Tag: Jalan Rusak

  • Dapat Restu Pj Iwan, Mari Viralkan Jalan Desa di Lebak yang Rusak

    Dapat Restu Pj Iwan, Mari Viralkan Jalan Desa di Lebak yang Rusak

    LEBAK, BANPOS – Maraknya masyarakat desa yang mulai geram dengan kondisi infrastruktur jalan desa yang rusak dan tidak diperbaiki membuat banyak hal-hal unik dilakukan dan diunggah ke berbagai media sosial sehingga menjadi viral.

    Aksi tersebut bervariatif mulai dari menanam pohon, menanam padi, memancing di kubangan jalan hingga menyatakan sebagai destinasi jalan rusak.

    Menganggapi hal tersebut, Penjabat Bupati Lebak, Iwan Kurniawan mempersilahkan masyarakat desa untuk melakukan hal tersebut sebagai bentuk demokerasi.

    “Boleh-boleh saja (memviralkan), bentuk demokratis ya,” kata Iwan kepada BANPOS, Selasa (2/7).

    Iwan mengatakan, kendati demikian masyarakat pula harus memahami kondisi dan situasi di desanya masing-masing. Seperti, apa saja yang menjadi program prioritas yang sudah dianggarkan dan sebagainya.

    “Kemarin juga pada saat penyerahan SK perpanjangan masa jabatan Kepala Desa, saya bersama jajaran OPD sudah menyampaikan beberapa poin-poin yang harus diperhatikan oleh mereka yang salah satunya adalah keluhan dam aduan masyarakat,” kata Iwan.

    Iwan menegaskan, kolaborasi antara Kepala Desa dengan Pemerintah Daerah Kabupaten melalui Kecamatan haruslah semakin intens dan lebih baik lagi, agar pelayanan terhadap masyarakat bisa terpenuhi secara optimal.

    “Misal soal infrastruktur, anggaran sudah ditetapkan baik dari desa maupun pemerintah daerah. Harus ada kolaborasi dan komunikasi, tidak bisa semata-mata menganggarkan yang bukan kewenangannya,” tegasnya.

    Ia menjelaskan, Kepala Desa harus segera mengatur dan menetapkan infrastruktur mana saja yang menjadi prioritas dan harus segera dijalankan.

    “Sulit bagi kami menganggarkan infrastruktur yang bukan kewenangannya, nanti bisa jadi masuk ke ranah temuan (BPK). Namun karena letak geografis Lebak yang luas dan kondisi alam juga tidak bisa kita pungkiri kendalanya,” jelasnya.

    Ia menerangkan, dibeberapa lokasi yang sempat viral, dirinya telah memanggil Kepala Desa dan melakukan pembahasan yang mana akhirnya Pemerintah Desa merevisi anggaran dan prioritas.

    “Saya apresiasi kemarin yang sempat viral di Cikulur, akhirnya kan ada revisi prioritas di desanya dan langsung dilakukan perbaikan terhadap jalan tersebut karena warga sudah teriak,” tandasnya.

    Sebagai informasi, berdasarkan data yang dimiliki DPUPR Lebak, sebanyak 1.600 kilometer jalan desa di seluruh Kabupaten Lebak mengalami kerusakan yang parah. Jalan-jalan ini, yang merupakan urat nadi penting antar desa, telah lama terbengkalai meskipun sudah ditetapkan secara resmi.

    “Dalam survei yang kami lakukan bersama aparat desa, kami telah mengidentifikasi sebanyak 1.600 kilometer jalan desa yang menghubungkan komunitas-komunitas di seluruh Kabupaten Lebak,” ujar Kepala DPUPR Lebak, Irvan Suyatupika kepada wartawan, Senin (24/6). (MYU/DZH)

  • Proyek Preservasi Jalan Nasional Terlalu Lambat

    Proyek Preservasi Jalan Nasional Terlalu Lambat

    BAKSEL, BANPOS – Proyek preservasi jalan nasional dari Muara Binuangeun hingga Cibareno di Lebak Selatan masih menimbulkan sejumlah masalah bagi pengguna jalan. Beberapa titik perbaikan jalan yang melibatkan betonisasi, seperti di Bukit Sodong dan Kalapa Hiji, hingga saat ini belum selesai. Bahkan, beberapa bagian yang sebelumnya dikerjakan kini terlihat dibongkar ulang. Hal ini terjadi pada hari Senin (30/10).

    Di beberapa lokasi ini, pengguna jalan harus berhati-hati saat melewati titik-titik tersebut. Setelah perbaikan betonisasi, terdapat perbedaan tinggi jalan yang cukup curam. Yang lebih memprihatinkan, sambungan antara jalan yang baru dengan yang lama hanya menggunakan batu belah.

    “Di titik ini, pekerjaan sudah lama tidak kunjung selesai. Perbedaan ketinggian antara jalan beton dan jalan aspal sangat signifikan, sehingga seringkali pengguna jalan mengalami kecelakaan di sana. Itu sangat berbahaya,” ungkap Rusli, seorang pengguna jalan pada hari Senin (30/10).

    Pendapat yang sama diungkapkan oleh warga dan pengguna jalan lainnya, yang meminta pihak terkait untuk melakukan pengawasan yang lebih intensif. Hal ini dimaksudkan agar proyek dapat diselesaikan dengan cepat, tetapi tetap mempertahankan kualitas. “Kami berharap pihak yang berwenang dapat terus memantau proyek ini. Kami ingin proyek selesai dengan cepat, tetapi kualitas harus diutamakan. Kami tidak ingin proyek berjalan lambat dan malah mengalami pembongkaran berulang,” ujar Irawan, warga setempat yang juga seorang pengguna jalan.

    Dalam pengamatan BANPOS, perbedaan ketinggian jalan yang hanya diisi dengan batu belah dianggap sangat berbahaya oleh seorang pengguna jalan. Alat berat kembali merusak jalan yang baru berumur dua bulan tersebut, dan beberapa pekerja terlihat sedang melakukan perbaikan. Informasi dari para pekerja menyebutkan bahwa ada beberapa bagian jalan yang mengalami kerusakan.

    “Kami sedang melakukan perbaikan karena ada sebagian jalan yang mengalami keretakan. Oleh karena itu, kami harus membongkar dan memperbaikinya kembali. Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) juga melakukan pengawasan. Sejak Kamis malam lalu, kami telah melakukan pengecoran ulang,” ujar Ujang, salah seorang tim pelaksana.

    Sementara itu, papan informasi di sekitar Bukit Sodong, Cihara, tak jauh dari lokasi tersebut, mengidentifikasi PT Insan Kharisma Abadi sebagai pelaksana pekerjaan jalan tersebut. Namun, pihak kontraktor tersebut sulit dihubungi.

    Hingga berita ini ditulis, pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah Banten pada Kementerian PUPR belum memberikan klarifikasi terkait permasalahan ini. (wdo/pbn)

    Caption : Tampak perbaikan di salah satu titik jalan nasional, yakni di kawasan Pondok Panjang, Cihara yang dituding lamban dan dikeluhkan para pengguna jalan.

  • Soal Jalan Nasional Rusak, Pemda Cuma Bisa Optimalkan Koordinasi

    Soal Jalan Nasional Rusak, Pemda Cuma Bisa Optimalkan Koordinasi

    PEMERINTAH daerah memang tak memiliki kewenangan atas ruas jalan nasional yang melintas di wilayahnya. Namun, mereka tetap melakukan pemantauan, termasuk membuka saluran pengaduan bila terdapat jalan nasional yang rusak di wilayahnya.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Serang, Yadi Priyadi Rochdian mengatakan, dalam upaya memberikan kenyamanan dan keamanan masyarakat khususnya para pengguna jalan, pihaknya selalu melakukan identifikasi terhada kerusakan jalan nasional yang ada di Kabupaten Serang.

    Pihaknya melaporkan dan mengidentifikasi kerusakan-kerusakan jalan nasional, khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Serang. Laporan tersebut biasanya bersumber dari aduan masyarakat dan keluhan dari pengguna jalan yang melintas di Kabupaten Serang.

    “Jadi kita mencatat dan mengidentifikasi ruas mana yang akan diusulkan kepada pemerintah. Karena masyarakat tahunya jalan tersebut milik Pemkab Serang, jadi kita tampung keluhan-keluhan masyarakat tersebut nantinya untuk kita sampaikan ke satker, untuk jalan nasional tersebut untuk dilakukan perbaikan.” katanya.

    Dirinya mengaku, usulan-usulan terkait jalan yang mengalami kerusakan dan perlu adanya perbaikan atau pemeliharaan, setiap tahun selalu diusulkan pihaknya kepada pihak terkait.

    “Tiap tahun kita juga memberikan usulan. Biasanya juga ada di FGD (Forum Group Discussion) Satker, untuk usulan-usulan dari daerah terkait jalan nasional dan lainnya,” ujarnya.

    Hal yang sama disampaikan Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kabupaten Pandeglang, Ade Juliansah, yang dihubungi BANPOS, kemarin. Dalam melakukan evaluasi dan mengidentifikasi jalan nasional yang rusak, pihaknya hanya sebatas menginformasikannya melalui koordinasi.

    “Untuk jalan nasional yang rusak, mungkin kita tidak bisa mengevaluasi atau mengidentifikasi. Karena kewenangan Kementerian PUPR atau Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN), kalaupun ada kerusakan kita hanya melaksanakan koordinasi saja titik ruas jalan atau jembatan nasional yang rusak. Baik melalui WA atau melalui surat permohonan perbaikan ruas jalan atau jembatan yang berada di kewenangan Kementerian PUPR,” Ade Juliansah, Kamis (20/7).

    Ade mengatakan, pihaknya juga sudah pernah melakukan koordinasi dengan BPJN terkait beberapa titik ruas jalan nasional maupun jembatan yang rusak.

    “Sudah, jalan dari titik perbatasan Wates sampai bundaran Cigadung, dari bundaran Cigadung sampai Cipacung dan dari Cipacung sampai Labuan,” terangnya.

    Saat ditanya apakah DPUPR Kabupaten Pandeglang menerima laporan atau aduan dari masyarakat terkait kondisi jalan nasional yang rusak di wilayah Kabupaten Pandeglang, pihaknya pernah mendapatkannya.

    “Ada berupa WA dan langsung diteruskan ke BPJN. Termasuk jalan dan jembatan yang di Saketi yang sudah diperbaiki dan ini sudah dilakukan perbaikan,” jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Kota Serang, Iwan Sunardi mengatakan bahwa jalan nasional yang masuk di wilayah Kota Serang, tidak mengalami kerusakan yang berat.

    Walaupun demikian, pihak tetap terus berkoordinasi dengan BPJN serta pihak provinsi jika ada aduan atau temuan jalan nasional ataupun provinsi yang mengalami kerusakan.

    “Kalau bicara rusak itu sebetulnya tidak rusak terlalu berat. Tapi kita juga banyak kordinasi juga dengan BPJN, berkaitan dengan jalan nasional. Kemudian jalan provinsi kita kordinasikan dengan pihak provinsi. Untuk jalan kota juga kait benahi karena merupakan kewenangan kita. mudah-mudahan tahun ini optimal bisa diselesaikan,” katanya, Kamis (20/7). (MG-02/DHE/LUK/ENK)

  • Belasan Tahun Jalan Penghubung Dua Kecamatan Tak Tersentuh Perbaikan

    Belasan Tahun Jalan Penghubung Dua Kecamatan Tak Tersentuh Perbaikan

    CIGEMBLONG, BANPOS – Keberadaan jalan poros penghubung tiga desa untuk dua kecamatan di Lebak Selatan (Baksel) sudah belasan tahun tidak tersentuh perbaikan.

    Disebutkan, jalan sepanjang 7 kilometer yang berfungsi menunjang perekonomian kawasan itu hingga kini sukar dilalui kendaraan karena dalam kondisi rusak parah.

    Padahal, perbaikan jalan itu sudah diusulkan oleh tiga pemerintah desa setempat.

    Jalan ini masuk ke Desa Sukasenang dan Ciapus di Kecamatan Cijaku dan Desa Peucangpari Kecamatan Cigemblong. Hingga saat ini warga pengguna jalan selalu mengeluh.

    Salah seorang pengguna jalan yang kerap melintas untuk berdagang keliling asal Desa Ciapus, Sohari, kepada BANPOS mengeluhkan kondisi jalan tersebut. Menurutnya, kesulitan melintas jika turun hujan, jalan tertutup tanah lumpur dan susah dilalui kendaraan.

    “Itu panjangnya sekitar 7 kilometer pak, jalan itu sudah jadi tanah semua ditambah lubang-lubang besar. Kalau hujan motor pun susah melintas, mau jualan pun terganggu. Cari jalan lain tak ada pilihan, jadi kadang kami selaku balik lagi,” ungkapnya, Minggu (16/7).

    Kepala Desa (Kades) Ciapus Kecamatan Cijaku, Asep Saepulloh, membenarkan bahwa pihaknya juga mengaku sangat prihatin dengan kondisi jalan tersebut, karena rusaknya sangat menghawatirkan.

    “Kami prihatin sekali, karena jika jalan ini terus dibiarkan rusak, sudah jelas perputaran ekonomi masyarakat akan tersendat. Padahal kami sudah berupaya memperbaiki jalan tersebut dengan dana seadanya, tapi itu hanya sementara,” ujarnya.

    Ditambahkan Asep bahwa pihaknya juga sudah mengusulkan dengan membuat proposal terkait jalan tersebut ke pemerintah daerah (Pemda) kabupaten, namun sampai saat ini belum juga dilakukan pembangunan.

    “Kami sudah usulkan, padahal waktu itu kami dari tiga desa dipinta mengusulkan jalan poros penghubung tiga desa di dua kecamatan ini melalui pihak kecamatan, namun sampai saat ini belum ada kabar ke arah perbaikan. Di sini kami minta ke pihak DPMD dan PUPR Lebak agar memperhatikan kondisi jalan di kami ini, karena kalau dihitung ini sudah lebih 16 tahun tanpa sentuhan perbaikan,” terangnya.

    Kata Kades lagi, jalan tersebut adalah akses pertanian juga dan hasil kebun tempat lintasan perekonomian masyarakat, khususnya di Desa Ciapus dan kampung Cipancur Nabeng desa Peucangpari kecamatan Cigemblong pasti harus lewat jalan itu,” paparnya. (WDO/DZH)

  • Satker PJN Targetkan Perbaikan Jalan By Pass Selesai 13 April

    Satker PJN Targetkan Perbaikan Jalan By Pass Selesai 13 April

    LEBAK, BANPOS – Akibat adanya perbaikan jalan di ruas jalan by pass Soekarno Hatta tepatnya di Jembatan Ciujung baru, Kabupaten Lebak, para pengguna jalan mengeluh karena terjadi kemacetan. Salah seorang pengendara, M Dani mengatakan, sudah beberapa hari sejak dilakukan perbaikan didekat jembatan Ciujung baru ruas jalan by pass Soekarno Hatta terjadi kemacetan cukup Panjang.

    “Sudah beberapa hari sebelum jembatan Ciujung baru terjadi kemacetan akibat ada perbaikan jalan,” kata M Dani kepada BANPOS, Senin (10/4).

    Dengan adanya kondisi tersebut, lanjut M Dani, ia terpaksa untuk mencari jalan alternatif untuk menghindari kemacetan. Meskipun jalan alternatif tersebut cukup jauh dengan melewati perkampungan.

    “Macetnya lumayan cukup panjang dan menghabiskan sekitar 15 menit untuk melewati kemacetan. Agar cepat sampai ke tempat tujuan, saya terpaksa mencari jalan alternatif dan say juga tidak tahu kapan selesainya perbaikan jalan tersebut,” ungkapnya.

    Sementara itu, PPK 1.3 Satker PJN 1 Banten, M Revi Febiansyah membenarkan diruas jalan tersebut sedang dilakukan perbaikan dan ditargetkan akan selesai pada tanggal 12 atau 13 April mendatang.

    “Iya itu perbaikan jalan rigid pavement sepanjang 150 meter, targetnya tanggal 12 atau 13 April itu sudah beres. Mohon maaf bagi pengguna jalan kalau terjadi kemacetan, karena perbaikan mau tidak mau butuh proses,” katanya.

    Dijelaskannya, sebelumnya jalan tersebut menggunakan hotmix dan karena kerusakannya cukup parah sampai ke pondasi, shingga harus dilakukan pembongkaran.

    “Karena kerusakannya sudah sampai pondasi dilokasi tersebut, sehingga memang harus dibongkar sampai bawah dan mengingat yang lewat disana setiap hari gajah-gajah (mobil besar,red) diputuskan Bersama menggunakan rigid,” terangnya.

    Menurutnya, diruas jalan by pass Soekarno Hatta tersebut juga banyak titik jalan yang kondisi rusak dan aspalnya mengelupas, untk perbaikan menggunakan rigid pavement membutuhkan anggaran yang cukup besar.

    “Mudah-mudahan bisa bertahap, karena semua balik soal anggaranyang tersedia dan saya tidak tahu kedepannya tersedia atau tidak,” ungkapnya. (DHE)

  • Kondisi Jalan Raya Serang-Jakarta Memprihatinkan

    Kondisi Jalan Raya Serang-Jakarta Memprihatinkan

    SERANG, BANPOS – Kondisi jalan rusak dan berlubang terlihat di Jalan Raya Serang-Jakarta, tepatnya di ruas jalan Pakupatan hingga Jembatan Selikur, Kabupaten Serang. Jalan yang memiliki jarak sekitar 16 Kilometer itu memang sering dilalui para pekerja, karyawan pabrik, pedagang, maupun pejalan kaki.

    Kondisi yang kerap dikeluhkan para pengguna jalan ini diakibatkan selain karena padatnya lalu lintas, faktor cuaca pun turut serta mempengaruhi kondisi badan jalan. Tak hanya pengguna jalan, masyarakat sekitar pun merasa geram karena banyaknya jalan yang rusak dan berlubang.

    Selain mengganggu aktivitas seperti kemacetan, jalan yang berlubang itu pun sering sekali memakan korban, seperti kecelakaan ataupun pecah ban.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, pada Senin (6/3), kondisi jalan tersebut cukup memprihatinkan. Ditemukan juga sebanyak hampir 25 titik jalan berlubang di ruas Jalan Raya Serang-Cikande dengan diameter rata-rata 30 sentimeter hingga satu meter setiap lubangnya, ditambah jalan tersebut juga tidak rata atau bergelombang.

    Sahrudin, seorang Pedagang di sekitar ruas jalan tersebut mengatakan bahwa jalan tersebut sangat menganggu aktivitas dan sering menyebabkan kecelakaan. Ia mengaku, dirinya pun hampir menjadi salah satu korban akibat rusaknya jalan tersebut.

    “Jujur saya kesal karena setiap pagi selalu kena macet, beberapa hari lalu juga saya hampir jatuh dari motor karena menghindari jalan yang berlubang,” ujarnya.

    Penjual air mineral itu juga turut menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk segera memperbaiki jalan berlubang tersebut.

    “Kita ini udah bayar pajak, tapi fasilitasnya malah rusak, harus berapa banyak korban agar pemerintah perbaiki jalan?,” ucapnya.

    Salah seorang pengendara roda dua yang sering melintas di area jalan tersebut, Anto, mengaku lelah dengan kondisi jalan yang berlubang tersebut. Menurutnya, akses jalan seperti itu sudah sejak lama, bahkan lubang yang mulanya berdiameter kecil, saat ini terus melebar dan cukup dalam sehingga sangat membayakan pengendara roda dua.

    “Capek setiap hari harus bolak-balik lewat jalan ini, dari dulu kondisinya selalu begini, berlubang dan dalem terus lebar. Sudah banyak juga orang yang kecelakaan gara-gara jalan berlubang ini,” ujarnya.

    Kusniah, seorang pengguna jalan yang rumahnya sangat dekat dengan jalan berlubang mengungkapkan sudah banyak kendaraan yang mengalami kecelakaan, terutama di malam hari. Dengan kondisi jalan yang kian hari makin parah, pihaknya sangat berharap kepada pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tersebut, agar masyarakat merasa aman dan nyaman ketika melintasi jalan.

    “Tolong kepada pemerintah, mau pemerintah pusat, daerah atau kabupaten, cepat perbaiki jalan yang ada di daerah Serang Timur ini. Sudah banyak kendaraan yang mengalami kecelakaan, apalagi waktu malam hari dengan kondisi hujan,” tandasnya. (MG01/MUF)

  • Jalan Raya Serang-Pandeglang Rusak Berlubang, Bahayakan Keselamatan Pengguna Jalan

    Jalan Raya Serang-Pandeglang Rusak Berlubang, Bahayakan Keselamatan Pengguna Jalan

    SERANG, BANPOS – Kondisi Jalan Raya Serang-Pandeglang saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan. Pasalnya, jalan utama tersebut rusak berlubang dan berbahaya ketika tergenang air.

    Berdasarkan pantauan BANPOS di lapangan, lebih dari 30 lubang di Jalan Raya Serang-Pandeglang berpotensi membahayakan pengguna jalan dan mengganggu aktivitas pengendara roda dua maupun roda empat.

    Terlebih saat ini masih musim penghujan, sehingga ketika turun hujan, lubang yang ada pada jalan raya tersebut tergenang air dan tidak terlihat oleh pengendara.

    Salah seorang pengendara roda dua, Udin (22), mengatakan bahwa kerusakan jalan itu membuatnya dia takut karena membuat risiko kecelakaan meningkat.

    “Lumayan ngeri ya, karena banyak lubang, ngebul, terus pengendara mobilnya juga pada ngebut. Jadi risiko buat kecelakan lumayan tinggi,” katanya, Senin (6/3).

    Udin pun mengakui bahwa dirinya pernah melihat kecelakaan di Jalan Raya Serang-Pandeglang, akibat adanya lubang yang menganga di tengah jalan itu.

    “Beberapa waktu lalu pernah ada kecelakaan di daerah dekat lampu merah Palima dan dekat lampu merah Kebon Jahe, itu pernah ada kecelakaan karena lubang (di jalan), nge-rem mendadak akhirnya dari belakang nubruk,” ucapnya.

    Pedagang jajanan pinggir jalan sekitaran Jalan Raya Serang-Pandeglang, Fuji (25), mengatakan bahwa jalan berlubang memang mengganggu aktifitas pengendara roda dua dan pengendara roda empat.

    “Jalan Rusak mengganggu aktifitas pengendara roda dua, roda empat, sama mengganggu segala macam aktifitas,” ujarnya.

    “Kadang lubang kaya gitu tuh tidak terlihat karena adanya genangan air, jadi membuat pengendara anjlok gitu,” tambahnya.

    Menurut salah seorang tukang parkir di kawasan Jalan Raya Serang-Pandeglang, Baharudin (35), adanya jalan berlubang ini membahayakan pengguna jalan dan harus cepat diperbaiki.

    “Iya bahaya, harusnya diperbaiki lah. Apa lagi abis hujan lebih bahaya, lubangnya ketutup air. Jadi kalau ada motor kenceng sering jatuh,” katanya.

    Ia pun berharap agar jalan cepat diperbaiki, supaya tidak terjadi kecelakaan akibat jalan yang rusak berlubang dan juga aman bagi pengendara baik roda dua ataupun roda empat. (MG-02/MUF)

  • Ratusan Warga Panggarangan Tuntut Perbaikan Jalan Cikumpay-Ciparay

    LEBAK, BANPOS – Ratusan massa dari empat desa di Kabupaten Lebak ramai-ramai melakukan aksi unjuk rasa. Mereka menuntut perbaikan jalan Cikumpay-Ciparay yang rusak parah. Ratusan masyarakat dari Desa Mekarjaya, Desa Jatake, Desa Pangarangan dan Desa Cisuren melakukan aksi unjuk rasa. Mereka menuntut Pemerintah Kabupaten Lebak melakukan perbaikan jalan Cikumpay-Ciparay.

    Koordinator aksi, Deris mengungkapkan bahwa kondisi jalan yang memiliki panjang 24,9 Kilometer itu kondisinya memprihatinkan. Menurutnya, tahun 2016 jalan tersebut pernah dilakukan pelebaran oleh salah satu perusahaan produksi semen di Kabupaten Lebak.

    “Pemda bekerjasama dengan CSR PT Cemindo Gemilang pada saat itu telah menurunkan alat berat untuk melakukan pelebaran jalan. Namun, hanya dilakukan pelebaran saja tanpa ada perbaikan,” katanya

    Setelah dilakukan pelebaran kata Deris, hingga saat ini tidak ada tindak lanjut dari pemerintah daerah. Bahkan kondisi jalan Cikumpay-Ciparay semakin parah dan sulit untuk dilalui kendaraan.

    “Jika Pemkab Lebak sudah tidak mampu membiayai pembangunan infrastruktur jalan Cikumpay-Ciparay, maka secepatnya Pemkab Lebak menerbitkan Surat Keputusan status alih jalan Kabupaten menjadi jalan Provinsi, agar selanjutnya Pemerintah Provinsi Banten yang merencanakan dan membangun ruas jalan tersebut,” tandasnya.

    Senada dikatakan Rohman warga sekitar, jika sejak dirinya kecil hingga dewasa belum pernah merasakan jalan tersebut layak dilalui (bagus) seperti jalan di daerah lain di Kabupaten Lebak.

    “Belum pernah bagus jalannya, malahan tambah rusak. Bahkan kalau hujan tiba tidak sedikit warga masyarakat yang melintas jalan ini jatuh saat mengendarai sepeda motor,” katanya.

    Ia meminta Bupati Lebak untuk memperhatikan kondisi jalan dengan memperbaiki jalan Cikumpay-Ciparay, agar masyarakat di daerahnya bisa hidup merdeka dengan pembangunan jalan layak dilalui oleh kendaraan.

    “Terus terang kami sudah lelah dengan kondisi jalan seperti ini yang rusak seperti ini,” jelasnya.(HER/PBN)

  • Jalan Rangkasbitung – Kolelet Diperbaiki Sebelum Lebaran

    Jalan Rangkasbitung – Kolelet Diperbaiki Sebelum Lebaran

    LEBAK, BANPOS – Sempat disidak Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya beberapa waktu lalu karena rusak parah, ruas jalan Rangkasbitung – Kolelet sepanjang dua kilometer yang menghubungan Kabupaten Serang akan segera diperbaiki.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak Irvan Suyatupika mengatakan, proses perbaikan ruas jalan Rangkasbitung – Kolelet yang mengalami kerusakan akan dilakukan mulai April 2022.

    “Ya, mulai April 2022, sebelum lebaran Idul Fitri salah satu akses menuju Kabupaten Serang itu akan layak dilalui kendaraan,” katanya

    Ruas jalan yang mengalami kerusakan parah akan diratakan dengan menggunakan batu. Rencana perbaikan sepanjang 2 kilometer. Titik awal perbaikan jalan yang kondisinya perlu penanganan khusus itu akan diprioritaskan.

    “Kami prioritaskan di ruas jalan Rangkasbitung- Kolelet, di sepanjang jalan Kampung Lebong, Pabuaran, Pasir Jengkol hingga Kolelet,” ujarnya

    Sebelum dilakukan pemeliharaan, Irvan menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan perbaikan terhadap drainase dan badan jalan yang ada di ruas jalan tersebut.

    “Sebelumnya, kawasan tersebut sudah diperbaiki saluran drainasenya. Untuk perbaikan badan jalannya, akan dikerjakan mulai bulan depan,” jelasnya.

    Selain perbaikan jalan di wilayah Kecamatan Rangkasbitung, menurut Irvan, Dinas PUPR Kabupaten Lebak juga akan melakukan perbaikan ruas jalan di Kecamatan lainnya. Salah satunya, pada ruas jalan di Kecamatan Cibadak.

    “Semoga pada pelaksanaannya tidak ada hambatan, sehingga pemudik tidak akan menemukan kemacetan pada saat perayaan Idul Fitri,” ungkapnya.

    Selain perbaikan jalan, Dinas PUPR Lebak kata Irvan menegaskan, Dinas PUPR Kabupaten Lebak juga akan membangun sebanyak tujuh embung untuk mengatasi kekeringan saat bulan kemarau.

    Helmy warga Kampung Lebong, Desa Pabuaran berharap, tidak hanya perbaikan jalan dan drainase saja yang dilakukan Dinas PUPR Lebak, tetapi dinas terkait juga harus turut serta melakukan pengawasan soal aktivitas dan muatan kendaraan.

    Menurutnya, pengawasan yang melekat pada muatan kendaraan perlu dilakukan oleh dinas terkait seperti Dishub agar kekuatan jalan milik Kabupaten bisa dimanfaatkan lama oleh masyarakat pengguna jalan.

    “Kami mengapresiasi Dinas PUPR yang akan memperbaiki ruas jalan Rangkasbitung – Kolelet sebelum lebaran Idul Fitri. Tapi kami juga berharap tidak hanya Dinas PUPR yang direpotkan selaku penyedia jalan. Dishub dan Polisi juga harus benar-benar terlibat mengawasi muatan kendaraan, jika ada kendaraan yang muatannya over kapasitas ditindak secara tegas,” harapnya.(CR-01/PBN)

  • Warga Sanding Desak Kades Perbaiki Jalan Utama

    Warga Sanding Desak Kades Perbaiki Jalan Utama

    SERANG, BANPOS- Warga Desa Sanding, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, kembali mengeluhkan akses jalan utama desa yang hingga saat ini tidak dapat dilalui. Bahkan, sudah hampir sebulan sejak janji Kepala Desa (Kades) untuk dapat memperbaiki akses jalan, hingga kini belum juga terlaksana.

    Salah seorang warga terdampak, Encep, mengaku bahwa dirinya selama ini harus mengambil jalan memutar yang memakan waktu hampir setengah jam untuk menuju kantor Kecamatan. Padahal sebelumnya hanya membutuhkan waktu cukup 10 menit saja untuk sampai ke pusat Kecamatan.

    “Sudah ada seminggu informasinya gorong-gorong di jalan utama itu mau diperbaiki, beberapa barangnya pun sudah diturunkan khususnya untuk gorong-gorong yang hampir amblas,” ujarnya, Kamis (24/3).

    Ia mengungkapkan, meski sudah diturunkan beberapa item barang yang akan digunakan untuk memperbaiki gorong-gorong, namun hingga hari itu belum juga dilaksanakan. Padahal, warga sekitar yang terdampak sudah menginisiasi akan melakukan gotong royong guna memperbaiki jalan agar dapat dilalui.

    “Kami ingin jalan ini segera diperbaiki, dan bersama warga lainnya sudah diskusi dengan RT 14, mereka mengatakan kalau masalah untuk pemasangan, apabila item barang yang dibutuhkan sudah ada, ayo gotong royong,” tuturnya.

    Encep menjelaskan, pihaknya memaklumi dengan Kades yang masih baru menjabat kali ini. Namun, mewakili warga, mereka pun menginginkan agar akses jalan utama penghubung beberapa kampung di Desa Sanding ini segera diperbaiki dan dapat dilalui oleh kendaraan baik roda 2 maupun roda 4.

    “Kalau pak Kades yang baru, kami memaklumi karena baru beberapa bulan menjabat. Tapi kan ada Badan Permusyawaratan Desa (BPD), kenapa tidak disampaikan kepada pihak berwenang,” ucapnya.

    Ia juga mengakui beberapa waktu lalu wilayah Kabupaten Serang tengah diguyur hujan secara terus menerus setiap hari. Sehingga hal itu juga menjadi salah satu penghambat belum terlaksananya perbaikan jalan dan gorong-gorong.

    “Item barang untuk perbaikan jalan katanya sudah ada, tapi tidak diturunkan semua, khawatir hanyut. Tapi sekarang kondisi jalan itu sudah banyak paku yang sebelumnya bekas dipasangi kayu-kayu oleh warga, dan itu sangat membahayakan kendaraan warga,” jelasnya.

    Diakhir ia pun mendesak pihak BPD agar bersama-sama mengusulkan kepada pihak terkait, mendampingi pihak desa perihal perbaikan jalan kepada instansi terkait dalam hal ini DPUPR maupun DPKPTB. Sebab, akses jalan itu harus segera diperbaiki dalam waktu dekat, agar warga tidak perlu lagi memutar untuk menghindari paku-paku di jalan utama Desa Sanding tersebut.

    “Jalan ini kan menghubungkan beberapa kampung, akses utama Kampung Cipeusing, Nanggewer, dan Lebong. Sekarang nggak bisa lagi memaksakan, selain khawatir amblas gorong-gorongnya, kami juga khawatir paku-paku itu membahayakan,” tandasnya.

    Sementara itu, Kades Sanding, Rosid dan Sekretaris Desa Sanding, Daud, saat dikonfirmasi tidak memberikan jawaban. Saat dihubungi melalui sambungan telepon pada media perpesanan Whatsapp, keduanya tidak memberikan respon.

    Sebelumnya diberitakan bahwa kerusakan gorong-gorong di jalan utama Desa Sanding, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, membuat masyarakat setempat harus mengambil jalan memutar untuk sampai ke lokasi tertentu yang mengharuskan melalui jalur tersebut. Kerusakan ini berdampak pada tiga kampung sekaligus, yakni Kampung Cikeusik, Nanggewer, dan Lebong. Sejumlah warga terpaksa menanami pohon pisang di akses jalan tepatnya di gorong-gorong, hal itu dilakukan, agar tidak ada lagi kendaraan roda empat yang melalui akses tersebut.

    Warga Kampung Nanggewer, EN, menyebut bahwa gorong-gorong tersebut mulanya masih bisa dilalui. Namun, dalam dua bulan terakhir kerusakannya semakin parah hingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan, terutama roda empat.

    “Dua bulan lebih sih gorong-gorong itu hancur, kalau masalah jalan dari Sanding sampai Kampung Cikeusik-Nanggewer-Lebong belum pernah merasakan jalan nikmat (pembangunan jalan) begitulah,” ujarnya.

    Ia mengaku kesal dengan lambannya penanganan rusaknya akses jalan desa tersebut, bahkan sebelum gorong-gorong rusak sekalipun. Menurutnya, sejumlah ibu hamil pun mengeluhkan jalan yang hanya dilakukan pengerasan itu, sehingga pihaknya berharap dibantu oleh Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, agar lekas diperbaiki.

    “Sebelumnya jalur tersebut masih bisa dilalui kendaraan roda empat karena ditambal bebatuan. Karena bolongnya besar, jadi kendaraan roda empat itu udah ga bisa,” tuturnya. (MUF/AZM)