari puskesmas-puskesmas se-Kota Serang. ISPA di  Bulan Mei 714 kasus, di bulan Juni 1161 kasus, bulan Juli 1454 dan pada Agustus sebanyak 2226,” jelasnya, Rabu (30/8).

    “Ini ada yang udah sembuh dan ada yang bertambah. Totalnya 8740 kasus dari bulan Februari hingga Agustus. Dan tertinggi di bulan Agustus,” tambahnya.

    Hasan menerangkan, adanya peningkatan kasus ISPA tersebut dikarenakan adanya debu yang diakibatkan dari efek El Nino. Dimana dari efek El Nino tersebut membuat lahan menjadi kering dan menimbulkan banyaknya debu.

    “Terkait dengan apakah ISPA ini ditimbulkan karena El Nino atau polusi udara. Kalau saat rapat dengan pihak lingkungan hidup (LH) kualitas udara di Kota Serang masih aman. Kemungkinan karena cuaca yang panas, yang mungkin membuat stamina dari pasien yang menurun. Kalau panas kan tanah kering yang membuat timbulnya banyak debu,” terangnya.

    “Kalau polusi udara, di Kota Serang masih baik. Jadi kemungkinan akibat udara yang panas saja yang membuat banyaknya debu. Mungkin daerah tertentu ya yang bawahnya berdebu dan beterbangan dan juga stamina orang yang terpampang panas itu yang lebih rentan,” tambahnya.

    Dengan maraknya debu yang berterbangan, dirinya berharap agar masyarakat Kota Serang untuk menggunakan masker untuk daerah-daerah yang merupakan kawasan dengan debu yang banyak.

    “Jadi saya mengharapkan untuk daerah yang berdebu agar menggunakan masker, minum air yang banyak, stamina juga agar terjaga dengan melakukan pola hidup sehat,” ucapnya.

    Senada, Asda II Kota Serang, Yudi Suryadi mengungkapan bahwasanya ISPA yang terjadi di Kota Serang bukan karena efek polusi udara. Pasalnya, kualitas udara yang ada di Kota Serang masih dalam status aman.

    “Karena memang udara yang panas bukan karena polusi udara. Kita jug untuk antisipasi, salah satunya saja mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan masker. Karena yang berobat di puskesmas alami peningkatan,” tandasnya. (CR-01)

  • Bayang-bayang ISPA di Puncak El Nino

    Bayang-bayang ISPA di Puncak El Nino

    SERANG, BANPOS – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak fenomena iklim El Nino yang akan memicu cuaca panas ekstrem di Indonesia pada Agustus hingga  September 2023.

    Pejabat Madya Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG), BMKG Stasiun Geofisika Klas 1 Tangerang Maria Evi Trianasari dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/8) memprakirakan puncak kemarau kering 2023, terjadi pada Agustus hingga awal September.

    “Fenomena ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional, karena adanya ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan,” kata Maria Evi.

    Ia menjelaskan, indeks El Nino pada Juli 2023, mencapai level moderate. Sementara Indian Ocean Dipole (IOD) sudah memasuki level index yang positif. Fenomena El Nino dan IOD positif saling menguatkan, sehingga musim kemarau 2023 menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.

    Ia menjelaskan El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.

    Pemanasan SML ini mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik tengah dan timur.

    Sedangkan IOD adalah fenomena penyimpangan SML di Samudra Hindia, penyimpangan SML ini dapat menyebabkan berubahnya pergerakan atmosfer atau massa udara.

    “Fenomena El Nino ini menyebabkan kekeringan, sehingga diperlukan antisipasi. Selain itu, fenomena IOD menyebabkan berkurangnya curah hujan, sehingga menjadi kekeringan yang lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

    Dalam dua fenomena ini, kata Maria, nilai positifnya ialah potensi panen garam akan meningkat, potensi tangkapan ikan juga akan meningkat, serta meningkatnya produksi padi pada lahan rawa lebak. Sedangkan negatifnya, terjadi kekeringan sumber daya air bersih, berpotensi gagal panen dan meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

    “Masyarakat diimbau untuk bisa menghemat penggunaan air dalam aktivitas sehari-hari, serta menampung hujan yang masih mungkin turun sebagai cadangan air dan cegah karhutla. Selain itu, melakukan update informasi melalui BMKG, baik terkait cuaca, El Nino atau IOD,” katanya.

    Terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah mengatakan, dengan adanya fenomena El Nino yang dapat membuat Kekeringan di sejumlah daerah, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

    Ia menjelaskan, masyarakat harus menjaga produksi ketahanan pangan dan air bersih agar tetap stabil dan terjaga dengan baik.

    “Sepanjang ketahanan pangan dan air bersih melimpah, kita bisa menjaga dan tidak menurunkan imunitas tubuh demi mencegah terkena ISPA,” kata Firman, Selasa (8/8).

    Ia menerangkan, pada tahun 2022, di Lebak terdapat 10 ribu masyarakat terjangkit ISPA. Meski tidak ada korban jiwa, lanjut Firman, kasus penyakit ISPA di Kabupaten Lebak masuk kategori tertinggi dibandingkankan dengan 10 jenis penyakit lainnya.

    Firman berharap, masyarakat senantiasa mengutamakan budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan dapat menjaga kebersihan lingkungan dengan menggunakan air bersih.

    “Kami meyakini dengan PHBS, menjaga kebersihan lingkungan dan mengkonsumsi pangan yang bergizi tidak mudah terserang ISPA,” tandasnya.

    Sementara itu, Kepala Puskesmas Cisimeut, Dede Hardiansyah, mengatakan bahwa penderita ISPA mampu diatasi dengan mengoptimalkan penyuluhan dan promosi kesehatan untuk pencegahan penyakit menular maupun penyakit tidak menular.

    “Kami setiap hari kerja menerjunkan petugas ke desa-desa untuk melakukan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” katanya. (MYU/DZH/RUS/PBN)